Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Monday, July 9, 2018

Pengertian, Jenis, Fungsi dan Sifat Motivasi


1. Pengertian Motivasi
Manusia melakukan sesuatu hal dalam menjalani kehidupannya karena alasan tertentu dan adanya pendorong. Kekuatan pendorong yang ada dalam diri orang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai sesuatu tujuan, disebut motif. Segala sesuatu yang berkaitan dengan timbulnya atau berlangsungnya motif itu disebut motivasi.
Kata motivasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “motive/motivation” yang berarti mendorong/dorongan. Secara umum motivasi dapat diartikan suatu keadaan yang dialami individu, yang mendorong individu itu untuk melakukan sesuatu ke arah pencapaian tujuan tertentu. Motif dalam psikologi berarti rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu tingkah laku. Istilah motivasi dalam psikologi yang lebih umum, yang menunjuk kepada seluruh proses gerakan termasuk situasi yang ditimbulkan dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir dari gerakan atau perbuatan.
Motivasi sebagai keadaan dalam pribadi seseorang untuk mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Jadi motivasi yang ada pada seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan (Ranupandojo, 2000 : 78). 
Purwanto (1990 : 61) menyatakan bahwa,
Motivasi atau dorongan adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam individu (siswa) yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan. Motivasi akan dirancang karena adanya tujuan. Motivasi dalam hal ini merupakan suatu aksi yaitu tujuan.

5
 
 


2.  Jenis Motivasi
Dalam motivasi terdapat beberapa jenis motivasi yaitu :
a.  Motivasi Primer
Motivasi primer (primary motive) atau motivasi dasar (basic motive) atau sering disebut istilah drive (dorongan). Dalam dorongan ada dorongan fisiologis (kebutuhan) dan dorongan umum (kegiatan).
b.  Motivasi Sekunder
Motivasi sekunder (secondary motives) menunjukkan kepada motivasi yang berkembang berkat adanya pengalaman dan dipelajari (conditioning and reinforcement). Semakin berkembang orang menjadi dewasa biasanya motivasi ini lebih kompleks pula, karena dalam setiap perilaku manusia mungkin saja di belakangnya terdapat gabungan berbagai motivasi sekunder, diantaranya : motivasi sosial, berprestasi, maksud dan aspirasi.

3.  Fungsi Motivasi
Fungsi motivasi adalah sebagai perantara pada organisme atau manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, suatu perbuatan dimulai dengan adanya ketidakseimbangan dalam diri individu, misalnya lapar atau takut.
Kebutuhan inilah yang akan menimbulkan dorongan atau motivasi untuk berbuat sesuatu. Setelah melakukan perbuatan itu, maka tercapailah keadaan seimbang dalam diri individu dan timbul perasaan puas, gembira, aman dan sebagainya.
Keadaan keseimbangan itu tidak berlangsung untuk selama-lamanya, karena setelah beberapa saat timbul ketidakseimbangan baru yang menyebabkan seluruh proses motivasi di atas diulangi. Karena itu, kita lihat di sini bahwa sebenarnya proses motivasi merupakan suatu lingkaran tak terputus yang disebut lingkaran motivasi.
Kadang-kadang tingkah laku tidak menghasilkan keseimbangan, misalnya karena tujuan tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan tidak tercapai, sehingga timbul kekecewaan atau frustasi.

4.  Sifat Motivasi
Di dalam motivasi terdapat beberapa sifat motivasi, yaitu :
a.       Motivasi Instrinsik
Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang aktif dan tak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan aktifitas. Kekuatan-kekuatan ini mempengaruhi dengan menentukan pikirannya yang selanjutnya membimbing perilakunya ke dalam situasi tertentu. Misalnya siswa mengerjakan tugas-tugas matematika karena memang ia berminat untuk mendalami matematika.
b.      Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya stimulus/rangsangan dari luar, misalnya seorang anak akan melakukan aktivasi belajar dengan baik apabila adanya dorongan dari luar dirinya seperti bentuk pujian, hadiah, persaingan, medali dan hukuman.
Motivasi intrinsik dan ekstrinsik sebenarnya saling memperkuat, bahkan motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan motivasi intrinsik, sebagai contoh dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang yang berminat untuk melakukan sesuatu atas kehendaknya sendiri, namun sebenarnya pada mulanya adalah ada penguatan dari luar. Misalkan seeseorang dapat membaca, pada mulanya hanya dapat meniru kata-kata, karena mendapat pujian atau penguatan maka anak berusaha untuk dapat membaca.

5. Motivasi dalam Belajar
Belajar pada hakikatnya merupakan proses perubahan perilaku berkat adanya interaksi dengan lingkungan. Perubahan-perubahan yang dipelajari biasanya memberi hasil yang baik bilamana individu mempunyai motivasi untuk melakukannya, dan latihan kadang-kadang menghasilkan perubahan-perubahan dalam motivasi yang mengakibatkan perubahan dalam prestasi. Akan tetapi perubahan-perubahan bukan hasil belajar, tapi akibat pengalaman yang disebabkan motivasi.
Aktivitas belajar sangat lekat dengan motivasi, perubahan sesuatu motivasi akan merubah wujud, bentuk dan hasil belajar. Ada tidaknya motivasi seseorang individu belajar sangat berpengaruh dalam aktivitas belajar itu sendiri dengan kata lain bahwa proses belajar akan berhasil dengan baik apabila individu memiliki motivasi untuk melakukan aktivitas belajar.
Dilihat dari timbulnya motivasi, terdapat tiga kunci pokok yaitu : menggerakkan, mengarahkan dan menopang tingkah laku manusia. (Purwanto, 1990 : 72)
a.       Menggerakkan
Menggerakkan berarti menimbulkan kekuatan pada individu. Bila seorang siswa belajar, diasumsikan bahwa di dalam diri siswa ada dorongan untuk memulai dan mengatur aktivitasnya. Minat, sikap, dan kehendak, kesemuanya itu tergantung pada individu. Sesuatu yang menarik siswa yang satu, mungkin tidak menarik minat siswa yang lain.
b.      Mengarahkan
Tingkah laku individu diarahkan terhadap sesuatu atau berorientasi pada tujuan. Misalkan, respon siswa dalam situasi belajar adalah selektif. Ini berarti bahwa siswa tertentu merespon terhadap sesuatu hal, namun siswa yang lainnya tidak meresponnya. Tingkah laku siswa diarahkan untuk mencapai tujuan, sehingga respon yang dikembangkan guru adalah respon yang relevan dengan tujuan.
c.       Menjaga dan Menopang

Menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu. Kunci ini mengacu kepada sesuatu kondisi yang berada di luar diri siswa. Misalnya hasil tes matematika yang baik dapat mendorong siswa berbuat yang lebih baik lagi untuk menuju tercapainya tujuan. Belajar yang dimotivasi dengan keberhasilan lebih baik daripada belajar yang dimotivasi dengan kegagalan.

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts