Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Monday, July 9, 2018

Jawaban Soal Konsep Pendidikan IPS


1.      disiplin ilmu Sejarah yaitu: Menanamkan pemahaman tentang perkembangan masyarakat masa lampau hingga sekarang,menumbuhkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air, serta bangga sebagai warga bangsa Indonesia, dan memperluas wawasan hubungan masyarakat antar bangsa di dunia”.
Disiplin Ilmu Geografi Yaitu: untuk memberikan bekal kemampuan dan sikap rasional yang bertanggung jawab dalam menghadapi gejala alam dan kehidupan di muka bumi serta permasalahannya yang timbul akibat interaksi antara manusia dengan lingkungannya”.
Disiplin Ilmu Ekonomi Yaitu: memberikanbekal kepada siswa mengenal beberapa konsep dan teori ekonomi sederhan untuk menjelaskan fakta, peristiwa, dan masalah ekonomi yang dihadapi”.
Disiplin Ilmu Antropologi Yaitu: Enkulturisasi pelajar/mahasiswa belajar budaya masyarakatnya dan akulturisasi warga m asyarakat belajar menciptakan budaya baru dan,atau mengoreksi budaya lama.
Disiplin Ilmu Sosiologi Yaitu: untuk memberikan kemampuan memahami secara kritis berbagai persoalan dalam kehidupan sehari-hari yang muncul seiring dengan perubahan masyarakat dan budaya, menanamkan kesadaran perlunya ketentuan masyarakat, dan mampu menempatkan diri dalam berbagai situasi sosial budaya sesuai dengan kedudukan, peran, norma, dan nilai sosial yang berlaku di masyarakat”
Disiplin ilmu Filsafat yaitu untuk memberikan kemampuan memahami hakekat dari seluruh aspek sosial yang terjadi di masyarakat, memahami hakekat adanya hubungan sosial dan mengetahui tujuan adanya kehidupan bermasyarakat.

2.      Pendidik akan dapat menentukan strategi yang tepat (menentukan perencanaan yang baik)yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran IPS dan karakter peserta didik. Kegiatan belajar mengajar akan berjalan lancer,menarik dan peserta didik tidak merasa bosan. Penyampaian materi pendidik akan berhasil dan kemampuan daya serap pengetahuan peserta didik akan meningkat.
3.      Filosofi Child Centered Education bermakna bahwa anak atau siswa menjadi pusat pembelajaran. Segenap aktivitas pembelajaran berpusat pada kegiatan anak sebagai subjek pembelajar. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan menyiapkan generasi muda untuk menjadi orang dewasa anggota masyarakat yang produktif. Hal ini menunjukkan konsep adanya tuntutan individual dan sosial dari orang dewasa. Pendidikan dari masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain berbeda karena dipengaruhi oleh budaya masing-masing. Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan, pendidikan merupakan proses pembudayaan
4.      Konsep-konsep dalam IPS menurut Banks (1999), dapat diorganisasikan dengan berbagai model pendekatan : (1) “the expanding environment approach” dan (2) “the spiral approach”.
Masalah krusial yang hingga kini tetap dihadapi oleh IPS adalah sangat rendahnya minat dan        perhatian siswa. Rendahnya apresiasi siswa terhadap mata pelajaran IPS tersebut,      sesungguhnya bukan hal baru. Stigmasi semacam itu sudah terjadi dan berlangsung dalam rentang waktu yang cukup lama. Hasil kajian lapangan menunjukkan bahwa salah satu persoalan    yang mengkontribusi rendahnya apresiasi siswa terhadap mata pelajaran IPS berkaitan dengan persoalan “materi”. Keruwetan materi selalu dijadikan sasaran tuduhan baik oleh guru maupun            siswa atas rendahnya apresiasi, minat dan prestasi belajar IPS selama ini. Materi IPS yang paling tidak disukai oleh siswa adalah “Sejarah”, karena terlalu banyak yang harus dihafalkan sehingga sulit memahaminya (tokoh, angka tahun, nama dan lokasi kerajaan, dsb).
Pola organisasi materi yang dikembangkan oleh guru seperti terlihat di dalam Program Semester dan Persiapan Mengajar di atas, difokuskan pada upaya “pengenalan jenis dan peranan berbagai alat perhubungan dan komunikasi”, melalui “pendekatan konsep” (conceptual approach) yang sudah terdefinisikan secara jelas (definitional concept), yaitu “konsep transportasi/ pengakutan” (darat, laut dan udara) dan “konsep komunikasi/ perhubungan” sebagai dua aktivitas dasar manusia. Secara umum, pola organisasi materi atas dasar pendekatan konsep yang digunakan guru didalam rancangan program semester dan persiapan mengajarnya adalah: (1) Apersepsi (apperception), dengan cara menyajikan materi-materi pengait untuk mengupayakan terciptanya kaitan-kaitan konseptual antara materi yang akan dibelajarkan dengan pengetahuan awal dan pengalaman yang sudah dimiliki siswa sebelumnya, (2) Mengemukakan contoh-contoh (citing an examples) tentang jenis alat transportasi dan komunikasi yang terdapat di dalam buku paket siswa; (3) Mendaftar (listing), mengelompokkan (grouping), dan memberi nama (labeling) jenis alat transportasi darat/laut/udara dan komunikasi yang pernah digunakan oleh manusia; bandara-bandara di Indonesia yang dibuat berdasarkan buku paket siswa; nama-nama stasiun kereta api yang terdapat di daerah tempat tinggal siswa; dan nama-nama pelabuhan/dermaga sungai, danau, dan/atau penyeberangan yang terdapat di propinsi tempat tinggal siswa ke dalam bentuk tabel; (4) Membuat diagram (charting) tentang langkah-langkah menggunakan telepon umum; dan membunyikan radio; dan (5) Memberikan pengalaman (experiencing) empirik kepada siswa dengan mengajak mereka melakukan kajian sederhana tentang kepadatan lalu lintas dan jenis alat angkutan jalan raya yang tepat berada di depan sekolah. 

5.         Pendekatan Interdisipliner disebut juga pendekatan terpadu atau integrated approach atau istilah yang digunakan Wesley dan Wronski adalah 'correlation' untuk pendekatan antarilmu, sedangkan integration untuk pendekatan terpadu. Dalam pendekatan antarilmu dikenal adanya ini (core) untuk pengembangan yang berdasarkan pada pendekatan terpadu (integration approach) yang merupakan tipe ideal konsep-konsep dari berbagai ilmu-ilmu sosial atau bidang studi telah terpadu sebagai satu kesatuan sehingga bahannya diintegrasikan menurut kepentingan dan tidak lagi menurut urutan konsep masing-masing ilmu atau bidang studi.
IPS yang tadinya hanya terbatas pada penyederhanaan ilmu-ilmu sosial semata, meningkat kepada nilai, sikap, dan perilaku dan pada perkembangan berikutnya telah melibatkan bagian-bagian di luar disiplin ilmu-ilmu sosial. Masuknya humaniora, sains, matematika, dan agama menunjukkan bahwa IPS tidak lagi bergerak dalam kelompok disiplin ilmu-ilmu sosial saja yang dikenal dengan pendekatan multidisiplin (multy disciplinary approach), tetapi sudah memasuki bidang disiplin lain atau yang dikenal dengan 'cross disciplines'.
Konstruktivis sosial lebih memandang faktor interaksi dengan lingkungan sosial dan variasi sosial-budaya sebagai faktor yang banyak berpengaruh pada konstruksi pengetahuan individu.
Dalam perspektif konstruktivisme kognitif, pembelajaran Pendidikan IPS sebagai suatu ilmu pengetahuan atau pengetahuan sosial, seyogianya dikondisikan agar mampu memfasilitasi siswa melakukan interaksi diri dengan berbagai lingkungan sosial yang lebih luas.
Pembelajaran IPS harus menekankan pada pengembangan berpikir. Terjadinya ledakan pengetahuan menuntut perubahan pola mengajar dari yang hanya sekadar mengingat fakta yang biasa dilakukan melalui metode kuliah (lecture) dan latihan (drill) dalam pola pembelajaran tradisional menjadi pengembangan kemampuan berpikir kritis (critical thinking).

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts