1.
Pengertian Motorik
Halus
Sebagian besar
anak-anak prasekolah akan mengalami keaktifan yang sama sepanjang masa hidup
mereka. Marilah kita mengeksplorasi aktivitas ini dalam kehidupan anak-anak.
Menurut John W. Santrock (2012 : 242) keterampilan motorik halus di usia 3
tahun, kadang-kadang anak-anak sudah mampu memungut obyek-obyek yang paling
kecil dengan menggunakan ibu jari dan telunjuknya, meskipun masih canggung.
Seseorang anak yang berusia 3 tahun secara tidak disangka dapat membangun
menara yang tinggi dengan menggunakan balok-balok. Anak meletakkan setiap balok
itu dengan penuh konsentrasi namun sering kali tidak sepenuhnya lurus. Ketika
seorang anak 3 tahun bermain dengan puzzle sederhana, ia masih
meletakkan potongan-potongan itu dengan agak kasar. Bahkan ketika mereka
mengenali lubang yang cocok untuk potongan tertentu, mereka belum mampu
meletakkannya secara tepat. Mereka sering kali mencoba memaksakan meletakkan
potongan itu ke dalam lubang atau mencocokkannya dengan penuh semangat.
Pada usia 4 tahun,
koordinasi motorik halus anak sudah memperlihatkan kemajuan yang bersifat
substansial dan ia juga menjadi lebih cermat. Kadangkala anak-anak usia 4 tahun
mengalami kesulitan dalam membangun menara yang tinggi dengan menggunakan
balok-balok karena ketika mereka ingin meletakkan setiap balok dengan sempurna,
mereka terganggu dengan balok-balok yang telah tersusun sebelumnya. Ketika
menginjak usia 5 tahun, koordinasi motorik halus anak-anak telah memperlihatkan
kemajuan yang lebih jauh lagi. Tangan, lengan, dan tubuh, semuanya bergerak
bersama di bawah komando mata.
Menurut (Mursid (2015 :
11-12) Perkembangan motorik adalah proses seorang anak belajar untuk terampil
menggerakkan anggota tubuhnya. Untuk itu anak dapat belajar dari orang tua atau
guru tentang beberapa pola gerakan yang dapat mereka lakukan untuk dapat
melatih ketangkasan, kecepatan, kekuatan, kelenturan, serta ketepatan
koordinasi tangan dan mata.
Motorik halus yakni
gerakan-gerakan yang merupakan hasil koordinasi otot-otot yang menuntut adanya
kemampuan mengontrol gerakan-gerakan halus, sedangkan motorik kasar hanya
mengandalkan kekuatan untuk mengordinasikan gerakan.
a.
Motorik Halus
Gerakan motorik
halus pada anak berkaitan dengan kegiatan meletakkan, atau memegang suatu objek
dengan menggunakan jari tangan. Pada usia 4 tahun koordinasi gerakan motorik
halus anak sangat berkembang bahkan hampir sempurna. Walaupun demikian, anak
usia ini masih mengalami kesulitan dalam menyusun balok-balok menjadi satu
bangunan.
Pada usia 5-6 tahun
koordinasi gerakan motorik halus berkembang pesat. Pada saat ini anak telah
mampu mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan, dan tubuh secara
bersamaan, antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis atau menggambar
(Mursid, 2015:11).
b.
Motorik Kasar
Melatih gerakan
jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh pada anak, seperti merangkak, berlari,
berjinjit, melompat bergantung, melempar, dan menangkap serta menjaga
keseimbangan.
Motorik kasar anak
akan berkembang sesuai dengan usianya (age appropriateness). Orang
dewasa tidak perlu melakukan bantuan terhadap kekuatan otot besar anak. Jika
anak telah matang, maka dengan sendirinya anak akan melakukan gerakan yang
sudah waktunya untuk dilakukan. Misalnya: seorang anak usia 6 bulan belum siap
duduk sendiri, maka orang dewasa tidak perlu memaksakan dia duduk di sebuah
kursi. (Mursid, 2015:12).
Sejalan dengan itu,
Sumantri (2005: 143) keterampilan motorik halus adalah pengorganisasian
penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering
membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan, keterampilan yang
mencakup pemanfaatan dengan alat-alat untuk bekerja dan objek yang kecil atau
pengontrolan terhadap mesin misalnya mengetik dan lain-lain.
Lebih lanjut,
Zulaeha Hidayati (2010:62) motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot
kecil atau hanya sebagian anggota tubuh tertentu. Perkembangan pada aspek ini
dipengaruhi oleh kesempatan anak untuk belajar dan berlatih, kemampuan menulis,
menggunting dan menyusun balok.
Magill Richard A.
(1989:11) menambahkan keterampilan motorik halus (fine motor skill)
merupakan keterampilan yang memerlukan control dari otot-otot kecil dari tubuh
untuk mencapai tujuan dari keterampilan. Secara umum, keterampilan ini meliputi
koordinasi mata-tangan. Keterampilan ini membutuhkan derajat tinggi dari
kecermatan gerak untuk menampilkan suatu keterampilan khusus di level tinggi
dalam kecepatan. Contohnya yaitu menulis, melukis, menjahit dan mengancingkan
baju.
Dari beberapa
pendapat teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motorik halus adalah
kemampuan anak beraktifitas yang melibatkan otot-otot halus atau kecil seperti
jemari tangan, pergelangan tangan, serta membutuhkan koordinasi mata dan tangan
yang cermat, sehingga gerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga misalnya
dalam kegiatan menganyam.
2.
Tujuan Pengembangan
Motorik
Dirjen Pendidikan TK dan
SD (2007:2), menyatakan bahwa tujuan pengembangan keterampilan motorik halus di
TK adalah untuk memperkenalkan dan melatih gerakan motorik halus, meningkatkan
koordinasi mata dan tangan.
Sumantri (2005: 146)
menambahkan bahwa tujuan pengembangan motorik halus di usia 4-6 tahun adalah
sebagai berikut:
a.
Anak mampu mengembangkan
kemampuan motorik halus yang berhubungan dengan keterampilan gerak kedua tangannya.
b.
Anak mampu menggerakkan
anggota tubuh yang berhubungan dengan jari-jemari, seperti kesiapan menulis,
menggambar, dan memanipulasi benda-benda.
c.
Anak mampu
mengkoordinasikan indra mata dan aktivitas tangan.
Sejalan dengan pendapatnya Sumantri tujuan pengembangan motorik halus
menurut Yudha M Saputra (2005: 115) ialah:
a.
Mampu memfungsikan
otot-otot kecil seperti gerakan jari tangan.
b.
Mampu mengkoordinasikan
kecepatan tangan dengan mata.
c.
Mampu mengendalikan emosi.
Berdasarkan uraian menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
tujuan pengembangan motorik halus ialah untuk memfungsikan otot-otot kecil,
misalnya gerakan jari tangan, mengkoordinasikan indera, serta mampu
mengendalikan emosi dalam beraktifitas motorik halus. Dalam penelitian ini,
anak mampu menggerakkan jari tangannya, mengkoordinasi mata, serta
mengendalikan emosi saat melakukan kegiatan menganyam.
No comments:
Post a Comment