a. Pengertian
Motivasi
Manusia melakukan sesuatu hal dalam menjalani kehidupannya karena alasan
tertentu dan adanya pendorong. Kekuatan pendorong yang ada dalam diri orang
untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai sesuatu tujuan,
disebut motif. Segala sesuatu yang berkaitan dengan timbulnya atau
berlangsungnya motif itu disebut motivasi.
Kata motivasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “motive/motivation” yang berarti mendorong/dorongan. Secara umum
motivasi dapat diartikan suatu keadaan yang dialami individu, yang mendorong
individu itu untuk melakukan sesuatu ke arah pencapaian tujuan tertentu. Motif
dalam psikologi berarti rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga bagi
terjadinya suatu tingkah laku. Istilah motivasi dalam psikologi yang lebih
umum, yang menunjuk kepada seluruh proses gerakan termasuk situasi yang
ditimbulkan dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi
tersebut dan tujuan atau akhir dari gerakan atau perbuatan.
Motivasi sebagai keadaan dalam pribadi
seseorang untuk mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu
guna mencapai suatu tujuan. Jadi motivasi yang ada pada seseorang akan
mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan
(Ranupandojo, 2000 : 78).
Purwanto (1990 : 61) menyatakan bahwa motivasi
atau dorongan adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam individu (siswa)
yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan. Motivasi akan dirancang
karena adanya tujuan. Motivasi dalam hal ini merupakan suatu aksi yaitu tujuan.
b. Jenis Motivasi
Dalam motivasi terdapat beberapa jenis motivasi yaitu :
1). Motivasi
Primer
Motivasi primer (primary motive) atau motivasi dasar (basic
motive) atau sering disebut istilah drive (dorongan). Dalam dorongan
ada dorongan fisiologis (kebutuhan) dan dorongan umum (kegiatan).
2) Motivasi Sekunder
Motivasi sekunder (secondary motives) menunjukkan kepada motivasi
yang berkembang berkat adanya pengalaman dan dipelajari (conditioning and
reinforcement). Semakin berkembang orang menjadi dewasa biasanya motivasi
ini lebih kompleks pula, karena dalam setiap perilaku manusia mungkin saja di
belakangnya terdapat gabungan berbagai motivasi sekunder, diantaranya : motivasi
sosial, berprestasi, maksud dan aspirasi.
c. Fungsi Motivasi
Fungsi motivasi adalah sebagai perantara pada
organisme atau manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, suatu
perbuatan dimulai dengan adanya ketidakseimbangan dalam diri individu, misalnya
lapar atau takut.
Kebutuhan inilah yang akan menimbulkan dorongan atau
motivasi untuk berbuat sesuatu. Setelah melakukan perbuatan itu, maka
tercapailah keadaan seimbang dalam diri individu dan timbul perasaan puas,
gembira, aman dan sebagainya.
Keadaan keseimbangan itu tidak berlangsung untuk
selama-lamanya, karena setelah beberapa saat timbul ketidakseimbangan baru yang
menyebabkan seluruh proses motivasi di atas diulangi. Karena itu, kita lihat di
sini bahwa sebenarnya proses motivasi merupakan suatu lingkaran tak terputus
yang disebut lingkaran motivasi.
Kadang-kadang tingkah laku tidak menghasilkan keseimbangan, misalnya
karena tujuan tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan tidak tercapai, sehingga
timbul kekecewaan atau frustasi.
d. Sifat Motivasi
Di dalam motivasi terdapat beberapa sifat motivasi, yaitu :
1)
Motivasi Instrinsik
Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang aktif dan tak perlu
dirangsang dari luar karena dalam diri individu sudah ada dorongan untuk
melakukan aktifitas. Kekuatan-kekuatan ini mempengaruhi dengan menentukan
pikirannya yang selanjutnya membimbing perilakunya ke dalam situasi tertentu.
Misalnya siswa mengerjakan tugas-tugas PAI karena memang ia berminat untuk
mendalami PAI.
2)
Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena
adanya stimulus/rangsangan dari luar, misalnya seorang anak akan melakukan
aktivasi belajar dengan baik apabila adanya dorongan dari luar dirinya seperti
bentuk pujian, hadiah, persaingan, medali dan hukuman.
Motivasi intrinsik dan ekstrinsik sebenarnya saling memperkuat, bahkan
motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan motivasi intrinsik, sebagai contoh
dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari
banyak orang yang berminat untuk melakukan sesuatu atas kehendaknya sendiri,
namun sebenarnya pada mulanya adalah ada penguatan dari luar. Misalkan
seeseorang dapat membaca, pada mulanya hanya dapat meniru kata-kata, karena
mendapat pujian atau penguatan maka anak berusaha untuk dapat membaca.
e. Motivasi
dalam Belajar
Belajar pada hakikatnya merupakan proses perubahan perilaku berkat adanya
interaksi dengan lingkungan. Perubahan-perubahan yang dipelajari biasanya
memberi hasil yang baik bilamana individu mempunyai motivasi untuk
melakukannya, dan latihan kadang-kadang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
motivasi yang mengakibatkan perubahan dalam prestasi. Akan tetapi
perubahan-perubahan bukan hasil belajar, tapi akibat pengalaman yang disebabkan
motivasi.
Aktivitas belajar sangat lekat dengan motivasi, perubahan sesuatu
motivasi akan merubah wujud, bentuk dan hasil belajar. Ada tidaknya motivasi
seseorang individu belajar sangat berpengaruh dalam aktivitas belajar itu
sendiri dengan kata lain bahwa proses belajar akan berhasil dengan baik apabila
individu memiliki motivasi untuk melakukan aktivitas belajar.
Dilihat dari timbulnya motivasi,
terdapat tiga kunci pokok yaitu : menggerakkan, mengarahkan dan menopang
tingkah laku manusia (Purwanto, 1990 : 72).
1) Menggerakkan
Menggerakkan berarti menimbulkan
kekuatan pada individu. Bila seorang siswa belajar, diasumsikan bahwa di dalam
diri siswa ada dorongan untuk memulai dan mengatur aktivitasnya. Minat, sikap,
dan kehendak, kesemuanya itu tergantung pada individu. Sesuatu yang menarik
siswa yang satu, mungkin tidak menarik minat siswa yang lain.
2) Mengarahkan
Tingkah laku individu diarahkan
terhadap sesuatu atau berorientasi pada tujuan. Misalkan, respon siswa dalam
situasi belajar adalah selektif. Ini berarti bahwa siswa tertentu merespon
terhadap sesuatu hal, namun siswa yang lainnya tidak meresponnya. Tingkah laku
siswa diarahkan untuk mencapai tujuan, sehingga respon yang dikembangkan guru
adalah respon yang relevan dengan tujuan.
3) Menjaga dan Menopang
Menjaga dan menopang tingkah
laku, lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan
dan kekuatan-kekuatan individu. Kunci ini mengacu kepada sesuatu kondisi yang
berada di luar diri siswa. Misalnya hasil tes PAI yang baik dapat mendorong
siswa berbuat yang lebih baik lagi untuk menuju tercapainya tujuan. Belajar
yang dimotivasi dengan keberhasilan lebih baik daripada belajar yang dimotivasi
dengan kegagalan.
f. Macam-Macam
Motivasi
Macam-macam motivasi yang
berkaitan dengan belajar adalah tentang kehendak, minat, sikap, penghargaan
diri, perasaan terlibat sebagai anggota dan perasaan mendapat persetujuan.
Macam-macam motivasi ini saling mempengaruhi. Dalam hal ini, guru harus dapat
memberikan situasi belajar yang dapat memungkinkan terjadinya motivasi-motivasi
itu saling menunjang, sehingga dapat menimbulkan tingkah laku yang dikehendaki.
Kehendak adalah kemauan untuk
mencari sesuatu tujuan khusus. Misalkan siswa ingin mengerjakan soal latihan
yang ada di buku pelajarannya. Segala tingkah lakunya diarahkan untuk mencapai
tujuan tersebut, sehingga kehendaknya menggerakkan pencapaian tujuannya.
Belajar seringkali sangat dipengaruhi oleh kesadaran siswa akan keperluannya,
untuk apa hal itu dipelajarinya. Dengan
demikian seorang guru harus membantu siswanya agar kehendak siswa itu akan
tersalur dengan wajar.
Minat siswa terhadap suatu hal
dapat terlihat dari keinginannya untuk mengetahui atau belajar lebih banyak.
Kemauannya untuk lebih terlihat atau melibatkan diri dalam berbagai kegiatan
yang berkenaan dengan hal yang menjadi minatnya. Siswa yang mempunyai minat
besar terhadap PAI akan merasa senang dan dengan penuh perhatian mengikuti
pelajaran PAI dan akan belajar dengan sepenuh hati. Dengan demikian guru perlu
berusaha untuk membangkitkan minat siswanya. Guru harus sering mengkaitkan
pembelajarannya dengan minat siswa berdasarkan tingkah laku siswa dan hasil
belajarnya. Siswa menaruh minat terhadap pembelajaran yang disajikan guru
terlihat dari perilaku siwa. Siswa akan menaruh perhatian, tampak gembira, raut
muka berseri-seri, dan hasil belajarnya akan lebih baik.
Apabila guru kurang berhasil
membangkitkan minat siswa, dapat diduga bahwa hasil belajarnya akan kurang
memadai atau bahkan mungkin gagal. Oleh karena itu guru perlu berusaha
menemukan hal-hal yang dapat memberi petunjuk tentang ada atau tidak adanya
minat siswanya yang belajar. Hal ini penting bagi guru karena dapat merupakan
masukan dalam merencanakan pembelajaran berikutnya.
Tingkah laku pribadi kebanyakan
terbawa oleh perasaan harga diri. Seseorang mencoba berusaha mempertahankan
harga dirinya dan ia cenderung tidak berbuat yang merendahkan harga dirinya.
Tentu saja harga diri ini tidak sama bagi setiap orang. Misalkan seorang siswa
mendapat kesulitan dalam penjumlahan pecahan, maka ia biasanya menghindari
pekerjaan semacam itu sebab merasa akan mengulangi kegagalannya dan ini akan
mengurangi harga dirinya.
Seseorang pada umumnya merasa
senang dilibatkan di dalam kelompoknya. Karena itu, peranan konstruktif dari
masing-masing individu perlu dikembangkan. Apabila seorang guru akan memberikan
tugas kelompok, yang harus diperhatikan adalah masalah harus dapat diselesaikan
bersama di dalam kelompok itu, harus dapat dipahami dan dapat dikerjakan oleh
setiap anggota kelompok itu, sehingga setiap anggota kelompok dapat memberikan
kontribusinya. Seseorang ingin dipandang penting itu adalah wajar. Perasaan
yang demikian ini berhubungan erat dengan rasa harga diri dan perasaan terlibat
sebagai anggota. Perasaan mendapat persetujuan ini dapat menjadi motivasi yang
sangat kuat untuk belajar.
Macam-macam motivasi yang
dikemukakan di atas saling mempengaruhi. Mungkin saja beberapa macam motivasi
bersamaan secara serentak ada pada diri seorang siswa. Dalam hal ini, boleh
jadi motivasi-motivasi itu saling melengkapi, tetapi ada juga yang saling
bertentangan. Guru harus memberikan dan menciptakan situasi belajar yang
kondusif sehingga saling menunjang dan saling melengkapi antar motivasi itu dan
dapat menghasilkan jenis tingkah laku yang memang dikehendaki.
No comments:
Post a Comment