Dalam implementasi pembelajaran, kemampuan siswa
dalam mengungkapkan pikirannya secara lisan dalam bentuk bercerita masih belum
memuaskan. Indikator kekurangmampuan berbicara diantaranya tidak adanya
keteraturan dalam mengungkapkan pikiran, kurang kaya akan isi gagasan, ketidak sistematisan
sitematika cerita, ketidaklancaran,
dan kelemahan aspek kebahasaan. Untuk dapat bercerita memang menuntut keterampilan
berbicara. Gaya bercerita yang menarik, intonasi yang
tepat, pengurutan cerita yang cocok, dan sebagainya harus dikuasai oleh siswa.
Hal ini sesuai dengan pendapat Nurgiyantoro
(1998:252) berikut.
Berbicara
adalah aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia
dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah
aktivitas mendengarkan.
Berdasarkan bunyi-bunyi (bahasa) yang didengarnya
itulah kemudian manusia belajar mengucapkan dan akhirnya mampu untuk berbicara.
Untuk dapat berbicara dalam suatu bahasa secara baik,
pembicara harus menguasai lafal, struktur, dan kosa kata yang
bersangkutan. Di samping itu, diperlukan juga penguasaan masalah dan atau gagasan yang akan disampaikan, serta kemampuan memahami bahasa lawan pembicara.
Kesulitan berbicara disebabkan
beberapa faktor, diantaranya faktor psikologis
dan metodologis. Secara psikologis, kesulitan siswa dalam bercerita disebabkan
oleh afeksi dan perasaan malu, tidak berani dan kurang percaya diri. Sementara
apsek metodologis sering kurang diperhatikan, misalnya
penggunaan metode pembelajaran
bercerita yang tidak menarik. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam bercerita diperlukan latihan bercerita yang
teratur, sistematis dan
berkesinambungan. Selain itu, diperlukan
penentuan dan pemilihan teknik pengajaran bercerita dengan tepat. Hal ini sesuai dengan
pendapat Mulyati, dkk (1999:122) yang mengatakan
bahwa “kegiatan bercerita
harus dirancang dengan baik”. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan di atas
adalah dengan mencoba menerapkan teknik pembelajaran bercerita
yang lebih variatif, stimulatif, atau berorientasi kepada kegiatan siswa yang
kreatif dan menyenangkan. Bentuk metodologis yang dapat digunakan adalah penggunaan teknik melanjutkan cerita.
No comments:
Post a Comment