Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Monday, July 9, 2018

Konsep Stimulasi Menggambar


1.    Definisi Stimulasi Menggambar
Menurut Sumanto (2005) mengatakan bahwa menggambar (drawing) adalah kegiatan manusia untuk mengungkapkan apa yang dirasakan dan dialami baik mental atau visual dalam bentuk garis dan warna. Definisi lain dikemukakan oleh Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi (2010) bahwa menggambar adalah membuat gambar yang dilakukan dengan cara mencoret, menggoreskan, menorehkan benda tajam ke benda lain dan memberi warna sehingga menimbulkan gambar.
Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa menggambar proses menggungkapkan ide, angan-angan, perasaan,pengalaman dalam bentuk garis serta memberi warna.
Seperti halnya bermain, menggambar juga merupakan aktivitas yang spontan bagi anak. Anak menggambar segera setelah anak mampu memegang alat tulis. Menggambar diawali dengan menggoreskan alat tulis dikertas, sehingga terjadilah bekas goresan tersebut. Goresan pensil yang berujud corat-coret tersebut merupakan dasar dan permulaan usaha anak untuk menghasilkan gambar yang berarti (Haditono, 2004).
2.    Menggambar sebagai Perwujudan Ekspresi Anak
Affandi menyatakan bahwa menggambar merupakan kegiatan mewujudkan bayangan ataupun pernyataan ekspresi/perasaan dan pikiran yang diinginkan (Saiful, 2009). Perwujudan itu dapat berupa tiruan objek, fantasi yang lengkap dengan garis, bidang yang sederhana.
Pamadhi dan Evan Sukardi (2010) menyatakan bahwa gambar anak memuat banyak ide dan cerita yang kadang hasilnya sulit dipahami orang lain. Ceritanya dapat digabung dalam satu bentuk, tetapi juga dapat dipisah satu persatu tapi dimuat dalam satu muka gambar. Menurut Pamadhi (2007) disamping mencipta menggores dan mengecat kertas, sebenarnya juga merupakan proses berimajinasi. Ketika proses berkarya sedang berlangsung, tangan dan pikiran anak secara spontan saling mengontrol.
Hajar (2007) menambahkan bahwa terdapat tiga motivasi yang membuat anak tertarik untuk menggambar yaitu dorongan karena melihat benda yang indah, dorongan dari pandangan objek yang menarik, dan dorongan yang berasal dari imajinasi anak. Menggambar bagi siswa adalah kegiatan berfikir ketika sedang menghitung ukuran nyata objek yang sedang dilihat untuk dipindahkan dalam kertas, namun juga proses sedang memahami objek yang sedang diamati.
Dalam proses ini anak akan membayangkan kondisi yang sangat luas dan penuh keanekaragaman peristiwa baik bergerak atau diam yang dikemas dalam gambar.Saat menggambar yang terjadi anak harus mampu menangkap objek dengan penelaahan secara komprehensif dan ide anak dapat tertuang dalam karya gambarnya.
3.    Periode Perkembangan Gambar Anak
Gambaran anak memiliki tahapan perkembangan sesuai dengan fase perkembangan yang sesuai dengan perkembangan umur anak.Tahapan tersebut dimulai sejak anak menghasilkan corat-coretan yang tak terarah hingga dapatmembuat gambar yang sesuai dengan objek yang digambarkan.
Menurut Hajar Pamadhi (2007) fase perkembangan gambar anak usia2-7 tahun, diantaranya:
a.    Masa coreng-moreng (umur 2-4 tahun)
Pada masa ini, anak belum dapat mengendalikan tanganya. Hasil goresanya belum menentu dengan beranekaragam bentuk seperti goresan berupa garis panjang, garis pendek yang tidak menentu arahnya dan diulang-ulang, hingga berkembang menjadi bentuk seperti benang kusut.
Dalam menetapkan cerita atau judul gambar masih sering berubah-ubah karena pada usia ini pikiran anak masih stabil. Pikiran dan perasaan anak masih menyatu, sehingga apa yang dipikirkan sama dengan yang dirasakanya. Namun, seiring dengan bertambahnya usia, anak mulai mengidentifkasikan objek dengan mantap. Anak masih suka mengekspresikan ide dan gagasan secara spontan.

b.    Masa Prabagan atau Preschematic (umur 4-7 tahun)
Pada masa ini anak mulai dapat mengendalikan tangannya. Garis yang dihasilkan tidak corang-coreng lagi. Anak mulai membandingkan karyanya dengan objek yang dilihat. Kemudian menggambar bentuk-bentuk yang berhubungan dunia sekitarnya. Umumnya anak usia 4 tahun telah dapat membuat bentuk-bentuk yang bisa dikenal meskipun masih susah untuk menetapkan gambar yang dibuatnya. Anak membangun ikatan (emosional) dengan apa yang digambarnya.
Perkembangan dalam gambar anakpun mulai meningkat. Anak dapat menggambar figur manusia dari figur manusia kepala-kaki menjadi manusia tulang atau manusia batang. Gambar manusia atau yang lainya masih berupa bagan, maka masa ini dikatakan masa prabagan.
Anak yang berusia 2 tahun biasanya hanya dapat menggambar berupa coretan atau scribble, dapat juga berupa garis pendek atau zig zag. Setelah itu pada usia 3 tahun anak mulai dapat menggambar lingkaran, kotak, segitiga atau silang. Rini Hildayani (2007) menyatakan bahwa, pada usia 4-6 tahun perkembangan gambar anak berada pada tahap pictorial stage atau tahapan gambar. Anak sudah memiliki kemampuan untuk merubah gambar abstrak menjadi gambar yang menyerupai gambar sebenarnya. Corat-coret yang dihasilkan menjadi semakin mendekati kenyataan.
Karakteristik perkembangan gambar anak diatas, dapat disimpulkan bahwa anak usia 5-6 tahun (usia TK) telah mampu membuat gambar yang menyerupai bentuk sebenarnya. Gambar anak sudah menunjukan adanya pengaturan ruang. Anak menggambar orang secara sederhana dengan ciri-ciri utama seperti kepala, tangan, kaki, rambut dan jari.


No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts