Permainan tradisonal merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang turun temurun
dan mempunyai bermacam-macam fungsi atau pesan di baliknya, di mana pada
prinsipnya permainan anak tetap merupakan permainan anak. Dengan demikian
bentuk atau wujudnya tetap menyenangkan dan menggembirakan anak karena
tujuannya sebagai media permainan. Aktivitas permainan yang dapat mengembangkan
aspek-aspek psikologis anak dapat dijadikan sarana belajar sebagai persiapan
menuju dunia orang dewasa. Permaianan digunakan sebagai istilah luas yang
mencakup jangkauan kegiatan dan prilaku yang luas serta mungkin bertindak
sebagai ragam tujuan yang sesuai dengan usia anak. Menurut Pellegrini dalam
Naville Bennet bahwa permainan didefinisikan menurut tiga matra sebagai
berikut: (1) Permainan sebagai kecendrungan, (2) Permainan sebagai konteks, dan
(3) Permainan sebagai prilaku yang dapat diamati.
Menurut
Mulyadi bermain secara umum sering dikaitkan dengan kegiatan anak-anak yang
dilakukan secara spontan yang terdapat lima pengertian bermain; (1) sesuatu
yang menyenangkan dan memiliki nilai intrinsik pada anak (2) tidak memiliki
tujuan ekstrinsik, motivasinya lebih bersifat intrinsik (3) bersifat spontan
dan sukarela, tidak ada unsur keterpaksaan dan bebas dipilih oleh anak serta
melibatkan peran aktif keikutsertaan anak, dan (4) memiliki hubungan sistematik
yang khusus dengan seuatu yang bukan bermain, seperti kreativitas, pemecahan
masalah, belajar bahasa, perkembangan sosial.
Permainan
tradisonal merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang turun temurun dan
mempunyai bermacam-macam fungsi atau pesan di baliknya, di mana pada prinsipnya
permainan anak tetap merupakan permainan anak.Dengan demikian bentuk atau
wujudnya tetap menyenangkan dan menggembirakan anak karena tujuannya sebagai
media permainan.Aktivitas permainan yang dapat mengembangkan aspek-aspek
psikologis anak dapat dijadikan sarana belajar sebagai persiapan menuju dunia
orang dewasa.
Permainan
tradisional merupakan warisan antar generasi yang mempunyai makna simbolis di
balik gerakan, ucapan, maupun alat-alat yang digunakan.Pesan-pesan tersebut
bermanfaat bagi perkembangan kognitif, emosi dan sosial anak sebagai persiapan
atau sarana belajar menuju kehidupan di masa dewasa.Pesatnya perkembangan
permainan elektronik membuat posisi permainan tradisional semakin tergerus dan
nyaris tak dikenal. Memperhatikan hal tersebut perlu usaha-usaha dari berbagai
pihak untuk mengkaji dan melestarikan keberadaannya melalui pembelajaran ulang
pada generasi sekarang melalui proses modifikasi yang disesuaikan dengan
kondisi sekarang (Fajarwati, 2008: 2).
Permainan
digunakan sebagai istilah luas yang mencakup jangkauan kegiatan dan prilaku
yang luas serta mungkin bertindak sebagai ragam tujuan yang sesuai dengan usia
anak. Menurut Pellegrini (1991: 241) dalam Naville Bennet (1998: 5-6) bahwa
permainan didefinisikan menurut tiga matra sebagai berikut; (1) permainan
sebagai kecendrungan, (2) permainan sebagai konteks, dan (3) permainan sebagai
prilaku yang dapat diamati.
Permainan
tidak lepas dari pada adanya kegiatan bermain anak, sehingga istilah bermain
dapat digunakan secara bebas, yang paling tepat adalah setiap kegiatan yang
dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkan, bermain dilakukan secara suka rela
oleh anak tanpa ada pemaksaan atau tekanan dari luar. Menurut Hurlock (2006:
320), secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu aktif dan
pasif.
Menurut
Mulyadi (2004: 30) bermain secara umum sering dikaitkan dengan kegiatan
anak-anak yang dilakukan secara spontan yang terdapat lima pengertian bermain:
1)
Sesuatu yang menyenangkan
dan memiliki nilai intrinsik pada anak.
2)
Tidak memiliki tujuan
ekstrinsik, motivasinya lebih bersifat intrinsik.
3)
Bersifat spontan dan
sukarela, tidak ada unsur keterpaksaan dan bebas dipilih oleh anak serta
melibatkan peran aktif keikutsertaan anak.
4)
Memiliki hubungan
sistematik yang khusus dengan seuatu yang bukan bermain, seperti kreativitas,
pemecahan masalah, belajar bahasa, perkembangan sosial.
Oleh karena
itu, bahwa permainan tradisional disini adalah permainan anak-anak dari bahan sederhana
sesuai aspek budaya dalam kehidupan masyarakat (Sukirman D, 2008:19).Permainan
tradisional juga dikenal sebagai permainan rakyat merupakan sebuah kegiatan
rekreatif yang tidak hanya bertujuan untuk menghibur diri, tetapi juga sebagai
alat untuk memelihara hubungan dan kenyamanan sosial.
Dalam hal
ini, permainan merupakan alat bagi anak untuk menjelajahi dunianya, dari yang
tidak dia ketahui sampai pada yang dia ketahui dan dari yang tidak dapat
diperbuatnya, sampai mampu melakukannya.Dengan demikian bermain suatu kebutuhan
bagi anak.Dengan merancang pelajaran tertentu untuk dilakukan sambil bermain
yang sesui dengan taraf kemampuannya. Jadi bermain bagi anak mempunyai
nilai dan ciri yang penting dalam kemajuan perkembangan kehidupan sehari-hari
termasuk dalam permainan tradisional.
Menurut
Bennet (1998:46) dengan ini diharapkan bahwa permainan dalam penddikan untuk
anak usia dini ataupun anak sekolah terdapat pandangan yang jelas tentang
kualitas belajar, hal ini diindikasikan sebagai berikut:
1.
Gagasan dan minat anak
merupakan sesuatu yang utama dalam permainan
2.
Permainan menyediakan
kondisi yang ideal untuk mempelajari dan meningkatkan
mutu
pembelajaran
3.
Rasa memiliki merupakan hal
yang pokok bagi pembelajaran yang diperoleh melalui permainan
4.
Pemebelajaran menjadi lebih
relevan bila terjadi atas inisiatif sendiri.
5.
Anak akan mempelajarai cara
belajar dengan permainan serta cara mengingat pelajaran dengan baik
6.
Pembelajaran dengan
permainan terjadi dengan gampang, tanpa ketakutan
7.
dan permainan mumudahkan
para guru untuk mengamti pembelajaran yang sesungguhnya dan siswa akan
mengalami berkurangnya frustasi belajar. Permainan bagi anak merupakan bagian
yang sedemikian diterimanya dalam kehidupannya sekarang sehingga hanya sedikit
orang yang ragu-ragu mempertimbangkan arti pentingnya dalam perkembangan anak.
Oleh karena
itu, bahwa permainan tradisional disini adalah permainan anak-anak dari bahan
sederhana sesuai aspek budaya dalam kehidupan masyarakat. Permainan tradisional
juga dikenal sebagai permainan rakyat merupakan sebuah kegiatan rekreatif yang
tidak hanya bertujuan untuk menghibur diri, tetapi juga sebagai alat untuk
memelihara hubungan dan kenyamanan sosial. Dengan demikian bermain suatu
kebutuhan bagi anak. Jadi bermain bagi anak mempunyai nilai dan ciri yang
penting dalam kemajuan perkembangan kehidupan sehari-hari termasuk dalam
permainan tradisional. Menurut Bennet dengan ini diharapkan bahwa permainan
dalam penddikan untuk anak usia dini ataupun anak sekolah terdapat pandangan
yang jelas tentang kualitas belajar, hal ini diindikasikan sebagai berikut: (1)
gagasan dan minat anak merupakan sesuatu yang utama dalam permainan, (2)
permainan menyediakan kondisi yang ideal untuk mempelajari dan meningkatkan
mutu pembelajaran, (3) rasa memiliki merupakan hal yang pokok bagi pembelajaran
yang diperoleh melalui permainan, (4) anak akan mempelajarai cara belajar
dengan permainan serta cara mengingat pelajaran dengan baik, (5) pembelajaran
dengan permainan terjadi dengan gampang, tanpa ketakutan, (6) permainan
mumudahkan para guru untuk mengamti pembelajaran yang sesungguhnya dan siswa
akan mengalami berkurangnya frustasi belajar.
Permainan
tradisional menurut Danandjaja (1987) adalah salah satu bentuk yang berupa
permainan anak-anak, yang beredar secara lisan di antara anggota kolektif
tertentu, berbentuk tradisional dan diwarisi turun temurun serta banyak
mempunyai variasi. Sifat atau cirri dari permainan tradisional anak sudah tua
usianya, tidak diketahui asal-usulnya, siapa penciptanya dan darimana asalnya.
Biasanya disebarkan dari mulut ke mulut dan adang-kadang mengalami perubahan
nama atau bentuk meskipun dasarnya sama. Jika dilihat dariakar katanya,
permainan tradisional tidak lain adalah kegiatan yang diatur oleh suatu
peraturan permainan yang merupakan pewarisan dari generasi terdahulu yang
dilakukan manusia (anak-anak) dengan tujuan mendapat kegembiraan.
Menurut Atik
Soepandi, Skar dkk. (1985-1986), permainan adalah perbuatan untuk menghibur
hati baik yang mempergunakan alat ataupun tidak mempergunakan alat. Sedangkan
yang dimaksud tradisional adalah segala sesuatu yang dituturkan atau diwariskan
secara turun temurun dari orang tua atau nenek moyang. Jadi permainan
tradisional adalah segala perbuatan baik mempergunakan alat atau tidak, yang
diwariska secara turun temurun dari nenek moyang, sebagai sarana hiburan atau
untuk menyenangkan hati.
Permainan
tradisional ini bisa dikategorikan dalam tiga golongan, yaitu : permainan untuk
bermain (rekreatif), permainan untuk bertanding (kompetitif) dan permainan yang
bersifat edukatif. Permainan tradisional yang bersifat rekreatif pada umumnya
dilakukan untuk mengisi waktu luang. Permainan tradisional yang bersifat
kompetitif, memiliki ciri-ciri : terorganisir, bersifat kompetitif, diainkan
oleh paling sedikit 2 orang, mempunyai criteria yang menentukan siapa yang
menang dan yang kalah, serta mempunyai peraturan yang diterima bersama oleh
pesertanya. Sedangkan perainan tradisional yang bersifat edukatif, terdapat
unsur-unsur pendidikan di dalamnya. Melalui permainan seperti ini anak-anak
diperkenalkan dengan berbagai macam ketrampilan dan kecakapan yang nantinya
akan mereka perlukan dalam menghadapi kehidupan sebagai anggota masyarakat.
Berbagai jenis dan bentuk permainan pasti terkandung unsur pendidikannya.
Inilah salah satu bentuk pendidikan yang bersifat non-formal di dalam
masyarakat. Permainan jenis ini menjadi alat sosialisasi untuk anak-anak agar
mereka dapat menyesuaikan diri sebagai anggota kelompok sosialnya.
No comments:
Post a Comment