SIKLUS
HIDROLOGI DAN JENIS PERAIRAN
Standar Kompetensi :
Menganalisis unsur-unsur Geosfer
Kompetensi Dasar :
Menganalisis Hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka
bumi
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari Kegiatan Belajar ini diharapkan
siswa mampu :
- Mengidentifikasi
unsur-unsur utama siklus hidrologi
- Mengidentifikasi
berbagai jenis perairan darat
A.
Siklus Air
Guna keperluan kehidupannya, manusia harus mengambil
air antara lain dari sungai, danau dan dari dalam tanah dengan cara membuat
sumur.
Sekitar 71% permukaan bumi merupakan wilayah
perairan. Lapisan air yang menyelimuti permukaan bumi disebut hidrosfer.
Hidrosfer meliputi samudera, laut, sungai, danau, gletser, salju, air tanah dan
uap air di atmosfer. Air di permukaan bumi jumlahnya selalu tetap meskipun
berubah bentuk. Dari bentuk cair menjadi uap air kemudian menjadi cair.
Siklus air dibedakan menjadi tiga, yaitu siklus
pendek, siklus sedang dan siklus panjang.
- Siklus
pendek,
yaitu apabila uap air laut mengalami kondensasi di atas laut kemudian
jatuh sebagi hujan dan kembali ke laut.
- Siklus
sedang,
yaitu apabila uap air laut mengalami kondensasi membentuk awan kemudian
terbawa angin menuju daratan dan jatuh sebagai hujan. Curahan hujan
sebagian meresap ke dalam tanah, sungai, serta danau, dan akhirnya ke
laut.
- Siklus
panjang,
yaitu apabila uap air laut dibawa angin menuju daratan hingga pegunungan
tinggi, menjadi Kristal-kristal es atau salju, kemudian jatuh sebagai
hujan es atau salju membentuk gletser, masuk ke sungai dan akhirnya ke
kembali laut
Aktivitas yang berkaitan dengan siklus air antara
lain sebagai berikut.
- Evaporasi, yaitu proses berubahnya
zat cair menjadi uap air, misalnya evaporasi dari air sungai, danau dan laut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi evaporasi adalah sebagai berikut :
a.
Faktor meteorologist, terdiri dari atas suhu air, suhu udara/atmosfer,
kelembapan, kecepatan angin, tekanan udara, dan sinar matahari (radiasi)
b.
Banyaknya air, misalnya penguapan pada permukaan tanah yang jenuh air
berbeda dengan permukaan tanah yang tidak jenuh air.
- Transpirasi, yaitu penguapan air
dari tumbuh-tumbuhan melalui pori-pori daun (stomata). Faktor-faktor yang
mempengaruhi transpirasi adalah sebagai berikut :
a.
Faktor meteorologist, yaitu sinar matahari karena transpirasi
berlangsung pada siang hari, sedangkan pada malam hari stomata akan tertutup.
b.
Jenis tumbuh-tumbuhan, yaitu berhubungan dengan ukuran stomata dan
kandungan air yang diperlukan tumbuh-tumbuhan.
c.
Jenis tanah, yaitu kondisi kelembapan tanah membatasi persediaan air
yang diperlukan oleh tumbuh-tumbuhan.
- Evapotranspirasi, yaitu kombinasi
antara evaporasi dan transpirasi :
a.
Evapotranspirasi potensial adalah evapotranspirasi yang terjadi apabila
tersedia cukup air dari presipitasi atau irigasi. Evapotranspirasi potensial
sangat penting untuk memperkirakan kebutuhan irigasi.
b.
Evapotranspirasi aktual adalah evapotranspirasi yang terjadi sesungguhnya,
yaitu dengan kondisi pemberian air seadanya. Evapotranspirasi aktual akan
menjadi kecil apabila jumlah air yang tersedia untuk tanaman berkurang.
- Kondensasi adalah proses perubahan wujud
dari bentuk uap air menjadi titik-titik air.
- Sublimasi adalah perubahan wujud
dari gas menjadi bentuk padat, contohnya perubahan uap air menjadi salju.
- Infiltrasi adalah peresapan air ke dalam
tanah melalui pori-pori tanah.
- Presipitasi adalah segala materi
yang dicurahkan dari atmosfer ke permukaan bumi dalam bentuk cair (hujan)
maupun padat (salju).
B.
Perairan
Darat
- Air Tanah
a.
Potensi
Air tanah adalah air yang terdapat di
lapisan tanah di bawah permukaan bumi. Air tanah berasal dari air hujan yang
meresap ke dalam tanah. Makin banyak air hujan yang meresap ke dalam tanah
makin banyak pula air yang tersimpan di dalam tanah. Besar kecilnya resapan air
hujan bergantung pada tingkat kelembapan tanah, porositas tanah dan kemiringan
lereng.
Secara
umum air tanah dibedakan menjadi dua macam, yaitu air tanah dangkal (air freatik)
dan air tanah dalam (air artesis).
1)
Air Tanah Dangkal
Air tanah dangkal adalah air
tanah yang terdapat di atas lapisan batuan kedap air. Kedalaman air tanah dapat
kita amati pada permukaan air sumur. Namun, kedalaman permukaan air sumur itu
berbeda-beda di berbagai tempat. Hal itu disebabkan oleh perbedaan tebal atau
tipisnya lapisan permukaan tanah dan kedudukan permukaan air tanah. Sebagai
contoh, di daerah pegunungan biasanya permukaan air tanah sangat dalam, sedangkan
di dataran rendah permukaan air tanahnya dangkal.
2)
Air tanah dalam
Air tanah dalam adalah air
tanah yang terletak di antara dua lapisan batuan kedap air. Air tanah dalam
merupakan sumber air yang relatif tidak pernah kering. Apabila lapisan kedap
air dibor dan mendapat tekanan yang cukup tinggi, air tanah dalam akan memancar
dan disebut air artesis.
Air tanah juga dapat keluar
ke permukaan bumi dalam bentuk sumber air panas yang disebut geyser. Geyser
adalah sumber air panas yang erat hubungannya dengan aktivitas vulkanisme.
Sumber air panas itu apabila mendapat tekanan akan memancar keluar disertai
dengan gas. Semburan itu terjadi kadang-kadang beraturan dan kadang-kadang
tidak.
Perlindungan
dan pelestarian sumber air bertujuan melindungi dan melestarikan keberadaan
sumber-sumber air dan lingkungan terhadap kerusakan atau gangguan yang
disebabkan oleh alam atau oleh tindakan manusia.
Usaha perlindungan dan pelestarian
tersebut antara lain dilakukan melalui :
a)
Pemeliharaan kelangsungan fungsi resapan air dan daerah tangkapan air
b)
Pengendalian pemanfaatan sumber air
c)
Pengisian air pada sumber air
d)
Pengaturan prasarana dan sarana sanitasi
e)
Pengamanan sumber air dalam hubungannya dengan kegiatan pembangunan dan
pemanfaatan lahan pada sumber air
f)
Pengendalian pengelolaan tanah di daerah hulu
g)
Pengaturan daerah sempadan sumber air
h)
Rehabilitasi hutan dan lahan
i)
Pelestarian hutan lindung, kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian
alam.
- Sungai
Sungai adalah aliran air
tawar melalui suatu saluran menuju laut, danau, atau sungai lain yang lebih besar.
Air sungai dapat berasal dari gletser, danau yang meluap, atau mata air
pegunungan.
a.
Jenis-jenis
Sungai
1)
Berdasarkan sumber air, sungai dibedakan menjadi tiga
(a)
Sungai mata air, yaitu sungai yang airnya
berasal dari mata air
(b)
Sungai hujan, yaitu sungai yang airnya
berasal dari air hujan. Pada saat musim hujan debit air bertambah, sedangkan
pada musim kemarau debit air berkurang.
(c)
Sungai gletser, yaitu sungai yang airnya
berasal dari pencairan gletser (es), misalnya Sungai Memberamo di Papua.
2)
Berdasarkan arah aliran, sungai dibedakan menjadi
empat.
(a)
Sungai konsekuen, yaitu sungai yang aliran
airnya searah dengan kemiringan lereng.
(b)
Sungai Subsekuen, yaitu sungai yang aliran
airnya tegak lurus terhadap sungai konsekuen.
(c)
Sungai obsekuen, yaitu anak sungai dari sungai
subsekuen yang arah aliran airnya sejajar terhadap sungai konsekuen.
(d)
Sungai resekuen, yaitu anak sungai dari
sungai subsekuen yang arah aliran airnya sejajar dengan sungai konsekuen.
3)
Berdasarkan struktur geologi, sungai dibedakan menjadi
dua.
(a)
Sungai anteseden, yaitu sungai yang tetap
mempertahankan pola alirannya meskipun terjadi pengangkatan secara
perlahan-lahan. Oleh karena itu, sungai anteseden akan membentuk celah atau
lembah yang disebut water gap.
(b)
Sungai superposed, yaitu sungai yang mengalir
pada suatu daratan alluvial atau daratan peneplain hingga struktur batuan di
dataran itu tersingkap tanpa banyak mengubah pola aliran sungai.
b.
Pola Aliran
Sungai
Pola aliran sungai yang ada di
permukaan bumi sangat dipengaruhi oleh morfologi tempat sungai mengalir dan
struktur geologinya. Pola aliran sungai yang umum adalah sebagai berikut :
1) Pola dendritik
Pola aliran sungai yang
tidak teratur. Pola tersebut biasanya terdapat di daerah dataran rendah atau
daerah pantai. Anak-anak sungai yang mengalir bermuara ke sungai induk
membentuk sudut lancip dan ada pula yang membentuk sudut tumpul.
2) Pola Trellis
Pola aliran sungai yang
aliran sungai induknya sejajar dengan anak-anak sungai yang bermuara pada
sungai induk. Pertemuan antara sungai induk dan anak sungai membentuk sudut
siku-siku (tegak lurus).
3) Pola Radial
Pola aliran sungai yang
memusat ke suatu daerah. Pola itu biasanya terdapat di daerah cekungan (basin).
4) Pola Rektanguler
Pola aliran sungai yang
membentuk sudut siku-siku. Pola itu biasanya terdapat di daerah patahan.
c.
Manfaat
Sungai
Beberapa manfaat dari sungai
yang sampai saat ini dapat kita lihat dan rasakan dalam kehidupan sehari-hari
antara lain, sebagai berikut.
1)
Sebagai sarana transportasi
2)
Merupakan sumber air untuk irigasi
3)
Aliran sungai digunakan untuk pembangkit tenaga listrik
4)
Dimanfaatkan sebagai sarana olah raga, contohnya arung jeram. Selain
itu, keindahan aliran sungai dapat digunakan sebagai sarana rekreasi
5)
Digunakan sebagai tempat budi daya perikanan.
Beberapa cara yang dapat dilakukan
untuk menjaga kelestarian sungai antara lain sebagai berikut :
1)
Menjaga kelestarian hutan terutama di daerah sungai bagian hulu. Hal
itu karena hutan di daerah hulu sungai merupakan tempat peresapan air hujan.
Dengan demikian menjaga kelestarian hutan berarti menjaga kelestarian air yang
akan mengalir ke sungai.
2)
Pembuatan teras-teras pada lereng di sepanjang aliran sungai mencegah
terjadinya erosi yang akan memperdangkal kedalaman sungai.
3)
Tidak membuang limbah dan sampah ke sungai, baik dari pabrik maupun rumah
tangga. Pembuangan limbah dan sampah ke sungai akan merusak kehidupan yang berada
di dalam sungai. Selain itu, pembuangan sampah ke sungai akan menyebabkan
aliran sungai menjadi terhambat. Hal itu akan mengakibatkan banjir apabila
terjadi hujan yang deras.
d.
Daerah
Aliran Sungai (DAS)
Daerah aliran sungai (DAS) adalah
seluruh wilayah di sekitar sungai yang apabila terjadi hujan airnya mengalir ke
sungai utama. Luas DAS tidak sama di semua tempat, bergantung pada bentuk DAS
yang ada. Misalnya luas DAS di Pulau Jawa berbeda dengan luas DAS di Pulau
Kalimantan.
- Danau
Danau adalah massa air dalam
jumlah besar yang berada dalam suatu cekungan atau basin di wilayah daratan.
Berdasarkan proses terjadinya, danau dibedakan menjadi dua macam yaitu danau
alam dan danau buatan.
a. Danau Alam
Danau yang terbentuk secara
alami tanpa campur tangan manusia. Danau alam dapat dibedakan menjadi enam
macam yaitu sebagai berikut :
1)
Danau Tektonik, yaitu danau yang terbentuk
karena adanya penurunan daratan yang disebabkan oleh tenaga tektonik. Sebagai
contoh akibat adanya proses patahan menyebabkan terbentuknya lembah (slenk),
kemudian terisi air hujan atau air resapan sehingga terbentuk danau. Di
Indonesia yang termasuk danau tektonik
antara lain Danau Singkarak di Sumatera dan Danau Towuti di Sulawesi.
2)
Danau Vulkanik, yaitu danau yang terbentuk
akibat adanya letusan gunung api. Setelah terjadi letusan gunung api tersebut
mati, kemudian kepundan gunung terisi air hujan sehingga terbentuk danau. Di
Indonesia yang termasuk danau vulkanik antara lain Danau Kelud di Jawa, Danau
Kelimutu Di Flores, Danau Poso dan Danau Matana di Sulawesi, serta Danau
Maninjau dan Danau Kerinci di Sumatera.
3)
Danau Tektonovulkanik, yaitu danau yang terbentuk
akibat adanya proses tektonik dan vulkanik. Akibat terjadi letusan gunung api,
sebagian badan gunung patah dan menutup lubang kepundan. Lubang kepundan yang
sudah tertutup tersebut kemudian terisi oleh air hujan sehingga terbentuk
danau. Di Indonesia yang termasuk danau tektonovulkanik adalah danau Toba di
Sumatera.
4)
Danau Karst, yaitu danau yang terbentuk
akibat pelarutan di daerah kapur yang disebut Dolina. Dolina yang besar disebut Uvala. Di Indonesia yang termasuk danau karst antara lain Uvala
Bendo Gede di gunung kidul, Yogyakarta.
5)
Danau Glasial, yaitu danau yang terbentuk
karena erosi gletser, contohnya The Great Lake di Amerika Serikat.
6)
Danau Bendungan alam, yaitu danau yang terbentuk
karena aliran sungai terbendung, misalnya oleh tanah longsor atau oleh aliran
lava dari gunung yang meletus. Contohnya Danau Air Tawar di Aceh, dan Danau
Tondano di Sulawesi.
b. Danau Buatan
Danau buatan (waduk) adalah
danau yang sengaja dibuat oleh manusia untuk keperluan tertentu. Contohnya,
waduk Jatiluhur dan Saguling di Jawa Barat, dan Waduk Kedungombo di Jawa
Tengah. Baik danau alam maupun danau buatan dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
Di Indonesia, manfaat waduk antara lain untuk pembangkit listrik, pengairan
lahan pertanian, pengendali banjir, rekreasi, dan budidaya ikan.
- Rawa
Rawa adalah tanah rendah
yang selalu tergenang air karena tidak ada pelepasan air (drainase). Oleh
karena itu, air rawa bersifat asam. Kondisi yang demikian menyebabkan rawa
tidak cocok untuk dijadikan lahan pertanian. Di Indonesia rawa-rawa banyak
terdapat di pantai-pantai sebelah timur Pulau Sumatera, pantai-pantai di Pulau
Kalimantan, dan pantai-pantai di Pulau Papua.
Berdasarkan sifat airnya,
rawa-rawa dapat dibedakan menjadi rawa air asin, rawa air tawar, dan rawa air
payau.
a.
Rawa air asin adalah rawa yang terdapat di daerah pantai.
b.
Rawa air payau adalah rawa yang terdapat di sekitar muara sungai di
dekat laut.
c.
Rawa air tawar adalah rawa yang terdapat di sekitar
sungai-sungai besar.
No comments:
Post a Comment