Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Tuesday, July 3, 2018

PENERAPAN PENGGUNAAN MEDIA PETA DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS VI TERHADAP PEMAHAMAN MATERI KENAMPAKAN ALAM DI SEKOLAH DASAR




A.   Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
1.    Definisi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ilmu Pengetahuan Sosial pada hakikatnya merupakan kajian mengenai manusia dengan segala aspeknya dalam sistem kehidupan bermasyarakat yakni : a) mengkaji bagaimana manusia hidup bersama manusia lainnya, b) mengkaji bagaimana manusia bergerak, c) mengkaji bagaimana manusia memenuhi kebutuhan hidupnya.
7
 
Pendidikan IPS merupakan penyederhanaan adaptasi, seleksi, dan modifikasi dari disiplin akademis ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis-psikologis untuk tujuan institusional pendidikan dasar dan menengah dalam kerangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila. Wesley (dalam Murdiono 2008: 3) mengungkapkan bahwa IPS adalah ilmu-ilmu sosial yang disesuaikan dan disederhanakan guna mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran. Persamaan dengan ilmu sosial terletak pada sasaran yang diselidiki, yakni manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Perbedaannya dengan ilmu sosial terletak pada tujuan, ilmu sosial bertujuan memajukan dan mengembangkan ilmu masing-masing, sementara IPS tujuannya lebih bersifat pendidikan bukan menemukan teori ilmu sosial.
Hingga saat ini, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) hanyalah sebuah program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social sciences), maupun ilmu pendidikan (Somantri,2001: 89).
Dari uraian di atas, pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dapat ditafsirkan sebagai: a) disiplin akademik yakni hasil yang diharapkan adalah membiasakan berpikir teratur dan sistematis, berkembang sebagai pendidikan ilmu-ilmu sosial, b) pendidikan nilai yaitu merekonstruksi pribadi, menyangkut perilaku individu dan bersifat intra pribadi, c) isu-isu sosial yakni menyangkut masalah perilaku sosial dan sekaligus bersifat antar pribadi.

2. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Dalam upaya mencapai tujuannya, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengambil bahan-bahan dari ilmu-ilmu sosial, namun tidak ada keharusan bahwa semua ilmu sosial perlu diturunkan dalam setiap pokok bahasan Ilmu Pengetahuan Sosial, tapi disesuaikan dengan tujuan pengajaran dan perkembangan peserta didik. Murdiono (1998: 10) mengungkapkan bahwa tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yaitu: a) mengembangkan kemampuan dan keterampilan agar siswa mampu hidup selaras, serasi dan seimbang di lingkungannya, b) gejala dan masalah yang ada pada lingkungan siswa dapat dijadikan stimulan untuk dapat menarik perhatian siswa dalam proses belajar mengajar, c) dalam pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) masyarakat merupakan sumber belajar dan materi utama serta sekaligus menjadi laboratorium.
Fungsi pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) didasarkan atas tingkat pendidikan dasar dan menengah, dan untuk tingkat pendidikan tinggi. Untuk tingkat pendidikan dasar dan menengah, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) diimplementasikan sebagai social studies dan untuk tingkat pendidikan tinggi sebagai social science education.
Depdikbud (dalam Mangkoesapoetra 2004: 4) merumuskan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang diajarkan di tingkat pendidikan dasar mencakup bahan kajian lingkungan sosial, ilmu bumi, ekonomi, dan pemerintahan, serta bahan kajian sejarah. Sedangkan untuk jenjang pendidikan menengah didasarkan pada bahan kajian pokok Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Antropologi, Tata Negara, dan Sejarah.
Dari beberapa uraian tentang fungsi dan tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), maka melalui Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) diharapkan terbinanya warga negara yang peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental yang positif terhadap segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya maupun yang melanda kehidupan masyarakat.

B. Kedudukan Peta sebagai Media Pembelajaran
1. Definisi Media Pembelajaran
Media pembelajaran memiliki kedudukan yang signifikan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan  komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajarannya (Hamalik, 1982: 23).
Media pembelajaran merupakan alat pembantu pengajaran yang mudah memberi pengertian kepada peserta didik. Sumantri dan Permana (1999 : 177) mengungkapkan bahwa, media pengajaran adalah segala alat pengajaran yang digunakan guru sebagai perantara untuk menyampaikan bahan-bahan instruksional dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan pencapaian tujuan pengajaran.
Usman (dalam Suhenda 2008 : 6) mengungkapkan bahwa, alat peraga pengajaran, teaching aids atau audiovisual aids (AVA) merupakan alat-alat yang digunakan oleh guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pembelajaran yang disampaikannya kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa.
Sebagai sumber pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), media pembelajaran diperlukan untuk membantu guru dalam menumbuhkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Diversifikasi aplikasi media atau multi media, sangat direkomendasikan dalam proses pembelajaran IPS, misalnya melalui pengalaman langsung siswa di lingkungan masyarakat, dramatisasi, pameran dan kumpulan benda-benda, televisi dan film; radio recording, gambar, foto dalam berbagai ukuran yang sesuai bagi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), grafik, bagan, chart, skema, peta; majalah, surat kabar, buletin, folder, pamflet dan karikatur, perpustakaan, learning resources, laboratorium Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), serta ceramah, tanya jawab, cerita lisan, dan sejenisnya (Mulyono, 1980: 10-12).
Natawijaya (dalam Mulyana 2004 : 16) mendefinisikan alat peraga sebagai alat bantu atau alat pelengkap yang digunakan guru dalam berkomunikasi dengan para siswa.
Dari ungkapan-ungkapan di atas, alat pengajaran merupakan alat yang digunakan secara langsung dalam pengajaran dalam upaya mencapai tujuan pengajaran.

2. Peta sebagai Media Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Peta merupakan alat utama di dalam ilmu geografi, selain foto udara dan citra satelit. Melalui peta, seorang dapat mengamati kenampakan permukaan bumi lebih luas dari batas pandang manusia.
Menurut ICA (International Cartographic Association) dalam Ensiklopedia Indonesia diungkapkan bahwa peta adalah suatu gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi, yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa. Pada umumnya, peta digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil atau diskalakan.
            Peta mulai ada dan digunakan manusia, sejak manusia melakukan penjelajahan dan penelitian. Walaupun masih dalam bentuk yang sangat sederhana yaitu dalam bentuk sketsa mengenai lokasi suatu tempat.
Pada awal abad ke 2 (87 M – 150 M), Claudius Ptolomaeus mengemukakan mengenai pentingnya peta. Kumpulan dari peta-peta karya Claudius Ptolomaeus dibukukan dan diberi nama “Atlas Ptolomaeus" (Cut Meurah dkk., 2006: 2). Ilmu yang membahas mengenai peta adalah kartografi. Sedangkan orang ahli membuat peta disebut kartografer.
Peta dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran IPS, karena peta pada hakekatnya merupakan representasi visual kenampakan alam itu sendiri. Sehingga fenomena faktual kenampakan alam yang terjadi di masyarakat, dapat secara langsung divisualisasikan. Pemanfaatan peta artinya penggunaan berbagai jenis peta, untuk tujuan pembelajaran IPS.
Guru dapat memanfaatkan atau memberdayakan media peta sebagai sumber pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), secara optimal dan efektif sehingga dapat menunjang keberhasilan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), melalui tiga cara, yaitu: a) media peta dapat memperbaiki bagian konten dari kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), b) media peta dapat dijadikan alat pembelajaran yang penting dalam menunjukan kenampakan alam dunia, baik dilihat secara geografis maupun administratif, dan c) media peta dapat digunakan untuk menolong siswa mempelajari metodologi ilmu-ilmu sosial, khususnya di dalam menentukan dan menginterpretasi fakta-fakta sosial.
Sebagai konsekuensi logis dari pemanfaatan media peta sebagai sumber pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di tingkat persekolahan, maka menurut terdapat paling tidak empat buah efek pemanfaatan media peta, yaitu: a) efek kehadiran media peta, yaitu menyangkut pengaruh keberadaan media peta secara fisik, b) efek kognitif, yaitu mengenai terjadinya perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi siswa, c) efek afektif, yaitu berkenaan dengan timbulnya perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci siswa dan d) efek behavioral, yaitu berkaitan pada perilaku nyata yang dapat diamati, yang mencakup pola-pola tindakan kegiatan, atau kebiasaan berperilaku siswa.


Gambar 1. Bagan Ilmu-ilmu Bagian dari Antropologi
 
 
C.  Penerapan Penggunaan Media Peta dalam Pembelajaran Ilmu
      Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar
Penerapan penggunaan media peta dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar kelas VI, dapat dilihat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran berikut ini :


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

A.   Standar Kompetensi
Memahami gejala alam yang terjadi di Indonesia dan sekitarnya
B.   Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan gejala alam di Indonesia dan negara tetangga
C.   Indikator
Menunjukkan letak negara-negara Asia pada peta
D.   Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menunjukkan letak negara-negara di Asia
E.   Materi Ajar
Benua Asia
F.    Metode Pembelajaran
1.    Demonstrasi
2.    Diskusi
3.    Tanya Jawab
G.   Langkah-langkah Pembelajaran
1.    Kegiatan Awal
a.    Guru memberi motivasi belajar kepada siswa
b.    Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
c.    Apersepsi berupa tanya jawab tentang konsep awal kenampakan benua Asia
d.    Tes awal
e.    Menata sumber dan fasilitas belajar
2.    Kegiatan Inti
a.    Guru menyebutkan beberapa negara di Asia
b.    Melalui peta, siswa mengidentifikasi negara-negara yang terletak di Benua Asia
c.    Diskusi kelompok kecil dalam mengklasifikasikan negara-negara yang telah di daftar ke dalam kategori Asia Tenggara, Asia Timur, Asia Barat, Asia Selatan.
d.    Setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya di depan kelas
e.    Interaksi antar kelompok siswa
3.    Kegiatan Akhir
a. Evaluasi
b. Kesimpulan
H.   Alat/Bahan/Sumber Belajar
1.    Peta
2.    Lembar Kerja Siswa
3.    Buku Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas VI Penerbit PT. Erlangga
4.    KTSP 2006
I.      Penilaian
Prosedur Tes            : Tes Proses
Jenis Tes                   : Perbuatan
Alat Tes                      : Lembar Kerja

Aspek yang dinilai :
1.    Ketepatan dalam mengidentifikasi negara-negara di Asia
2.    Ketepatan membaca peta
3.    Kerjasama dalam diskusi
4.    Kemampuan mengemukakan pendapat
5.    Kemampuan menjawab
Dari rencana yang telah dibuat, implementasi penggunaan peta pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ini adalah dengan mempraktekkannya pada proses pembelajaran kenampakan alam sesuai dengan langkah-langkah yang telah direncanakan dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).

D. Manfaat Penggunaan  Media  Peta dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial terhadap Pemahaman Materi Kenampakan Alam di Sekolah Dasar

Media pendidikan (audiovisual aids) berdasarkan Encyclopedia of Educational Research (Usman, 1990: 27) memiliki nilai dan manfaat sebagai berikut : a) meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk berpikir, mengurangi verbalisme yaitu tahu istilah tetapi tidak tahu bedanya, b) memperbesar perhatian siswa, c) membuat pelajaran lebih menetap atau tidak mudah dilupakan, d) memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan para siswa, e) menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinuitas, f) membantu tumbuhnya pengertian dan membantu perkembangan kemampuan berbahasa.
Dalam memilih media pembelajaran tidak terlepas dari prinsip-prinsip yang melandasinya. Sumantri dan Permana (1999: 182) mengemukakan prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran, meliputi: a) memilih media harus berdasarkan pada tujuan pengajaran dan bahan pengajaran yang akan disampaikan, b) memilih media harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik, c) memilih media harus disesuaikan dengan kemampuan guru, baik dalam pengadaannya dan penggunaannya, d) memilih media harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi atau pada waktu, tempat dan situasi yang tepat, e) memilih media harus memahami karakteristik dari media itu sendiri.
Pemilihan terhadap peta pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dalam memahami kenampakan alam telah memenuhi kriteria pemilihan media yang diformulasikan Sumantri dan Permana di atas, karena media peta merupakan media kongkret yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan memiliki arah tujuan yang signifikan dalam menunjukan kenampakan alam beserta gejalanya dalam kehidupan.
Burton (dalam Usman 1990: 27) berpendapat bahwa karakteristik yang seyogianya diperhatikan dalam memilih alat peraga meliputi : a) alat-alat yang dipilih harus sesuai dengan kematangan dan pengalaman siswa serta perbedaan individual dalam kelompok, b) alat yang dipilih harus tepat, memadai, dan mudah digunakan, c) harus direncanakan dengan teliti dan diperiksa lebih dahulu, d) penggunaan alat peraga disertai kelanjutannya seperti dengan diskusi, analisis, dan evaluasi, e) sesuai dengan batas kemampuan biaya.
Dalam kaitan dengan penggunaan media peta pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan pengaruhnya terhadap pemahaman materi kenampakan alam, media peta memberikan manfaat, meliputi : a) engange the student’s motivation (membangkitkan motivasi belajar dalam memahami kenampakan alam), b) recall earlier learning (mengulang apa yang telah terjadi pada pembelajaran dalam mengamati gejala kenampakan alam), c) provide new learning stimuli (menyediakan stimulus belajar untuk senantiasa fokus dalam memahami kenampakan alam), d) active the student’s response (mengaktifkan respon peserta didik dalam memberi tanggapan belajar memahami kenampakan alam), e) give speedy feedback (memberikan proses balikan dengan cepat atau segera), f) encourage appropriate practice (menggalakkan latihan yang serasi).
Dalam tataran praktis, media peta pun memberikan arahan sebagai berikut : a) alat bantu untuk mewujudkan  situasi  belajar  mengajar  tentang  kenampakan alam yang efektif, b) bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), c) melakukan dasar-dasar yang kongkret dan konsep yang abstrak sehingga dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme dalam memahami keruangan dan kenampakan alam wilayah tertentu, d) membangkitkan motivasi belajar peserta didik, e) mempertinggi mutu belajar mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan bahwa peta sebagai media pembelajaran yang tepat dalam upaya peningkatan pemahaman materi kenampakan alam, antara lain : a) objektivitas artinya pemilihan media peta ini tidak didasarkan karena kesukaan pribadi atau sekedar hiburan sehingga menghiraukan kegunaan dan relevansinya dengan bahan dan karaktersitik peserta didik, b) program pengajaran, memilih media peta ini disesuaikan dengan program pengajaran karena tidak semua media dapat digunakan untuk program pengajaran kenampakan alam, c) situasi dan kondisi pemilihan media peta sesuai dengan situasi belajar mengajar artinya sesuai dengan metode mengajar, materi pelajaran, serta lingkungan sekolah dan kelas, d) kualitas teknik, yaitu kesiapan operasional media sebelum digunakan yakni media peta ini dalam keadaan baik, e) keefektifan dan efisiensi penggunaan artinya penggunaan media peta bukan semata-mata karena melaksanakan salah satu komponen pengajaran tetapi media ini betul-betul berguna untuk memudahkan penguasaan peserta didik dalam memahami kenampakan alam. 
Media peta senantiasa memperhatikan tujuan instruksional yang ingin dicapai, keadaan lingkungan, guru sebagai pengguna, dan perkembangan anak didik sebagai subyek pembelajaran.
Berdasarkan ungkapan-ungkapan di atas, penggunaan media peta dalam pembelajaran IPS di SD dapat meningkatkan pemahaman materi kenampakan alam, karena : a) sangat menarik minat siswa dalam belajar, b) mendorong siswa untuk bertanya dan berdiskusi karena ia ingin mengetahui lebih banyak, c) menghemat waktu belajar.

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts