A. Hakikat Pendidikan IPS
Hakikat IPS, adalah telaah tentang manusia dan dunianya.
Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dengan kemajuan
teknologi pula sekarang ini orang dapat berkomunikasi dengan cepat di manapun
mereka berada melalui handphone dan Internet. Kemajuan Iptek menyebabkan
cepatnya komunikasi antara orang yang satu dengan lainnya, antara negara satu
dengan negara lainnya. Dengan demikian maka arus informasi akan semakin
cepat pula mengalirnya. Oleh karena itu diyakini bahwa “orang yang menguasai
informasi itulah yang akan menguasai dunia”. Suatu tempat atau ruang
dipermukaan bumi, secara alamiah dicirikan oleh kondisi alamnya yang meliputi
iklim dan cuaca, sumber daya air, ketinggian dari permukaan laut, dan
sifat-sifat alamiah lainnya. Jadi bentuk muka bumi seperti daerah pantai,
dataran rendah, dataran tinggi, dan daerah pegunungan akan mempengaruhi
terhadap pola kehidupan penduduk yang menempatinya. Lebih jelasnya Anda dapat
mencermati contoh berikut ini.
• Corak kehidupan masyarakat di tepi pantai utara Jawa yang
bentuknya landai dengan laut yang tenang dan tidak begitu tinggi serta arus
angin yang tidak begitu kencang, sangat menguntungkan bagi masyarakat untuk
mencari ikan. Hal ini disebabkan ikan banyak berkumpul di kawasan laut yang
dangkal yang masih tertembus sinar matahari. Oleh karena itu mayoritas
masyarakatnya bermata pencaharian sebagai nelayan. Hampir semua
pelabuhan-pelabuhan besar di pulau Jawa sebagian besar terletak di pantai utara
Jawa.
• Dataran rendah yang meliputi daerah pantai sampai
ketinggian 700 meter di atas permukaan laut merupakan kawasan yang cadangan
airnya cukup, didukung oleh iklimnya yang cocok, merupakan potensi alam yang
cocokuntuk dikembangkan sebagai areal pertanian, misalnya Karawang, Bekasi,
Indramayu, Subang dan sebagainya. Dataran tinggi yang beriklim sejuk, dengan
cadangan air yang sudah semakin berkurang maka sistem pertanian yang
dikembangkan adalah pertanian lahan kering dan holtikultura seperti sayuran,
buah-
buahan, dan tanaman hias.
• Lain dengan daerah pegunungan yang memiliki corak
tersendiri. Karena sedikitnya persediaan air tanah,mengakibatkan pemukiman
penduduk terpusat di lembah-lembah atau mendekati alur sungai. Hal ini
dikarenakan mereka berusaha untuk mendapatkan sumber air yang relatif mudah.
Ladang yang mereka usahakan biasanya terletak di lembah pegunungan. Aspek
pengaturan dan kebijakan ini termasuk aspek politik.
Marilah kita cermati kembali apa yang sudah kita pelajari di
atas. Setelah kita pelajari ternyata kehidupan itu banyak aspeknya, meliputi
aspek-aspek:
hubungan sosial: semua hal yang berhubungan dengan interaksi
manusia tentang proses, faktor-faktor, perkembangan, dan permasalahannya
dipelajari dalam
ilmu sosiologi.
ekonomi: berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan manusia,
perkembangan, dan permasalahannya dipelajari dalam ilmu ekonomi.
psikologi: dibahas dalam ilmu psikologi. budaya: dipelajari
dalam ilmu antropologi.
sejarah: berhubungan dengan waktu dan perkembangan kehidupan
manusia dipelajari dalam ilmu sejarah.
geografi: hubungan ruang dan tempat yang sangat berpengaruh
terhadap kehidupan manusia dipelajari dalam ilmu geografi.
politik: berhubungan dengan norma, nilai, dan kepemimpinan
untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dipelajari dalam ilmu politik
B. Tujuan Pendidikan IPS
Berdasarkan pada falsafah negara tersebut, makatelah
dirumuskan tujuan pendidikan nasional, yaitu:membentuk manusia pembangunan yang
ber-Pancasila danuntuk membentuk manusia yang sehat jasmani danrokhaninya,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapatmengembangkan kreativitas dan
tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa,
dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang
luhur, mencintai bangsanya, dan
mencintai sesama manusia sesuai ketentuan yang termaksud
dalam UUD 1945 .
Berkaitan dengan tujuan pendidikan di atas, kemudian apa
tujuan dari pendidikan IPS yang akan dicapai? Tentu saja tujuan harus dikaitkan
dengan kebutuhan dan disesuaikan dengan tantangan-tantangan kehidupan yang akan
dihadapi anak. Berkaitaan dengan hal tersebut, kurikulum 2004 untuk tingkat SD
menyatakan bahwa, Pengetahuan Sosial (sebutan IPS dalam kurikulum 2004),
bertujuan untuk: mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi,
sejarah, dan kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis. mengembangkan
kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan
keterampilan social. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai- nilai
sosial dan kemanusiaan. Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global.
Sejalan dengan tujuan tersebut tujuan pendidikan IPS menurut
(Nursid Sumaatmadja. 2006) adalah “membina anak didik menjadi warga negara yang
baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian social yang
berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara” Sedangkan secara rinci
Oemar Hamalik merumuskan tujuan pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku
para siswa, yaitu :
(1) pengetahuan dan pemahaman,
(2) sikap hidup belajar,
(3) nilai-nilai sosial dan sikap,
(4) keterampilan (Oemar hamalik. 1992 : 40-41).
Untuk lebih jelasnya akan dibahas satu persatu. Pengetahuan
dan Pemahaman
Salah satu fungsi pengajaran IPS adalah mentransmisikan
pengetahuan dan pemahaman tentang masyarakat berupa fakta-fakta dan ide-ide
kepada anak.
Sikap belajar IPS juga bertujuan untuk mengembangkan sikap
belajar yang baik. Artinya dengan belajar IPS anak memiliki
kemampuan menyelidiki (inkuiri) untuk menemukan ide-ide, konsep-konsep baru
sehingga mereka mampu melakukan perspektif untuk masa yang akan datang.
Nilai-nilai sosial dan sikap Anak membutuhkan nilai-nilai
untuk menafsirkan fenomena dunia sekitarnya, sehingga mereka mampu melakukan
perspektif. Nilai-nilai sosial merupakan unsure penting di dalam pengajaran
IPS. Berdasar nilai-nilai sosial yang berkembang dalam masyarakat, maka akan
berkembang pula sikap-sikap sosial anak. Faktor keluarga, masyarakat, dan
pribadi/tingkah laku guru sendiri besar pengaruhnya terhadap perkembangan
nilai- nilai dan sikap anak. Nilai-nilai tersebut, meliputi nilai edukatif,
nilai praktis, nilai teoretis, nilai filsafat, dan nilai ketuhanan. Dengan
pengembangan nilai-nilai tersebut diharapkan sumber daya manusia Indonesia
diharapkan memiliki pengetahuan, keterampilan, kepedulian,
kesadaran, dan tanggung jawab sosial yang tinggi terhadap masyarakat, bangsa,
dan negaranya, bagi pengembangan kini dan mendatang. Selanjutnya mari kita
jelaskan satu per satu tentang nilai-nilai tersebut seperti dikemukakan oleh
Nursid Sumaatmadja (1997),
yaitu sebagai berikut:
a. Nilai Edukatif
Salah satu tolok ukur keberhasilan pelaksanaan pendidikan
IPS, yaitu adanya perubahan perilaku social peserta didik ke arah yang lebih
baik. Perilaku tersebut,
meliputi aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Peningkatan kognitif disini tidak hanya terbatas makin meningkatnya pengetahuan
sosial, melainkan pula
peningkatan nalar sosial dan kemempuan mencari
alternatif-alternatif pemecahan masalah sosial. Oleh karena itu, materi ang
dibahas pada pendidikan IPS ini, jangan hanya terbatas pada kenyataan, fakta
dan data sosial, melainkan juga mengangkat masalah sosial yang terjadi
sehari-hari.
Dalam proses peningkatan perilaku sosial melalui pembinaan
nilai edukatif, tidak hanya terbatas pada perilaku kognitif, melainkan lebih
mendalam lagi berkenaan dengan perilaku afektifnya. Justru perilaku inilah yang
lebih mewarnai afpek kemanusiaan. Melalui pendidikan IPS, perasaan, kesadaran,
penghayatan, sikap, kepedulian, dan tanggung jawab sosial peserta didik
ditingkatkan. Masalh sebagai fakta sosial diprases melalui berbagai metode dan
pendekatan sampai betul- betul membangkitkan kepedulian serta tanggung jawab
peserta didik.
b. Nilai Praktis
Pembelajaran dan pendidikan apa pun, nilainya tidak berarti
apabila tidak dapat diterapkan secara praktis dalam kehidupan sosial
sehari-hari. Dengan kata lain, pembelajaran dan pendidikan dianggap tidak
memiliki makna yang baik, jika tidak memiliki nilai praktis. Oleh karena itu,
pokok bahasan IPS itu jangan hanya tentang pengetahuan yang konseptual-teoretis
belaka, melainkan digali dari kehidupan sehari-hari, misalnya mulai dari
lingkungan terkecil keluarga, di pasar, di jalan, di tempat-tempat bermain dan
seterusnya. Dalam hal ini nilai praktis itu disesuaikan
dengan tingkat usia dan kegiatan peserta didik sehari- hari.
Pengetahuan IPS yang praktis tersebut bermanfaat dalam mengikuti berita,
mendengarkan radio, membaca
buku cerita, menghadapi permaslahan kehidupan sehari- hari
sampai dengan pengetahuan IPS yang berguna melaksanakan pekerjaan sebagai
wartawan, pejabat
daerah, dan demikian selanjutnya. Pembelajaran pada
pendidikan IPS tersebut diproses secara menarik, tidak terlepas dari kehidupan
sehari-hari, dan secara langsung memiliki nilai praktis serta strategis dalam
membina SDM sesuai dengan kenyataan hidup hari ini, terutama untuk masa-masa
yang akan datang.
c. Nilai Teoretis
Membina peserta didik hari ini pada proses perjalanannya
diarahkan menjadi SDM untuk hari esok. Oleh karena itu, pendidikan IPS tidak
hanya menyajikan dan membahas kenyataan, fakta dan data yang terlepas- lepas,
melainkan lebih jauh dari pada itu menelaah keterkaitan aspek kehidupan sosial
dengan yang lain- lainnya. Peserta didik dibina dan dikembangkan daya nalarnya
ke arah dorongan mengetahui sendiri kenyataan (sense of reality) dan dorongan
menggali sendiri di lapangan (sense of discovery). Kemampuan menyelidiki dan
meneliti dengan mengajukan berbagai
pernyataan (sense of inquiry) mereka dibina serta
dikembangkan. Dengan demikian, kemampuan mereka mengajukan hipotesis dan
dugaan-dugaan terhadap suatu persoalan, juga berkembang. Dalam menghadapi
kehidupan sosial yang berkembang dengan cepat dan juga cepat berubah, kemampuan
berteori ini sangat berguna serta strategis. Melalui pendidikan IPS, nilai
teoretis ini dibina dan dikembangkan.
d. Nilai Filsafat
Pembahasan ruang lingkup IPS secara bertahap dan keseluruhan
sesuai dengan perkembangan kemampuan peserta didik, dapat mengembangkan
kesadaran mereka selaku anggota masyarakat atau sebagai makhluk sosial. Melalui
proses yang demikian,
peserta didik dikembangkan kesadaran dan penghayatannya
terhadap keberadaannya di tengah- tengah masyarakat, bahkan juga di
tengah-tengah alam raya ini. Dari kesadaran terhadap keberadaannya tadi, mereka
disadarkan pula tentang peranannya masing-
masing terhadap masyarakat, bahkan terhadap alam lingkungan
secara keseluruhan. Dengan kata lain, kemampuan mereka merenungkan keberadaan
dan peranannya di masyarakat ini, makin dikembangkan. Atas kemampuan mereka
berfilsafat, tidak luput dari jangkauan pendidikan IPS. Dengan demikian, nilai
filsafat yang demikian sangat berfaedah dalam kehidupan bermasyrakat, tidak
luput dari perhatian pendidikan IPS
ini.
e. Nilai Ketuhanan
Pendidikan IPS dengan ruang lingkup dan aspek kehidupan
sosial yang demikian luas cakupannya, menjadi landasan kuat bagi penanaman dan
pengembangan nilai ketuhanan yang menjadi kunci kebahagiaan kita baik lahir
maupun batin. Nilai
ketuhanan ini menjadi landasan moralitas Sumber Daya Manusia
(SDM) hari ini dan terutama masa yang akan datang. Hal ini wajib menjadi
perhatian Anda dan semua
selaku guru IPS bahwa materi dan proses pembelajaran apa pun
pada pendidikan IPS, wajib berlandaskan pada nilai-nilai ketuhanan.
Keterampilan dasar IPS
Anak belajar menggunakan keterampilan dan alat- alat studi
sosial, misalnya mencari bukti dengan berpikir ilmiah, keterampilan mempelajari
data masyarakat, mempertimbangkan validitas dan relevansi data,
mengklasifikasikan dan menafsirkan data-data sosial, dan merumuskan kesimpulan.
No comments:
Post a Comment