Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Wednesday, February 26, 2020

Model pendidikan kewarganegaraan berbasis nilai (MPKNBN)


Fenomena globalisasi membawa nuansa baru yang sulit diprediksi oleh pemikiran manusia saat ini. Sehingga, muncul beberapa ramalan masa depan seperti yang dikatakan oleh para futurologi bahwa akan datang masyarakat pasca-industri atau post-industrial society (Daniel Bell), masyarakat gelombang ketiga atau the third wave (Alvin Toffler), global paradox atau global paradox (John Naisbitt), situasi kesemrawutan atau “chaos” (John Briggs & David Peat).
Krisis multidimensi serta prediksi para futurologi menyebabkan manusia sulit memosisikan dirinya bila tidak memiliki ketahanan mental, ketahanan diri, dan ketahanan tatanan nilai, serta fleksibilitas diri menghadapi dampak negatif  kemajuan iptek.
Konsep pendidikan dalam era globalisasi tidak boleh terlepas dari pendidikan nilai (afektif), begitupun dengan aspek pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor). Pendidikan tidak sekedar terfokus pada alih pengetahuan (transfer of knowledge), namun disertai pula signifikansi alih sikap (transfer of attitude).
Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran dalam kurikulum 2004 senantiasa mengalami suatu dilema. Pilihan antara memenuhi tuntutan kebutuhan untuk mengantisipasi perubahan sosial di masyarakat, siap tantangan dan tuntutan era globalisasi, atau memenuhi tuntutan kebutuhan sebagai pengetahuan akademis dan pendidikan yang dapat memenuhi tatanan nilai, memilki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, serta menjadi ‘manusia Indonesia seutuhnya’.
Materi pendidikan merupakan komponen dalam kurikulum yang penting, yang dimuat dalam kurikulum sekolah pada setiap mata pelajaran. Masalah berpikir kritis, kreatif, partisipasi dinamis, dan problem solving, sudah ditetapkan untuk digunakan oleh guru-guru, namun walupun ditetapkan, sapai saat ini metode tradisional ini masih tetap dilakukan. Hal ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya bahwa lembaga pendidikan belum berhasil dalam menghasilkan guru  yang professional dan mengabdi pada fungsi perannya.
Pembelajaran kewarganegaraan dalam implementasi kurikulum 2004 seyogyanya dapat disajikan kepada peserta didik melalui proses internaslisasi dan personalisasi. Kebermaknaan nilai-nilai humanis, sehingga dapat mnejawab dinamika kehidupan sosial yang terus berkembang meskipun belum mencapai sasaran. Secara substansial, materi pendidikan memuat tentang pandangan, tema topic, fenomena, fakta, peristiwa, prosedur, konsep, generalisasi, dan teori. Sedangkan secara procedural, materi pendidikan akan berkenaan dengan proses, prosedur dan langkah yang harus dilaksanakan peserta didik dalam mempelajari materi secara substantif.
Model pendidikan kewarganegaraan berbasis nilai (MPKNBN), dimaknai sebagai model pendidikan yang berdimensi nilai (nilai agama, nilai budaya, nilai pendidikan dan nilai kebangsaan atau nasionalisme), moral dan norma yang menjadikan seseorang mampu memperjelas dan menentukan sikap terhadap substansi nilai dan norma dalam sistem dinamika kehidupan beriman dan berbudaya, pembentukan jati diri, warga negara yang bertanggung jawab, dan menjadi totalitas suatu bangsa yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air sebagai manusia Indonesia seutuhnya.
Sebagai suatu model pembelajaran, PKBN ditujukan kepada:
(a)    Pembinaan kepribadian utuh, mantap, matang, dan produktif, pada diri peserta didik dengan basis nilai sebagai fondasi esensial bagi kehidupan;
(b)    Mengklarifikasi tatanan normative nilai moral dan norma;
(c)    Menerapkan pembentukan nilai kepada peserta didik;
(d)    Menghasilkan sikap yang mencerminkan nilai-nilai yang diinginkan;
(e)    Membimbing perilaku yang konsisten dengan nilai-nilai tersebut.
Nilai yang dimaksud dalam konstruksi Model PKBN adalah :  (a) Keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar plihannya; (b) Patokan normatif yang mempengaruhi manusia dalam menentukan pilihannya di antara cara-cara tindakan alternatif; (c) Konsepsi (tersirat atau tersurat, yang sifatnya membedakan individu atau ciri-ciri kelompok) dari apa yang diinginkan, yang mempengaruhi pilihan terhadap cara, tujuan antara, dan tujuan akhir tindakan; (d) Nilai rasa kebangsaan dan cinta tanah air (character and national building).
Pendekatan pembelajaran dalam KBM pendidikan Kewarganegaraan dimaknai sebagai cara-cara dalam proses KBM atau upaya membelajarakan dengan menggunakan pendkeatan belajar konstekstual berdasarkan tradisi “social studies”, yaitu “citizenship education”; social science”; dan reflective inquiry” untuk mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan, keterampilan dan karakter warga negara Indonesia. Pendekatan belajar kontekstual dapat diwujudkan antara lain dengan metode-metode : kooperatif, penemuan, inkuiri, interaktif, eksploratif, berpikir kritis, dan pemecahan masalah.
Berdasarkan kurikulum 2006, materi Kewarganegaraan mempunyai tujuan :
·       Mengembangkan pengetahuan dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan.
·       Mengembangkan kemampuan berpikir, inquiri, pemecahan masalah dan keterampilan sosial.
·       Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
·       Meningkatkan kemampuan berkompetisi dan bekerja sama dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun skala internasional. 

Penetapan materi kewarganegaraan dimaknai sebagai suatu proses yang dilakukan oleh pengembang kurikulum di dalam langkah pemilihan secara tepat guna, dan langkah pengondisian dari suatu konsep, proporsi, dan teori sebagai pengetahuan, menjadi materi pendidikan yang bermakna dalam proses pembelajaran pada satu mata pelajaran di sekolah. Secara khusus dalam kurikulum 2006, komponen materi kewarganegaraan adalah : kecerdasan warga negara, keterampilan warga negara, dan karakter warga negara, serta membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang memiliki tujuan akhir ‘manusia Indonesia seutuhnya’.

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts