Kartu angka atau alat peraga
kartu adalah alat-alat atau perlengkapan
yang digunakan oleh seorang guru dalam mengajar yang berupa kartu dengan
bertuliskan angka sesuai dengan tema yang diajarkan. Alat peraga kartu adalah
alat bantu bagi anak untuk mengingat pelajaran. Alat peraga kartu huruf dapat
menimbulkan kesan di hati sehingga anak-anak tidak mudah melupakannya. Sejalan
dengan ingatan anak akan alat peraga itu, ia juga diingatkan dengan pelajaran
yang disampaikan guru. Semakin kecil anak, ia semakin perlu visualisasi/konkret
(perlu lebih banyak alat peraga) yang dapat disentuh, dilihat, dirasakan, dan
didengarnya (Nurani, 2012).
Alat peraga kartu adalah alat untuk
menjelaskan yang sangat efektif, misalnya: Untuk menjelaskan usia, ciri khas,
karekter atau sifat dari seorang tokoh. Dengan alat peraga, gambar lebih jelas
daripada dijelaskan dengan kata-kata saja. Sehingga anak dapat menghayati
karakter tokoh yang diceritakan. Untuk menjelaskan situasi sebuah tempat,
misal keadaan sebuah kota, bangunan, dan sebagainya, dengan gambar akan lebih
jelas daripada diceritakan secara lisan saja
(Nurani, 2012).
Langkah-Langkah Penerapan Kartu
Angka Dalam Pembelajaran.
Menurut Tadkirotun (2012) kartu
angka merupakan fasilitas penting dalam pembelajaran di sekolah karena
bermanfaat untuk meningkatkan perhatian anak. Dengan alat peraga kartu, anak
diajak secara aktif memperhatikan apa yang diajarkan guru. Satu hal yang harus
diingat, walaupun fasilitas alat peraga kartu yang dimiliki sekolah sangat
minim, tetapi bila penggunaan alat peraga diikuti dengan metode anak aktif,
maka efektifitas pengajaran akan semakin baik. Maka adapun langkah penerapan
penggunaan kartu angka dalam pembelajaran yaitu:
Contoh penerapan untuk anak
kelompok A
1.
Permainan
angka bisa dilakukan dengan kartu angka dan gambar. Satu sisi berisi sejumlah
gambar dan satu sisi bertulis angka.
2.
Anak
menghitung jumlah gambar pada kartu
3.
Jika hitungannya benar, anak membalik kartu,
sehingga terlihat angka.
4.
Guru
memberikan tanggapan positif. Jika anak keliru bantu dia menghitungnya. Setelah
itu anak menghitung kembali tanpa di bantu.
Contoh penerapan untuk anak
kelompok B
1)
Kartu
huruf dikembangkan bentuknya ke keartu angka-huruf. Satu sisi bertulis angka,
satu sisi bertulis huruf
2)
Mula-mula
anak membaca angka
3)
Apabila
benar, anak boleh membaca hurufnya.
4)
Jika
anak mau belajar membaca, permainan dibalik, anak membaca sisi hurufnya
terlebih dahulu baru membuka sisi yang bertulis angka.
No comments:
Post a Comment