Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Saturday, February 22, 2020

Tari Tradisional



Bentuk seni tari tradisional untuk siswa sekolah merupakan salah satu jenis tarian yang terdiri dari beberapa rumpun yakni ; (1) Rumpun tari permaianan, (2) Rumpun Tari rakyat, (3) Rumpun tari kreasi, dan (4) rumpun tari klasik. seperti tari anak rumpun tari permainan, rumpun tari rakyat, rumpun kreasi dan rumpun tari klasik memiliki aturan baku yang tidak bisa dirubah. keberadaan tari anak ini sangat diperlukan mengingat didalamnya terkandung nilai-nilai untuk menumbuh kembangkan kepribadian siswa sekolah selain untuk menumbuh kembangkan kecintaan sejak dini kecintaan terhadap nilai-nilai tradisi, dan faktor-faktor lainnya yang dinilai fositif bagi pendidikan. Akan tetapi sipat aturan baku yang mengikat sepertinya sudah tidak cocok dengan perkembangan pendidikan saat ini yang bersifat children centre, namun demikian pada dasarnya hal ini tentu saja perlu ada upaya yang serius dalam mengembangkan tari tradisional pada pendidikan tari di sekolah, sehingga keberadaan tari terutama kehidupan serta perkembangan tari tradisi dapat sesuai dengan perkembangan pendidikan yang bersifat children centre tersebut.
Pendekatan pembelajaran tari yang berorientasi pada children centre mengacu pada prinsip-prinsip pembelajaran sebagai berikut: (a) Pembelajaran berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan anak yaitu: 1) Siswa belajar dengan baik apabila kebutuhan fisiknya terpenuhi serta merasakan aman dan tentram secara psikologis. 2) Siklus belajar siswa selalu berulang. 3) siswa belajar melalui interaksi sosial dengan orang dewasa dan siswa lainnya. 4) Minat dan keingintahuan siswa akan memotivasi belajarnya. 5) Perkembangan dan belajar siswa harus memperhatikan perbedaan individu. (b) Berorientasi pada Kebutuhan Anak : Kegiatan pembelajaran pada siswa harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak. Siswa sekolah adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis (intelektual, bahasa, motorik, dan sosio emosional). Dengan demikian berbagai jenis kegiatan pembelajaran hendaknya dilakukan melalui analisis kebutuhan yang disesuaikan dengan berbagai aspek perkembangan dan kemampuan pada masing-masing siswa.(c) Bermain Sambil Belajar atau Belajar Seraya Bermain : Bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada anak usia dini.
Upaya-upaya pembelajaran tari kreatif yang diberikan oleh pendidik hendaknya dilakukan dalam situasi yang menyenangkan dengan menggunakan strategi, metode, materi/bahan dan media yang menarik serta mudah diikuti oleh anak. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi gerak, menemukan dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengan anak, sehingga pembelajaran tari menjadi bermakna bagi anak. Menari bagi anak adalah Bermain proses kreatif untuk bereksplorasi, dapat mempelajari keterampilan yang baru dan dapat menggunakan symbol untuk menggambarkan dunianya dalam media gerak. Ketika menari mereka membangun pengertian yang berkaitan dengan pengalamannya. (d) Menggunakan Pendekatan Tematik : Kegiatan pembelajaran tari hendaknya dirancang dengan menggunakan pendekatan tematik dan beranjak dari tema yang menarik minat siswa. Tema sebagai alat/sarana atau wadah untuk mengenalkan berbagai konsep pada siswa.
Tema diberikan dengan tujuan: 1). Menafsirkan isi kurikulum dalam ekspresi gerak tari. 2) Memperkaya perbendaharaan gerak anak. Jika pembelajaran dilakukan dengan memanfaatkan tema, maka pemilihan tema dalam kegiatan pembelajaran hendaknya dikembangkan dari hal-hal yang paling dekat dengan siswa, sederhana, serta menarik minat siswa. Penggunaan tema dimaksudkan agar siswa mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas. (e) Kreatif dan Inovatif : Proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif dapat dilakukan oleh pendidik melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, membangkitkan rasa ingin tahu siswa, memotivasi siswa untuk berfikir kritis dan menemukan hal-hal baru. Selain itu dalam pengelolaan gerak hendaknya dilakukan secara dinamis. Artinya anak tidak hanya sebagai obyek tetapi juga sebagai subyek dalam proses pencarian gerak. (f) Lingkungan Kondusif Lingkungan pembelajaran tari harus diciptakan sedemikian menarik dan menyenangkan sehingga siswa selalu betah. Penataan ruang harus disesuaikan dengan ruang gerak anak dalam menari sehingga dalam interaksi baik dengan guru maupun dengan temannya dapat dilakukan secara demokratis. Selain itu, dalam pembelajaran tari hendaknya memberdayakan lingkungan sebagai sumber belajar dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan kemampuan interpersonalnya sehingga siswa merasa senang walaupun antar mereka berbeda (perbedaan individual).
Lingkungan hendaknya tidak memisahkan siswa dari nilai-nilai budayanya yaitu dengan tidak membedakan nilai-nilai yang dipelajari di rumah dan di sekolah ataupun di lingkungan sekitar. Pendidik harus peka terhadap karakteristik budaya masing-masing siswa. (g) Mengembangkan Kecakapan Hidup Proses pembelajaran harus diarahkan untuk mengembangkan kecakapan hidup. Pengembangan konsep kecakapan hidup didasarkan atas pembiasaan-pembiasaan yang memiliki tujuan untuk mengembangkan kemampuan menolong diri sendiri, disiplin dan sosialisasi serta memperoleh keterampilan dasar yang berguna untuk kelangsungan hidupnya.

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts