SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU MASYARAKAT
Standar kompetensi : Memahami keteraturan hidup
sesuai dengan nilai dan norma
yang berlaku
dalam masyarakat.
Kompetensi dasar :
Menjelaskan fungsi sosiologi sebagai ilmu yang mengkaji
hubungan
masyarakat dan lingkungan.
Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini
diharapkan siswa dapat :
-
Mendeskripsikan
sejarah perkembangan sosiologi
-
Mendeskripsikan
sifat dan hakekat sosiologi
-
Menjelaskan
kegunaan sosiologi
-
Mejelaskan
berbagai metode – metode sosiologi
-
Mejelaskan konsep
– konsep sosiologi
A.
Sejarah perkembangan sosiologi
Sosiologi
lahir di Eropa pada awal abad ke-19 sebagai dampak revolusi industri di
Inggris, dikenalkan pertama kali oleh Auguste Comte, ilmuwan Perancis (
1978-1875) yang kemudian dikenal sebagai bapak sosiologi. Ia memperkenalkan
suatu pendekatan khusus untuk mempelajari masyarakat. Rintisan Auguste Comte
ini memperoleh sambutan dari kalangan ilmuwan lain berikut ini.
- Herbert Spencer, memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang memahami masyarakat seperti tubuh
manusia.
- Karl Marx, memperkenalkan pendekatan materialisme dialeksis, yaitu menganggap konflik antarkelas sosial
menjadi intisari perubahan dan perkembangan masyarakat.
- Emile Durkheim, memperkenalkan pendekatan fungsionalisme, yang berusaha menelusuri fungsi berbagai
elemen sosial.
- Max Weber, memperkenalkan pendekatan verstehen (pemahaman), yang berupaya menelusuri nilai,
kepercayaan, tujuan, dan sikap yang menjadi tuntunan perilaku masyarakat.
Sosiologi
modern lahir di Amerika Serikat dan Kanada pada abad ke-20, berkaitan dengan
terjadinya gejolak sosial di kedua negara tersebut. Hal tersebut dipicu oleh
adanya gelombang besar kaum imigran yang berdatangan ke Amerika Utara yang
memunculkan pertumbuhan kota industri lengkap dengan dampak sosialnya.
B.
Pengertian Sosiologi dan Antropologi
Pengertian sosiologi. Istilah sosiologi pertama kali dikemukakan oleh ahli
filsafat, moralis dan sekaligus sosiolog berkebangsaan Perancis, Auguste Comte melalui sebuah karyanya
yang berjudul Cours de Philosophie Positive.
Menurut Comte, sosiologi berasal dari kata latin socius yang artinya teman
atau sesama dan logos dari kata Yunani yang artinya cerita. Jadi pada awalnya,
sosiologi berarti bercerita tentang teman atau kawan (masyarakat).
a.
Auguste Comte
Suatu pandangan menarik dari
Comte adalah bahwa sosiologi menurutnya merupakan ratu ilmu-ilmu sosial. Dalam
bayangannya mengenai hierarki ilmu, sosiologi menempati kedudukan teratas di atas
astronomi, fisika, dan biologi. Menurut Comte, sosiologi adalah studi tentang
Statika Sosial (Social Statics) dan
dinamika sosial (Social Dynamics).
b.
Emile Durkheim
Menurut Emile Durkheim
sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari fakta sosial. Fakta sosial adalah
cara bertindak, berpikir, dan mampu melakukan pemaksaan dari luar terhadap
individu. Adapun ciri fakta sosial adalah:
1)
Bersifat eksternal
terhadap individu, artinya fakta sosial berada di luar individu.
2)
Bersifat memaksa
individu.
3)
Bersifat umum
atau tersebar secara meluas dalam satu masyarakat
c.
Pitirim Sorokin
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari :
·
Hubungan dan
pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala
ekonomi, gejala agama, gejala keluarga, dan gejala moral).
·
Hubungan dan
pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala nonsosial (gejala
geografis, biologis)
·
Ciri-ciri
umum semua jenis gejala –gejala sosial lain.
d.
Roucek dan Warren
Sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.
e.
William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf
Sosiologi adalah penelitian
secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.
f.
J.A.A. Von Dorn dan C.J. Lammers
Sosiologi adalah ilmu
pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat
stabil.
g.
Max Weber
Sosiologi adalah ilmu yang berupaya
memahami tindakan-tindakan sosial.
h.
Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu
kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial
termasuk perubahan sosial.
i.
Paul B. Horton
Sosiologi adalah ilmu yang
memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok
tersebut.
j.
Soerjono Soekanto
Sosiologi adalah ilmu yang
memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha
untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
k.
William Kornblum
Sosiologi adalah suatu upaya
ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dan menjadikan
masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi.
l.
Allan Johnson
Sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari kehidupan dan perilaku terutama dalam kaitannya dengan suatu sistem
sosial dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi orang dan bagaimana pada
orang yang terlibat di dalamnya mempengaruhi sistem itu.
C.
Sifat Hakikat Sosiologi
Dalam
Sosiologi Suatu Pengantar Edisi Kedua, Soerjono Soekanto, 1986 diutarakan bahwa
apabila sosiologi ditelaah dari sudut sifat hakikatnya, maka akan dijumpai beberapa
petunjuk yang dapat membantu menetapkan ilmu pengetahuan macam apa sosiologi
itu. Sifat-sifat hakikatnya adalah sebagai berikut :
a.
Sosiologi
termasuk rumpun ilmu sosial bukan ilmu pengetahuan alam ataupun ilmu
kerohanian.
b.
Sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan yang kategoris, artinya sosiologi membatasi diri
dengan apa yang terjadi dan bukan pada apa yang seharusnya terjadi.
c.
Sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan murni (pure
science), bukan ilmu pengetahuan terapan (applied science).
d.
Sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak, artinya yang diperhatikan adalah pola
dan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.
e.
Sosiologi
bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum.
Sosiologi meneliti dan mencari apa yang menjadi prinsip atau hukum-hukum umum
dari interaksi antarmanusia dan perihal sifat, hakikat, isi dan struktur
masyarakat.
f.
Sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan yang rasional, terkait dengan metode yang
digunakannya.
g.
Sosiologi
termasuk ilmu pengetahuan umum, bukan ilmu pengetahuan yang khusus. Artinya
sosiologi mengamati dan mempelajari gejala-gejala umum yang ada pada setiap
interaksi dalam masyarakat secara empiris.
Sebagai
ilmu sosial yang objeknya masyarakat, sosiologi mempunyai ciri-ciri utama
sebagai berikut (dalam Sosiologi Suatu Pengantar, Soerjono Soekanto, 1990):
- Sosiologi bersifat empiris karena didasarkan pada
pengamatan (observasi) terhadap kenyataan-kenyataan sosial dan hasilnya
tidak bersifat spekulatif.
- Sosiologi bersifat teoritis, artinya sosiologi
selalu berusaha untuk menyusun kesimpulan dari hasil-hasil observasi untuk
menghasilkan teori keilmuan.
- Sosiologi bersifat kumulatif, artinya teori-teori
dalam sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada sebelumnya.
Kemudian diperbaiki, diperluas serta diperdalam.
- Sosiologi bersifat nonetis, artinya sosiologi
tidak mempersoalkan baik-buruknya fakta, tetapi yang lebih penting adalah
menjelaskan fakta tersebut secara analitis dan apa adanya.
D.
Objek Studi Sosiologi
Objek
studi sosiologi adalah masyarakat, dengan menyoroti hubungan antar manusia dan
proses sebab-akibat yang timbul dari hubungan tersebut. Secara kolektif dapat
dikategorikan dalam tiga tahapan studi sosiologi yaitu :
- Sifat dasar dan perkembangan manusia
- Interaksi manusia dan hubungannya
- Penyesuaian secara bersama dengan lingkungan
Ciri
Sosiologi dan Antropologi. Sosiologi dan Antropologi merupakan salah satu
bidang ilmu sosial yang mempelajari masyarakat. Kedua ilmu itu berdiri sendiri
karena telah memenuhi semua unsur ilmu pengetahuan. Ciri-ciri utamanya :
- Empiris, artinya ilmu pengetahuan tersebut
didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya
tidak bersifat spekulatif (menduga-duga)
- Teoretis, artinya suatu ilmu pengetahuan yang
selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil-hasil pengamatan.
Abstraksi tersebut merupakan kesimpulan logis yang bertujuan menjelaskan
hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori.
- Kumulatif, artinya disusun atas dasar teori-teori
yang sudah ada atau memperbaiki, memperluas serta memperkuat teori-teori
yang lama.
- Nonetis, artinya pembahasan suatu masalah tidak
mempersoalkan baik atau buruk masalah tersebut, tetapi lebih bertujuan
untuk menjelaskan masalah tersebut secara mendalam.
E.
Kegunaan Sosiologi
Sebagai
ilmu pengetahuan sosial yang objeknya masyarakat, sosiologi memiliki empat
macam kegunaan, yaitu dalam bidang perencanaan sosial, penelitian, pembangunan
dan pemecahan masalah sosial.
a.
Perencanaan Sosial
Perencanaan sosial adalah
kegiatan untuk mempersiapkan masa depan kehidupan masyarakat secara ilmiah dan
bertujuan untuk mengatasi berbagai hambatan.
Beberapa kegunaan sosiologi dalam perencanaan sosial
adalah :
1) Sosiologi memahami perkembangan kebudayaan masyarakat,
baik masyarakat tradisional maupun modern sehingga proses penyusunan dan
pemasyarakatan suatu perencanaan sosial relatif mudah dilakukan.
2) Sosiologi memahami hubungan manusia dengan lingkungan
alam, hubungan antargolongan, juga proses perubahan dan pengaruh penemuan baru
terhadap masyarakat. Ini berarti perencanaan ke depan yang disusun atas dasar
kenyataan yang faktual dalam masyarakat oleh sosiologi relatif bisa dipercaya.
3) Sosiologi memiliki disiplin ilmiah yang didasarkan
atas objektivitasnya, dengan demikian, pelaksanaan suatu perencanaan sosial
diharapkan lebih kecil penyimpangannya.
4) Dengan berpikir secara sosiologis, suatu perencanaan sosial
dapat dimanfaatkan untuk mengetahui tingkat ketertinggalan dan tingkat kemajuan
masyarakat ditinjau dari sudut kebudayaannya, seperti perkembangan iptek.
5) Menurut pandangan sosiologi, perencanaan sosial
merupakan alat untuk mengetahui perkembangan masyarakat yang fungsinya untuk
menghimpun kekuatan sosial guna menciptakan ketertiban masyarakat.
b.
Penelitian
Dalam bidang penelitian
masyarakat, sosiologi memiliki kelebihan dibandingkan ilmu-ilmu yang lain
karena :
1) Memahami simbol kata-kata, kode, serta berbagai
istilah yang digunakan oleh masyarakat sebagai objek penelitian empiris,
2) Pemahaman terhadap pola-pola tingkah laku manusia
dalam masyarkat,
3) Kemampuan untuk mempertimbangakn berbagai fenomena sosial
yang timbul dalam kehidupan masyarakat, terlepas dari prasangka-prasangka
subjektif,
4) Kemampuan melihat kecenderungan-kecenderungan arah
perubahan pola tingkah laku anggota masyarakat atas sebab-sebab tertentu.
5) Kehati-hatian dalam menjaga pemikiran yang rasional
sehingga tidak terjebak dalam pola pikir yang tidak jelas.
c.
Pembangunan
Pembangunan merupakan suatu proses
perubahan di segala bidang kehidupan yang dilakukan secara sengaja berdasarkan
suatu rencana tertentu. Peningkatan taraf hidup masyarakat mencakup suatu
perangkat cita-cita yang meliputi hal-hal sebagai berikut :
1)
Pembangunan harus
bersifat rasionalistis
2)
Adanya perencanaan
dan proses pembangunan
3)
Peningkatan
produktivitas
4)
Peningkatan
standar kehidupan
5)
Kesempatan yang
sama untuk berpartisipasi
d.
Pemecahan Masalah Sosial
Masalah sosial adalah suatu
ketidaksesuaian antara unsur-unsur sosial yang membahayakan kehidupan
masyarakat. Masalah sosial timbul dari kekurangan-kekurangan dalam diri manusia
atau kelompok sosial yang bersumber pada faktor-faktor berikut :
1) Ekonomis, misalnya kemiskinan, pengangguran, dan bencana
alam
2) Biologis, misalnya penyakit menular, dan wabah
3) Psikologis, misalnya penyakit syaraf, bunuh diri dan
disorganisasi jiwa.
4) Kebudayaan, misalnya kejahatan, perceraian, kenakalan
remaja, konflik etnis, dan konflik agama.
Di setiap masyarakat
terdapat perbedaan persepsi tentang kepincangan-kepincangan yang dianggap
masalah sosial. Akan tetapi pada umumnya yang dianggap masalah sosial yaitu :
1) Kemiskinan;
2) Kejahatan;
3) Disorganisasi keluarga;
4) Masalah generasi muda;
5) Peperangan;
6) Pelanggaran terhadap norma masyarakat, seperti
prostitusi, narkoba dan perilaku seks menyimpang;
7) Masalah kependudukan; dan
8) Masalah lingkungan hidup.
Di dalam mengatasi masalah sosial
juga harus melihat aspek sosiologisnya dengan tidak mengabaikan aspek lain. Sosiologi
menyelidiki persoalan-persoalan umum dalam masyarakat dengan maksud untuk
menemukan dan menafsirkan kenyataan-kenyataan kehidupan kemasyarakatan.
F.
Metode-Metode Sosiologi
Adapun
metode-metode yang sering digunakan dalam penelitian sosiologi adalah sebagai
berikut :
1.
Metode Statistik
Metode ini banyak dipakai
untuk menunjukkan hubungan atau pengaruh kausalitas serta memperkecil prasangka
pribadi atau sepihak. Penerapan metode ini yang paling sederhana adalah teknik
enumerasi (penghitungan).
2.
Metode Eksperimen (Percobaan)
Metode eksperimen dilakukan
terhadap dua kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok eksperimen, sedangkan
kelompok kedua sebagai kelompok kontrol. Metode ini membandingkan hasil
percobaan kedua kelompok tersebut. Ada dua macam metode eksperimen, yaitu eksperimen
laboratorium dan eksperimen lapangan.
3.
Metode Induktif dan Deduktif
Metode induktif adalah metode
yang digunakan untuk memperoleh kaidah umum dengan mempelajari gejala yang
khusus. Adapun metode deduktif adalah metode yang digunakan untuk memperoleh
kaidah khusus dengan mempelajari gejala yang umum.
4.
Metode Studi Kasus
Metode ini digunakan untuk meneliti
kebenaran peristiwa-peristiwa tertentu, misalnya gerakan-gerakan buruh untuk
menuntut kenaikan gaji, gerakan mahasiswa untuk memprotes kenaikan BBM, dan
masih banyak lagi.
5.
Metode Survey Lapangan
Metode ini digunakan untuk
memperoleh data yang hanya ada pada kehidupan masyarakat secara langsung.
6.
Metode Partisipasi
Metode ini digunakan untuk
mengadakan penelitian mendalam tentang kehidupan kelompok. Peneliti berbaur
dalam kehidupan kelompok sambil melakukan pengamatan atau kegiatan
penelitiannya tanpa mengungkapkan identitas sebagai peneliti.
7.
Metode Empiris dan Rasionalistis
Metode empiris menyandarkan
diri pada fakta yang ada dalam masyarakat melalui penelitian. Metode rasionalistis,
mengutamakan pemikiran sehat untuk mencapai pengertian tentang masalah-masalah
kemasyarakatan.
8.
Metode Fungsionalisme
Metode ini bertujuan untuk
meneliti kegunaan lembaga—lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam
masyarakat.
9.
Metode Studi Pustaka
Metode studi pustaka
merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengambil data yang dilakukan
dengan mengambil data atau keterangan dari buku-buku literatur di perpustakaan.
G.
Konsep-konsep tentang Realitas Sosial Budaya
Realitas
sosial budaya mengandung arti kenyataan-kenyataan sosial budaya di sekitar
lingkungan masyarakat tertentu. Berikut ini beberapa realitas sosial budaya
yang terdapat di masyarakat :
1.
Masyarakat
Masyarakat adalah sekumpulan
manusia yang menempati wilayah tertentu dan membina kehidupan bersama dalam
berbagai aspek kehidupan atas dasar norma sosial tertentu dalam waktu yang
cukup lama.
Dari pengertian tersebut,
masyarakat memiliki unsur - unsur pokok sebagai berikut :
a. Orang-orang dalam jumlah relatif besar yang saling
berinteraksi baik antara individu dengan kelompok maupun antarkelompok sehingga
menjadi satu kesatuan sosial budaya.
b. Adanya kerja sama yang secara otomatis terjadi dalam
setiap masyarakat, baik dalam skala kecil (antarindividu) maupun dalam skala
luas (antarkelompok). Kerja sama ini meliputi berbagai aspek kehidupan, seperti
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan.
c. Berada dalam wilayah dengan batas-batas tertentu yang
merupakan wadah tempat berlangsungnya suatu tata kehidupan bersama. Ada dua
macam wilayah yang oleh Robert Lawang (Konsep Dasar Sosiologi) disebut satuan
administratif (desa-kecamatan-kabupaten-provinsi) dan satuan teritorial
(kawasan pedesaan-perkotaan).
d. Berlangsung dalam waktu relatif lama, serta memiliki
norma sosial tertentu yang menjadi pedoman dalam sistem tata kelakuan dan hubungan
warga masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya.
2.
Interaksi sosial
Interaksi sosial adalah
hubungan dan pengaruh timbal balik antar individu, antara individu dan
kelompok, dan antarkelompok.
3.
Status dan Peran
Status adalah posisi
seseorang dalam masyarakat. Status merupakan aspek masyarakat yang kurang lebih
bersifat statis.
Peran merupakan pola
tindakan atau perilaku seseorang yang memiliki status tertentu. Peran merupakan
aspek masyarakat yang kurang lebih bersifat dinamis.
Status dan peran tidak dapat
dipisahkan, keduanya saling beriringan. Misalnya, status seorang sultan
mengharuskan ia berperan sebagai tokoh panutan masyarakat.
4.
Nilai
Nilai adalah sesuatu yang
dianggap baik dan benar oleh anggota masyarakat dan merupakan sesuatu yang
diidam-idamkan. Pergeseran nilai akan mempengaruhi kebiasaan (folkways) dan tata kelakuan (mores).
5.
Norma
Norma merupakan wujud
konkret dari nilai sosial. Norma dibuat untuk melaksanakan nilai-nilai yang ada
dalam masyarakat yang telah dianggap baik dan benar. Agar norma dipatuhi oleh
semua warga masyarakat, maka norma dilengkapi dengan sanksi.
Ada empat macam
norma yang ada di masyarakat, antara lain :
a. Norma agama, yaitu petunjuk hidup yang berupa perintah atau
larangan agar manusia berada dalam jalan yang diridhai Tuhan. Contoh norma
agama yaitu larangan mencuri.
b. Norma adat
atau kebiasaan, yaitu norma yang
berkaitan denagn sistem penyelenggaraan hidup yang terjadi secara berulang-ulang
karena dibakukan dan diyakini sebagai sesuatu yang baik. Contoh norma adat
yaitu adat pembagian warisan
c. Norma
kesusilaan atau kesopanan, yaitu
tuntutan perilaku yang harus dipatuhi oleh setiap warga masyarakat. Norma ini
memiliki subtansi pokok mengenai penghargaan terhadap harkat dan martabat orang
lain. Contoh norma kesusilaan dan kesopanan adalah cara berpakaian
d. Norma hukum, yaitu norma masyarakat yang dibuat oleh
lembaga-lembaga berwenang, seperti MPR,
DPR, DPD, dan pemerintah.
6.
Lembaga Sosial (Pranata Sosial)
Menurut Paul B. Horton dan
Chester L. Hunt, lembaga adalah sistem hubungan sosial yang terorganisasi yang
mewujudkan nilai-nilai dan tata cara umum tertentu dan memenuhi kebutuhan dasar
masyarakat. Lembaga merupakan suatu sistem norma untuk mencapai suatu tujuan
yang oleh masyarakat dianggap penting.
7.
Sosialisasi
Sosialisasi merupakan proses
individu belajar berinteraksi di tengah-tengah masyarakat. Melalui proses
sosialisasi, seorang individu akan memperoleh pengetahuan-pengetahuan,
nilai-nilai, dan norma-norma yang akan membekalinya dalam proses pergaulan.
8.
Perilaku Menyimpang
Perilaku menyimpang
merupakan bentuk perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan norma dan nilai
yang berlaku. Beberapa hal di bawah ini, yaitu :
a.
Tidak
berfungsinya aparat penegak hukum
b. Memburuknya situasi sosial budaya masyarakat, seperti
depresi dan resesi ekonomi, peperangan dan bencana alam.
c. Tidak berhasilnya proses pewarisan budaya, misalnya
melalui pendidikan di dalam keluarga dan pendidikan yang diselenggarakan di
sekolah.
d. Proses sosialisasi yang tidak sempurna atau tidak
lengkap, serta karena proses sosialisasi terhadap sub-sub kebudayaan yang
menyimpang.
9.
Pengendalian Sosial
Setiap masyarakat menginginkan
adanya suatu ketertiban agar tata hubungan antarwarga masyarakat dapat berjalan
secara tertib dan lancar. Untuk kepentingan ini, masyarakat menciptakan norma
sebagai pedoman perilaku yang pelaksanaannya memerlukan suatu bentuk pengawasan
dan pengendalian.
10.
Proses Sosial
Proses sosial merupakan
proses interaksi dan komunikasi antar komponen masyarakat dari waktu ke waktu
hingga mewujudkan suatu perubahan. Dalam suatu proses sosial terdapat komponen
– komponen yang saling terkait satu sama lain, yaitu sebagai berikut :
a. Struktur sosial, yaitu susunan masyarakat secara
konprehensif yang menyangkut individu-individu, tata nilai, organisasi sosial ,
dan struktur budayanya.
b. Interaksi sosial, yaitu keseluruhan jalinan antarwarga
masyarakat, baik secara individu maupun secara kelompok dalam menyelenggarakan
kehidupannya.
c. Struktur alam lingkungan yang meliputi letak, bentang
alam, iklim, flora, dan fauna. Komponen ini merupakan salah satu komponen yang
turut memengaruhi bagaimana jalannya proses sosial dalam suatu masyarakat.
11.
Perubahan Sosial
Budaya
Perubahan sosial budaya
adalah perubahan struktur sosial dan budaya akibat adanya ketidaksesuaian di antara
unsur-unsurnya sehingga memunculkan suatu corak sosial budaya baru yang
dianggap ideal. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sosial budaya dalam
suatu masyarakat adalah :
a.
Perubahan
lingkungan alam,
b.
Perubahan situasi
kependudukan,
c.
Perubahan struktur
sosial dan budaya, dan
d.
Perubahan nilai
dan sikap
12.
Kebudayaan
Kebudayaan adalah semua
hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti luas,
kebudayaan merupakan segala sesuatu yang ada di muka bumi ini yang
keberadaannya diciptakan oleh manusia dapat berbentuk :
a. Artefak, yaitu benda-benda yang merupakan hasil karya
manusia
b. Sistem aktivitas, seperti berbagai jenis tarian,
olahraga, kegiatan-kegiatan sosial dan kegiatan ritual
c. Sistem ide atau gagasan yaitu suatu pola pikir yang ada
di dalam pikiran manusia. Ide merupakan bentuk budaya abstrak yang mengawali
suatu perilaku ataupun hasil perilaku bagi setiap bangsa. Sistem ide sangat
dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut oleh anggota masyarakat.
Kebudayaan secara universal terdiri dari 7 unsur utama
yaitu :
a.
Sistem komunikasi
(bahasa)
b.
Sistem
kepercayaan (religi)
c.
Sistem kesenian
(seni)
d.
Sistem organisasi
sosial (sistem kemasyarakatan)
e.
Sistem mata
pencaharian (sistem ekonomi)
f.
Sistem ilmu
pengetahuan, dan
g.
Sistem peralatan
dan perlengkapan hidup (teknologi)
H.
Hubungan antara Berbagai Konsep Realitas Sosial Budaya
1.
Masyarakat dan Kebudayaan
Masyarakat dan kebudayaan seperti dua sisi mata uang
yang tak dapat dipisahkan. Berbicara tentang masyarakat tentu tak akan lepas
dari konsep budaya, karena kebudayaan adalah segala sesuatu yang dipelajari dan
dialami bersama secara sosial oleh masyarakat.
2.
Masyarakat dan Interaksi Sosial
Dalam kehidupan, manusia senantiasa membutuhkan pertolongan
manusia yang lain (zoon politicon).
Oleh sebab itu, masyarakat selalu melakukan interaksi sosial, baik antar
individu, antara individu dan kelompok maupun antarkelompok. Jadi, masyarakat
dan interaksi sosial tidak dapat dipisahkan.
3.
Status dan Peranan
Status sosial (kedudukan) merupakan posisi seseorang
di tengah-tengah masyarakat. Status dan peranan selalu berkaitan. Peranan merupakan
perilaku yang diharapkan dari orang yang memiliki status tertentu, misalnya
status seorang sultan mengharuskan ia berperan sebagai tokoh panutan
masyarakat.
4.
Nilai, Norma dan Lembaga Sosial
Untuk menciptakan keteraturan dalam masyarakat
dibutuhkan suatu perangkat pengaturan tertib sosial yang dinamakan pranata sosial. Dalam pranata sosial ini
norma-norma dan nilai-nilai akan menjadi sebuah pedoman berperilaku dalam
masyarakat.
5.
Perilaku Menyimpang dan Pengendalian Sosial
Adanya perilaku menyimpang akan mengancam keseimbangan
dalam masyarakat. Oleh sebab itu, diperlukan pengendalian sosial. Dengan
pengendalian sosial yang efektif, maka perilaku menyimpang akan mengalami
penurunan.
I.
Data tentang Realitas Sosial dan Permasalahan Sosial
Data
merupakan fakta atau keterangan mengenai fenomena yang terjadi di lapangan.
Untuk meneliti atau mengetahui penyebab terjadinya suatu fenomena sosial
diperlukan data yang akurat. Data sosiologi dapat diperoleh melalui berbagai
cara, seperti wawancara dengan responden, dan melakukan pengamatan langsung
terhadap pola kehidupan responden.
1. Penurunan Kualitas Moral (Demoralisasi)
Brook dan Gable (1997)
mengatakan bahwa demokratisasi berhubungan dengan rendahnya standar moral dan
penetapan nilai serta norma dalam masyarakat mengalami gejala demoralisasi
adalah sebagai berikut :
a.
Kuantitas dan
kualitas kriminalitas sosial semakin meningkat, seperti pemerkosaan, pencurian,
perampokan, dan pembunuhan.
b.
Terjadinya
kerusuhan yang bersifat anarkis, seperti pembakaran rumah, perusakan fasilitas
umum dan penjarahan.
c.
Konflik sosial
semakin marak, baik vertikal maupu horizontal.
d.
Tindakan korupsi
merajalela.
e.
Meningkatnya
jumlah pemakai dan pengedar narkoba di kalangan masyarakat.
f.
Pergaulan bebas
semakin merajalela.
Beberapa hal yang dapat
menyebabkan demoralisasi di kalangan masyarakat antara lain :
a.
Krisis ekonomi
yang berkepanjangan,
b.
Pertumbuhan
penduduk yang relatif tinggi sehingga mengakibatkan jumlah pencari kerja tidak
sebanding dengan lapangan pekerjaan.
c.
Menurunnya
kewibawaan pemerintah yang ditandai dengan tidak berhasilnya pemerintah
memenuhi tuntutan rakyat.
d.
Meningkatnya
angka kemiskinan.
e.
Menurunnya
kualitas aparat penegak hukum, seperti kepolisian, kejaksaan dan kehakiman.
f.
Adanya
sikap-sikap negatif, seperti malas, boros, tidak disiplin, serta sikap apatis
yang akhirnya untuk mencapai sesuatu dilakukan dengan jalan pintas.
g.
Keengganan
memahami dan mendalami ajaran-ajaran agama.
2.
Terorisme
Terorisme adalah tindakan
yang membuat kerusakan-kerusakan di dalam masyarakat dengan tujuan menyebarkan
rasa takut serta mengancam keselamatan publik. Tindakan ini muncul salah
satunya akibat adanya rasa ketidakadilan dan pemahaman keagamaan yang sempit.
Contohnya aksi pelemparan bom Molotov ke kantor DPD oleh salah satu partai
politik di kota Depok.
Beberapa akibat yang timbul
dari tindakan terorisme antara lain sebagai berikut :
a.
Jatuhnya korban
jiwa dan materi
b.
Menurunnya
pendapatan sektor pariwisata
c.
Adanya rasa takut
akan keselamatan jiwa (trauma)
3.
Merebaknya Kasus Perdagangan Anak
Aris Merdeka Sirait,
Sekretaris Jenderal Komnas Anak mengemukakan bahwa Indonesia merupakan pemasok
perdagangan anak dan wanita (trafficking)
terbesar di Asia Tenggara. Berdasarkan penelitian yang dilakukan lembaganya
terdapat sekitar 200 sampai 300 ribu pekerja seks komersial (PSK) berusia di
bawah 18 tahun.
4.
Meningkatnya Angka Kemiskinan
Krisis multidimensional yang
terjadi pada tahun 1997 menyebabkan jumlah penduduk miskin di Indonesia semakin
bertambah. Mengutip data pusat statistik jumlah penduduk miskin di Indonesia
pada bulan Maret 2006 sebesar 39,05 juta (17,75%). Dibandingkan dengan penduduk
miskin pada Februari 2005 yag berjumlah 35,10 juta (15,97%), maka jumlah
penduduk miskin meningkat sebesar 3,95 juta.
Beberapa akibat yang timbul
dari meningkatnya angka kemiskinan antara lain :
a. Penurunan tingkat kesehatan masyarakat akibat
kekurangan gizi, contohnya kasus busung lapar di beberapa daerah yang
akhir-akhir ini semakin meningkat, dan
b. Munculnya demoralisasi yang ditandai dengan
meningkatnya angka kriminalitas.
5.
Kenakalan Remaja (Delikuensi)
Kenakalan remaja adalah
semua perbuatan anak remaja (usia belasan tahun) yang berlawanan dengan
ketertiban umum (nilai dan norma yang diakui bersama) yang ditujukan pada orang
lain, binatang, dan barang-barang yang dapat menimbulkan bahaya atau kerugian
pada pihak lain. Contohnya pemerkosaan, dan kumpul kebo. Hal ini merupakan
tindakan penyimpangan seksual yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku
di masyarakat.
No comments:
Post a Comment