Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Thursday, February 20, 2020

Pengertian dan Tujuan Motorik Halus


1.     Pengertian Motorik Halus
Sebagian besar anak-anak prasekolah akan mengalami keaktifan yang sama sepanjang masa hidup mereka. Marilah kita mengeksplorasi aktivitas ini dalam kehidupan anak-anak. Menurut John W. Santrock (2012 : 242) keterampilan motorik halus di usia 3 tahun, kadang-kadang anak-anak sudah mampu memungut obyek-obyek yang paling kecil dengan menggunakan ibu jari dan telunjuknya, meskipun masih canggung. Seseorang anak yang berusia 3 tahun secara tidak disangka dapat membangun menara yang tinggi dengan menggunakan balok-balok. Anak meletakkan setiap balok itu dengan penuh konsentrasi namun sering kali tidak sepenuhnya lurus. Ketika seorang anak 3 tahun bermain dengan puzzle sederhana, ia masih meletakkan potongan-potongan itu dengan agak kasar. Bahkan ketika mereka mengenali lubang yang cocok untuk potongan tertentu, mereka belum mampu meletakkannya secara tepat. Mereka sering kali mencoba memaksakan meletakkan potongan itu ke dalam lubang atau mencocokkannya dengan penuh semangat.
Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak sudah memperlihatkan kemajuan yang bersifat substansial dan ia juga menjadi lebih cermat. Kadangkala anak-anak usia 4 tahun mengalami kesulitan dalam membangun menara yang tinggi dengan menggunakan balok-balok karena ketika mereka ingin meletakkan setiap balok dengan sempurna, mereka terganggu dengan balok-balok yang telah tersusun sebelumnya. Ketika menginjak usia 5 tahun, koordinasi motorik halus anak-anak telah memperlihatkan kemajuan yang lebih jauh lagi. Tangan, lengan, dan tubuh, semuanya bergerak bersama di bawah komando mata.
Menurut (Mursid (2015 : 11-12) Perkembangan motorik adalah proses seorang anak belajar untuk terampil menggerakkan anggota tubuhnya. Untuk itu anak dapat belajar dari orang tua atau guru tentang beberapa pola gerakan yang dapat mereka lakukan untuk dapat melatih ketangkasan, kecepatan, kekuatan, kelenturan, serta ketepatan koordinasi tangan dan mata.
Motorik halus yakni gerakan-gerakan yang merupakan hasil koordinasi otot-otot yang menuntut adanya kemampuan mengontrol gerakan-gerakan halus, sedangkan motorik kasar hanya mengandalkan kekuatan untuk mengordinasikan gerakan.
a.   Motorik Halus
Gerakan motorik halus pada anak berkaitan dengan kegiatan meletakkan, atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada usia 4 tahun koordinasi gerakan motorik halus anak sangat berkembang bahkan hampir sempurna. Walaupun demikian, anak usia ini masih mengalami kesulitan dalam menyusun balok-balok menjadi satu bangunan.
Pada usia 5-6 tahun koordinasi gerakan motorik halus berkembang pesat. Pada saat ini anak telah mampu mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan, dan tubuh secara bersamaan, antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis atau menggambar (Mursid,  2015:11).

b.   Motorik Kasar
Melatih gerakan jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh pada anak, seperti merangkak, berlari, berjinjit, melompat bergantung, melempar, dan menangkap serta menjaga keseimbangan.
Motorik kasar anak akan berkembang sesuai dengan usianya (age appropriateness). Orang dewasa tidak perlu melakukan bantuan terhadap kekuatan otot besar anak. Jika anak telah matang, maka dengan sendirinya anak akan melakukan gerakan yang sudah waktunya untuk dilakukan. Misalnya: seorang anak usia 6 bulan belum siap duduk sendiri, maka orang dewasa tidak perlu memaksakan dia duduk di sebuah kursi. (Mursid, 2015:12).
Sejalan dengan itu, Sumantri (2005: 143) keterampilan motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan dengan alat-alat untuk bekerja dan objek yang kecil atau pengontrolan terhadap mesin misalnya mengetik dan lain-lain.
Lebih lanjut, Zulaeha Hidayati (2010:62) motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot kecil atau hanya sebagian anggota tubuh tertentu. Perkembangan pada aspek ini dipengaruhi oleh kesempatan anak untuk belajar dan berlatih, kemampuan menulis, menggunting dan menyusun balok.
Magill Richard A. (1989:11) menambahkan keterampilan motorik halus (fine motor skill) merupakan keterampilan yang memerlukan control dari otot-otot kecil dari tubuh untuk mencapai tujuan dari keterampilan. Secara umum, keterampilan ini meliputi koordinasi mata-tangan. Keterampilan ini membutuhkan derajat tinggi dari kecermatan gerak untuk menampilkan suatu keterampilan khusus di level tinggi dalam kecepatan. Contohnya yaitu menulis, melukis, menjahit dan mengancingkan baju.
Dari beberapa pendapat teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motorik halus adalah kemampuan anak beraktifitas yang melibatkan otot-otot halus atau kecil seperti jemari tangan, pergelangan tangan, serta membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat, sehingga gerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga misalnya dalam kegiatan menganyam.
2.     Tujuan Pengembangan Motorik
Dirjen Pendidikan TK dan SD (2007:2), menyatakan bahwa tujuan pengembangan keterampilan motorik halus di TK adalah untuk memperkenalkan dan melatih gerakan motorik halus, meningkatkan koordinasi mata dan tangan.
Sumantri (2005: 146) menambahkan bahwa tujuan pengembangan motorik halus di usia 4-6 tahun adalah sebagai berikut:
a.      Anak mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang berhubungan dengan keterampilan gerak kedua tangannya.
b.     Anak mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan jari-jemari, seperti kesiapan menulis, menggambar, dan memanipulasi benda-benda.
c.      Anak mampu mengkoordinasikan indra mata dan aktivitas tangan.
Sejalan dengan pendapatnya Sumantri tujuan pengembangan motorik halus menurut Yudha M Saputra (2005: 115) ialah:
a.      Mampu memfungsikan otot-otot kecil seperti gerakan jari tangan.
b.     Mampu mengkoordinasikan kecepatan tangan dengan mata.
c.      Mampu mengendalikan emosi.
Berdasarkan uraian menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pengembangan motorik halus ialah untuk memfungsikan otot-otot kecil, misalnya gerakan jari tangan, mengkoordinasikan indera, serta mampu mengendalikan emosi dalam beraktifitas motorik halus. Dalam penelitian ini, anak mampu menggerakkan jari tangannya, mengkoordinasi mata, serta mengendalikan emosi saat melakukan kegiatan menganyam.

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts