1.
a. Pendidikan : pembelajaran pengetahuan,
keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi
ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.
Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga
memungkinkan secara otodidak
b. Belajar : definisi belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua
pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri
seseorang
c. Peserta Didik : adalah makhluk yang
sedang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan menurut fitrahnya
masing-masing (Abuddin Nata, 2005:131).
d. Pembelajaran : Pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar
e. Psikologi Pendidikan : lmu yang
mempelajari bagaimana manusia belajar dalam pendidikan pengaturan, efektivitas
intervensi pendidikan, psikologi pengajaran, dan psikologi sosial dari sekolah
sebagai organisasi. Psikologi pendidikan berkaitan dengan bagaimana siswa
belajar dan berkembang, dan sering terfokus pada sub kelompok seperti berbakat
anak-anak dan mereka yang tunduk pada khusus penyandang cacat
f. Kematangan : sebagai suatu kondisi yang
memiliki struktur dan fungsi yang lengkap baik dari segi sifat maupun tingkah
laku seseorang. Seseorang dikatakan memiliki kematangan apabila telah mampu
berbuat dan berpikir secara dewasa
g. Minat : suatu proses pengembangan dalam mencampurkan seluruh
kemampuan yang ada untuk mengarahkan individu kepada suatu kegiatan yang
diminatinya
h. Kecerdasan : kemampuan general manusia
untuk melakukan tindakan-tindakan yang mempunyai tujuan dan berpikir dengan
cara rasional. Selain itu, kecerdasan dapat juga diartikan sebagai kemampuan
pribadi untuk memahami, melakukan inovasi, dan memberikan solusi terhadap dalam
berbagai situasi.
i. Bakat : kemampuan dasar seseorang untuk
belajar dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya
justru lebih baik. Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai
bawaan sejak lahir.
Contoh seorang yang berbakat melukis akan
lebih cepat mengerjakan pekerjaan lukisnya dibandingkan seseorang yang kurang
berbakat
j. Kesulitan Belajar : Suatu kondisi dimana
kompetensi atau prestasi yang dicapai tidak sesuai dengan kriteria standar yang
telah ditetapkan. Kondisi yang demikian umumnya disebabkan oleh faktor biologis
atau fisiologis, terutama berkenaan dengan kelainan fungsi otak yang lazim
disebut sebagai kesulitan dalam belajar spesifik, serta faktor psikologis yaitu
kesulitan belajar yang berkenaan dengan rendahnya motivasi dan minat belajar.
2.
Peserta didik diharapkan secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Tegas sekali
disampaikan dalam UU Sisdiknas tersebut bahwa tujuan dari diselenggarakannya
pendidikan adalah agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi yang
ada dalam dirinya. Mengembangkan potensi yang ada dalam diri peserta didik ini
adalah kunci penting dari diselenggarakannya sebuah proses pendidikan yang
membebaskan. Potensi diri dari peserta didik sungguh perlu untuk dikembangkan
agar ia mempunyai kekuatan spiritual keagamaan. Inilah dasar bagi seseorang
bila ingin bisa merasakan kebahagiaan dalam menjalani kehidupan, yakni
spiritual keagamaan. Apabila spiritual keagamaan seseorang kuat maka ia tak
mudah putus asa dalam menghadapi masalah seberat apa pun. Orang yang mempunyai
kekuatan spiritual keagamaan juga mempunyai semangat yang baik dalam menjalani
kehidupan. Hal ini bisa terjadi karena orang yang mempunyai kekuatan spiritual
keagamaan mempunyai keyakinan sekaligus bersandar kepada Tuhan Yang Mahakuasa.
Mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak didik juga penting agar peserta
didik bisa mengendalikan diri dengan baik. Pengendalian diri ini erat kaitannya
dengan kematangan jiwa seseorang. Di sinilah selama mengikuti proses pendidikan
para peserta didik dikembangkan jiwanya agar menemukan kematangan. Sungguh,
pada saat seseorang mempunyai kematangan jiwa maka ia akan bisa mengendalikan
dirinya dengan baik.
3.
Teori perkembangan
Di samping teori belajar mengajar, ada pula
teori nativisme, empirisme, dan konvergensi. Teori-teori ini erat kaitannya
dengan teori belajar mengajar yang bersumber dari aliran-aliran klasik dan
merupakan benang merah yang menghubungkan pemikiran-pemikiran pendidikan masa
lalu, kini, dan mungkin yang akan datang. Aliran-aliran itu mewakili berbagai
variasi pendapat tentang pendidikan, mulai dari yang paling pesimis sampai
dengan yang paling optimis. Aliran yang paling pesimis memandang bahwa
pendidikan kurang bermanfaat, bahkan mungkin merusak bakat yang telah dimiliki
anak. Sedang sebaliknya, aliran yang sangat optimis memandang anak seakan-akan
tanah liat yang dapat dibentuk sesuka hati. Banyak pemikiran yang berada di
antara kedua kutub tersebut, yang dipandang sebagai variasi gagasan dan
pemikiran dalam pendidikan.
4.
Pembelajaran : Pembelajaran diartikan sebagai
usaha sengaja, terarah dan bertujuan oleh seseorang atau sekelompok orang
(termasuk guru dan penulis buku pelajaran) agar orang lain (termasuk peserta
didik), dapat memperoleh pengalaman yang bermakna. Usaha ini merupakan kegiatan
yang berpusat pada kepentingan peserta didik (Permendiknas No. 41 Tahun 2007)
Belajar : Belajar adalah perubahan tingkah
laku pada individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan
individu dengan lingkungan, sehingga mereka mampu berinteraksi dengan
lingkungannya
Mengajar : Mengajar adalah merupakan suatu
kemampuan yang wajib untuk di miliki oleh para pengajar, dan ilmu yang di
pelajari untuk dapat menambah kemampuan dalam mengajar adalah merupakan
kemampuan dalam menghadapi anak didik yang mereka semua memiliki karakter,
kemampuan dan juga keinginan yang berbeda-beda.
5.
Sifat : Kata “sifat” (traits) dalam istilah
psikologi, berarti ciri-ciri tingkah laku yang tetap (hampir tetap) pada seseorang.
Untuk mengetahui sifat-sifat seseorang yang sebenarnya, memerlukan waktu dan
proses pergaulan yang lama, disamping pengetahuan psikologi sebagai dasarnya.
Tergesa-gesa menentukan sifat tertentu pada seseorang adalah suatu perbuatan
yang ceroboh dan sering kali menimbulkan salah terka
Sikap : Sikap adalah kecenderungan
bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide,
situasi, atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk
berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap boleh
berupa benda, orang, tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok
Perilaku : segala tindakan yang dilakukan
oleh seorang individu dalam melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
Peserta didik perlu memiliki sikap positif
terhadap mata pelajaran. Dengan sikap`positif dalam diri peserta didik akan
tumbuh dan berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan
lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan. Dalam proses pembelajaran,
anak yang memiliki sifat yang positif terhadap proses belajarnya cenderung
lebih mudah mendapatkan hasil yang memuaskan dibandingkan anak yang memiliki
sifat yang negatif. Sifat yang dimiliki anak juga menentukan hasil belajar yang
diperoleh anak kelak. Apabila sifat positif yang ditunjukkan siswa, maka respon
positif juga di dapat dari siswa tersebut dan begitu juga sebaliknya.
6.
Faktor Intelektual merupakan salah satu faktor
yang berperan dalam proses pembelajaran. Dengan kemampuan intelektual yang
cukup seseorang dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan baik. Sebaliknya
jika anak tidak memiliki kemampuan intelektual yang memadai atau yang memiliki
keterbelakangan mental maka harus mendapatkan perhatian khusus dalam proses
belajar mengajar. Anak yang demikian dapat dikatakan tergolong dalam anak yang
berkebutuhan khusus.
7.
Teori Pembiasan klasik (classical conditioning) ini berkembang berdasarkan
hasil eksperimen yang dilakukan oleh Ivan Pavlov (1849-1936). Pada
dasarnya clasical conditioning adalah sebuah
prosedur penciptaan refleks baru dengan cara mendatangkan stimulus sebelum
terjadinya reflex tersebut.
Dalam eksperimennya, Pavlov menggunakan anjing untuk mengetahui hubungan-hubungan
antara conditioned stimulus (CS), unconditioned stimulus (UCS), conditioned
response (CR), dan unconditioned response (UCR). CS
adalah rangsangan yang mampu mendatangkan respons yang dipelajari,sedangkan
respons yang dipelajari itu sendiri disebut CR. Adapun UCS berarti
rangsangan yang menimbulkan respons yang tidak dipelajari,dan respons yang
tidak dipelajari itu disebut UCR. Teori pembiasan perilaku respon
(operant conditioning) ini merupakan teori belajar yang berusia paling muda dan
sangat berpengaruh dikalangan para ahli psikologis belajar masa kini.
Penciptanya bernama Burrhus Frederic Skinner (lahir tahun 1904).
Dalam
salah satu eksperimennya, Skinner menggunakan seekor tikus yang ditempatkan
dalam sebuah peti yang kemudian terkenal dengan nama “Skinner Box”.Peti sangkar
ini terdiri atas dua macam komponen pokok,yaitu : manipulandum dan alat pemberi
reinforcement yang antara lain berupa wadah makanan. Manipulandum adalah
komponen yang dapat dimanipulasi dan gerakannya berhubungan dengan
reinforcement. Komponen ini terdiri atas tombol, batang jeruji, dan pengungkit.
8.
Langkah-langkah mengatasi kesulitan belajar pada
siswa
Berdasarkan
gejala yang teramati dan faktor penyebab kesulitan belajar, maka upaya
dilakukan guru antara lain:
1.Tempat duduk siswa
Anak yang
mengalami kesulitan pendengaran dan penglihatan hendaknya mengambil posisi
tempat duduk bagian depan. Mereka akan dapat melihat tulisan di papan tulis
lebih jelas. Begitu pula dalam mendengar semua informasi belajar yang diucapkan
oleh guru.
2.Gangguan kesehatan
Anak yang
mengalami gangguan kesehatan sebaiknya diistirahatkan di rumah dengan tetap
memberinya bahan pelajaran dan dibimbing oleh orang tua dan keluarga
lainnya.
3.Program remedial
Siswa yang
gagal mencapai tujuan pembelajaran akibat gangguan internal, perlu ditolong
dengan melaksanakan program remedial. Teknik program remedial dapat dilakukan
dengan berbagai cara.
Di antaranya
adalah mengulang kembali bahan pelajaran yang belum dikuasai, memberikan
tugas-tugas tertentu kepada siswa, dan lain sebagainya.
4. Bantuan media dan alat peraga
Penggunaan
alat peraga pelajaran dan media belajar kiranya cukup membantu siswa yang
mengalami kesulitan menerima materi pelajaran. Boleh jadi kesulitan belajar itu
timbul karena materi pelajaran bersifat abstrak sehingga sulit dipahami
siswa.
5. Suasana belajar menyenangkan
Selain itu
yang tak kalah pentingnya adalah menciptakan suasana belajar kondusif. Suasana
belajar yang nyaman dan menggembirakan akan membantu siswa yang mengalami
hambatan dalam menerima materi pelajaran.
6. Motivasi orang tua di rumah
Anak yang
mengalami kesulitan belajar perlu mendapat perhatian orang tua dan anggota
keluarganya. Peran orang tua sangat penting untuk memberikan motivasi ekstrinsik
dan intrinsik agar anak mampu memperoleh hasil belajar yang memuaskan.
No comments:
Post a Comment