A. BERAGAMA SEBAGAI KEBUTUHAN FITRI
Manusia terdiri dari dimensi fisik
dan non-fisik yang bersifat potensial. Dimensi non-fisik ini terdiri dari
berbagai domain rohaniah yang saling berkaitan, yaitu jiwa (psyche), fikiran
(ratio), dan rasa (sense). Yang dimaksud rasa disini adalah kesadaran manusia
akan kepatutan (sense of ethic), keindahan (sense of aesthetic), dan
kebertuhanan (sense of theistic).
Rasa kebertuhanan (sense oftheistic)
adalah perasaan pada diri seseorang yang menimbulkan keyakinan akan adanya
sesuatu yang Maha Kuasa di luar dirinya (transcendence) yang menentukkan segala
nasib yang ada. Perasaan ini mendorongnya pada keyakinan akan adanya Tuhan atau
sesuatu yang perlu dipertuhankan yang menentukan segala gerak kehidupan di alam
ini.
Keyakinan akan adanya Tuhan dicapai
manusia melalui tiga pendekatan, yaitu :
- Material
experience of humanity; argumen membuktikan adanya Tuhan melalui
kajian terhadap fenomena alam semesta.
- Inner
experience of humanity; argumen membuktikan adanya Tuhan melalui
kesadaran batiniah dirinya.
- Spiritual
experience of humanity; argumen membuktikan Tuhan didasarkan pada Wahyu yang diturunkan oleh Tuhan
melalui utusan-Nya.
B. PENGERTIAN DAN ASAL-USUL AGAMA
Agama adalah suatu sistem ajaran
tentang Tuhan, di mana penganut-penganutnya melakukan tindakan-tindakan ritual,
moral, atau sosial atas dasar aturan-aturan-Nya. Oleh karena itu, umumnya suatu
agama mencakup aspek-aspek sebagai berikut :
- aspek kredial, yaitu ajaran tentang
doktrin-doktrin ke-Tuhanan yang harus diyakini.
- Aspek ritual, yaitu ajaran tentang tata-cara
berhubungan dengan Tuhan untuk minta perlindungan dan pertolongan-Nya atau
untuk menunjukkan kesetiaan dan penghambaan
- Aspek moral, yaitu ajaran tentang aturan
berperilaku dan bertindak yang benar dan baik bagi individu dalam
kehidupan.
- Aspek sosial, yaitu ajaran tentang aturan hidup
bermasyarakat.
Berdasarkan
asal-usul terbentuk dan berkembangnya suatu agama sebagai sebuah lembaga
kepercayaan dapat dikategorikan ke dalam tiga jenis,yaitu :
- Agama yang berkembang dan muncul dari budaya
masyarakat. Biasanya muncul dan berkembang sebagai reaksi dari lingkungan
alam tempat manusia tinggal. Agama sejenis ini dapat disebut Agama Budaya
atau agama Bumi (Ardli) seperti Hindu, Shinto atau agama-agama primitif
dan tradisional.
- Agama yang disampaikan oleh orang yang mendapat
wahyu dari Tuhan dan ajaran-ajaran yang mereka sebarkan juga berasal dari
Tuhan. Agama sejenis ini disebut Agama Langit atau Samawi yaitu Yahudi,
Nasrani dan Islam.
- Agama yang berkembang dari pemikiran seorang
filosof besar. Dia tidak mengaku dan mengklaim bahwa dirinya mendapatkan
wahyu dari Tuhan, tetapi dia memiliki pemikiran-pemikiran yang mengagumkan
tentang konsep-konsep kehidupan sehingga bayak orang yang mengikuti
pandangan hidupnya dan kemudian melembaga sehingga menjadi kepercayaan dan
ideologi bersama dalam suatu masyarakat. Agama jenis ini dinamakan agama
filsafat seperti Konfusianisme (Konghucu), Taoisme, Zoroaster atau Budha.
C. AGAMA-AGAMA BESAR
Di antara sekian banyak agama ada
beberapa agama yang dianggap besar karena memiliki penganut yang banyak dan
ajarannya sistematis yaitu: Agama Kristen, Katolik, Islam, Hindu, Budha, Kong
Hu Cu, Agama Sinto, Yahudi, Zoroaster dll.
Agama-agama tersebut ada yang
bersifat kebangsaan dan ada yang bersifat mendunia (mondial). Yang bersifat
kebangsaan adalah agama yang identik dengan suatu bangsa atau ras tertentu dan
bangsa penganutnya mengklaim bahwa agama tersebut sebagai milikinya saja,
sedangkan bangsa lain tidak harus menjadi pengikut dan penganutnya, seperti Yahudi bagi bangsa
Yahudi dan Hindu bagi bangsa India atau Kong Hu Cu bagi bangsa Cina , Sinto
bagi bangsa Jepang. Agama mondial adalah agama yang mengklaim sebagai agama
untuk seluruh bangsa. Oleh karena itu ajaran-ajarannya disebarkan kepada
seluruh bangsa di dunia. Agama sejenis ini disebut agama mesianis, seperti
agama Islam, Kristen dan Budha.
D. ISLAM SEBAGAI AGAMA FITRAH
Islam adalah sistem ajaran Ketuhanan
yang berasal dari Allah SWT, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk
disampaikan kepada seluruh umat manusia di muka bumi. Sebagai agama yang
diturunkan oleh Tuhan yang menciptakan manusia sudah tentu ajaran Islam akan
selaras denga fitrah kejadian manusia. Fitrah dalam arti pembawaan asal manusia
secara umum sejak kelahiran (bahkan sejak awal penciptaan) dengan segala
karakteristiknya yang masih bersifat potensial atau masih berupa kekuatan
tersembunyi yang masih perlu dikembangkan dan diarahkan oleh ihtiar manusia
baik fitrah yang berkaitan dengan dimensi fisik atau non fisik, yaitu akal,
nafsu, perasaan dan kesadaran (qalb) dan ruh. Islam mengarahkan fitrah kepada
hal yang konstruktif bagi kehidupan manusia, baik individual dan komunal tanpa
membunuh potensi yang dimiliki oleh setiap jenis fitrah. Sebagai contoh : akal
sebagai instrumental untuk berfikir dalam menentukan pengembangan kemampuan
akal manusia memiliki kencenderungan malas dan kurang minat. Maka ajaran Islam
mendorong agar manusia mau berfikir dan mengembangkan kemampuannya.
Nafsu adalah unsur pendorong gerak
pada manusia sehingga manusia menjadi dinamis dan ajaran Islam mengendalikan
arah perkembangan nafsu ini tanpa membunuh dan mengerem agar tidak terjerumus
dalam kebinasaan.
E. NAMA, PENGERTIAN, DAN MISI ISLAM.
1. Nama Agama: ISLAM
Islam adalah
nama yang ditetapkan Allah SWT. Secara eksplisit di dalam Al-Qur’an untuk
sistem ajaran ketuhanan yang disampaikan melalui Nabi Muhammad saw kepada umat
manusia. Karena itu Islam sebagai suatu sistem ajaran tidak boleh disebut
dengan sebutan lain, baik dinisbatkan kepada Nabi pembawanya seperti
MOHAMEDANISM atau kepada bangsa pemeluknya, misal Arabism, karena Islam adalah
sistem ajaran yang berasal dari Allah SWT. Islam adalah sistem ajaran bagi seluruh umat manusia di dunia, bukan
untuk bangsa atau ras dan suku bangsa tertentu saja.
Orang yang menganut, memeluk dan
mengikuti ajaran agama Islam disebut MUSLIM. Setelah menjadi muslim, seseorang
tidak boleh lagi disebut KAFIR.
2. Pengertian
ISLAM
Islam secara etimologis berasal dari
tiga akar kata :
- Salam; artinya damai atau kedamaian
- Salamah; artinya keselamatan
- Aslama; artinya berserah diri atau tunduk
patuh
Melihat
akar katanya, kata ISLAM dapat mengandung makna sebagai berikut:
a.
Memasuki kedamaian dan menciptakan rasa damai dalam
kehidupan
b.
Menemukan keselamatan atau terbebas dari bencana,
baik bencana hidup di dunia maupun bencana hidup di akhirat
c.
Berserah diri atau tunduk patuh pada aturan-aturan
hidup yang telah dittetapkan aoleh Allah SWT.
Secara
Terminologis, ISLAM adalah satu sistem ajaran Ketuhanan (agama) yang berasal
dari Allah SWT,yang disampaikan kepada umat manusia melalui risalah yang
diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, sebutan ISLAM sebagai nama
suatu agama, hanya berlaku secara eksklusif untuk aagama yang dianut oleh
pengikut Nabi Muhammad SAW.
3. Misi agama Islam
Agma Islam mengandung
misi :
a.
Mengajar manusia untuk tunduk patuh (aslama) pada
aturan-aturan Allah SWT (submission to the will of God) dalam menjalani
kehidupannya di dunia.
b.
Membimbing manusia untuk menemukan kedamaian dan
dalam menciptakan kedamaian
c.
Memberikan jaminan kepada manusia untuk mendapatkan
keselamatan dan terbebas dari bencana hidup baik di dunia atau di akhirat.
F. ISLAM SEBAGAI HIDAYAH (PETUNJUK) DALAM KEHIDUPAN
Allah SWT berfirman yang terjemahannya :
“Nanti
akan Aku berikan kepadamu petunjuk ( dalam menempuh kehidupan). Siapa yang
mengikuti petunjuk-Ku tersebut, niscaya mereka tidak akan ditimpa rasa khawatir
dan takut (dalam kehidupan) dan tidak akan bersedih hati” (Q.S.
Al-Baqarah 2 : 38)
1.
Hidayah Allah SWT Untuk Manusia
Hidayah
artinya “ petunjuk yang diberikan oleh Allah SWT kepada makhluk hidup agar
mereka sanggup menghadapi tantangan kehidupan dan menemukan solusi (pemecahan)
bagi persoalan hidup yang dihadapinya”.
Ada
empat tingkat hidayah yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia, yaitu :
a.
Hidayah ghariziyah (bersifat instinktif), disebut
juga hidayah fitriyyah, yaitu petunjuk untuk kehidupan yang diberikan oleh
Alllah SWT bersamaan dengan kelahiran berupa kemampuan jadi dalam menghadapi
kehidupan sehingga sanggup untuk survive ( bertahan hidup )
b.
Hidayah hissiyah
(bersifat indrawi), yaitu petunjuk berupa kemampuan indra dalam menangkap
citra lingkungan hidup sehingga ia dapat menentukan lingkungan mana yang sesuai
dengannya (kemampuan adaptif) sehingga menemukan kenyamanan dalam menjalani kehidupan (secara fisikal)
Kedua
hidayah ini diberikan juga kepada binatang dengan fungsi yang sama. Dalam tahap
tertentu dan pada jenis tertentu, bahkan binatang mendapatkan hidayah lebih
tinggi, dalam arti kemampuan indrawi binatang tersebut lebih mumpuni daripada
kemampuan indrawi manusia.
c.
Hidayah aqliyah
( bersifat intelektual), yaitu petunjuk yang diberikan Allah SWT berupa
kemampuan berfikir sehingga mampu mengolah segala informasi yang ditangkap
melalui indra.
d.
Hidayah diniyah
(berupa ajaran agama) yaitu petunjuk yang diberikan Allah SWT berupa ajaran-ajaran praktis untuk diterapkan
untuk meniti kehidupan secara individual dan menata kehidupan secara komunal
sehingga manusia mendapatkan kebahagiaan dan kenikmatan hakiki dan ketenangan
batin dalam menjalani kehidupannya.
Bagi
manusia, hidayah ghariziyah (instinktif) merupakan alat Bantu sementara,
hidayah hissiyah (indrawi) alat Bantu mediatif (antara), hidayah aqliyah
(intelektual) alat Bantu pengembangan dan hidayah diniyah (agama) alat Bantu
penyempurnaan, yaitu mencapai kebahagiaan hakiki.
2.
ISLAM, Satu-satunya Hidayah Agama dari Allah SWT
Dalam kedudukan sebagai hidayah bagi kehidupan manusia di
dunia, agama Islam dapat berperan dan berfungsi sebagai :
a.
Pemberi makna bagi perbuatan manusia
b.
Alat kontrol bagi rasa dan emosi
c.
Pengendali bagi nafsu yang berkembang
d.
Pemberi reinforcement
(dorongan)) terhadapkecenderungan berbuat baik pada manusia
e.
Penyeimbang bagi kondisi psikis yang berkembang.
No comments:
Post a Comment