2.1.1 Pengertian
Menulis
Tarigan (1982:21) menyatakan bahwa :
“Menulis merupakan suatu
keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak
secara tatap muka dengan orang lain”.
Ketika menulis,
penulis berkomunikasi dengan cara mengubah pesan menjadi lambang-lambang. Dalam
kaitan ini Load (Tarigan, 1986:21) menyatakan:
“Menulis ialah
menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu
bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang dapat membaca
lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran
grafik itu. Gambar atau lukisan mungkin dapat menyampaikan makna-makna, tetapi
tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa’.
Yang dilukiskan
dengan lambang-lambang grafik adalah pikiran penulis, karena menurut D’angelo
dalam Tarigan (1986:21) :
“Menulis
adalah suatu bentuk berpikir dan belajar menulis adalah belajar berpikir dengan
cara tertentu”.
Widyamantaya
(1991:9) berpendapat bahwa:
“Menulis
merupakan kegiatan pikiran manusia yang hendak mengungkapkan kandungan jiwaya
kepada orang lain atau kepada dirinya sendiri dalam bentuk tulisan”.
|
Definisi
serupa dipaparkan oleh Sutari (1998:18)
“Menulis atau
mengarang merupakan kemampuan mengekspresikan pikiran, gagasan, perasaan dan
pengalaman secara sistematis dan logis sehingga tulisannya mudah dipahami
pembacanya”.
S. Tanaka dalam
Ahmadi memberi definisi
“Menulis
adalah suatu proses penyusunan, mencatat, dan menghasilkan makna dalam tataran
ganda bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang
menggunakan suatu sistem tanda konvensional yang dapat dilihat dan dibaca”.
(1989:2)
Dari beberapa
pengertian di atas, dapat disimpulkan menulis adalah suatu proses dan aktivitas
yang melahirkan pikiran, gagasan, dan perasaan kepada orang lain ataupun diri
sendiri melalui media bahasa berupa tulisan.
2.1.2 Tujuan
Menulis
Tujuan menulis adalah response
atau jawaban yang diharapkan oleh penulis dari pembaca. (Tarigan, 1982:23).
Menurut tujuan dan maksud yang dikandungnya, tulisan dapat dibagi ke dalam
beberapa jenis. Menurut tujuan dan maksud yang dikandungnya, tulisan dapat
dibagi ke dalam beberapa jenis. Menurut D’angelo dalam Tarigan (1982:24),
diantara tujuan menulis adalah sebagai berikut:
1)
Tulisan yang bertujuan meyakinkan pembaca, disebut dengan wacana
persuasif;
2)
Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan, disebut wacana informatif;
3)
Tulisan yang bertujuan untuk mengekspresikan perasaan dan emosi yang
kuat dan berapi-api, disebut wacana ekspresif.
Hartig dalam
Tarigan (1983:24-25) mengemukakan tujuan menulis sebagai berikut :
1)
Tujuan penugasan
Penulis tidak
memiliki tujuan, untuk apa dia menulis. Penulis hanya menulis, tanpa mengetahui
tujuannya. Dia menulis karena mendapat tugas, bukan atas kemauan sendiri.
Misalnya siswa ditugaskan merangkum sebuah buku atau seorang guru disuruh
membuat laporan oleh kepala sekolahnya.
2)
Tujuan altrustik
Penulis
bertujuan untuk menyenangkan pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca,
ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya,
ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan menyenangkan dengan karyanya
itu. Penulis harus berkeyakinan bahwa pembaca adalah “teman” hidupnya, sehingga
penulis benar-benar dapat mengkomunikasikan suatu idea tau gagasan bagi
kepentingan pembaca.
3)
Tujuan persuasif
Penulis
bertujuan mempengaruhi pembaca, agar pembaca yakin akan kebenaran gagasan atau
ide yang dituangkan atau diutarakan oleh penulis. Tulisan semacam ini banyak
dipergunakan oleh para penulis untuk menawarkan sebuah produksi barang
dagangan, atau dalam kegiatan politik.
4)
Tujuan penerangan
Penulis
menuangkan ide/gagasan dengan tujuan memberi informasi atau
keterangan-keterangan kepada pembaca. Di sini, penulis berusaha menyampaikan
informasi agar pembaca menjadi tahu mengenai apa yang diinformasikan oleh
penulis.
Akhadiah, dkk
(1998:45) menyatakan :
“Setiap kegiatan menulis apa yang disampaikan kepada pembaca? Mungkin
penulis ingin menyampaikan amanat atau pesan sekedar memberikan informasi saja
tentang sesuatu. Dalam hal ini ada kalanya penulis menyampaikan suatu gagasan
dan mengembangkan melalui tulisannya”.
Dalam menulis
bukan hanya memiliki tujuan menyampaikan informasi, tetapi memiliki tujuan
lain, antara lain : menghibur dan mengutarakan perasaan. Dalam hal ini Tarigan
(1986:23) berpendapat bahwa tujuan menulis adalah :
“Memberitahukan atau mengajak, meyakinkan atau mendesak, menghibur atau
menyenangkan, mengutarakan atau mengekspresikan perasaan dan emosi yang
berapi-api”.
Lebih jauh
diungkapkan pula oleh Tarigan (1986:23) yang dimaksud dengan tujuan menulis
adalah response atau jawaban yang diharapkan oleh penulis akan diperolehnya
dari pembaca. Berdasarkan batasan tersebut maka dapat dikatakan bahwa:
1)
Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajak disebut
wacana informasi (informative discourse).
2)
Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacara
persuasif (persuasive discourse).
3)
Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau yang
mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer (wacana kesastraan atau literary discourse)
4)
Tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau
berapi-api disebut wacana ekspresif (expressive
discourse).
Uraian di atas
dapat dijelaskan bahwa pada dasarnya tujuan menulis adalah untuk menyampaikan
informasi, mengajak, meyakinkan, menghibur, dan mengekspresikan perasaan.
2.1.3 Fungsi Menulis
Fungsi utama
menulis adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Penulis dan pembaca
dapat berkomunikasi melalui tulisan. Oleh karena itu, pada prinsipnya hasil
(tulisan) yang paling utama ialah dapat menyampaikan pesan penulis kepada
pembaca, sehingga pembaca memahami maksud penulis yang dituangkan dalam
tulisannya.
Pada prinsipnya fungsi utama menulis
adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi
pendidikan karena memudahkan siswa berpikir juga dapat menolong kita berpikir
secara kritis. Selain itu, memudahkan pula untuk merasakan dan menikmati
hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap, atau persepsi kita memecahkan
masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman. Tulisan
dapat membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita”. (D’angelo dalam
Tarigan,1986:22)
Menurut Tarigan (1986:26) fungsi menulis berdasarkan
kegunaannya adalah melukiskan, memberi petunjuk, memberi tahu dan mengingat.
1)
Melukiskan
Dalam hal ini,
penulis menggambarkan atau mendeskripsikan sesuatu baik menggambarkan wujud
benda atau mendeskripsikan keadaan sehingga pembaca dapat membayangkan secara
jelas apa yang digambarkan atau yang dideskripsikan penulisnya. Pembaca
seolah-olah melihat sendiri atau mengalami sendiri. Fungsi ini terdapat dalam
karangan lukisan.
2)
Memberi petunjuk
Dalam tulisan
ini, penulis memberikan petunjuk tentang cara melaksanakan sesuatu. Fungsi seperti ini terdapat dalam
resep, pedoman, dan lain-lain.
3)
Memerintahkan
Penulis dalam
karangan ini memberi perintah, permintaan anjuran, nasihat, agar pembaca
memenuhi keinginan penulis. Sebaliknya penulis juga melarang, meminta, maupun
menganjurkan untuk tidak berbuat sesuatu dengan memberi alasan, mengapa hal itu
harus dilaksanakan atau dilarang. Tulisan ini terdapat pada tulisan berbentuk
undang-undang atau peraturan.
4)
Mengingat
Penulis karangan
mencatat peristiwa, keadaan, keterangan dengan tujuan mengingat atau hal-hal
penting itu tidak terlupakan. Tulisan seperti ini biasanya diperlukan untuk
penulis itu sendiri atau bisa saja keperluan orang lain, misalnya penulis
piagam.
5)
Berkorespondensi
Dalam karangan
ini, penulis melakukan surat menyurat dengan orang lain. Ia memberitahukan,
menanyakan, memerintahkan atau meminta sesuatu kepada orang yang dituju dan
mengharapkan orang itu memenuhi kepada orang yang dituju dan mengharapkan orang
itu memenuhi apa yang dikemukakannya. Fungsi tersebut terdapat pada karangan
surat.
Dinyatakan pula
Erdina, dkk (2001:5) bahwa “Fungsi menulis yaitu penulis berusaha membuat suatu
karangan dengan jalan menggambarkan atau mendeskripsikan tentang suatu hal
kepada pembaca”.
Fungsi menulis
dalam kegiatan berbahasa yang utama adalah sebagai alat komunikasi secara
tertulis dan tidak langsung. Fungsi lain kegiatan menulis atau mengarang adalah
sebagai berikut.
1)
Fungsi Penataan
Tulisan
merupakan proses penataan terhadap gagasan, pikiran, pendapat, dan imajinasi.
Oleh karena itu, tulisan dapat menggambarkan proses penataan gagasan, pikiran,
pendapat, dan imajinasi dari seorang penulis.
2)
Fungsi Pengawetan
Mengarang dapat
berfungsi untuk mengawetkan pengutaraan sesuatu wujud dokumen tertulis. Dokumen
tersebut sangat berharga, misalnya karena dapat mengungkapkan kehidupan zaman
dahulu.
3)
Fungsi Penciptaan
Dengan menulis,
kita menciptakan sesuatu yaitu mewujudkan sesuatu hal yang baru. Karangan
sastra menunjukkan fungsi yang demikian
4)
Fungsi Penyampaian
Gagasan,
pikiran, imajinasi yang sudah ditata dan diawetkan dalam wujud tertulis
sehingga dapat dibaca dan disampaikan kepada orang lain.
Berdasarkan
uraian di atas, dapat dijelaskan pada dasarnya menulis berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan seseorang melalui tulisan untuk melukiskan, memberi
petunjuk, dan memberitahu.
2.1.4 Aspek-aspek
Menulis
Menurut Gie
(2002:4) ada 4 aspek yang harus diperhatikan dalam menulis yaitu :
1)
Gagasan, berupa pendapat pengalaman atau pengetahuan yang ada dalam
pikiran masing-masing.
2)
Tuturan, ialah bentuk pengungkapkan gagasan sehingga dapat dipahami
pembaca.
3)
Tatanan, ialah tertib pengaturan dan penyusunan gagasan dengan
mengintai berbagai asas, aturan dan teknik sampai merencanakan rangka dan
langkah.
4)
Wahana, ialah sarana pengantar gagasan berupa bahasa tulis yang
terutama menyangkut kosa kata, gramatika, dan retorika.
No comments:
Post a Comment