Objek
ilmu pengetahuan ialah dunia fenomenal, dan metode pendekatannya berdasarkan
pada pengalaman (experience) dengan
mempergunakan berbagai cara, seperti observasi, eksperimen, survey, studi kasus
dan sebagainya. Pengalaman-pengalaman itu diolah berdasarkan hukum logika yang
tertib. Data yang dikumpulkan diolah dengan cara analitis dan induktif,
kemudian ditentukan relasi-relasi antar data, salah satunya relasi kausalitas.
Konsepsi-konsepsi dan relasi-relasi disusun menurut suatu sistem tertentu, yang
merupakan suatu keseluruhan yang integratif disebut dengan ilmu pengetahuan.
Kausalitas,
determinasi dan kemerdekaan kemauan manusia, bukanlah masalah ilmiah, melainkan
masalah filosofis. Di sini nampak perbedaan antara tindakan filosofis dan
tinjauan ilmah. Filsafat bukan ilmu pengetahuan dan ilmu pengetahuan bukan
filsafat, walaupun kedua disiplin ilmu mempunyai segi-segi yang sama, yaitu
mempergunakan logika serta bersikap terbuka dan kritis. Perbedaannya adalah
mempunyai makna dalam hubungan antara satu sama lain. Setiap bagian ditinjau
dari segi kedudukannya di dalam keseluruhan ada, maknanya, dan hakikatnya.
Masalah
etika bersumber pada kepribadian manusia itu sendiri, ketertiban dan makna
kehidupan, hal tersebut sudah tentu akan bertalian erat dengan pandangan
tentang hakikat manusia dan hakikat dunia. Sebab jika demikian, maka filsafat
akan bertentangan dengan hakikat manusia dan hakikat dunia.
Etika
sebagai pedoman hidup manusia tidak dapat dipisahkan dari tata tertib dunia
atau kosmologi, yang tidak diketahui organisasinya, terutama yang tersembunyi
di belakang fenomena dunia ini. Etika tidak dapat terpisahkan dari kehidupan
manusia sehari-hari di dunia di mana kehidupan bersumber pada hakikat manusia
itu sendiri.
No comments:
Post a Comment