Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Saturday, July 14, 2018

RANGKUMAN MATERI SOSIOLOGI KELAS X (SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU MASYARAKAT)

SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU MASYARAKAT


Standar kompetensi                : Memahami keteraturan hidup sesuai dengan nilai dan norma  
  yang berlaku dalam masyarakat.
Kompetensi dasar                   : Menjelaskan fungsi sosiologi sebagai ilmu yang mengkaji
  hubungan masyarakat dan lingkungan.
Tujuan pembelajaran            
Setelah mempelajari materi ini diharapkan siswa dapat :
-          Mendeskripsikan sejarah perkembangan sosiologi
-          Mendeskripsikan sifat dan hakekat sosiologi
-          Menjelaskan kegunaan sosiologi
-          Mejelaskan berbagai metode – metode sosiologi
-          Mejelaskan konsep – konsep sosiologi

A.       Sejarah perkembangan sosiologi
Sosiologi lahir di Eropa pada awal abad ke-19 sebagai dampak revolusi industri di Inggris, dikenalkan pertama kali oleh Auguste Comte, ilmuwan Perancis ( 1978-1875) yang kemudian dikenal sebagai bapak sosiologi. Ia memperkenalkan suatu pendekatan khusus untuk mempelajari masyarakat. Rintisan Auguste Comte ini memperoleh sambutan dari kalangan ilmuwan lain berikut ini.

  1. Herbert Spencer, memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang memahami masyarakat seperti tubuh manusia.
  2. Karl Marx, memperkenalkan pendekatan materialisme dialeksis, yaitu menganggap konflik antarkelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan masyarakat.
  3. Emile Durkheim, memperkenalkan pendekatan fungsionalisme, yang berusaha menelusuri fungsi berbagai elemen sosial.
  4. Max Weber, memperkenalkan pendekatan verstehen (pemahaman), yang berupaya menelusuri nilai, kepercayaan, tujuan, dan sikap yang menjadi tuntunan perilaku masyarakat.

Sosiologi modern lahir di Amerika Serikat dan Kanada pada abad ke-20, berkaitan dengan terjadinya gejolak sosial di kedua negara tersebut. Hal tersebut dipicu oleh adanya gelombang besar kaum imigran yang berdatangan ke Amerika Utara yang memunculkan pertumbuhan kota industri lengkap dengan dampak sosialnya.

B.   Pengertian Sosiologi dan Antropologi
Pengertian sosiologi. Istilah sosiologi pertama kali dikemukakan oleh ahli filsafat, moralis dan sekaligus sosiolog berkebangsaan Perancis, Auguste Comte melalui sebuah karyanya yang berjudul Cours de Philosophie Positive. Menurut Comte, sosiologi berasal dari kata latin socius yang artinya teman atau sesama dan logos dari kata Yunani yang artinya cerita. Jadi pada awalnya, sosiologi berarti bercerita tentang teman atau kawan (masyarakat).

a.                     Auguste Comte
Suatu pandangan menarik dari Comte adalah bahwa sosiologi menurutnya merupakan ratu ilmu-ilmu sosial. Dalam bayangannya mengenai hierarki ilmu, sosiologi menempati kedudukan teratas di atas astronomi, fisika, dan biologi. Menurut Comte, sosiologi adalah studi tentang Statika Sosial (Social Statics) dan dinamika sosial (Social Dynamics).
b.                    Emile Durkheim
Menurut Emile Durkheim sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari fakta sosial. Fakta sosial adalah cara bertindak, berpikir, dan mampu melakukan pemaksaan dari luar terhadap individu. Adapun ciri fakta sosial adalah:
1)                                Bersifat eksternal terhadap individu, artinya fakta sosial berada di luar individu.
2)                                Bersifat memaksa individu.
3)                                Bersifat umum atau tersebar secara meluas dalam satu masyarakat

c.                     Pitirim Sorokin
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari :
·           Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala agama, gejala keluarga, dan gejala moral).
·           Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala nonsosial (gejala geografis, biologis)
·           Ciri-ciri umum semua jenis gejala –gejala sosial lain.
d.                    Roucek dan Warren
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.

e.                     William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf
Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.

f.                      J.A.A. Von Dorn dan C.J. Lammers
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.

g.                     Max Weber
Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.
h.                    Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.

i.                       Paul B. Horton
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.

j.                       Soerjono Soekanto
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.

k.                     William Kornblum
Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi.

l.                       Allan Johnson
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku terutama dalam kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi orang dan bagaimana pada orang yang terlibat di dalamnya mempengaruhi sistem itu.


C.   Sifat Hakikat Sosiologi
Dalam Sosiologi Suatu Pengantar Edisi Kedua, Soerjono Soekanto, 1986 diutarakan bahwa apabila sosiologi ditelaah dari sudut sifat hakikatnya, maka akan dijumpai beberapa petunjuk yang dapat membantu menetapkan ilmu pengetahuan macam apa sosiologi itu. Sifat-sifat hakikatnya adalah sebagai berikut :
a.        Sosiologi termasuk rumpun ilmu sosial bukan ilmu pengetahuan alam ataupun ilmu kerohanian.
b.        Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang kategoris, artinya sosiologi membatasi diri dengan apa yang terjadi dan bukan pada apa yang seharusnya terjadi.
c.         Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan murni (pure science), bukan ilmu pengetahuan terapan (applied science).
d.        Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak, artinya yang diperhatikan adalah pola dan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.
e.        Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum. Sosiologi meneliti dan mencari apa yang menjadi prinsip atau hukum-hukum umum dari interaksi antarmanusia dan perihal sifat, hakikat, isi dan struktur masyarakat.
f.          Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang rasional, terkait dengan metode yang digunakannya.
g.        Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan umum, bukan ilmu pengetahuan yang khusus. Artinya sosiologi mengamati dan mempelajari gejala-gejala umum yang ada pada setiap interaksi dalam masyarakat secara empiris.

Sebagai ilmu sosial yang objeknya masyarakat, sosiologi mempunyai ciri-ciri utama sebagai berikut (dalam Sosiologi Suatu Pengantar, Soerjono Soekanto, 1990):
  1. Sosiologi bersifat empiris karena didasarkan pada pengamatan (observasi) terhadap kenyataan-kenyataan sosial dan hasilnya tidak bersifat spekulatif.
  2. Sosiologi bersifat teoritis, artinya sosiologi selalu berusaha untuk menyusun kesimpulan dari hasil-hasil observasi untuk menghasilkan teori keilmuan.
  3. Sosiologi bersifat kumulatif, artinya teori-teori dalam sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada sebelumnya. Kemudian diperbaiki, diperluas serta diperdalam.
  4. Sosiologi bersifat nonetis, artinya sosiologi tidak mempersoalkan baik-buruknya fakta, tetapi yang lebih penting adalah menjelaskan fakta tersebut secara analitis dan apa adanya.

D.       Objek Studi Sosiologi
Objek studi sosiologi adalah masyarakat, dengan menyoroti hubungan antar manusia dan proses sebab-akibat yang timbul dari hubungan tersebut. Secara kolektif dapat dikategorikan dalam tiga tahapan studi sosiologi yaitu :
  1. Sifat dasar dan perkembangan manusia
  2. Interaksi manusia dan hubungannya
  3. Penyesuaian secara bersama dengan lingkungan

Ciri Sosiologi dan Antropologi. Sosiologi dan Antropologi merupakan salah satu bidang ilmu sosial yang mempelajari masyarakat. Kedua ilmu itu berdiri sendiri karena telah memenuhi semua unsur ilmu pengetahuan. Ciri-ciri utamanya :
  1. Empiris, artinya ilmu pengetahuan tersebut didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif (menduga-duga)
  2. Teoretis, artinya suatu ilmu pengetahuan yang selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil-hasil pengamatan. Abstraksi tersebut merupakan kesimpulan logis yang bertujuan menjelaskan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori.
  3. Kumulatif, artinya disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada atau memperbaiki, memperluas serta memperkuat teori-teori yang lama.
  4. Nonetis, artinya pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik atau buruk masalah tersebut, tetapi lebih bertujuan untuk menjelaskan masalah tersebut secara mendalam.

E.        Kegunaan Sosiologi
Sebagai ilmu pengetahuan sosial yang objeknya masyarakat, sosiologi memiliki empat macam kegunaan, yaitu dalam bidang perencanaan sosial, penelitian, pembangunan dan pemecahan masalah sosial.

a.    Perencanaan Sosial
Perencanaan sosial adalah kegiatan untuk mempersiapkan masa depan kehidupan masyarakat secara ilmiah dan bertujuan untuk mengatasi berbagai hambatan.
Beberapa kegunaan sosiologi dalam perencanaan sosial adalah :
1)   Sosiologi memahami perkembangan kebudayaan masyarakat, baik masyarakat tradisional maupun modern sehingga proses penyusunan dan pemasyarakatan suatu perencanaan sosial relatif mudah dilakukan.
2)   Sosiologi memahami hubungan manusia dengan lingkungan alam, hubungan antargolongan, juga proses perubahan dan pengaruh penemuan baru terhadap masyarakat. Ini berarti perencanaan ke depan yang disusun atas dasar kenyataan yang faktual dalam masyarakat oleh sosiologi relatif bisa dipercaya.
3)   Sosiologi memiliki disiplin ilmiah yang didasarkan atas objektivitasnya, dengan demikian, pelaksanaan suatu perencanaan sosial diharapkan lebih kecil penyimpangannya.
4)   Dengan berpikir secara sosiologis, suatu perencanaan sosial dapat dimanfaatkan untuk mengetahui tingkat ketertinggalan dan tingkat kemajuan masyarakat ditinjau dari sudut kebudayaannya, seperti perkembangan iptek.
5)   Menurut pandangan sosiologi, perencanaan sosial merupakan alat untuk mengetahui perkembangan masyarakat yang fungsinya untuk menghimpun kekuatan sosial guna menciptakan ketertiban masyarakat.

b.                Penelitian
Dalam bidang penelitian masyarakat, sosiologi memiliki kelebihan dibandingkan ilmu-ilmu yang lain karena :
1)   Memahami simbol kata-kata, kode, serta berbagai istilah yang digunakan oleh masyarakat sebagai objek penelitian empiris,
2)   Pemahaman terhadap pola-pola tingkah laku manusia dalam masyarkat,
3)   Kemampuan untuk mempertimbangakn berbagai fenomena sosial yang timbul dalam kehidupan masyarakat, terlepas dari prasangka-prasangka subjektif,
4)   Kemampuan melihat kecenderungan-kecenderungan arah perubahan pola tingkah laku anggota masyarakat atas sebab-sebab tertentu.
5)   Kehati-hatian dalam menjaga pemikiran yang rasional sehingga tidak terjebak dalam pola pikir yang tidak jelas.

c.                 Pembangunan
Pembangunan merupakan suatu proses perubahan di segala bidang kehidupan yang dilakukan secara sengaja berdasarkan suatu rencana tertentu. Peningkatan taraf hidup masyarakat mencakup suatu perangkat cita-cita yang meliputi hal-hal sebagai berikut :
1)                            Pembangunan harus bersifat rasionalistis
2)                            Adanya perencanaan dan proses pembangunan
3)                            Peningkatan produktivitas
4)                            Peningkatan standar kehidupan
5)                            Kesempatan yang sama untuk berpartisipasi
d.                Pemecahan Masalah Sosial
Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur sosial yang membahayakan kehidupan masyarakat. Masalah sosial timbul dari kekurangan-kekurangan dalam diri manusia atau kelompok sosial yang bersumber pada faktor-faktor berikut :
1)   Ekonomis, misalnya kemiskinan, pengangguran, dan bencana alam
2)   Biologis, misalnya penyakit menular, dan wabah
3)   Psikologis, misalnya penyakit syaraf, bunuh diri dan disorganisasi jiwa.
4)   Kebudayaan, misalnya kejahatan, perceraian, kenakalan remaja, konflik etnis, dan konflik agama. 
Di setiap masyarakat terdapat perbedaan persepsi tentang kepincangan-kepincangan yang dianggap masalah sosial. Akan tetapi pada umumnya yang dianggap masalah sosial yaitu :
1)   Kemiskinan;
2)   Kejahatan;
3)   Disorganisasi keluarga;
4)   Masalah generasi muda;
5)   Peperangan;
6)   Pelanggaran terhadap norma masyarakat, seperti prostitusi, narkoba dan perilaku seks menyimpang;
7)   Masalah kependudukan; dan
8)   Masalah lingkungan hidup.

Di dalam mengatasi masalah sosial juga harus melihat aspek sosiologisnya dengan tidak mengabaikan aspek lain. Sosiologi menyelidiki persoalan-persoalan umum dalam masyarakat dengan maksud untuk menemukan dan menafsirkan kenyataan-kenyataan kehidupan kemasyarakatan.

F.         Metode-Metode Sosiologi
Adapun metode-metode yang sering digunakan dalam penelitian sosiologi adalah sebagai berikut :

1.                Metode Statistik
Metode ini banyak dipakai untuk menunjukkan hubungan atau pengaruh kausalitas serta memperkecil prasangka pribadi atau sepihak. Penerapan metode ini yang paling sederhana adalah teknik enumerasi (penghitungan).

2.                Metode Eksperimen (Percobaan)
Metode eksperimen dilakukan terhadap dua kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok eksperimen, sedangkan kelompok kedua sebagai kelompok kontrol. Metode ini membandingkan hasil percobaan kedua kelompok tersebut. Ada  dua macam metode eksperimen, yaitu eksperimen laboratorium dan eksperimen lapangan.

3.    Metode Induktif dan Deduktif
Metode induktif adalah metode yang digunakan untuk memperoleh kaidah umum dengan mempelajari gejala yang khusus. Adapun metode deduktif adalah metode yang digunakan untuk memperoleh kaidah khusus dengan mempelajari gejala yang umum.

4.                Metode Studi Kasus
Metode ini digunakan untuk meneliti kebenaran peristiwa-peristiwa tertentu, misalnya gerakan-gerakan buruh untuk menuntut kenaikan gaji, gerakan mahasiswa untuk memprotes kenaikan BBM, dan masih banyak lagi.
5.    Metode Survey Lapangan
Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang hanya ada pada kehidupan masyarakat secara langsung.

6.    Metode Partisipasi
Metode ini digunakan untuk mengadakan penelitian mendalam tentang kehidupan kelompok. Peneliti berbaur dalam kehidupan kelompok sambil melakukan pengamatan atau kegiatan penelitiannya tanpa mengungkapkan identitas sebagai peneliti.

7.    Metode Empiris dan Rasionalistis
Metode empiris menyandarkan diri pada fakta yang ada dalam masyarakat melalui penelitian. Metode rasionalistis, mengutamakan pemikiran sehat untuk mencapai pengertian tentang masalah-masalah kemasyarakatan.

8.    Metode Fungsionalisme
Metode ini bertujuan untuk meneliti kegunaan lembaga—lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat.

9.    Metode Studi Pustaka
Metode studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengambil data yang dilakukan dengan mengambil data atau keterangan dari buku-buku literatur di perpustakaan.

G.       Konsep-konsep tentang Realitas Sosial Budaya
Realitas sosial budaya mengandung arti kenyataan-kenyataan sosial budaya di sekitar lingkungan masyarakat tertentu. Berikut ini beberapa realitas sosial budaya yang terdapat di masyarakat :

1.                Masyarakat
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang menempati wilayah tertentu dan membina kehidupan bersama dalam berbagai aspek kehidupan atas dasar norma sosial tertentu dalam waktu yang cukup lama.
Dari pengertian tersebut, masyarakat memiliki unsur - unsur pokok sebagai berikut :
a.    Orang-orang dalam jumlah relatif besar yang saling berinteraksi baik antara individu dengan kelompok maupun antarkelompok sehingga menjadi satu kesatuan sosial budaya.
b.    Adanya kerja sama yang secara otomatis terjadi dalam setiap masyarakat, baik dalam skala kecil (antarindividu) maupun dalam skala luas (antarkelompok). Kerja sama ini meliputi berbagai aspek kehidupan, seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan.
c.    Berada dalam wilayah dengan batas-batas tertentu yang merupakan wadah tempat berlangsungnya suatu tata kehidupan bersama. Ada dua macam wilayah yang oleh Robert Lawang (Konsep Dasar Sosiologi) disebut satuan administratif (desa-kecamatan-kabupaten-provinsi) dan satuan teritorial (kawasan pedesaan-perkotaan).
d.    Berlangsung dalam waktu relatif lama, serta memiliki norma sosial tertentu yang menjadi pedoman dalam sistem tata kelakuan dan hubungan warga masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya.

2.                Interaksi sosial
Interaksi sosial adalah hubungan dan pengaruh timbal balik antar individu, antara individu dan kelompok, dan antarkelompok.

3.                Status dan Peran
Status adalah posisi seseorang dalam masyarakat. Status merupakan aspek masyarakat yang kurang lebih bersifat statis.
Peran merupakan pola tindakan atau perilaku seseorang yang memiliki status tertentu. Peran merupakan aspek masyarakat yang kurang lebih bersifat dinamis.
Status dan peran tidak dapat dipisahkan, keduanya saling beriringan. Misalnya, status seorang sultan mengharuskan ia berperan sebagai tokoh panutan masyarakat.

4.                Nilai
Nilai adalah sesuatu yang dianggap baik dan benar oleh anggota masyarakat dan merupakan sesuatu yang diidam-idamkan. Pergeseran nilai akan mempengaruhi kebiasaan (folkways) dan tata kelakuan (mores).

5.                Norma
Norma merupakan wujud konkret dari nilai sosial. Norma dibuat untuk melaksanakan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat yang telah dianggap baik dan benar. Agar norma dipatuhi oleh semua warga masyarakat, maka norma dilengkapi dengan sanksi.

 Ada empat macam norma yang ada di masyarakat, antara lain :
a.    Norma agama, yaitu petunjuk hidup yang berupa perintah atau larangan agar manusia berada dalam jalan yang diridhai Tuhan. Contoh norma agama yaitu larangan mencuri.

b.    Norma adat atau kebiasaan, yaitu norma yang berkaitan denagn sistem penyelenggaraan hidup yang terjadi secara berulang-ulang karena dibakukan dan diyakini sebagai sesuatu yang baik. Contoh norma adat yaitu adat pembagian warisan

c.    Norma kesusilaan atau kesopanan, yaitu tuntutan perilaku yang harus dipatuhi oleh setiap warga masyarakat. Norma ini memiliki subtansi pokok mengenai penghargaan terhadap harkat dan martabat orang lain. Contoh norma kesusilaan dan kesopanan adalah cara berpakaian

d.    Norma hukum, yaitu norma masyarakat yang dibuat oleh lembaga-lembaga berwenang, seperti  MPR, DPR, DPD, dan pemerintah.

6.                Lembaga Sosial (Pranata Sosial)
Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, lembaga adalah sistem hubungan sosial yang terorganisasi yang mewujudkan nilai-nilai dan tata cara umum tertentu dan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Lembaga merupakan suatu sistem norma untuk mencapai suatu tujuan yang oleh masyarakat dianggap penting.

7.                Sosialisasi
Sosialisasi merupakan proses individu belajar berinteraksi di tengah-tengah masyarakat. Melalui proses sosialisasi, seorang individu akan memperoleh pengetahuan-pengetahuan, nilai-nilai, dan norma-norma yang akan membekalinya dalam proses pergaulan.

8.                Perilaku Menyimpang
Perilaku menyimpang merupakan bentuk perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku. Beberapa hal di bawah ini, yaitu :



a.                            Tidak berfungsinya aparat penegak hukum
b.    Memburuknya situasi sosial budaya masyarakat, seperti depresi dan resesi ekonomi, peperangan dan bencana alam.
c.    Tidak berhasilnya proses pewarisan budaya, misalnya melalui pendidikan di dalam keluarga dan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah.
d.    Proses sosialisasi yang tidak sempurna atau tidak lengkap, serta karena proses sosialisasi terhadap sub-sub kebudayaan yang menyimpang.

9.                Pengendalian Sosial
Setiap masyarakat menginginkan adanya suatu ketertiban agar tata hubungan antarwarga masyarakat dapat berjalan secara tertib dan lancar. Untuk kepentingan ini, masyarakat menciptakan norma sebagai pedoman perilaku yang pelaksanaannya memerlukan suatu bentuk pengawasan dan pengendalian.

10.          Proses Sosial
Proses sosial merupakan proses interaksi dan komunikasi antar komponen masyarakat dari waktu ke waktu hingga mewujudkan suatu perubahan. Dalam suatu proses sosial terdapat komponen – komponen yang saling terkait satu sama lain, yaitu sebagai berikut :
a.    Struktur sosial, yaitu susunan masyarakat secara konprehensif yang menyangkut individu-individu, tata nilai, organisasi sosial , dan struktur budayanya.
b.    Interaksi sosial, yaitu keseluruhan jalinan antarwarga masyarakat, baik secara individu maupun secara kelompok dalam menyelenggarakan kehidupannya.
c.    Struktur alam lingkungan yang meliputi letak, bentang alam, iklim, flora, dan fauna. Komponen ini merupakan salah satu komponen yang turut memengaruhi bagaimana jalannya proses sosial dalam suatu masyarakat.

11.          Perubahan Sosial Budaya
Perubahan sosial budaya adalah perubahan struktur sosial dan budaya akibat adanya ketidaksesuaian di antara unsur-unsurnya sehingga memunculkan suatu corak sosial budaya baru yang dianggap ideal. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sosial budaya dalam suatu masyarakat adalah :
a.                                        Perubahan lingkungan alam,
b.                                        Perubahan situasi kependudukan,
c.                                         Perubahan struktur sosial dan budaya, dan
d.                                        Perubahan nilai dan sikap

12.                  Kebudayaan
Kebudayaan adalah semua hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti luas, kebudayaan merupakan segala sesuatu yang ada di muka bumi ini yang keberadaannya diciptakan oleh manusia dapat berbentuk :
a.    Artefak, yaitu benda-benda yang merupakan hasil karya manusia
b.    Sistem aktivitas, seperti berbagai jenis tarian, olahraga, kegiatan-kegiatan sosial dan kegiatan ritual
c.    Sistem ide atau gagasan yaitu suatu pola pikir yang ada di dalam pikiran manusia. Ide merupakan bentuk budaya abstrak yang mengawali suatu perilaku ataupun hasil perilaku bagi setiap bangsa. Sistem ide sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut oleh anggota masyarakat.
Kebudayaan secara universal terdiri dari 7 unsur utama yaitu :
a.                                                    Sistem komunikasi (bahasa)
b.                                                    Sistem kepercayaan (religi)
c.                                                     Sistem kesenian (seni)
d.                                                    Sistem organisasi sosial (sistem kemasyarakatan) 
e.                                                    Sistem mata pencaharian (sistem ekonomi)
f.                                                      Sistem ilmu pengetahuan, dan
g.                                                    Sistem peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi)

H.       Hubungan antara Berbagai Konsep Realitas Sosial Budaya

1.    Masyarakat dan Kebudayaan
Masyarakat dan kebudayaan seperti dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan. Berbicara tentang masyarakat tentu tak akan lepas dari konsep budaya, karena kebudayaan adalah segala sesuatu yang dipelajari dan dialami bersama secara sosial oleh masyarakat.

2.    Masyarakat dan Interaksi Sosial
Dalam kehidupan, manusia senantiasa membutuhkan pertolongan manusia yang lain (zoon politicon). Oleh sebab itu, masyarakat selalu melakukan interaksi sosial, baik antar individu, antara individu dan kelompok maupun antarkelompok. Jadi, masyarakat dan interaksi sosial tidak dapat dipisahkan.

3.    Status dan Peranan
Status sosial (kedudukan) merupakan posisi seseorang di tengah-tengah masyarakat. Status dan peranan selalu berkaitan. Peranan merupakan perilaku yang diharapkan dari orang yang memiliki status tertentu, misalnya status seorang sultan mengharuskan ia berperan sebagai tokoh panutan masyarakat.

4.    Nilai, Norma dan Lembaga Sosial
Untuk menciptakan keteraturan dalam masyarakat dibutuhkan suatu perangkat pengaturan tertib sosial yang dinamakan pranata sosial. Dalam pranata sosial ini norma-norma dan nilai-nilai akan menjadi sebuah pedoman berperilaku dalam masyarakat.

5.    Perilaku Menyimpang dan Pengendalian Sosial
Adanya perilaku menyimpang akan mengancam keseimbangan dalam masyarakat. Oleh sebab itu, diperlukan pengendalian sosial. Dengan pengendalian sosial yang efektif, maka perilaku menyimpang akan mengalami penurunan.

I.      Data tentang Realitas Sosial dan Permasalahan Sosial
Data merupakan fakta atau keterangan mengenai fenomena yang terjadi di lapangan. Untuk meneliti atau mengetahui penyebab terjadinya suatu fenomena sosial diperlukan data yang akurat. Data sosiologi dapat diperoleh melalui berbagai cara, seperti wawancara dengan responden, dan melakukan pengamatan langsung terhadap pola kehidupan responden.

1.     Penurunan Kualitas Moral (Demoralisasi)
Brook dan Gable (1997) mengatakan bahwa demokratisasi berhubungan dengan rendahnya standar moral dan penetapan nilai serta norma dalam masyarakat mengalami gejala demoralisasi adalah sebagai berikut :
a.        Kuantitas dan kualitas kriminalitas sosial semakin meningkat, seperti pemerkosaan, pencurian, perampokan, dan pembunuhan.
b.        Terjadinya kerusuhan yang bersifat anarkis, seperti pembakaran rumah, perusakan fasilitas umum dan penjarahan.
c.         Konflik sosial semakin marak, baik vertikal maupu horizontal.
d.        Tindakan korupsi merajalela.
e.        Meningkatnya jumlah pemakai dan pengedar narkoba di kalangan masyarakat.
f.          Pergaulan bebas semakin merajalela.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan demoralisasi di kalangan masyarakat antara lain :
a.        Krisis ekonomi yang berkepanjangan,
b.        Pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi sehingga mengakibatkan jumlah pencari kerja tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan.
c.         Menurunnya kewibawaan pemerintah yang ditandai dengan tidak berhasilnya pemerintah memenuhi tuntutan rakyat.
d.        Meningkatnya angka kemiskinan.
e.        Menurunnya kualitas aparat penegak hukum, seperti kepolisian, kejaksaan  dan kehakiman.
f.          Adanya sikap-sikap negatif, seperti malas, boros, tidak disiplin, serta sikap apatis yang akhirnya untuk mencapai sesuatu dilakukan dengan jalan pintas.
g.        Keengganan memahami dan mendalami ajaran-ajaran agama.

2.         Terorisme
Terorisme adalah tindakan yang membuat kerusakan-kerusakan di dalam masyarakat dengan tujuan menyebarkan rasa takut serta mengancam keselamatan publik. Tindakan ini muncul salah satunya akibat adanya rasa ketidakadilan dan pemahaman keagamaan yang sempit. Contohnya aksi pelemparan bom Molotov ke kantor DPD oleh salah satu partai politik di kota Depok.
Beberapa akibat yang timbul dari tindakan terorisme antara lain sebagai berikut :
a.      Jatuhnya korban jiwa dan materi
b.      Menurunnya pendapatan sektor pariwisata
c.       Adanya rasa takut akan keselamatan jiwa (trauma)

3.         Merebaknya Kasus Perdagangan Anak
Aris Merdeka Sirait, Sekretaris Jenderal Komnas Anak mengemukakan bahwa Indonesia merupakan pemasok perdagangan anak dan wanita (trafficking) terbesar di Asia Tenggara. Berdasarkan penelitian yang dilakukan lembaganya terdapat sekitar 200 sampai 300 ribu pekerja seks komersial (PSK) berusia di bawah 18 tahun.

4.         Meningkatnya Angka Kemiskinan
Krisis multidimensional yang terjadi pada tahun 1997 menyebabkan jumlah penduduk miskin di Indonesia semakin bertambah. Mengutip data pusat statistik jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2006 sebesar 39,05 juta (17,75%). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada Februari 2005 yag berjumlah 35,10 juta (15,97%), maka jumlah penduduk miskin meningkat sebesar 3,95 juta.
Beberapa akibat yang timbul dari meningkatnya angka kemiskinan antara lain :
a.    Penurunan tingkat kesehatan masyarakat akibat kekurangan gizi, contohnya kasus busung lapar di beberapa daerah yang akhir-akhir ini semakin meningkat, dan
b.    Munculnya demoralisasi yang ditandai dengan meningkatnya angka kriminalitas.

5.         Kenakalan Remaja (Delikuensi)

Kenakalan remaja adalah semua perbuatan anak remaja (usia belasan tahun) yang berlawanan dengan ketertiban umum (nilai dan norma yang diakui bersama) yang ditujukan pada orang lain, binatang, dan barang-barang yang dapat menimbulkan bahaya atau kerugian pada pihak lain. Contohnya pemerkosaan, dan kumpul kebo. Hal ini merupakan tindakan penyimpangan seksual yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts