BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Masih banyak kenyataan yang
terjadi di masyarakat adanya orangtua yang masih mempunyai pola pikir bahwa
pendidikan itu sepenuhnya tanggungjawab pihak lembaga pendidikan saja.
Seringkali orangtua menumpu harapan terlalu tinggi pada lembaga pendidikan, sehingga
banyak orangtua yang berani membayar mahal biaya pendidikan anaknya. Di sisi
lain, tidak sedikit orangtua yang menuntut lembaga pendidikan harus berbuat
seperti yang dikehendaki dan kecewa jika hasil pendidikan di lembaga tersebut
tidak sesuai dengan harapannya. Fenomena keliru ini harus segera diluruskan
agar tanggungjawab tinggi muncul dalam keluarga sehingga keluarga, khususnya
ibu dan ayah juga berperan sebagai pendidik di rumah.
Dalam Teori ekologi
Bronfenbrenner (1979) menjelaskan mengenai perkembangan anak yang dipengaruhi
oleh sistem interaksi yang kompleks dengan berbagai tingkatan lingkungan
sekitarnya yang mencakup interaksi yang saling berhubungan antara di dalam dan
di luar rumah, sekolah dan tetangga(masyarakat) dari kehidupan anak setiap hari
dalam kurun waktu yang sangat lama. Interaksi ini menjadi motor atau penggerak
perkembangan anak yang merupakan pusat dari lingkaran, dikelilingi oleh
berbagai sistem interaksi yang terdiri dari sistem mikro, sistem meso, sistem
exo dan sistem makro.
Sistem Mikro adalah lingkaran
yang paling dekat dengan anak yang meliputi kegiatan dan pola interaksi
langsung dari anak dengan lingkungan terdekatnya seperti interaksi dengan
orangtua, kakak dan adik kandungnya, sekolah, serta teman sebaya. Hubungan dua
arah yang berlangsung dalam jangka waktu yang cukup panjang dan intensif di
lingkungan terdekat ini mempunyai dampak terbesar dan mendalam pada
perkembangan anak.
Sistem Meso adalah lingkaran
interaksi dan kesesuaian hubungan antar komponen dalam sistem mikro anak yang
sangat mempengaruhi perkembangan anak seperti hubungan antara rumah dan
sekolah. Orang tua yang tidak terdidik dan tidak menghargai pentingnya
pendidikan dan hubungan dengan lembaga kelompok bermain/sekolah, dan yang tidak
berbicara dengan bahasa yang digunakan di sekolah anak, akan menyebabkan anak
mengalami banyak masalah dalam menerapkan pembiasaan di kelompok bermain dan
juga dalam melejitkan potensi kecerdasan jamak anak usia dini. Sebaliknya bila
hubungan antar komponen tersebut serasi dan kuat, menyebabkan anak memiliki
kemampuan akademik yang baik. Prinsip utama dari sistem meso adalah semakin
kuat dan saling mengisi interaksi antar komponen dalam sistem meso, semakin
besar pengaruh dan hasilnya pada perkembangan anak.
Sistem Exo merupakan lingkaran
dalam sistem sosial yang lebih besar dan tidak berperan secara langsung
terhadap anak, dan anak juga tidak langsung berperan di dalamnya, tetapi
interaksi komponen dalam sistem ini seperti dalam bentuk keputusan pada tataran
lembaga yang mempunyai hubungan dengan anak, berpengaruh terhadap perkembangan
anak. Keputusan-keputusan dari tempat kerja orang tua, komite sekolah, atau
lembaga perencanaan adalah contoh dari sistem exo yang dapat mempengaruhi anak
baik positif maupun negatif meskipun anak tidak langsung terlibat dalam
lembaga-lembaga tersebut. Contoh lain adalah kekejaman orang dewasa yang
terjadi di lingkungan tempat tinggal anak dapat berpengaruh pada kesulitan anak
untuk tidur.
Sistem Makro merupakan lingkaran
terluar dari lingkungan anak yang terdiri dari nilai-nilai budaya, hukum dan
peraturan perundangan, adat kebiasaan, kebijakan sosial dan lain sebagainya.
Seluruh komponen dari sistem ini juga berpengaruh terhadap perkembangan.
Untuk menjawab fenomena
ini banyak cara yang dapat dilakukan salah satunya yaitu bentuk kegiatan informal yang dilakukan oleh pengelola lembaga PAUD untuk menyelaraskan
kegiatan-kegiatan pengasuhan dan pendidikan anak antara di sekolah dan di rumah. Kegiatan ini
ditujukan kepada para orangtua, pengasuh, dan anggota keluarga lain yang
berperan secara langsung dalam proses perkembangan anak. Kegiatan (pertemuan
orangtua) saat ini dirasakan sangat diperlukan mengingat pentingnya pendidikan
sedini mungkin.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan masalah sebagai
berikut :
1.
Bagaimana hubungan Lembaga PAUD dengan orang tua?
2.
Bagaimana hubungan Lembaga PAUD dengan masyarakat?
3.
Bagaimana peran orang tua dan masyarakat di lembaga
PAUD?
C.
Tujuan
1.
Tujuan pembahasan ini adalah untuk mengkaji hubungan
sebuah lembaga PAUD dengan orangtua dan masyarakat
2.
Memahami hubungan antara lembaga PAUD dengan
orangtua dan masyarakat
3.
Memahami tugas-tugas sebagai pengelola Lembaga PAUD
dalam membina hubungan dengan orang tua murid dan masyarakat luas.
D.
Manfaat
1. Manfaat bagi penulis adalah dapat
memahami hubungan dan tugas-tugas pengelola sebuah Lembaga PAUD terhadap orang
tua wali murid serta masyarakat sekitarnya.
2. Agar tulisan ini dapat dikembangkan
oleh pembaca sehingga pemahaman mengenai hubungan lembaga PAUD dengan orang tua
dan masyarakat dapat digali lebih mendalam serta dapat mewujudkan implementasinya
di lapangan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Peran Orangtua Pada Pendidikan Anak Usia Dini
Masa depan anak sesungguhnya ada ditangan kedua orang
tuanya,
bila orang tua senantiasa memperhatikan perkembangan buah hatinya niscaya masa depan anaknya akan jauh lebih baik. Pendidikan anak usia dini memiliki kedudukan yang sangat tinggi dan memperlihatkan aktivitas di rumah. Pendidikan usia dini merupakan masa terpenting dan mendasar dalam kehidupan manusia yang memegang kendali dalam perkembangan kehidupannya.
bila orang tua senantiasa memperhatikan perkembangan buah hatinya niscaya masa depan anaknya akan jauh lebih baik. Pendidikan anak usia dini memiliki kedudukan yang sangat tinggi dan memperlihatkan aktivitas di rumah. Pendidikan usia dini merupakan masa terpenting dan mendasar dalam kehidupan manusia yang memegang kendali dalam perkembangan kehidupannya.
Anak lahir dalam pemeliharaan orang tua dan dibesarkan
dalam keluarga. Orang tua dalam pendidikan islam memiliki kewajiban dan tanpa
ada yang memerintah langsung memikul tugas sebagai pendidik, baik yang bersifat
pemelihara, pengasuh, pembimbing maupun sebagai guru dan mereka sebagai
pemimpin bagi anak-anaknya. Perjalanan seorang anak menuju kedewasaan
dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor alam dan lingkungan, oleh
karena itu perlu adanya peran orang tua serta pihak lain seperti guru dan
masyarakat untuk membantu proses tersebut agar kedewasaan seorang anak tidak
terhambat.
Orang tua dan guru juga perlu memahami arti
kreativitas dan bagaimana penampilannya jika dikaitkan dengan tingkat
perkembangan anak dan mereka perlu memiliki keterampilan untuk membantu dan
mendorong anak mengungkapkan daya kreatifnya, menyadari pentingnya kreativitas
bagi anak dan bagi pendidik sendiri mampu menemukan kendali kreativitas pada
anak dan membina mereka mengembangkan kesediaan dan keberanian untuk mewujudkan
kreativitas mereka.
Perkembangan merupakan rangkaian proses perubahan
kearah yang lebih maju dan lebih dewasa. Mengembangkan kreativitas sejak dini
itu sangat penting bagi perkembangan anak karena ada beberapa perilaku yang
mencerminkan perilaku kreativitas alamiah anak pra sekolah menjadi nyata
seperti menjajaki lingkungannya, dan rasa ingin tahu mereka sangat besar. Oleh
karena itu orang tua, guru dan masyarakat bertanggung jawab atas pemeliharaan,
perhatian dan penyediaan lingkungan fisik dan social yang kondusif bagi
perkembangan anak-anak.
B.
Peran Masyarakat Dalam Pendidikan Anak Usia Dini
Sungguh suatu hal yang ironis,
betapa teknologi modern ternyata belum bisa membei manfaat atau efek positif
pada anak-anak. Seperti yang kita ketahui bahwa perkembangan dan pertumbuhan
anak pada zaman sekarang ini lebih banyak dipengaruhi oleh televise, dimana
tidak ada filter yang bisa menyaring secara efektif hal-hal yang baik untuk
anak. Kita juga bisa membedakan bahwa di lingkungan pedesaan dengan lingkungan
perkotaan terdapat perbedaan yang sangat signifikan dalam hal pendidikan.
Dimana diperkotaan anak-anak usia dini sudah banyak yang tersentuh oleh pendidikan
untuk anak usia dini. Melihat dari pekembangan anak yang memerlukan perhatian
khusus oleh orangtua, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) perlu disosialisasikan
kepada masyarakat agar PAUD dapat dicapai sebelum anak tersebut masuk ke
sekolah dasar.
Masyarakat yang peduli dengan
anak-anak akan sangat antusias sekali untuk bahu membahu dalam mengembangkan
kualitas PAUD. Meski PAUD yang didirikan masyarakat masih berada dalam jalur
nonformal namun sudah menggunakan kurikulum dengan menu generic.
Ada beberapa strategi masyarakat
dalam mendirikan PAUD:
1.
Memegang prinsip dari oleh dan untuk masyarakat,
sehingga masyarakat dapat dilibatkan sejak identifikasi kebutuhan, merancang
program, melaksakannya dan mengawasinya.
2.
Fleksibel yakni baik tempat waktu , maupun saran ayang
digunakan. Yang paling penting aman dan tidak mengganggu waktu tudur siang
Anak.
3.
Tidak harus dimulai dari nol, bisa dengan
mengembangkan fasilitas yang sudah ada seperti, Posyandu, BKB, SPS, Majelis
Ta’lim.
4.
Yang Mudah , Murah, tetapi harus bermutu. Yaitu PAUD
nonformal bukan berart gedung yang megah dan berfasilitas lengkap tetapi
menjadi satu tolak ukur dimana anak merasa diperhatikan, diberi kesempatan,
diberikan kebebasab mengungkapkan kemampuannya, didengar isi hatinya tanpa ada
paksaan/ancaman/tekanan terhadap dirinya serta mendapatkan pelayanan pendidikan
yang sesuai dengan Usianya.
Dalam penyelenggaraan sendiri PAUD
nonformal diharuskan tidak kaku, maksudnya jika sudah ada keinginan dari
masyarakat untuk mendirikan PAUD segeralah untuk memulainya meskipun belum
mendapat ijin. Untuk sementara waktu sebelum dibuat kurikulum, maka bisa
menggunakan kurikulum dengan menu generic. Sambil berjalan, penilik PLS/PAUD
memantau, membina, dan mengarahkan sehingga mendapat ijin oprasional. Sehingga
dalam jangka waktu minimal 6 bulan setelah program berjalan. PAUD sudah
mendapat ijin dari Dinas Pendidikan.
Syarat mendapatkan ijin mendirikan
PAUD (minimal):
1.
Ada Yang bertanggung jawab sebagai penyelenggara.
2.
Ada anak yang akan dilayani.
3.
Ada tenaga Pendidik.
4.
Mempunyai tempat untuk menjalankan program pendidikan.
5.
Ada Dana untuk kelangsungan PAUD.
6.
Mempunyai program pembelajaran yang jelas.
7.
Memiliki kurikulum yang jelas.
8.
Didukung oleh masyarakat sekitar. Untuk Taman
Pengasuhan Anak ditambah syarta tambahan yakni adanya pengasuh atau perawat
yang bertanggung jawab dalam merawat anak termasuk kesehatan dan gizi.
C.
Hubungan Lembaga Paud Dengan Orangtua dan Masyarakat
1.
Hubungan Lembaga PAUD Dengan Orangtua Dalam Konteks
Umum
Berkomunikasi dengan orangtua merupakan salah satu tanggungjawab pendidik.
Demikian juga dengan orangtua, mereka perlu menjalin komunikasi dengan
pendidik. Komunikasi timbal balik ini akan sangat efektif untuk memberikan
layanan yang berkualitas kepada anak usia dini. Orangtua dan pendidik
saling berbagi informasi baik mengenai program lembaga maupun tentang
individual anak. Orang tua dapat mengetahui program-program yang akan dan
sedang dilaksanakan oleh lembaga. Di samping itu juga dapat memberi saran serta
kritikan tentang pelaksanaan program – program dan saling bekerja sama
demi kemajuan lembaga tersebut. Pendidik dapat menginformasikan dan
berdiskusi tentang perkembangan anak selama mengikuti kegiatan di lembaga
tersebut dan juga menggali informasi dari orangtua tentang berbagai hal
mengenai anak tersebut.
Kegiatan berkomunikasi tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara. Baik
secara formal maupun informal, baik secara tertulis maupun lisan. Akan tetapi
bukan hal yang mudah baik bagi pendidik maupun orangtua untuk menjalin
komunikasi dua arah secara efektif. Ada banyak kendala baik dari pendidik
maupun orangtua.
Panduan ini memuat tentang strategi berkomunikasi antara pendidik dan orangtua
melalui papan informasi, buku komunikasi, buku profil lembaga, surat,
home visit, dan pertemuan pendidik-orangtua.
a.
Tujuan keterlibatan orangtua dalam komunikasi dua arah
ini yaitu:
1. Menyampaikan informasi tentang
kebijakan dan program kegiatan yang ada di lembaga.
2. Menjalin kerjasama antara lembaga dan orangtua dalam melaksanakan program
lembaga.
3. Berdiskusi tentang perkembangan anak dan permasalahan yang dihadapi oleh
masing – masing anak.
4. Berbagi pengalaman dan gagasan dalam membelajarkan anak.
5. Bertukar informasi mengenai perkembangan anak yang ada di lembaga dan di
rumah.
6. Memperoleh informasi yang membantu pemahaman mengenai berbagai aspek
tentang kemajuan tumbuh kembang anak.
b.
Strategi berkomunikasi antara pendidik(pengelola
Lembaga PAUD) dan orangtua melalui:
1.
Papan Informasi
Salah satu cara yang dapat ditempuh
untuk menjalin komunikasi dua arah antara pendidik dan orang tua adalah
pengadaan papan informasi. Papan informasi adalah papan yang ditempel di
dinding atau dipasang di tempat strategis sehingga mudah diakses dan dibaca
oleh orang tua maupun pendidik. Papan informasi tersebut dapat dimanfaatkan
untuk menempel berbagai pesan dari pendidik yang dimaksudkan untuk diketahui
orang tua peserta didik maupun pesan dari orang tua peserta didik untuk
diketahui oleh pendidik.
a)
Pesan-pesan yang dapat disampaikan pada papan
informasi antara lain:
1) Pengumuman tentang jadwal pertemuan
2) Selebaran berisi informasi tentang perkembagan dan pertumbuhan peserta
didik
3)
hasil karya peserta didik untuk diapresiasi oleh orang
tua
4)
foto-foto kegiatan, baik kegiatan peserta didik,
kegiatan pendidik maupun kegiatan orang tua
5)
foto-foto peserta didik
6)
jadwal pembelajaran peserta didik
7)
instruksi untuk volunteer
8)
hal-hal yang relevan dengan rencana kegiatan lembaga
Informasi
melalui papan informasi dapat merupakan pengulangan atau penguatan dari
informasi yang dikirimkan melalui surat atau catatan-catatan yang ditulis
melalui buku penghubung
b)
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk membuat papan
informasi:
1)
Menyiapkan lokasi yang strategis dan mudah diakses
oleh orang tua dan pendidik
2)
Menyiapkan papan informasi
3)
Menyiapkan bahan/materi
4)
Memasang dan menempel materi yang disiapkan
5)
Menghias papan informasi
c)
Bahan-bahan pembuatan papan informasi
Materi yang
disampaikan pada papan informasi hendaknya secara rutin diperbaharui sehingga
selalu berisi informasi-informasi yang relevan dengan perkembangan kegiatan
anak maupun kegiatan orang tua. Pembaharuan materi pada papan informasi dapat
dilakukan setiap dua minggu, setiap bulan atau sesuai kebutuhan.
Pembaharuan materi ini sangat penting untuk menarik perhatian karena jika
papan dipenuhi dengan informasi yang sudah lama atau terlihat acak-acakan,
pihak orangtua tidak akan melihatnya.
Pelaksanaan
kegiatan ini dapat melibatkan orangtua. Orangtua yang tertarik menjadi
volunteer dapat diikutsertakan untuk membantu memasang informasi dan
menghiasnya. Di samping itu orangtua juga dapat dilibatkan untuk menyumbang
hasil karyanya.
d)
Kiat penggunaan papan informasi
1)
Rubahlah paling sedikit beberapa selebaran secara
berkala
2)
Ingatlah bahwa setiap orang senang melihat photo dan
nama mereka serta anak-anaknya
3)
Pampanglah hasil karya anak
4)
Minta orang tua untuk berkontribusi pada pemasangan
maupun pengisian materi di papan informasi
5)
Tempelkan ucapan terimakasih bagi orang tua yang telah
membantu suatu kegiatan
6)
Kerjakan papan informasi secara bersama-sama,
setidaknya dua orang. Hal ini untuk memudahkan pekerjaan dan memberi
kegembiraan.
2.
Buku Profil Lembaga
Buku Profil lembaga merupakan salah
satu media komunikasi yang penting dalam membangun keterlibatan dan peran serta
orang tua dalam program pendidikan anak usia dini. Buku Profil lembaga adalah
buku yang memuat informasi-informasi umum tentang profil lembaga, meliputi:
a) visi dan misi
lembaga, Visi adalah tujuan yang hendak dicapai oleh
suatu lembaga. Misi memuat langkah-langkah yang hendak dilakukan untuk
mewujudkan tujuan/visi yang telah ditetapkan.
b) program pembelajaran,
c) jadwal kegiatan,
d) daftar kelas,
e) daftar peserta didik, Berisi informasi tentang jumlah peserta didik, nama-nama
peserta didik, usia/tempat tanggal lahir
f) daftar pendidik dan tenaga
kependidikan, Berisi informasi tentang nama-nama
pendidik dan tenaga kependidikan, pendidikan, pelatihan/seminar yang pernah
diikuti oleh pendidik, pengalaman dalam bidang pendidikan anak usia dini dan
infromasi-informasi lain yang mendukung terkait dengan tenaga pendidik dan
kependidikan
g) fasilitas yang dimiliki,
h) tata tertib dan informasi lain yang
bermanfaat untuk orang tua, Beirisi aturan-aturan yang harus
ditaati oleh pihak-pihak yang terkait dengan lembaga, meliputi tata tertib
untuk pendidik, tata tertib untuk anak dan tata tertib untuk orang tua.
Contoh Tata Tertib Orangtua
a)
Berpakaian bebas dan sopan ketika mengantar anak
b)
Tidak berada di dalam ruangan ketika proses
pembelajaran berlangsung
c)
Mengantar dan menunggu pada tempat yang telah
disediakan
d)
Aktif menjalin komunikasi dengan pendidik tentang
perkembangan anak, melalui buku penghubung
e)
Melengkapi administrasi sesuai waktu yang telah
ditentukan
f)
Mengikuti setiap kegiatan yang direncanakan lembaga
bersama orang tua
g)
Tidak merokok di dalam ruangan pembelajaran
h)
Mengantar dan menjemput anak tepat waktu
3.
Buku Komunikasi/Penghubung
Buku komunikasi adalah suatu
media berbentuk buku yang digunakan untuk berkomunikasi dengan
orangtua.Buku ini memuat catatan singkat yang menggambarkan keberhasilan yang
spesifik, keterampilan atau perilaku baru serta saran-saran untuk kegiatan
dirumah. Buku ini berfungsi untuk menjembatani komunikasi antara guru dan orang
tua peserta didik, sehingga harus dapat diisi oleh kedua belah pihak. Pihak
orang tua didorong untuk mengirimkan catatan-catatan penting kepada pendidik
dan sebaliknya pendidik juga harus aktif mengirimkan catatan-catatan penting
tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
4.
Surat
Surat
adalah cara lain yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan orangtua.
Komunikasi melalui surat dapat dilakukan secara rutin yaitu mingguan atau
bulanan sehingga orangtua menerima informasi secara konsisten atau sesuai
dengan kebutuhan. Topik surat bervariasi sesuai dengan kebutuhan, meliputi:
5.
Home Visit
Home visit merupakan kegiatan yang
dilakukan pendidik dengan mengunjungi rumah orangtua peserta didik. Home visit
ini memiliki makna penting untuk membangun hubungan yang solid antara pendidik
dan orangtua. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada awal dan akhir tahun ajaran.
Namun demikian home visit juga dapat dilakukan ketika kegiatan pembelajaran
sedang berlangsung ditahun tersebut.
a) Tujuan home visit sebelum tahun ajaran baru atau sebelum pembelajaran
dimulai, yaitu:pendidik dan calon peserta didik saling mengenal satu sama lain
secara individual; pertama, Pendidik dan orangtua dapat sharing
tentang program lembaga dan mendiskusikan harapan untuk anak mereka. Kedua,
mendiskusikan tentang kebutuhan khusus dan minat anak, masalah
kesehatan yang perlu diketahui pendidik. Ketiga, mendiskusikan
juga tentang bagaimana orangtua dapat terlibat dalam program lembaga
b) Tujuan home visit pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung, yaitu:
1) untuk berbagi informasi tentang
perkembangan/kemajuan anak serta permasalahan yang dihadapi.
2) Mengetahui kondisi anak jika selama
beberapa hari tidak masuk sekolah.
3) Mendorong orangtua untuk terlibat
dalam kegiatan di lembaga.
4) Mendorong orangtua memberikan
pengasuhan yang tepat untuk anak.
c) Home visit akan efektif jika pendidik merencanakan dan mempersiapkan secara
baik. Berikut ini saran untuk melaksanakan home visit.
Jika pendidik tidak sanggup untuk mengunjungi dua atau
tiga orangtua di rumah, dia dapat mengundang mereka dalam pertemuan khusus di
lembaga. Beberapa orangtua mungkin lebih suka diundang dalam pertemuan dalam
kelompok kecil. Jika orangtua tidak dapat datang ke lembaga dan pendidik tidak
dapat berkunjung ke rumah, maka pendidik dapat mengundang mereka untuk bertemu
di tempat lain sesuai kesepakatan. Pertemuan di tempat yang netral mungkin
membantu orangtua merasa nyaman. Jika tidak mungkin, pendidik dapat mencoba
kontak melalui telepon, atau surat.
6.
Pertemuan Orangtua dengan Pendidik (pengelola Lembaga)
Pertemuan pendidik dan orangtua
merupakan salah satu kegiatan yang dapat mendorong komunikasi antara mereka.
Kegiatan ini dapat dijadualkan secara rutin sesuai kebutuhan lembaga.
a)
Tujuan pertemuan orangtua-pendidik
Pertemuan tersebut dapat dilakukan
dengan beberapa tujuan sebagai berikut.
1)
penjelasan tentang program lembaga
2)
diskusi tentang perkembangan anak
3)
diskusi tentang cara mendidik anak, nutrisi,
kesehatan, dan topik lain yang relevan dengan kebutuhan untuk pendidikan anak
usia dini.
Masing-masing tujuan sebaiknya dilakukan dalam
pertemuan yang berbeda sehingga kegiatan tersebut fokus dan waktu pertemuan
tidak terlalu lama.
b) Strategi pelaksanaan
1)
Persiapan
Ø Identifikasi waktu luang orangtua. Hal ini dimaksudkan agar ketika
pertemuan diadakan, orangtua dapat menghadirinya. Kirimkan form identifikasi
untuk diisi orangtua yang memuat identitas serta kemungkinan waktu luang yang
dimilikinya.
Ø Menetapkan tujuan pertemuan berdasarkan identifikasi kebutuhan.
Ø Menetapkan waktu pertemuan. Penetapan tujuan pertemuan
dimaksudkan agar kegiatan dapat fokus sehingga dapat memanfaatkan waktu secara
efektif. Sedangkan waktu pertemuan ditetapkan berdasarkan hasil
identifikasi waktu luang yang dimiliki orangtua.
Ø Buat undangan untuk orangtua maksimal satu minggu sebelumnya dan konfirmasi
kehadiran mereka dalam pertemuan sehari sebelumnya.
Ø Rencanakan juga kegiatan pengasuhan untuk anak jika orangtua membawa
anak-anak mereka.
Ø Jika kegiatan membutuhkan narasumber selain pendidik, maka perlu membuat
undangan untuk narasumber dan mengkonfirmasi kesanggupannya.
Ø Mengirimkan undangan ke orangtua
Ø menyiapkan bahan/materi pertemuan
Ø menyiapkan konsumsi dan dokumentasi
2) Pelaksanaan
Berikut ini beberapa saran yang dapat digunakan untuk
melaksanakan pertemuan orangtua-pendidik.
a) setting ruangan pertemuan
b) Mulai pertemuan tepat waktu
c) Pelaksanaan pertemuan dengan susunan acara sebagai berikut:
Ø Pembukaan
Ø Perkenalan
Ø Menyampaikan tujuan pertemuan
Ø Kegiatan inti :
ü penjelasan program lembaga/perkembangan anak/paparan tentang topik tertentu
yang berkaitan dengan pendidikan dan pengasuhan anak.
ü Diskusi/tanya jawab
ü Penutup
d) ulangi tujuan
pertemuan
e)
buat kesimpulan hasil pertemuan
Ø Diskusikan hasil pertemuan dengan sesama pendidik dan buat rencana untuk
menindaklanjuti hasil pertemuan tersebut.
Ø Kirimkan surat ucapan terima kasih kepada orangtua atas kehadirannya
dalam pertemuan.
7.
Mempererat komunikasi pendidik-orang tua secara
informal
Komunikasi yang sudah terbangun
antara pendidik-orang tua perlu senantiasa dipererat. Berbagai upaya dapat
dilakukan untuk tujuan tersebut. Strategi komunikasi yang sudah disebutkan di
atas adalah upaya membangun komunikasi secara formal dan terencana secara
sistematis. Berikut ini adalah upaya mempererat komunikasi pendidik-orang tua
secara informal dan tidak memerlukan perencanaan khusus.
a)
Waktu orang tua mengantar dan menjemput anak
b)
Menggunakan telephon
c)
Bertemu di luar lingkungan lembaga PAUD
d)
Melakukan kegiatan parenting.
Manfaat parenting adalah : pertama,
terjalinnya mitra kerja lintas sektor, misalnya dari
pengusaha-pengusaha yang berkaitan dengan produk yang berkaitan dengan
kebutuhan tumbuh kembang anak, instansi pemerintah, penerbit buku, dan
lain-lain, Kedua, terpenuhinya kebutuhan hak-hak anak. Ketiga,
berkembangnya rasa percaya diri orangtua dalam mendidik anak, Keempat
terjalinnya hubungan yang harmonis pada masing-masing anggota keluarga
sesuai dengan tugasnya masing-masing, Kelima, terciptanya
hubungan antar keluarga di lingkungan masyarakat sekitar lembaga pendidikan,
dan Keenam, terjalinnya mitra kerja antar
sesama anggota parenting.
2.
Hubungan Lembaga PAUD Dengan Masyarakat Dalam Konteks
Umum
Pada umumnya sekolah merupakan
tempat anak didik untuk memperoleh pengalaman-pengalaman, pengetahuan,
keterampilan sehingga anak didik akan mendapat bekal hidup kelak bekerja di
lingkungan masyarakat luas. Anak usia dini pada hakikatnya adalah manusia yang
memerlukan bimbingan, secara kodrati seorang anak sangat perlu pendidikan dan
bimbingan dari orang dewasa.
Masyarakat sebagai lingkungan
terbesar dalam kehidupan, berguna untuk melatih jiwa anak dalam bersosialisasi
terhadap masyarakat, seperti bermain dan bergaul. Yang harus diperhatikan
pengaruh lingkungan dan kebudayaan masyarakat terhadap perkembangan pribadi
anak misalnya anak yang terdidik dalam keluarga yang religius, setelah dewasa
akan cenderung menjadi manusia yang religius pula.
Lingkungan dan keluarga sebagai
pendidikan kedua setelah sekolah, orang tua memiliki peran yang cukup strategis
dalam membantu guru memaksimalkan proses pembelajaran bagi anak-anak usia
prasekolah. Dalam menyikapi berbagai perubahan sosial dan teknologi yang begitu
cepat dalam masyarakat, maka orang tua harus memiliki pegangan edukatif dalam
menciptakan suasana pembelajaran.
Tugas pokok orang tua dan masyarakat
yang dapat diberdayakan guru dalam meningkatkan perannya adalah :
a)
Memberi nama yang tepat. Pemberian nama akan memberi
identitas kepada anak. Dengan berbagai kemajuan dan perubahan sosial nama anak
semakin baik dan beragam, namun identitas keklaminan justru sangat penting.
b)
Kebiasaan memberikan pakaian yang sesuai. Berikan
pakaian yang sesuai dengan anak agar nantinya Orangtua tidak bingung dengan
kebiasaan anak yang kelaki-lakian atau keperempuan-perempuanan akibat dari
seringnya memberikan pakaian yang tidak sesuai.
c)
Pemilihan warna yang tepat, sebab warna dan motif juga
sangat berpengaruh terhadap identitas kekelaminan.
d)
Pengembangan hobi yang menunjang. Kecenderungan
biasanya terbaca sejak kecil sehingga pengembangan hobi yang sesuai akan
memberikan bekal yang baik untuk perkembangan anak.
e)
Memberikan batasan-batasan, aturan-aturan dengan
bimbingan yang tepat
f)
Memperhatikan tugas dalam rumah tangga secara tidak
langsung anak akan memperhatikan dan mengerti akan tugas dan kewajibannya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berbagai persoalan yang dihadapi
oleh dunia pendidikan sampai lembaga pendidikan di era globalisasi dan
desentralistik (otonomi daerah) menuntut team work yang solid
antara pihak sekolah itu sendiri dengan pihak luar, baik instansi atasan maupun
masyarakat. Melalui Manajemen Berbasis Sekolah, maka administrasi hubungan
sekolah dengan masyarakat menjadi kunci sukses di dalamnya.
Dan ketika hubungan sekolah
dengan masyarakat ini dapat berjalan harmonis dan dinamis dengan sifat
pedagogis, sosiologis dan produktif, maka diharapkan tercapai tujuan utama
yaitu terlaksananya proses pendidikan di sekolah secara produktif, efektif,
efisien dan berhasil sehingga menghasilkan out-put yang berkualitas secara
inteletual, spritual dan sosial.
B.
Saran
1. Untuk Lembaga
Pengelola pendidikan harus mengikutsertakan peran
orang tua dan masyarakat untuk mencapai tujuan lembaga yang ingin dicapai.
2. Untuk Orang Tua
Memotivasi anak agar memiliki rasa ingin belajar yang
tinggi, agar ada rasa kebanggaan bagi orang tua sendiri, lembaga, ataupun
masyarakat umumnya.
3. Untuk Masyarakat
Mendorong dan mendukung segala tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai oleh lembaga, agar senantiasa beriringan dan tujuan
pendidikan bisa dijalankan secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Ary. 1996. Administrasi Sekolah. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Mulyasa, Endang. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Pidarta, Made. Landasan Kependidikan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
No comments:
Post a Comment