Hal pertama yang perlu
disadari oleh setiap pengusaha ialah apa saja sebenarnya yang diharapkan oleh
para pembeli dengan membayarkan sejumlah uang tertentu untuk membeli hasil
produksinya itu, bagi para pembeli, harga bukanlah sekedar nilai tukar barang
atau jasa. Harga adalah nilai tukar barang atau jasa dan berbagai macam manfaat
lain yang bersangkutan dengan barang atau jasa.
Menurut King. C. Gillette menyebutkan bahwa :
“Harga adalah salah satu elemen bauran pemasaran yang
menghasilkan pendapatan; elemen lain menghasilkan biaya. Mungkin harga adalah
elemen termudah dalam program pemasaran untuk disesuaikan; fitur produk,
saluran, dan bahkan komunikasi membutuhkan lebih banyak waktu. Harga juga
mengkomunikasikan positioning nilai
yang dimaksudkan dari produk atau merek perusahaan ke pasar. Produk yang
dirancang dan dipasarkan dengan baik dapat dijual dengan harga tinggi dan
menghasilkan laba yang besar” (Kotler dan Keller, 2008: 67).
Gillette memperhatikan
kekuatan penetapan harga. Keputusan penetapan harga jelas merupakan keputusan
yang kompleks dan sulit. Dan banyak
pemasar mengabaikan strategi penetapan harga mereka. Keputusan penetapan harga
harus konsisten dengan strategi pemasaran perusahaan dan pasar sasaran serta positioning mereknya.
Bagi konsumen, bahwa
harga merupakan segala bentuk biaya moneter yang dikorbankan oleh konsumen
untuk memperoleh, memiliki, memanfaatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta
pelauanan dari suatu produk. Bagi perusahaan, penetapan harga merupakan cara
untuk membedakan penawarannya dari para pesaing.
Harga bukan hanya angka-angka di label
harga. Harga mempunyai banyak bentuk dan melaksanakan banyak fungsi. Sewa, uang
sekolah, ongkos, upah / fee, bunga,
tarif, biaya penyimpanan, gaji dan komisi semuanya merupakan harga yang harus
anda bayar untuk mendapatkan barang dan jasa. Harga juga terdiri dari banyak
komponen. Jika anda membeli mobil baru, harga yang tertera dapat disesuaikan
dengan rabat dan insentif penyaur.
Sepanjang sejarah,
harga ditetapkan melalui negosiasi antara pembeli dan penjual. Tawar-menawar
masih sering dilakukan di beberapa bidang. Menetapkan satu harga untuk semua
pembeli adalah ide yang relatif modern yang timbul bersama perkembangan
perdagangan eceran skala besar pada akhir abad ke Sembilan Belas. F.W.
Woolworth, Tiffany and Co., John Wanamaker dan lainnya mengiklankan “kebijakan
satu harga yang ketat” karena mereka menjual begitu banyak barang dan mengawasi
begitu banyak karyawan.
Dulu, harga beroperasi sebagai
determinan utama pilihan pembeli. Konsumen dan agen pembelian mempunyai lebih
banyak akses pada informasi harga dan pemberi diskon harga. Konsumen menekan
pengecer untuk menurunkan harga mereka. Pengecer menekan produsen untuk
menurunkan harga mereka. Hasilnya adalah pasar yang ditentukan karakternya oleh
diskon besar-besaran dan promosi penjualan (Kotler dan Keller, 2008: 68).
No comments:
Post a Comment