BAB 1
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Pendidikan
adalah hal mutlak yang wajib dimiliki oleh semua individu, di dalam setiap
ajaran agama menganjurkan agar setiap individu wajib berusaha untuk mendapatkan
pendidikan.Pendidikan dapat diperoleh melalui jalur formal, non formal dan
informal.
Pendidikan
dalam lingkungan keluarga (non formal) memiliki peranan yang sangat penting.Ini
karena setiap individu mendapatkan pendidikan yang pertama berasal dari
lingkungan keluarga.Selain dari keluarga pendidikan dapat diperoleh pula dari
lingkungan formal, dalam hal ini sekolah atau lembaga formal lainnya yang
berkompeten dalam bidang pendidikan. Dalam lingkungan formal ini setiap
individu akan mendapatkan pendidikan yang lebih luas mengenai pedoman dan etika
moral kemanusiaan untuk bekalnya dalam menghadapi pergaulan di masyarakat.
Lingkungan ketiga yang menjadi penentu sukses tidaknya pendidikan iindividu
adalah lingkungan masyarakat (informal), lingkungan ini menuntut pengaplikasian
pendidikan yang telah didapat oleh seorang individu baik dari lingkungan
keluarga maupun dari lingkungan formal.
Salah satu
agenda utama bagi pembangunan nasional adalah sektor pendidikan. Melalui
pendidikan negara dapat meningkatkan sumber daya manusia yang berimplikasi pada
kemajuan di berbagai bidang kehidupan lainnya, seperti: sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Karena
itulah pemerintah harus memenuhi hak setiap warga dalam memperoleh layananan
pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945.
Pendidikan
tidak hanya berperan besar dalam kemajuan bangsa, melainkan juga berkaitan
dengan pasar bebas yang semakin kompetitif, pendidikan hendaknya dipandang
dapat mengakomodir masyarakat agar suatu negara memiliki manusia-manusia yang
berkualitas. Melalui pendidikan dapat menciptakan tenaga kerja yang tidak hanya
kaya akan pengetahuan teoritis melainkan juga praktis, penguasaan teknologi,
dan memiliki keahlian khusus. Hal inilah yang kemudian menjadi dasar
pengevaluasian dan peningkatan pendidikan di setiap negara secara berkesinambungan. Melihat sedemikian
penting peranan pendidikan, kemunculan pendidikan non formal dapat dipandang
sebagai salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan taraf pendidikan
1
penduduk
di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Konsep awal dari Pendidikan Non
Formal ini muncul sekitar akhir tahun 60-an hingga awal tahun 70-an dalam
bukunya Philip Coombs dan Manzoor A., P.H. (1985)
Dalam GBHN
TAP MPR (Garis Besar Haluan Negara Ketetapan MPR) dinyatakan:
“Pendidikan
berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga,
sekolah, dan masyarakat. Karena itu, pendidikan ialah tanggung jawab bersama
antara keluarga,
masyarakat, dan pemerintah.” Hal ini
berarti setiap manusia Indonesia diharapkan supaya selalu berkembang sepanjang
hidup dan di lain pihak masyarakat dan pemerintah diharapkan agar dapat
menciptakan situasi yang menantang untuk belajar. Prinsip ini berarti masa
sekolah bukanlah satu-satunya masa bagi setiap orang untuk belajar melainkan
hanya sebagian dari waktu belajar yang akan berlangsung seumur hidup.
Konsep
pendidikan seumur hidup merumuskan suatu asas bahwa pendidikan adalah suatu
proses yang terus menerus (continue) dari bayi sampai meninggal dunia. Konsep
ini sesuai dengan konsep Islam seperti yang dicantumkan dalam hadits Nabi
Muhammad SAW yang menganjurkan belajar dari buaian hingga liang lahad (pintu
kubur).
Sebenarnya
ide pendidikan seumur hidup telah lama dalam sejarah pendidikan, tetapi baru
populer sejak terbitnya buku Paul Langerend “An Introduction to Life Long
Education” (sesudah Perang Dunia II) kemudian diambil alih oleh Internaional
Comission on The Development of Education (UNESCO). Istilah pendidikan seumur
hidup (long life integrated education) tidak dapat diganti dengan
istilah-istilah lain sebab isi dan luasnya (scope-nya) tidak persis sama
seperti istilah out of school education, continuing education, adult education,
further education, rewirent education.
1.2
TUJUAN PENULISAN
1.
Adapun tujuan-tujuan yang ingin
dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
2.
Memenuhi tugas yang diberikan pada
mata kuliah Ilmu Pendidikan.
3.
Sebagai bentuk perhatian Mahasiswa
terhadap masalah pendidikan yang dihadapiIndonesia.
4. Suatu usaha untuk meningkatkan
kualitas pendidikanIndonesia.
5.
Membantu dalam membahas dan
menanggulangi masalah yang dihadapi di dalam dunia pendidikan.
2
1.3
PERUMUSAN MASALAH
Pembahasan materi ini meliputi :
1.
Latar Belakang Pendidikan.
2.
Pengertian pendidikan
3.
Pengertian Lingkungan Pendidikan
formal, non formal dan informal
4.
Masalah – masalah yang mempengaruhi
dalam lingkungan pendidikan
5.
Pengaruh lingkungan formal, non
formal dan informal terhadap lingkungan pendidikan
1.4
MANFAAT PENULISAN MAKALAH
Berikut ini kan dijabarkan mengenai
manfaat-manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah ini.
1.
Membangun kualitas pendidikan kearah
yang lebih baik.
2.
Menelaah masalah-masalah pendidikan
yang dihadapi.
3.
Memberikan inovasi baru dalam
menghadapi masalah pendidikan
4.
Batu loncatan kepada pendidikan yang
lebih baik.
5.
Membangun cara belajar yang lebih
efektif.
3
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PENDIDIKAN
Adalah usaha
manusia dalam meningkatkan pengetahuan tentang alam sekitarnya. Pendidikan
diawali dengan proses belajar untuk mengetahui suatu hal kemudian mengolah
informasi tersebut untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Peranan
lingkungan sangat berpengaruh terhadap kemajuan dan prestasi pendidikan. Hal
ini dikarenakan setiap individu yang terlibat dalam proses pendidikan saling
berinteraksi menjadi satu kesatuan dengan lingkungannya. Lingkungan pendidikan
sendiri dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
1.Pendidikan
Formal
2.
Pendidikan Informal
3.
Pendidikan Non Formal
Pendidikan
dalam lingkungan keluarga memiliki peranan penting terhadap perkembangan
anak.Orang tua bertanggung jawab terhadap semua peningkatan dan kemajuan
pendidikan anak-anaknya.Begitu juga dengan lingkungan sekolah, disana para guru
bertanggung jawab terhadap kemajuan prestasi anak didiknya. Selain lingkungan
keluarga dan sekolah, lingkungan masyarakat juga sangat berperan penting dalam
peningkatan prestasi anak didik yaitu dengan peran sertanya dalam pendidikan
luar sekolah
Pendidikan merupakan hal mutlak yang
harus dipenuhi setiap individu baik anak-anak, dewasa, maupun orang tua.Ada
istilah mengatakan “tidak ada kata terlambat untuk belajar”.
Betapa perlu dan penting pendidikan untuk
anak-anak dan jelaskan pula mengapa anak harus mendapat pendidikan “pendidikan
adalah segala kegiatan usaha orang dewasa dengan pergaulannya dengan anak-anak
untuk meminpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan.”
Pendidikan ialah pimpinan yang
diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak dalam
pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi
masyarakat”.
4
2.2
PENDIDIKAN FORMAL (SEKOLAH)
Membahas masalah sekolah sebagai lembaga
pendidikan formal perlu diketahui, dikatakan formal karena diadakan disekolah /
tempat tertentu, teratur sistematis, mempunyai jenjang dan kurun waktu
tertentu, serta berlangsung mulai dari TK sampai PT, berdasarkan aturan resmi
yang telah ditentukan.
Pada umumnya lembaga formal adalah
tempat yang paling memungkinkan seseorang meningkatkan pengetahuan dan paling
mudah untuk membina generasi muda yang dilaksanakan oleh pemerintah dan
masyarakat.
Sekolah adalah lembaga dengan
organisasi yang tersusun rapid an segala aktifitasnya direncanakan dengan
sengaja yang disebut kurikulum.
Membantu lingkungan keluarga untuk
mendidik dan mengajar dan memoerbaiki dan memperdalam atau memperluas tingkah
laku anak atau peserta didik yang dibawa dari keluarga serta membantu
pengembangan bakat.
Mengembangkan kepribadian peserta
didik lewat kurukulum agar :
a.
Peserta didik dapat bergaul dengan
guru, karyawan, dengan temannya sendiri dan masyarakat sekitar.
b.
Peserta didik belajar taat kepada peraturan/disiplin.
c.
Mempersiapkan peserta didik terjun
dimasyarakat berdasarkan norma-norma yang berlaku.
d.
Tujuan pengadaan lembaga pendidikan
formal
e.
Tempat sumber ilmu pengetahuan
f.
Tempat untuk mengembangkan bangsa
g.
Tempat untuk menguatkan masyarakat
bahwa pendidikan itu penting guna bekal kehidupan di masyarakat sehingga siap
pakai.
2.3 PENDIDIKAN NON-FORMAL
Lembaga
pendidikan non formal atau pendidikan luar sekolah (PLS) ialah semua bentuk
pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib dan berencana, diluar
kegiatan proses persekolahan. Komponen yang diperlukan harus disesuaikan dengan
keadaan anak/peserta didik agar memperoleh hasil yang memuaskan, antara lain:
a. Guru atau tenaga pengajar atau
pembimbing atau tutor
b. Fasilitas
c. Cara menyampaikan atau metode
d. Waktu yang dipergunakan
Bidang pendidikan non-formal
meliputi:
a. Pendidikan masyarakat
b. Keolahragaan
c. Pembinaan generasi muda
Oleh karena itu ketiganya mempunyai fungsi dan
tugas untuk mengemban pendidikan yang dapat diperinci sebagai berikut:
1.
Fungsi dan tugas pendidikan masyarakat :
a.
Fungsi :
b.
Tugas :
1. Menyusun
program kegiatan dan memberi petunjuk serta pengarahan kepada orang yang
bergerak dibidang masyarakat
2. Mengendalikan
dan menilai tenaga tehnis serta menggunakan sarana sesuai ketentuan dan
peraturan yang berlaku
3. Membimbing dan
mengendalikan kegiatan usaha dibidang pendidikan masyarakat
4. Menyelenggarakan
supervisi, membuat laporan dan mengajukan usul kepada Ka Kan Wil setempat
5. Fungsi :
1.
Membina program olah raga dengan kurikulum
pendidikan luar sekolah
2.
Mengurus tenaga thnisnya dan sarana
prasarananya
6. Tugas :
1.
Menyusun program keolahragaan
2.
menilai tugas tehnisnya
3.
Membimbing dan mengendalikan penyelenggaraanya
4.
Membuat laporan berkala
5.
mengajukan usul/saran/pertimbangan kepada
atasannya
7. Fungsi :
8. Tugas :
1.
Membina program kegiatan dan kurikulum latihan
masyarakat
2.
Mengurus dan membina tenaga tehnis pendidikan
masyarakat
3.
Mengurus dan membina sarana pendidikan
masyarakat
- Fungsi dan
tugas keolahragaan :
- Fungsi dan
Tugas Pembinaan Generasi Muda :
- Membina
program kegiatan dan kurikulum latihan kepemudaan
- Mengurus
dan membina tenaga tehnis kegiatan pembinaan generasi muda termasuk
sarananya
- Menyusun program
kegiatan pembinaan generasi muda dan membina generasi muda
- Mengendalikan
dan menilai tenaga tehnis beserta sarana dan prasarananya
- Membina
kerja sama dengan badan lain yang terkait
- menyelenggarakan
supervisi
- Membuat
laporan / usul / saran / pertimbangan dengan Ka Kan Wil
2.4
PENDIDIKAN INFORMAL
Pendidikan
informal ini terutama berlangsung ditengah keluarga.Namun mungkin juga
berlangsung di lingkungan sekitar keluarga tertentu, perusahaan, pasar,
terminal dll yang berlangsung setiap hari tanpa ada batas waktu.
Kegiatan
pendidikan ini tanpa suatu organisasi yang ketat tanpa daya program waktu (tak
terbatas) dan tanpa adanya evaluasi.Adapun alasannya diatas pendidikan in
formal ini tetap memberikan pengaruh kuat terhadap pembentukan pribadi
seseorang/peserta didik.
Pendidikan
ini dapat berlangsung diluar sekolah, misalnya didalam keluarga atau
masyarakat, tetapi jg dapat pada saat didalam suasana pendidikan
formal/sekolah, misalnya saja waktu istirahat sekolah, waktu jajan dikantin
atau pada waktu saat pemberian pelajaran tentang keadaan sikap guru mengajar,
atau saat guru memberikan tindakan tertentu kepada anak.
Pendidikan
informal ini mempunyai tujuan tertentu, khususnya untuk lingkungan keluarga /
rumah tangga, lingkungan desa, lingkungan adat.
2.5 MASALAH-MASALAH YANG
MEMPENGARUHI LINGKUNGAN PENDIDIKAN
1.Masalah pendidikan Formal
Pendidikan formal umumnya didirikan
oleh pemerintah atau lembaga tertentu yang berkompeten dalam bidang
pendidikan.Contohnya Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Dasar Luar
Biasa, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan seterusnya.Pendidikan formal ini
selain didirikan oleh pihak pemerintah juga didirikan pula oleh Pihak
Swasta.Keberadaan pihak swasta menjadikan pendidikan formal semakin mudah untuk
didapat.
Dari
keberadaan pendidikan formal, masalah yang sering muncul adalah kurangnya
tenaga pendidik yang profesional.Banyak para guru dalam mengajar tidak
menggunakan metode pengajaran yang baik dan kurangnya jiwa pendidik, mereka
hanya bisa mengajar tapi tidak bisa mendidik.
2. Masalah Pendidikan Non Formal
Pendidikan Non Formal berada dalam
lingkungan keluarga.Baik buruknya pendidikan keluarga ditentukan oleh kepala
keluarga masing-masing dalam memanajemen keluarganya.
Masalah
yang sering muncul dalam lingkungan pendidikan non formal adalah kurangnya
perhatian keluarga kepada anak, minimnya keadaan keuangan keluarga sehingga
banyak anak-anak mereka yang tidak mampu mengenyam pendidikan tinggi.
3. Masalah Lingkungan Pendidikan
Informal
Pendidikan informal adalah pendidikan
yang diselenggarakan oleh masyarakat, selain yang bentuknya formal ada juga
yang tidak formal.Masalah yang sring terjadi dalam pendidikan informal adalah
kurangnya kesadaran masyarakat tentang pemahaman pendidikan, sehingga pergaulan
dalam masyarakat menjadi rudak dan individu tersebut tidak bisa mengartikan
betapa pentingnya pendidikan bagi dirinya sendiri kelak maupun bagi masyarakat
sekitar.
2.6 PENGARUH LINGKUNGAN FORMAL, NON FORMAL DAN INFORMAL
Formal, Informal dan Non Formal terhadap Lingkungan
Pendidikan
Lingkungan Formal,
Non Formal ataupun Informal sangat berpengaruh terhadap lingkungan pendidikan,
seperti misalnya lingkungan sekolah, sangat berperan pada individu tersebut
dimana ia bisa belajar dari mulai usai 4 tahun hingga 23 tahun atau dari mulai
TK sampai Perguruan Tinggi. Dari guru atau sekolah individu dapat menerima
berbagai pelajaran yang nantinya dapat digunakan untuk bergaul dalam lingkungan
masyarakat. Pelajaran di sekolah baik yang pelajaran teori maupun praktek akan
sangat bermanfaat bagi perkembangan individu di dalam lingkungan non formal dan
informal.
Dalam pergaulannya di masyarakat, individu harus mempunyai
etika dan sopan santun.Untuk mendapatkan pembelajaran sopan santun dan etika
ini dimulai dari pendidikan nonformal dalam keluarga.Di dalam keluarga individu
dididik untuk menjadi seorang anak yang baik, yang tahu sopan santun dan etika
serta mempunyai moral sifat yang terpuji.Selain dari keluarga pendidikan etika
dan moral ini diperoleh juga dari pendidikan formal di sekolah dan pendidikan
informal di masyarakat.
Ketiga lingkungan pendidikan baik Formal, Non Formal dan
Informal sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan dan keberhasilan
pendidikan seorang individu. Dari mulai lahir seorang anak akan didik dalam
lingkungan keluarga (non formal) dari yang tidak mengerti menjadi mengerti dan
seterusnya hingga mereka dapat mengerti benar tentang bagaimana cara hidup yang
baik, berprilaku dan bersopan santun. Selanjutnya seorang individu akan
memasuki pendidikan Formal setelah mengalami penggembelengan dalam lingkungan
pendidikan keluarga. Dlam lingkungan pendidikan formal ini seorang individu
akan diajarkan banyak sekali pengetahuan yang belum pernah ia miliki, dari
pengetahuan pribadi, sosial, keagamaan sampai ke pengetahuan yang berasal dari
luar kebudayaannya. Di sini seorang individu akan mendapat pengakuan dan
legalitas dengan didapatkannya surat tanda tamat belajar setelah ia berhasil
melewati proses pembelajaran dengan kurun waktu tertentu. Lingkungan pendidikan
yang ketiga yang tidak kalah penting dan menjadi penentu berhasil tidaknya
pendidikan pada lingkungan pendidikan non formal dan formal adalah pendidikan
informal (pendidikan masyarakat). Di sini mereka akan bergaul langsung dengan
masyarakat yang mempunyai beraneka ragam sifat dan kepribadian. Mereka dituntut
untuk bisa mengaplikasikan hasil dari pendidikan keluarga dan sekolah. Di dalam
lingkungan pendidikan informal seorang individu akan diberikan pembelajaran
mengenai bagaimana menentukan sikap, bermusyawarah dan sebagainya.
Dari uraian di atas jelas pembelajaran yang didapatkan dari
seorang individu tidak hanya berasal dari satu lingkungan pendidikan saja,
melainkan dari ketiga lingkungan pendidikan sehingga antara yang satu dengan
yang lain saling menyempurnakan dan akhirnya akan menghasilkan didikan yang
ideal atau dalam istilah lain akan dihasilkan seorang insan kamil (manusia yang
sempurna yang berguna bagi bangsa dan agama)
2.7 LINGKUNGAN PENDIDIKAN FORMAL
1. Pengertian Lingkungan Pendidikan Formal
Lingkungan
pendidikan formal menurut Dinn Wahyudin (2007 : 3.9) adalah suatu satuan (unit)
sosial atau lembaga sosial yang secara sengaja dibangun dengan kekhususan
tugasnya untuk melaksanakan proses pendidikan. Dalam Undang – Undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab I Pasal 11 dijelaskan bahwasannya
pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstuktur dan berjenjang yang
terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
2. Bentuk Pendidikan Formal
Pada jalur
pendidikan formal pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar dan Madrasah
Ibtidaiyah serta Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Jenjang
pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas , Madrasah Aliyah, Sekolah
Menengah Kejuruan dan Madrasah Aliyah Kejuruan. Sedangkan pendidikan tinggi
berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas.
3. Tujuan Pendidikan Formal
Pendidikan formal
atau sekolah mempunyai tujuan pendidikan sesuai dengan jenjang bentuk dan
jenisnya.Tujuan sekolah dapat ditemukan pada kurikulum sekolah yang
bersangkutan.Tujuan sekolah umumnya adalah memberikan bekal kemampuan kepada
peserta didik dalam mengembangkan kehidupannya.
4. Karakteristik Pendidikan Formal
Adapun karakteristik pendidikan formal antaralain
(a) lebih menekankan
pengembangan intelektual
(b) peserta didik
bersifat homogeny
(c) isi pendidikan terprogram secara formal/kurikulumnya
tertulis
(d) terstruktur, berjenjang dan bersinambungan
(e) waktu pendidikan terjadwal dan relatif lama
(f) cara pelaksanaan
pendidikan bersifat formal dan artificial
(g) evaluasi
pendidikan dilaksanakan secara sistematis
(h) credential harus
ada dan penting.
2.8 LINGKUNGAN PENDIDIKAN NON FORMAL
1. Pengertian Lingkungan Pendidikan Non Formal
Lingkungan
pendidikan non formal merupakan lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial
di masyarakat , baik langsung maupun tak langsung, ikut mempunyai peran dan
fungsi edukatif (Tirtarahardja dan Sula , 2000 : 179). Dalam Undang-Undang RI
No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab I Pasal 12 Pendidikan nonformal adalah
jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara
terstruktur dan berjenjang.
2. Bentuk Pendidikan Non Formal
Bentuk pendidikan
non formal dapat terselenggara secara terstruktur dan berjenjang, dapat pula
diselenggarakan secara tidak terstruktur dan berjenjang. Bentuk penyelanggaraan
pendidikan non formal secara terstruktur dan berjenjang antara lain kursus
komputer, kursus bahasa inggris, kelompok belajar paket A, kelompok belajar
paket B yang merupakan lembaga kursus yang mempunyai tingkat kecakapan. Adapun
bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terstruktur dan tidak berjenjang
misalnya informasi, penyuluhan, ceramah melalui media.
3. Tujuan Pendidikan Non Formal
Pendidikan Non Formal mempunyai tujuan pendidikan ditentukan
oleh bentuk pendidikan formal itu sendiri sesuai dengan jenisnya. Dalam
Wahyudin (2007 : 3.13) pendidikan non formal dapat berfungsi sebagai pengganti,
pelengkap, penambah, juga pengembang pendidikan formal dan informal.
4. Karakteristik Pendidikan Non Formal
Menurut
Wahyudin (2007 : 3.12) karakteristik pendidikan formal antara lain :
(a) lebih menekankan pada pengembangan ketrampilan praktis
(b) peserta didiknya bersifat heterogen
(c) isi pendidikan ada yang terprogram secara tertulis ada
pula yang tidak terprogram secara tertulis
(d) dapat terstruktur, berjenjang, dan bersinambungan dan
dapat pula tidak terstruktur, tidak berjenjang dan tidak bersinambungan
(e) waktu pendidikan terjadwal ketat atau tidak terjadwal,
lama pendidikan relatif singkat
(f) cara pelaksanaan pendidikan bersifat mungkin artificial
mungkin pula bersifat wajar
(g) evaluasi dilaksanakan secara sistematis dapat pula tidak
sistematis
(h) credential mungkin ada dan mungkin pula tidak ada.
2.9 LINGKUNGAN PENDIDIKAN INFORMAL
1. Pengertian Lingkungan Pendidikan Inform
Menurut Undang
Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab 1 Pasal
13, Pendidkan Informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
Pelaksanaan pendidikan berlangsung tidak dengan cara-cara artificial, melainkan
secara alamiah atau berlangsung secara wajar, oleh sebab itu pendidikan dalam
keluarga disebut pendidikan informal.
2. Bentuk Pendidikan
informal
Bentuk pendidikan
informal adalah keluarga. Bentuk keluarga berdasarkan keanggotaannya, menurut
Kamanto Sunarto (Wahyudin, 2007 : 3.11) dibedakan menjadi keluarga batih
(nuclear family) dan keluarga luas (extended family). Keluarga batih adalah
keluarga terkecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.Sedangkan keluarga luas
adalah keluarga yang terdiri atas beberapa keluarga batih.
5. Tujuan Pendidikan Informal
Sekalipun tidak ada
tujuan pendidikan dalam keluarga yang dirumuskan secara tersurat, tetapi secara
tersirat dipahami bahwa tujuan pendidikan dalam keluarga pada umumnya adalah
agar anak menjadi pribadi yang mantap, beragama, bermoral, dan menjadi anggota
masyarakat yang baik. Fungsi pendidikan dalam keluarga menurut Wahyudin (2007 :
3.7) adalah
(a) sebagai peletak
dasar pendidikan anak, dan
(b) sebagai persiapan
ke arah kehidupan anak dalam masyarakatnya.
6. Karakteristik Pendidikan Informal
Karakteristik pendidikan informal antara lain :
(a) tujuan pendidikan lebih menekankan pada pengembangan
karakter
(b) peserta didiknya bersifat heterogen
(c) isi pendidikan tidak terprogram secara formal
(d) tidak berjenjang
(e) waktu pendidikan tidak terjadwal ketat, relatif lama
(f) cara pelaksanaan pendidikan bersifat wajar
(g) evaluasi pendidikan tidak sistematis dan incidental
(h) credential tidak ada dan tidak penting.
2.10 Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi Belajar
terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar. Dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia (1985 : 768), prestasi adalah hasil yang telah dicapai atau dilakukan
atau dikerjakan. Sedangkan belajar menurut Fontana dalam Panen (2001 : 1.2)
adalah suatu proses perubahan yang relatif tetap dalam prilaku individu sebagai
hasil pengalaman. Pendapat lain mengenai belajar dikemukakan Nana Sujana dalam
Yusniyah (2008 : 23) belajar adalah proses yang ditandai dengan adanya
perubahan, dimana perubahan tersebut dapat menunjukkan dalam berbagai bentuk
seperti penambahan pengetahuan, pemahaman setiap tingkah laku, kecakapan atau
kemampuan, daya reaksi, daya penerimaan dan sebagainya yang ada pada individu.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar adalah hasil dari proses perubahan dalam perilaku individu dalam bentuk
penambahan pengetahuan, pemahaman, kecakapan, reaksi dan sebagainya sebagai
hasil pengalaman.
2.Hubungan keluarga, sekolah, dan masyarakat dengan prestasi
belajar
Dalam Undang –
Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab I Pasal 10, yang
dimaksud dengan Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada
setiap jenjang dan jenis pendidikan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Bedjo dalam Suharni (diakses tanggal 14 juli 2011) bahwa:
“Berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan dan prestasi belajar
siswa di antaranya adalah siswa sebagai individu, lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat”. Pendapat tersebut menguatkan bahwa
ke tiga aspek tersebut saling berkaitan dalam pengupayaan pendidikan yang
optimal.
Berbagai upaya
dilakukan agar program-program pendidikan dari ke tiga sub system tersebut
saling mendukung dan memperkuat antara satu dengan lainnya dalam rangka meningkatkan
prestasi belajar. Di lingkungan keluarga di upayakan berbagai hal terkait pola
asuh yang efektif, antara lain dengan kasih sayang, motivasi, perhatian,
pendidikan keagamaan, pendidikan etika, serta dalam hal asupan gizi yang
menunjang yang dapat menjadi landasan pengembangan atau peningkatan prestasi
belajar baik di sekolah khususnya serta masyarakat pada umumnya.
Dengan dukungan
penuh dari keluarga peserta didik akan lebih merasa termotivasi untuk mencapai
tingkat prestasi belajar yang baik di sekolah. Hal ini sejalan dengan
penelitian penulis tentang pengaruh pola asuh orang tua dengan prestasi belajar
anak, dimana terdapat keterkaitan yang erat antara pola asuh yang baik dengan
prestasi belajar (Amalia : 2002). Hal serupa juga dikemukakan Suharmi (diakses
tangggal 14 Juli 2011) pada hasil penelitannya yang menunjukkan pengaruh yang
besar antara pendidikan keluarga dengan prestasi belajar siswa.Dalam pendidikan
informal, orang tua berperan dalam pembentukan sikap siswa, prestasi yang baik
dan berkualitas.Sikap yang demokratis dan bijaksana dari orang tua siswa dapat
meningkatkan keinginan untuk lebih giat belajar supaya dapat mencapai prestasi
belajar yang tinggi.
Dalam lingkungan
formal, guru sebagi pengemban tanggung jawab hendaknya dapat menggantikan
fungsi orang dewasa dalam keluarga sebagai pendidik.Tidak hanya dengan motivasi
dan perhatian, penggunaan media pengajaran dan metode penyampaian materi yang
baik juga memberikan nilai yang sangat menunjang keberhasilan peserta didik
dalam berprestasi.
Di samping
pendidikan formal dan informal, pendidikan non formal memiliki fungsi yang tak
kalah penting dalam pencapaian prestasi belajar yang baik.Pendidikan non formal
ini dapat berfungsi sebagai pengganti, pelengkap, penambah juga pengembang
pendidikan di keluarga dan pendidikan di sekolah.Dalam rangka mengoptimalkan
prestasi belajar, individu atau peserta didik dapat menambah pengetahuannya
mengenai bidang pendidikan yang di peroleh pada pendidikan non formal.Hal ini
diperkuat dengan penelitian mengenai hubungan bimbingan belajar (bimbel)
terhadap upaya peningkatan prestasi belajar siswa menunjukkan hasil yang
positif antara pengaruh bimbingan belajar terhadap prestasi belajar siswa
(Internet, diakses 21 Juli 2011). Penelitian lain mengenai pengaruh bimbingan
belajar terhadap prestasi belajar siswa dengan menggunakan populasi dalam
penelitian berjumlah 109 siswa, juga menunjukkan terdapat pengaruh yang
signifikan antara bimbingan belajar dan prestasi belajar (Internet, diakses 21
Juli 2011). Dalam artian hasil belajar siswa cenderung meningkat lebih tinggi
dengan diiringi pendidikan tambahan atau pendidikan non formal, hal ini dapat
dikarenakan pendidikan non formal cenderung lebih spesifik pada bidang yang
ditekuni, sehingga peserta didik lebih dapat meningkatkan prestasi belajar
serta dapat mengaplikasikan hasil pendidikan keluarga dan sekolah pada
masyarakat.
Dari pemaparan di atas terdapat hubungan yang signifikan
antara pendidikan formal, non formal dan informal sebagai upaya peningkatan
prestasi belajar. Dengan demikian dapat diartikan pendidikan formal dan non
formal berfungsi untuk melengkapi pendidikan yang tidak bisa diberikan
pendidikan informal, dan pendidikan informal diharapkan dapat bekerja sama
serta mendukung kegiatan pendidikan formal dan pendidikan non formal. Ketiga
sub system tersebut tidak dapat dipisahkan, namun saling menyempurnakan dan
pada akhirnya akan menghasilkan peningkatan prestasi belajar atau keberhasilan
pendidikan individu.
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pendidikan adalah usaha manusia dalam meningkatkan
pengetahuan tentang alam sekitarnya.Satuan
pendidikan adalah kelompok
layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, non
formal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Ketiga aspek
tersebut merupakan faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan pendidikan dan
prestasi belajar sesorang.Dalam pergaulannya di masyarakat, individu harus
mempunyai etika dan sopan santun.Untuk mendapatkan pembelajaran sopan santun
dan etika ini dimulai dari pendidikan nonformal dalam keluarga, dari pendidikan
formal di sekolah dan pendidikan informal di masyarakat.
3.2 SARAN
Untuk peningkatan
prestasi belajar individu dalam menempuh pendidikan yang berkualitas, maka
saran yang penulis berikan antara lain :
a. Meningkatkan ketertarikan individu terhadap pendidikan
dengan berusaha mengambil hikmah dan pelajaran yang berasal dari ketiga
lingkungan pendididikan.
b. Berusaha meningkatkan iman dan taqwa, sehingga individu
dapat berperilaku dan berbuat sesuai dengan ajaran agama yang mulia.
d.
Meningkatkan peran serta lingkungan
pendidikan semaksimal mungkin untuk dapat membimbing dan mengarahkan individu
untuk lebih berprestasi dalam pendidikan mereka.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Bolandcapzlock 2011. “Pengaruh
Pendidikan Formal, Non Formal Dan Informal Terhadap Prestasi Pendidikan”
http://bolandcapzlock.wordpress.com/
2.
Sejathi 2011. Tujuan Pendidikan
http://id.shvoong.com/social- sciences/education /2108589-tujuan-pendidikan/#ixzz1QlE3dtDW
3.
Iconhamzah 2011. Pengertian
Pendidikan Nonformal
http://id.shvoong.com/writing-and-\speaking/2147682-pengertian-pendidikan-
nonformal /#ixzz1QlbWJ9kS
4.
Atmie aisty 2009. Pengaruh
Pendidikan Keluarga Terhadap Perkembangan Moral
Remaja.http://aizholic.blogspot.com/2009/11/pengaruh – pendidikan- keluarga
terhadap.html
5.
pondokibu.com. 2009. “ Dampak
Pendidikan Karakter Terhadap Akademi Anak “
http://pondokibu.com/parenting/pendidikan-psikologi-anak/dampak- pendidi kan
-karakter-terhadap-akademi-anak/
6.
Sejathi 2011. Tujuan Pendidikan
http://id.shvoong.com/social- sciences/education
/2108589-tujuan-pendidikan/#ixzz1QlE3dtDW
7.
Iconhamzah 2011. Pengertian
Pendidikan Nonformal http://id.shvoong.com/writing-and-\speaking/2147682-pengertian-pendidikan-
nonformal /#ixzz1QlbWJ9kS
8.
Atmie aisty 2009. Pengaruh
Pendidikan Keluarga Terhadap Perkembangan Moral
Remaja.http://aizholic.blogspot.com/2009/11/pengaruh – pendidikan- keluarga
terhadap.html
9.
Purwanto, Ngalim. 1985. Ilmu
Pendidikan. Bandung, CV. Remaja Karya.
10.
Bolandcapzlock 2011. “Pengaruh
Pendidikan Formal, Non Formal Dan Informal Terhadap Prestasi Pendidikan”
http://bolandcapzlock.wordpress.com/
No comments:
Post a Comment