1. Definisi
Stimulasi Menggambar
Menurut Sumanto
(2005) mengatakan bahwa menggambar (drawing) adalah kegiatan manusia
untuk mengungkapkan apa yang dirasakan dan dialami baik mental atau visual
dalam bentuk garis dan warna. Definisi lain dikemukakan oleh Hajar Pamadhi dan
Evan Sukardi (2010) bahwa menggambar adalah membuat gambar yang dilakukan
dengan cara mencoret, menggoreskan, menorehkan benda tajam ke benda lain dan
memberi warna sehingga menimbulkan gambar.
Berdasarkan
beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa menggambar proses
menggungkapkan ide, angan-angan, perasaan,pengalaman dalam bentuk garis serta
memberi warna.
Seperti
halnya bermain, menggambar juga merupakan aktivitas yang spontan bagi anak. Anak
menggambar segera setelah anak mampu memegang alat tulis. Menggambar diawali
dengan menggoreskan alat tulis dikertas, sehingga terjadilah bekas goresan
tersebut. Goresan pensil yang berujud corat-coret tersebut merupakan dasar dan
permulaan usaha anak untuk menghasilkan gambar yang berarti (Haditono, 2004).
2. Menggambar
sebagai Perwujudan Ekspresi Anak
Affandi
menyatakan bahwa menggambar merupakan kegiatan mewujudkan bayangan ataupun
pernyataan ekspresi/perasaan dan pikiran yang diinginkan (Saiful, 2009). Perwujudan
itu dapat berupa tiruan objek, fantasi yang lengkap dengan garis, bidang yang
sederhana.
Pamadhi
dan Evan Sukardi (2010) menyatakan bahwa gambar anak memuat banyak ide dan
cerita yang kadang hasilnya sulit dipahami orang lain. Ceritanya dapat digabung
dalam satu bentuk, tetapi juga dapat dipisah satu persatu tapi dimuat dalam
satu muka gambar. Menurut Pamadhi (2007) disamping mencipta menggores dan mengecat
kertas, sebenarnya juga merupakan proses berimajinasi. Ketika proses berkarya
sedang berlangsung, tangan dan pikiran anak secara spontan saling mengontrol.
Hajar
(2007) menambahkan bahwa terdapat tiga motivasi yang membuat anak tertarik
untuk menggambar yaitu dorongan karena melihat benda yang indah, dorongan dari
pandangan objek yang menarik, dan dorongan yang berasal dari imajinasi anak. Menggambar
bagi siswa adalah kegiatan berfikir ketika sedang menghitung ukuran nyata objek
yang sedang dilihat untuk dipindahkan dalam kertas, namun juga proses sedang
memahami objek yang sedang diamati.
Dalam
proses ini anak akan membayangkan kondisi yang sangat luas dan penuh keanekaragaman
peristiwa baik bergerak atau diam yang dikemas dalam gambar.Saat menggambar
yang terjadi anak harus mampu menangkap objek dengan penelaahan secara
komprehensif dan ide anak dapat tertuang dalam karya gambarnya.
3. Periode Perkembangan Gambar Anak
Gambaran
anak memiliki tahapan perkembangan sesuai dengan fase perkembangan yang sesuai
dengan perkembangan umur anak.Tahapan tersebut dimulai sejak anak menghasilkan
corat-coretan yang tak terarah hingga dapatmembuat gambar yang sesuai dengan
objek yang digambarkan.
Menurut
Hajar Pamadhi (2007) fase perkembangan gambar anak usia2-7 tahun, diantaranya:
a. Masa
coreng-moreng (umur 2-4 tahun)
Pada masa
ini, anak belum dapat mengendalikan tanganya. Hasil goresanya belum menentu
dengan beranekaragam bentuk seperti goresan berupa garis panjang, garis pendek
yang tidak menentu arahnya dan diulang-ulang, hingga berkembang menjadi bentuk
seperti benang kusut.
Dalam
menetapkan cerita atau judul gambar masih sering berubah-ubah karena pada usia
ini pikiran anak masih stabil. Pikiran dan perasaan anak masih menyatu,
sehingga apa yang dipikirkan sama dengan yang dirasakanya. Namun, seiring
dengan bertambahnya usia, anak mulai mengidentifkasikan objek dengan mantap.
Anak masih suka mengekspresikan ide dan gagasan secara spontan.
b.
Masa Prabagan atau Preschematic (umur
4-7 tahun)
Pada
masa ini anak mulai dapat mengendalikan tangannya. Garis yang dihasilkan tidak corang-coreng
lagi. Anak mulai membandingkan karyanya dengan objek yang dilihat. Kemudian
menggambar bentuk-bentuk yang berhubungan dunia sekitarnya. Umumnya anak usia 4
tahun telah dapat membuat bentuk-bentuk yang bisa dikenal meskipun masih susah
untuk menetapkan gambar yang dibuatnya. Anak membangun ikatan (emosional)
dengan apa yang digambarnya.
Perkembangan
dalam gambar anakpun mulai meningkat. Anak dapat menggambar figur manusia dari
figur manusia kepala-kaki menjadi manusia tulang atau manusia batang. Gambar
manusia atau yang lainya masih berupa bagan, maka masa ini dikatakan masa
prabagan.
Anak
yang berusia 2 tahun biasanya hanya dapat menggambar berupa coretan atau scribble, dapat juga berupa garis pendek
atau zig zag. Setelah itu pada usia 3 tahun anak mulai dapat menggambar
lingkaran, kotak, segitiga atau silang. Rini Hildayani (2007) menyatakan bahwa,
pada usia 4-6 tahun perkembangan gambar anak berada pada tahap pictorial stage atau tahapan gambar. Anak
sudah memiliki kemampuan untuk merubah gambar abstrak menjadi gambar yang menyerupai
gambar sebenarnya. Corat-coret yang dihasilkan menjadi semakin mendekati
kenyataan.
Karakteristik
perkembangan gambar anak diatas, dapat disimpulkan bahwa anak usia 5-6 tahun
(usia TK) telah mampu membuat gambar yang menyerupai bentuk sebenarnya. Gambar
anak sudah menunjukan adanya pengaturan ruang. Anak menggambar orang secara
sederhana dengan ciri-ciri utama seperti kepala, tangan, kaki, rambut dan jari.
No comments:
Post a Comment