Menjahit adalah salah satu kegiatan yang dilakukan untuk anak usia dini sebagai
upaya untuk mengembangkan keterampilan motorik halus. Selain untuk mengembangkan
keterampilan motorik halus menjahit juga dijadikan media pendidikan yang dapat
membantu anak meningkatkan konsentrasi, kemampuan logika, dan melatih
koordinasi mata dan tangan anak, juga untuk kemampuan menulis dan meningkatkan kemampuan gerakan
tangan, pergelangan tangan dan jari. Selain itu, menjahit juga dapat melatih
anak untuk sabar dan mampu memecahkan masalah, berpikir kreatif, dan memupuk
semangat untuk terus berjuang.
Menjahit untuk anak tidak sama dengan menjahit untuk dewasa. Pada dasarnya
teknik menjahit untuk anak sama dengan teknik menjahit yang dilakukan orang
dewasa, yaitu menggunakan benang, jarum dan bahan. Namun untuk anak, kain,
jarum dan benang yang digunakan sedikit berbeda. Bahan dan alat menjahit untuk
anak diciptakan dengan memenuhi kriteria keamanan dan mudah untuk dipegang.
Alat permainan menjahit sampai saat ini banyak dipasarkan dengan bentuk dan model yang bermacam-macam. Tidak hanya
berbentuk 2 dimensi tapi semakin banyak alat permainan menjahit yang berbentuk
3 dimensi. Berikut ini disajikan beberapa mainan menjahit untuk anak dengan
berbagai variasi dan kreativitas.
Salah satu alat kegiatan menjahit adalah meronce, memasukkan benda-benda
yang berlubang kedalam tali. Permainan ini tergolong menjahit. Beberapa alat
mainan dibuat berbentuk binatang dan berbentuk buah. Jika dilihat sekilas alat
permainan tersebut tidak seperti alat permainan menjahit, namun pada prinsipnya
teknik yang digunakan adalah teknik menjahit. Alat permainan ini tersedia dalam
berbagai tingkat kesulitan. Untuk usia anak yang lebih besar, kegiatan menjahit
dapat dilakukan selayaknya kegiatan menjahit yang dilakukan orang dewasa.
Benang yang digunakan untuk menjahit pada anak menggunakan berbagai
ukuran. Menjahit untuk anak tidak menggunakan benang jahit yang digunakan orang
dewasa karena benang yang digunakan orang dewasa terlalu halus dan tipis.
Benang untuk menjahit pada anak-anak menggunakan tali atau benang kingwool yang
berukuran lebih besar. Tali sepatu juga kadang digunakan sebagai benang.
Tali/benang yang digunakan untuk anak memiliki diameter yang berbeda-beda
sesuai dengan tingkatan umur. Untuk anak yang masih berusia 2 tahun tali yang
digunakan harus berukuran lebih besar dari pada tali yang digunakan anak yang
berusia 3 tahun atau lebih.
Usahakan anak tidak merasa kesulitan memegang tali tersebut. Jarum yang
digunakan untuk menjahit pada anak usia dini umumnya tidak menggunakan jarum
yang digunakan orang dewasa. Sebagai pengganti jarum, tali untuk menjahit, pada
salah satu ujungnya dibuat agak keras. Namun ada beberapa alat permainan
menjahit yang menggunakan jarum plastik (berbentuk seperti jarum, tetapi ukuran
lebih besar seperti pensil). Bahan kain untuk menjahit pada anak adalah bahan
keras yang biasanya terbuat dari kayu lembut dan halus. Kayu untuk menjahit
biasanya terbuat dari serpihan kayu yang dipadatkan.
Kayu digunakan sebagai bahan untuk menjahit karena beberapa jenis kayu
padatan dari rempah potongan kayu biasanya lebih ringan, kuat dan tidak mudah
rusak. Kayu tersebut berbentuk beragam objek dan pada hamparan kayu tersebut
terdapat lubang-lubang yang diatur jarak dan jumlahnya. Jumlah lubang pada kayu
biasanya dihubungkan dengan tingkatan usia. Semakin besar usia anak maka jumlah
lubang yang disediakan semakin banyak.
Mengajarkan menjahit untuk anak tidak untuk mendapatkan hasil jahitan
yang rapi dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Namun lebih kepada proses
anak untuk melakukan kegiatan tersebut. Pada prinsipnya penilaian menjahit
untuk anak adalah anak mampu mengkoordinasikan tangan dan mata untuk memasukkan
dan mengeluarkan sesuatu dari sebuah benda sambil berpikir agar tali/benang
terjahit semua.
Untuk anak yang lebih besar menjahit dapat menggunakan teknik yang
dilakukan oleh orang dewasa dengan berbagai macam tusuk dan kreasi. Menjahit
untuk anak yang agak besar bisa juga dilakukan dengan menghias dan membuat baju
boneka secara sederhana. Anak-anak menyukai kegiatan menjahit karena menjahit
merupakan hal yang baru bagi mereka. Secara psikologis ada aliran kepuasan
tersendiri setelah berhasil memasukkan benang kedalam lubang dan menghabiskan
sisa benang yang ada ke semua lubang yang masih kosong.
Pendidik bertindak sebagai motivator dan fasilitator. Kesulitan yang
dihadapi anak dapat dibantu jika sekiranya anak membutuhkan bantuan. Berikan
sedikit waktu pada anak untuk menyelesaikan pekerjaannya sendiri. Hal ini dapat
mengembangkan kemampuan anak untuk memecahkan masalah. Kesalahan-kesalahan
menjahit yang sering terjadi pada anak seperti anak tidak mampu memasukkan
benang secara berurutan sesuai dengan lubangnya, atau anak memasukkan benang
pada sisi yang salah, atau benang yang tersedia tidak cukup untuk memenuhi
setiap lubang satu per satu, sebaiknya tidak langsung diperbaiki oleh guru.
Berikan kesempatan pada anak untuk berusaha memecahkan masalahnya dan menemukan
kesalahannya sendiri. Jika memang perlu bantuan, guru dapat memberikan contoh
bagaimana cara pemecahannya, kemudian anak dapat mengulangi apa yang
dicontohkan guru.
Untuk memberikan evaluasi terhadap hasil karya anak,
sebaiknya tidak dilakukan dengan memberikan penguatan yang negatif. Guru
memberikan pujian dan penghargaan anak terhadap hasil kerjanya
No comments:
Post a Comment