Beberapa hasil penelitian
menunjukkan masih banyak anak TK (PAUD) yang memilih cara agresif dalam
penyelesaian konflik, hasil penelitian lain menunjukkan cara tersebut akan
dibawa hingga dewasa. Pemahaman pendidik TK (PAUD) dalam kajian keterampilan
sosial sangat minim dan beberapa bentuk program yang ada dilakukan dengan tidak
sadar atau terprogram dengan jelas. Pendidik PAUD atau Taman Kanak-kanak belum
terbiasa untuk melakukan stimulasi keterampilan sosial yang terprogram dan
berkelanjutan. Berdasarkan hasil penelitian terdapat tiga alasan pendidik PAUD
yang belum terbiasa melakukan stimulasi, yaitu;
Pendidik sebagian besar sudah
mengimplementasikan social skill
dalam proses kegiatan belajar di PAUD atau TK, namun pada hasil kualitatif,
terlihat bahwa sebagian besar pendidik belum memahami secara betul makna social
life skill. Usaha penanaman social life
skill belum terprogram dalam kegiatan yang direncanakan, melainkan hanya
secara implisi disertakan pada kegiatan-kegiatan lain.
Usaha pendidik dalam
memahami macam keterapilan anak didik masih belum terencana atau diprogramkan.
Bila sudah direncanakan atau diprograkan akan dapat dilaksanakan secara sadar
sistematik, sehingga tujuan yang ingin dicapai secara eksplisit dapat dijadikan
pedoman target yang jelas. Sedangkan maca-macam keterapilan yang dimiliki oleh
anak didik di PAUD adalah rasa empati, penuh pengertian, tenggang rasa,
kepedulian pada sesama, komunikasi dua arah/ hubungan antar pribadi, kerjasama,
tata krama/kesopanan, kemandirian, dan rasa tanggung jawab sosial. Dari
beberapa uraian di atas dapat dikemukakan bahwa ketrampilan sosial adalah
keterampilan atau strategi yang digunakan untuk memulai ataupun mempertahankan
suatu hubungan yang positif dalam interaksi sosial, yang diperoleh melalui
proses belajar dan bertujuan untuk mendapatkan hadiah atau penguat dalam
hubungan interpersonal yang dilakukan
No comments:
Post a Comment