Bentuk seni tari tradisional untuk siswa
sekolah merupakan salah satu jenis tarian yang terdiri dari beberapa rumpun
yakni ; (1) Rumpun tari permaianan, (2) Rumpun Tari rakyat, (3) Rumpun tari
kreasi, dan (4) rumpun tari klasik. seperti tari anak rumpun tari permainan,
rumpun tari rakyat, rumpun kreasi dan rumpun tari klasik memiliki aturan baku
yang tidak bisa dirubah. keberadaan tari anak ini sangat diperlukan mengingat
didalamnya terkandung nilai-nilai untuk menumbuh kembangkan kepribadian siswa
sekolah selain untuk menumbuh kembangkan kecintaan sejak dini kecintaan
terhadap nilai-nilai tradisi, dan faktor-faktor lainnya yang dinilai fositif
bagi pendidikan. Akan tetapi sipat aturan baku yang mengikat sepertinya sudah
tidak cocok dengan perkembangan pendidikan saat ini yang bersifat children
centre, namun demikian pada dasarnya hal ini tentu saja perlu ada upaya yang
serius dalam mengembangkan tari tradisional pada pendidikan tari di sekolah,
sehingga keberadaan tari terutama kehidupan serta perkembangan tari tradisi
dapat sesuai dengan perkembangan pendidikan yang bersifat children centre
tersebut.
Pendekatan pembelajaran tari yang
berorientasi pada children centre mengacu pada prinsip-prinsip pembelajaran
sebagai berikut: (a) Pembelajaran berorientasi pada prinsip-prinsip
perkembangan anak yaitu: 1) Siswa belajar dengan baik apabila kebutuhan
fisiknya terpenuhi serta merasakan aman dan tentram secara psikologis. 2)
Siklus belajar siswa selalu berulang. 3) siswa belajar melalui interaksi sosial
dengan orang dewasa dan siswa lainnya. 4) Minat dan keingintahuan siswa akan
memotivasi belajarnya. 5) Perkembangan dan belajar siswa harus memperhatikan
perbedaan individu. (b) Berorientasi pada Kebutuhan Anak : Kegiatan
pembelajaran pada siswa harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak.
Siswa sekolah adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk
mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun
psikis (intelektual, bahasa, motorik, dan sosio emosional). Dengan demikian
berbagai jenis kegiatan pembelajaran hendaknya dilakukan melalui analisis
kebutuhan yang disesuaikan dengan berbagai aspek perkembangan dan kemampuan
pada masing-masing siswa.(c) Bermain Sambil Belajar atau Belajar Seraya Bermain
: Bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada
anak usia dini.
Upaya-upaya pembelajaran tari kreatif yang
diberikan oleh pendidik hendaknya dilakukan dalam situasi yang menyenangkan
dengan menggunakan strategi, metode, materi/bahan dan media yang menarik serta
mudah diikuti oleh anak. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi gerak,
menemukan dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengan anak, sehingga
pembelajaran tari menjadi bermakna bagi anak. Menari bagi anak adalah Bermain
proses kreatif untuk bereksplorasi, dapat mempelajari keterampilan yang baru
dan dapat menggunakan symbol untuk menggambarkan dunianya dalam media gerak.
Ketika menari mereka membangun pengertian yang berkaitan dengan pengalamannya.
(d) Menggunakan Pendekatan Tematik : Kegiatan pembelajaran tari hendaknya
dirancang dengan menggunakan pendekatan tematik dan beranjak dari tema yang
menarik minat siswa. Tema sebagai alat/sarana atau wadah untuk mengenalkan
berbagai konsep pada siswa.
Tema diberikan dengan tujuan: 1).
Menafsirkan isi kurikulum dalam ekspresi gerak tari. 2) Memperkaya perbendaharaan
gerak anak. Jika pembelajaran dilakukan dengan memanfaatkan tema, maka
pemilihan tema dalam kegiatan pembelajaran hendaknya dikembangkan dari hal-hal
yang paling dekat dengan siswa, sederhana, serta menarik minat siswa.
Penggunaan tema dimaksudkan agar siswa mampu mengenal berbagai konsep secara
mudah dan jelas. (e) Kreatif dan Inovatif : Proses pembelajaran yang kreatif
dan inovatif dapat dilakukan oleh pendidik melalui kegiatan-kegiatan yang
menarik, membangkitkan rasa ingin tahu siswa, memotivasi siswa untuk berfikir
kritis dan menemukan hal-hal baru. Selain itu dalam pengelolaan gerak hendaknya
dilakukan secara dinamis. Artinya anak tidak hanya sebagai obyek tetapi juga
sebagai subyek dalam proses pencarian gerak. (f) Lingkungan Kondusif Lingkungan
pembelajaran tari harus diciptakan sedemikian menarik dan menyenangkan sehingga
siswa selalu betah. Penataan ruang harus disesuaikan dengan ruang gerak anak
dalam menari sehingga dalam interaksi baik dengan guru maupun dengan temannya
dapat dilakukan secara demokratis. Selain itu, dalam pembelajaran tari
hendaknya memberdayakan lingkungan sebagai sumber belajar dengan memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan kemampuan interpersonalnya
sehingga siswa merasa senang walaupun antar mereka berbeda (perbedaan
individual).
Lingkungan hendaknya tidak memisahkan siswa
dari nilai-nilai budayanya yaitu dengan tidak membedakan nilai-nilai yang
dipelajari di rumah dan di sekolah ataupun di lingkungan sekitar. Pendidik
harus peka terhadap karakteristik budaya masing-masing siswa. (g) Mengembangkan
Kecakapan Hidup Proses pembelajaran harus diarahkan untuk mengembangkan
kecakapan hidup. Pengembangan konsep kecakapan hidup didasarkan atas
pembiasaan-pembiasaan yang memiliki tujuan untuk mengembangkan kemampuan
menolong diri sendiri, disiplin dan sosialisasi serta memperoleh keterampilan
dasar yang berguna untuk kelangsungan hidupnya.
No comments:
Post a Comment