BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Utang perusahaan sangatlah penting untuk diketahui jumlahnya
karena menyangkut kewajiban - kewajiban Yang harus dipenuhi oleh
perusahaan di masa yang akan datang. Oleh karena itu perlu mengetahui bagaimana
karakteristik dari masing – masing utang perusahaan tersebut.
1.2
Rumusan Masalah
Makalah
ini disusun agar kita dapat mengetahui :
Ø Ada berapa jenis utang perusahaan yang
ada ?
Ø Apa saja yang termasuk utang jangka
pendek ?
Ø Apa saja karakteristik dari utang
jangka pendek itu sendiri ?
1.3
Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penyusun makalah “UTANG JANGKA PENDEK” ini
adalah untuk memberikan tambahan sumber agar para mahasiswa benar – benar paham
mengerti materi utang jangka pendek baik itu jenis, karakteristik dan lain –
lain dari utang jangka pendek itu sendiri.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Utang dalam akuntansi dapat didefinisikan sebagai “Pengorbanan manfaat ekonomi di masa yang akan datang yang mungkin terjadi
akibat kewajiban suatu badan usaha pada masa kini untuk mentransfer aktiva atau
menyediakan jasa pada badan usaha lain di masa yang akan datang sebagai akibat
transaksi atau kejadian di masa lalu”.(FASB, Conccepts no 3 Op,cit hal 3090).
Utang – utang yang merupakan kewajiban suatu perusahaan
dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu:
utang jangka pendek
utang jangka panjang
Pengelompokkan utang didasarkan pada jangka waktu pembayaran
utang. Namun siklus usaha perusahaan berbeda-beda, batasan yang digunakan
kurang memenuhi oleh karena itu batasan yang digunakan berubah menjadi:
“Suatu kewajiban akan dikelompokkan sebagai utang jangka
pendek apabila pelunasannya akan dilakukan dengan menggunakan sumber-sumber
aktiva lancar atau dengan menimbulkan utang jangka pendek yang baru”.
Jadi utang jangka pendek adalah kewajiban yang harus
dilunasi dengan menggunakan sumber – sumber aktiva lancar dalam waktu
satu tahun sebagai akibat dari peristiwa masa lalu.
2.2 Macam – macam Utang Jangka Pendek
Utang jangka pendekdapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
a. Utang jangka pendek yang
sudah pasti.
Utang jangka pendek dikatakan sudah pasti bila memenuhi dua
syarat:
1. Kewajiban untuk membayar sudah pasti, artinya sudah terjadi
transaksi yang menimbulkan kewajiban membayar.
2. Jumlah yang harus dibayar sudah pasti.
Jenis – jenis utang yang termasuk dalam utang jangka pendek
yang sudah pasti:
Utang Dagang dan Utang
Wesel.
Utang dagang yaitu utang yang timbul dari pembelian barang –
barang dagangan atau jasa. Utang wesel yaitu utang – utang yang memakai bukti –
bukti tertulis berupa kesanggupan untuk membayar pada tanggal tertentu.
Dalam menentukan jumlah utang jangka pendek perlu
diperhitungkan utang atas barang – barang yang dibeli yang masih dalam perjalanan.
Pencatatan utang atas pembelian barang yang masih dalam perjalanan harus
mempertimbangkan syarat pengirimannya.
Contoh:
1) Pada
tanggal 21 Juni 2006 PD Nusa Lestari membeli barang dagangan pada PD Rinjani
seharga Rp. 8.200.000,00 faktur no 411. Transaksi ini akan dicatat dengan
jurnal sebagai berikut:
2006
Juni 21
|
Pembelian
|
Rp.
8.200.000,00
|
|||
Utang dagang
|
Rp.
8.200.000,00
|
||||
2) Pada
tanggal 1 Juli 2006, Ny Anita memberikan wesel sebesar Rp. 1.000.000,00 kepada
PT Sekawan. Jangka waktu wesel 2 bulan, tidak berbunga. Wesel ini oleh Ny Anita
dimaksudkan untuk memperpanjang utangnya pada PT Sekawan. Jurnal yang dibuat:
2006
|
Juli
|
1
|
Utang
dagang
|
Rp.
1.000.000,00
|
|
Utang wesel
|
Rp.
1.000.000,00
|
Utang Jangka panjang yang
jatuh tempo dalam periode itu.
Seluruh atau sebagian dari utang
obligasi dan utang-utang jangka panjang lainnya yang akan dilunasi dengan
menggunakan sumber – sumber aktiva lancar kurang dari satu tahun dilaporkan
sebagai utang jangka pendek.
Utang jangka panjang yang jatuh tempo
dalam periode tersebut tetap diakui sebagai utang jangka panjang apabila akan
dilunasi dengan dana pelunasan atau dari uang penjualan obligasi baru atau akan ditukar dengan saham.
Contoh:
Obligasi
yang jatuh tempo pada tanggal 1 November 2010 sebesar Rp. 2.000.000,00 tidak
dilakukan pelunasan.
Maka pada saat jatuh tempo rekening utang obligasi ditutup
dan dipindahkan pada rekening obligasi yang sudah jatuh tempo dan dilaporkan
pada kelompok utang lancar. Maka utang yang dibuat adalah:
2010
Nov 1
|
Utang obligasi
|
Rp. 2.000.000,00
|
|||
Obligasi yang sudah jatuh tempo
|
Rp. 2.000.000,00
|
||||
Utang Dividen
Dividen adalah pembagian kepada pemegang saham PT yang
sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya. Utang dividen
yang termasuk dalam utang jangka pendek adalah:
1. Dividen yang dibagikan dalam bentuk kas atau aktiva (jika belum
dibayar) yang segera akan dilunasi
2. Utang dividen skrip yang segera akan dilunasi
Dividen untuk saham prioritas, walaupun
jumlahnya sudah pasti, tetapi sebelum tanggal pengumuman belum merupakan utang.
Dividen yang dibagi dalam bentuk saham merupakan elemen modal
Contoh:
PT Nusa Lestari pada tanggal 22
Desember 2007 mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp. 1.000,00 untuk setiap
lembar saham biasa dan akan dibayar tanggal 26 Januari 2008. Saham biasa yang
beredar sebanyak 2500 lembar.
Tanggal pengumuman (22 Des 2007)
Besar laba tidak dibagi 2500 lembar @ Rp. 1.000,00 = Rp.
2.500.000,00
Jurnal:
2007 Des 22
|
Laba tidak dibagi
|
Rp. 2.500.000,00
|
||
Utang Deviden
|
Rp. 2.500.000,00
|
|||
Uang muka dan jaminan
yang dapat diminta kembali
Uang muka yang merupakan utang jangka pendek adalah
pembayaran dimuka atas penjualan barang sebelum barang-barang tersebut
diserahkan pada pembeli. Jaminan yang diminta dari langganan merupakan utang
jangka pendek jika jaminan itu dapat ditarik kembali sewaktu – waktu. Tetapi
jika jaminan disimpan dalam jangka waktu lama maka termasuk utang jangka
panjang.
Contoh:
Pada tanggal 26 Desember 2006 PT Nusa Lestari menerima uang
sebesar Rp. 2.250.000,00 dari seorang langganan untuk uang muka pesanan yang
akan dikirimkan tahun berikutnya.
Maka jurnal yang dibuat adalah:
2006
Des 26
|
Kas
|
Rp.
2.250.000,00
|
|||
Uang muka penjualan
|
Rp.
2.250.000,00
|
||||
Dana yang dikumpulkan
untuk pihak ketiga
Terkadang perusahaan menjadi pihak yang
mengumpulkan uang dari langganan/pegawai yang nantinya diserahkan kepada pihak
lain. Pengumpulan dana ini dapat dilakukan dengan cara pemotongan upah pegawai
atau membebani pembeli dengan jumlah tertentu.
Contoh:
1. Setiap
membayar gaji pegawai dipotong 158% untuk pajak penghasilan pegawai yang
nantinya disetor ke kas Negara. Apabila gaji pegawai bulan November 2006
sebesar Rp. 1.500.000,00 maka PPh akan dihitung sebagai berikut:
PPh 15% x Rp. 1.500.000,00 = Rp. 225.000,00
Jurnal:
Gaji
dan Upah
|
Rp.
1.500.000,00
|
|
Utang PPh
|
Rp.
225.000,00
|
|
Kas
|
Rp.
1.275.000,00
|
Pada saat menyetorkan utang PPh tersebut ke kas negara,
dibuat jurnal sebagai berikut:
Utang
PPh
|
Rp.
225.000,00
|
|
Kas
|
Rp.
225.000,00
|
2. Penjualan
PT Nusa Lestari bulan Agustus 2006 sebesar Rp. 33.000.000,00 termasuk PPN 10%.
Perhitungan:
PPN : 10/110 x Rp. 33.000.000,00 = Rp. 3.000.000,00
Jurnal:
Kas
|
Rp.
33.000.000,00
|
|
Penjualan
|
Rp.
30.000.000,00
|
|
Utang PPN
|
Rp.
3.000.000,00
|
Pada saat menyetorkan utang PPN tersebut ke kas negara,
dibuat jurnal sebagai berikut:
Utang
PPN
|
Rp.
3.000.000,00
|
|
Kas
|
Rp.
3.000.000,00
|
Utang Biaya ( Biaya
yang masih harus dibayar )
Merupakan utang yang timbul dari pengakuan akuntansi
terhadap biaya-biaya yang sudah terjadi tetapi belum dibayar, seperti utang
yang timbul dari gaji dan upah, bonus, dan biaya sewa.
Utang Bonus
Bonus yang diberikan kepada karyawan
dapat dihitung berdasarkan:
1. Penjualan atau laba, dapat dengan
cara:
a. bonus dihitung dari laba sebelum dikurangi
bonus dan PPh
b. bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi
PPh sebelum dikurangi bonus
c. bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi
bonus dan PPh.
2. Perjanjian,
misalnya kelebihan penjualan di atas jumlah
tertentu.
Contoh:
PT Nusa Lestari memberikan bonus untuk manager pemasaran
sebesar 5% dari laba. Tahun 2006 perusahaan memperoleh laba sebesar Rp.
2.000.000,00 dan PPh 15%.
Misal: Bonus = B
Pajak = P
Bonus dihitung dari laba sebelum dikurangi bonus dan PPh.
B
|
=
|
5%x
Rp. 2.000.000,00
|
B
|
=
|
Rp.
100.000,00
|
PPh
|
=
|
15%
x (Rp. 2.000.000,00 – Rp. 100.000,00)
|
PPh
|
=
|
Rp.
285.000,00
|
Bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi PPh sebelum dikurangi bonus.
B
|
=
|
0,05
(Rp. 2.000.000,00 – P)
|
P
|
=
|
0,15
(Rp. 2.000.000,00 – B)
|
Perhitung:
B
|
=
|
0,05
(Rp. 2.000.000,00 – 0,15 (Rp. 2.000.000,00 – B )
|
B
|
=
|
0,05
(Rp. 2.000.000,00 – Rp. 300.000,00 + 0,15B)
|
B
|
=
|
Rp.
100.000,00 – Rp. 15.000,00 + 0,0075B
|
B
– 0,0075B
|
=
|
Rp.
85.000,00
|
0,9925B
|
=
|
Rp.
85.000,00
|
B
|
=
|
Rp.
85.642,32
|
P
|
=
|
0,15
(Rp. 2.000.000,00 – Rp. 85.642,32)
|
P
|
=
|
0,15
x Rp. 1.914.357,68
|
P
|
=
|
Rp.
287.153,65
|
Bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi bonus dan PPh
B
|
=
|
0,05
(Rp. 2.000.000,00 – B – P)
|
P
|
=
|
0,15
(Rp. 2.000.000,00 – B)
|
Perhitungan:
B
|
=`
|
0,05(Rp.
2.000.000,00 – B – 0,15(Rp. 2.000.000,00 – B)
|
||
B
|
=
|
0,05
(Rp. 2.000.000,00 – B – Rp. 300.000,00 + 0,15B
|
||
B
|
=
|
Rp.
100.000,00 – 0,05B – Rp. 15.000 + 0,0075B
|
||
B+0,05B–0,0075B
|
=
|
Rp.
85.000,00
|
||
1,0425B
|
=
|
Rp.
85.000,00
|
||
B
|
=
|
Rp.
81.534,77
|
||
P
|
=
|
0,15
(Rp. 2.000.000,00 – Rp. 81.534,77)
|
P
|
=
|
0,15
x Rp. 1.918.465,23
|
P
|
=
|
Rp.
287.769,78
|
Jurnal yang dibuat bila digunakan perhitungan Bonus dihitung
dari laba sebelum dikurangi bonus dan PPh.
Bonus
pegawai
|
Rp.
100.000,00
|
|
Utang Bonus
|
Rp.
100.000,00
|
Utang Gaji dan Upah
Perhitungan jumlah yang masih akan dibayar untuk gaji dan
upah, bunga, sewa, dan lainnya berdasarkan waktu terjadinya biaya
tersebut.
Contoh:
Gaji pegawai dibayar setiap tanggal 2 bulan berikutnya. Gaji
dan upah pegawai bulan Desember 2006 sebesar Rp. 1.500.000,00. Maka pada
tanggal 31 Desember dilakukan penyesuaian sebagai berikut:
2006
Des 31
|
Gaji
dan Upah
|
Rp.
1.500.000,00
|
||
Utang gaji dan upah
|
Rp.
1.500.000,00
|
|||
Pendapatan yang
diterima di muka.
Merupakan jumlah yang diterima dari pembeli untuk barang dan
jasa yang akan diserahkan dalam periode yang akan datang.
Contoh:
Pada tanggal 5 Maret 2006 salon Beauty menerima pembayaran
sebesar Rp. 500.000,00 untuk pekerjaan yang akan dikerjakan tanggal 12 Maret
2006.
Jurnal yang dibuat:
2006
Maret 5
|
Kas
|
Rp.
500.000,00
|
||
Pendapatan
diterima di muka
|
Rp.
500.000,00
|
|||
Penerimaan ini merupakan pendapatan diterima di muka hingga
pekerjaan atas pembayaran dikerjakan.
a. Taksiran Utang
Biasanya jumlah kewajiban dari utang sudah dapat ditentukan
dari kontrak atau dari perhitungan dengan dasar tarif tertentu. Terkadang
jumlah kewajiban belum jelas tetapi sudah jelas harus dibayar, maka pada
tanggal neraca dilakukan perhitungan jumlah kewajiban dengan cara taksiran. Taksiran
utang dapat dikelompokkan sebagai utang jangka pendek atau utang jangka
panjang, tergantung saat pelunasannya.
Jenis taksiran utang jangka pendek yang nampak dalam neraca
adalah :
Taksiran utang pajak
penghasilan
Pada akhir periode, perlu dilakukan taksiran pajak
penghasilan dari laba yang diperoleh. Pajak penghasilan akan menjadi beban
tahun yang bersangkutan. Besar pajak ditaksir dengan cara mengalikan tarif
pajak yang berlaku dengan jumlah laba.
Contoh :
Pada akhir bulan Desember 2006, taksiran pajak penghasilan
sebesar Rp. 3.200.000,00.
Jurnal yang dibuat:
2006
|
Des
|
31
|
PPh
|
Rp. 3.200.000,00
|
|||
Utang PPh
|
Rp.
3.200.000,00
|
||||||
Taksiran utang Hadiah yang
beredar.
Hadiah atas pembelian barang tertentu
merupakan biaya untuk periode di mana penjualan barang tersebut terjadi.
Bila hadiah tersebut habis
waktunya pada akhir periode, maka tidak perlu membuat jurnal penyesuaian
Bila jangka waktu
pengambilan hadiah melampaui suatu periode akuntansi, maka pada akhir
tahun dibuat jurnal penyesuaian:
Biaya
Hadiah Penjualan
|
Rp. xxx
|
|
Utang Hadiah yang Beredar
|
Rp. xxx
|
Jumlah utang hadiah yang beredar
dihitung dengan cara taksiran dari jumlah penjualan
Taksiran utang garansi
Jika barang terjual disertai garansi
untuk perbaikan, maka pada akhir periode dihitung taksiran jumlah biaya yang
akan terjadi dan dicatat.
Contoh:
PT Nusa Lestari adalah perusahaan yang
menghasilkan mesin cuci. Garansi untuk setiap mesin cuci sebesar Rp. 40.000,00.
Harga jual setiap set mesin cuci sebesar Rp. 1.200.000,00. Penjualan selama
tahun 2006 adalah sebanyak 1000 set mesin cuci. Selama tahun 2007 biaya
perbaikan sesungguhnya untuk mesin cuci yang masih dalam masa garansi sebesar
Rp. 16.500.000,00 terdiri dari suku cadang Rp. 15.000.000,00 dan tenaga kerja
Rp. 1.500.000,00.
Jurnal yang dibuat adalah sebagai
berikut:
Januari – Desember
2006
Penjualan 1000 set @ Rp. 1.200.000,00
Jurnal:
Piutang
|
Rp. 1.200.000.000,00
|
||||
Penjualan
|
Rp. 1.200.000.000,00
|
||||
31 Desember 2006
Taksiran biaya garansi 1000 x Rp.
40.000,00 = Rp. 40.000.000,00
Jurnal;
Biaya Garansi
|
Rp. 40.000.000,00
|
|||
Taksiran utang garansi
|
Rp. 40.000.000,00
|
|||
Selama tahun 2007
Biaya perbaikan sesungguhnya sebesar
Rp. 16.500.000,00 terdiri dari suku cadang Rp. 15.000.000,00 dan tenaga kerja
Rp. 1.500.000,00.
Jurnal:
Taksiran utang garansi
|
Rp. 16.500.000,00
|
|||
Kas
|
Rp. 1.500.000,00
|
|||
Suku cadang
|
Rp. 15.000.000,00
|
|||
Taksiran utang Pensiun
Biaya pensiun yang dibayarkan selama masa hidup karyawan
akan dibebankan sebagai biaya ke periode di mana karyawan tersebut bekerja.
Jumlah pensiun yang dibayarkan ditaksir berdasarkan jumlah karyawan, umur,
dan jangka waktu pembayaran pensiun kemudian dibagi dengan taksiran jangka
waktu bekerja karyawan tersebut. Setiap periode jumlah taksiran tersebut
dicatat:
Biaya Gaji dan Upah
|
xxx
|
||
Utang
Pensiun
|
xxx
|
||
atau
Biaya Produksi Tidak Langsung
|
xxx
|
||
Utang
Pensiun
|
xxx
|
||
Pada saat pembayaran pensiun, dicatat sebagai berikut:
Utang Pensiun
|
xxx
|
||
Kas
|
xxx
|
||
Utang – utang bersyarat
Merupakan utang-utang yang sampai pada tanggal neraca masih
belum pasti apakah akan menjadi kewajiban atau tidak
Jika kewajiban membayar utang pasti timbul (walau jumlah belum pasti), maka
utang ini termasuk taksiran utang
Jika kewajiban membayar utang belum pasti (jumlah sudah pasti atau belum
pasti), maka utang ini termasuk utang-utang bersyarat
Perbedaan antara taksiran utang dan utang-utang bersyarat
adalah kepastian timbulnya kewajiban membayar
Yang termasuk utang-utang bersyarat adalah
1. Piutang wesel
didiskontokan dan piutang dijaminkan
2.
Endorsemen bersyarat atas wesel-wesel
3.
Sengketa hukum
4. Tambahan pajak yang
belum jelas kepastiannya
5.
Jaminan terhadap utang anak perusahaan
6. Garansi terhadap
penurunan harga barang-barang yang dijual
Utang bersyarat dalam neraca bisa
ditunjukkan dengan catatan kaki atau dilaporkan dalam judul tersendiri, tetapi
tidak ikut dijumlahkan dengan utang – utang yang lain.
BAB III
KESIMPULAN
Utang lancar atau utang jangka pendek
adalah utang- utang yang pelunasannya akan memerlukan penggunaan sumber –
sumber yang digolongkan dalam aktiva lancar atau dengan menimbulkan suatu utang
baru. Yang termasuk kelompok utang lancar adalah :
Utang dagang
Utang wesel
Taksiran utang pajak
Utang biaya
Utang – utang lain yang akan dibayar
dalam waktu 12 bulan
Dalam kelompok ini hanya dimasukkan
utang – utang, yang pelunasannya akan digunakan sumber – sumber dari aktiva
lancar.
No comments:
Post a Comment