A.
Hakikat
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
1.
Definisi
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ilmu Pengetahuan Sosial
pada hakikatnya merupakan kajian mengenai manusia dengan segala aspeknya dalam
sistem kehidupan bermasyarakat yakni : a) mengkaji bagaimana manusia hidup
bersama manusia lainnya, b) mengkaji bagaimana manusia bergerak, c) mengkaji
bagaimana manusia memenuhi kebutuhan hidupnya.
|
Hingga saat ini, Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) hanyalah sebuah program pendidikan dan bukan
sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam
nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social sciences),
maupun ilmu pendidikan (Somantri,2001: 89).
Dari uraian di atas,
pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dapat ditafsirkan sebagai: a) disiplin
akademik yakni hasil yang diharapkan adalah membiasakan berpikir teratur dan
sistematis, berkembang sebagai pendidikan ilmu-ilmu sosial, b) pendidikan nilai
yaitu merekonstruksi pribadi, menyangkut perilaku individu dan bersifat intra
pribadi, c) isu-isu sosial yakni menyangkut masalah perilaku sosial dan
sekaligus bersifat antar pribadi.
2. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial
Dalam upaya mencapai
tujuannya, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengambil bahan-bahan dari ilmu-ilmu
sosial, namun tidak ada keharusan bahwa semua ilmu sosial perlu diturunkan
dalam setiap pokok bahasan Ilmu Pengetahuan Sosial, tapi disesuaikan dengan
tujuan pengajaran dan perkembangan peserta didik. Murdiono (1998: 10)
mengungkapkan bahwa tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yaitu: a)
mengembangkan kemampuan dan keterampilan agar siswa mampu hidup selaras, serasi
dan seimbang di lingkungannya, b) gejala dan masalah yang ada pada lingkungan
siswa dapat dijadikan stimulan untuk dapat menarik perhatian siswa dalam proses
belajar mengajar, c) dalam pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) masyarakat
merupakan sumber belajar dan materi utama serta sekaligus menjadi laboratorium.
Fungsi pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) didasarkan atas tingkat pendidikan dasar dan menengah,
dan untuk tingkat pendidikan tinggi. Untuk tingkat pendidikan dasar dan
menengah, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) diimplementasikan sebagai social
studies dan untuk tingkat pendidikan tinggi sebagai social science
education.
Depdikbud
(dalam Mangkoesapoetra 2004: 4) merumuskan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
yang diajarkan di tingkat pendidikan dasar mencakup bahan kajian lingkungan
sosial, ilmu bumi, ekonomi, dan pemerintahan, serta bahan kajian sejarah.
Sedangkan untuk jenjang pendidikan menengah didasarkan pada bahan kajian pokok
Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Antropologi, Tata Negara, dan Sejarah.
Dari beberapa uraian
tentang fungsi dan tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), maka melalui Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) diharapkan terbinanya warga negara yang peka terhadap
masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental yang positif
terhadap segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi masalah yang
terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya maupun yang melanda kehidupan
masyarakat.
B. Kedudukan Peta sebagai Media Pembelajaran
1. Definisi Media Pembelajaran
Media pembelajaran
memiliki kedudukan yang signifikan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran.
Media pembelajaran adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka
lebih mengefektifkan komunikasi dan
interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajarannya (Hamalik, 1982: 23).
Media pembelajaran
merupakan alat pembantu pengajaran yang mudah memberi pengertian kepada peserta
didik. Sumantri dan Permana (1999 : 177) mengungkapkan bahwa, media pengajaran
adalah segala alat pengajaran yang digunakan guru sebagai perantara untuk menyampaikan
bahan-bahan instruksional dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan
pencapaian tujuan pengajaran.
Usman (dalam Suhenda 2008
: 6) mengungkapkan bahwa, alat peraga pengajaran, teaching aids atau audiovisual
aids (AVA) merupakan alat-alat yang digunakan oleh guru ketika mengajar
untuk membantu memperjelas materi pembelajaran yang disampaikannya kepada siswa
dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa.
Sebagai sumber
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), media pembelajaran diperlukan untuk
membantu guru dalam menumbuhkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS). Diversifikasi aplikasi media atau multi media, sangat
direkomendasikan dalam proses pembelajaran IPS, misalnya melalui pengalaman
langsung siswa di lingkungan masyarakat, dramatisasi, pameran dan kumpulan
benda-benda, televisi dan film; radio recording, gambar, foto dalam berbagai
ukuran yang sesuai bagi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), grafik,
bagan, chart, skema, peta; majalah, surat kabar, buletin, folder,
pamflet dan karikatur, perpustakaan, learning resources, laboratorium
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), serta ceramah, tanya jawab, cerita lisan, dan
sejenisnya (Mulyono, 1980: 10-12).
Natawijaya (dalam Mulyana
2004 : 16) mendefinisikan alat peraga sebagai alat bantu atau alat pelengkap
yang digunakan guru dalam berkomunikasi dengan para siswa.
Dari ungkapan-ungkapan di
atas, alat pengajaran merupakan alat yang digunakan secara langsung dalam
pengajaran dalam upaya mencapai tujuan pengajaran.
2. Peta sebagai Media Pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Peta merupakan alat utama
di dalam ilmu geografi, selain foto udara dan citra satelit. Melalui peta,
seorang dapat mengamati kenampakan permukaan bumi lebih luas dari batas pandang
manusia.
Menurut ICA (International
Cartographic Association) dalam Ensiklopedia Indonesia diungkapkan bahwa
peta adalah suatu gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak
yang dipilih dari permukaan bumi, yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau
benda-benda angkasa. Pada umumnya, peta digambarkan pada suatu bidang datar dan
diperkecil atau diskalakan.
Peta
mulai ada dan digunakan manusia, sejak manusia melakukan penjelajahan dan
penelitian. Walaupun masih dalam bentuk yang sangat sederhana yaitu dalam
bentuk sketsa mengenai lokasi suatu tempat.
Pada awal abad ke 2 (87 M
– 150 M), Claudius Ptolomaeus mengemukakan mengenai pentingnya peta. Kumpulan
dari peta-peta karya Claudius Ptolomaeus dibukukan dan diberi nama “Atlas
Ptolomaeus" (Cut Meurah dkk., 2006: 2). Ilmu yang membahas mengenai peta
adalah kartografi. Sedangkan orang ahli membuat peta disebut kartografer.
Peta dapat dimanfaatkan
sebagai sumber pembelajaran IPS, karena peta pada hakekatnya merupakan
representasi visual kenampakan alam itu sendiri. Sehingga fenomena faktual
kenampakan alam yang terjadi di masyarakat, dapat secara langsung
divisualisasikan. Pemanfaatan peta artinya penggunaan berbagai jenis peta,
untuk tujuan pembelajaran IPS.
Guru dapat memanfaatkan
atau memberdayakan media peta sebagai sumber pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS), secara optimal dan efektif sehingga dapat menunjang keberhasilan
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), melalui tiga cara, yaitu: a) media
peta dapat memperbaiki bagian konten dari kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS), b) media peta dapat dijadikan alat pembelajaran yang penting dalam
menunjukan kenampakan alam dunia, baik dilihat secara geografis maupun
administratif, dan c) media peta dapat digunakan untuk menolong siswa mempelajari
metodologi ilmu-ilmu sosial, khususnya di dalam menentukan dan menginterpretasi
fakta-fakta sosial.
Sebagai konsekuensi logis
dari pemanfaatan media peta sebagai sumber pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) di tingkat persekolahan, maka menurut terdapat paling tidak empat buah
efek pemanfaatan media peta, yaitu: a) efek kehadiran media peta, yaitu
menyangkut pengaruh keberadaan media peta secara fisik, b) efek kognitif, yaitu
mengenai terjadinya perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau
dipersepsi siswa, c) efek afektif, yaitu berkenaan dengan timbulnya perubahan
pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci siswa dan d) efek behavioral,
yaitu berkaitan pada perilaku nyata yang dapat diamati, yang mencakup pola-pola
tindakan kegiatan, atau kebiasaan berperilaku siswa.
|
C. Penerapan
Penggunaan Media Peta dalam Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan
Sosial (IPS) di Sekolah Dasar
Penerapan penggunaan media
peta dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar kelas
VI, dapat dilihat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran berikut ini :
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
A.
Standar
Kompetensi
Memahami gejala alam yang terjadi di
Indonesia dan sekitarnya
B.
Kompetensi
Dasar
Mendeskripsikan gejala alam di
Indonesia dan negara tetangga
C.
Indikator
Menunjukkan letak negara-negara Asia
pada peta
D.
Tujuan
Pembelajaran
Siswa dapat menunjukkan letak
negara-negara di Asia
E.
Materi
Ajar
Benua Asia
F.
Metode
Pembelajaran
1.
Demonstrasi
2.
Diskusi
3.
Tanya
Jawab
G.
Langkah-langkah
Pembelajaran
1.
Kegiatan
Awal
a.
Guru
memberi motivasi belajar kepada siswa
b.
Guru
menjelaskan tujuan pembelajaran
c.
Apersepsi
berupa tanya jawab tentang konsep awal kenampakan benua Asia
d.
Tes
awal
e.
Menata
sumber dan fasilitas belajar
2.
Kegiatan
Inti
a.
Guru
menyebutkan beberapa negara di Asia
b.
Melalui
peta, siswa mengidentifikasi negara-negara yang terletak di Benua Asia
c.
Diskusi
kelompok kecil dalam mengklasifikasikan negara-negara yang telah di daftar ke
dalam kategori Asia Tenggara, Asia Timur, Asia Barat, Asia Selatan.
d.
Setiap
kelompok melaporkan hasil diskusinya di depan kelas
e.
Interaksi
antar kelompok siswa
3.
Kegiatan
Akhir
a. Evaluasi
b. Kesimpulan
H.
Alat/Bahan/Sumber
Belajar
1.
Peta
2.
Lembar
Kerja Siswa
3.
Buku
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas VI Penerbit PT. Erlangga
4.
KTSP
2006
I.
Penilaian
Prosedur Tes : Tes Proses
Jenis Tes : Perbuatan
Alat Tes : Lembar Kerja
Aspek yang dinilai :
1.
Ketepatan
dalam mengidentifikasi negara-negara di Asia
2.
Ketepatan
membaca peta
3.
Kerjasama
dalam diskusi
4.
Kemampuan
mengemukakan pendapat
5.
Kemampuan
menjawab
Dari rencana yang telah dibuat,
implementasi penggunaan peta pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
ini adalah dengan mempraktekkannya pada proses pembelajaran kenampakan alam
sesuai dengan langkah-langkah yang telah direncanakan dalam RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran).
D.
Manfaat Penggunaan Media Peta dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial terhadap Pemahaman Materi Kenampakan Alam di Sekolah Dasar
Media pendidikan (audiovisual
aids) berdasarkan Encyclopedia of Educational Research (Usman, 1990:
27) memiliki nilai dan manfaat sebagai berikut : a) meletakkan dasar-dasar yang
kongkret untuk berpikir, mengurangi verbalisme yaitu tahu istilah tetapi tidak
tahu bedanya, b) memperbesar perhatian siswa, c) membuat pelajaran lebih
menetap atau tidak mudah dilupakan, d) memberikan pengalaman yang nyata yang
dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan para siswa, e)
menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinuitas, f) membantu tumbuhnya
pengertian dan membantu perkembangan kemampuan berbahasa.
Dalam memilih media
pembelajaran tidak terlepas dari prinsip-prinsip yang melandasinya. Sumantri
dan Permana (1999: 182) mengemukakan prinsip-prinsip pemilihan media
pembelajaran, meliputi: a) memilih media harus berdasarkan pada tujuan
pengajaran dan bahan pengajaran yang akan disampaikan, b) memilih media harus
disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik, c) memilih media harus
disesuaikan dengan kemampuan guru, baik dalam pengadaannya dan penggunaannya,
d) memilih media harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi atau pada waktu,
tempat dan situasi yang tepat, e) memilih media harus memahami karakteristik
dari media itu sendiri.
Pemilihan terhadap peta
pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dalam memahami kenampakan alam telah
memenuhi kriteria pemilihan media yang diformulasikan Sumantri dan Permana di
atas, karena media peta merupakan media kongkret yang sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik dan memiliki arah tujuan yang signifikan dalam
menunjukan kenampakan alam beserta gejalanya dalam kehidupan.
Burton (dalam Usman 1990:
27) berpendapat bahwa karakteristik yang seyogianya diperhatikan dalam memilih
alat peraga meliputi : a) alat-alat yang dipilih harus sesuai dengan kematangan
dan pengalaman siswa serta perbedaan individual dalam kelompok, b) alat yang
dipilih harus tepat, memadai, dan mudah digunakan, c) harus direncanakan dengan
teliti dan diperiksa lebih dahulu, d) penggunaan alat peraga disertai
kelanjutannya seperti dengan diskusi, analisis, dan evaluasi, e) sesuai dengan
batas kemampuan biaya.
Dalam kaitan dengan
penggunaan media peta pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan pengaruhnya
terhadap pemahaman materi kenampakan alam, media peta memberikan manfaat,
meliputi : a) engange the student’s motivation (membangkitkan motivasi belajar
dalam memahami kenampakan alam), b) recall earlier learning (mengulang
apa yang telah terjadi pada pembelajaran dalam mengamati gejala kenampakan
alam), c) provide new learning stimuli (menyediakan stimulus belajar
untuk senantiasa fokus dalam memahami kenampakan alam), d) active the
student’s response (mengaktifkan respon peserta didik dalam memberi
tanggapan belajar memahami kenampakan alam), e) give speedy feedback (memberikan
proses balikan dengan cepat atau segera), f) encourage appropriate practice (menggalakkan
latihan yang serasi).
Dalam tataran praktis,
media peta pun memberikan arahan sebagai berikut : a) alat bantu untuk
mewujudkan situasi belajar
mengajar tentang kenampakan alam yang efektif, b) bagian
integral dari keseluruhan situasi mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), c)
melakukan dasar-dasar yang kongkret dan konsep yang abstrak sehingga dapat
mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme dalam memahami keruangan dan
kenampakan alam wilayah tertentu, d) membangkitkan motivasi belajar peserta
didik, e) mempertinggi mutu belajar mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Faktor-faktor yang menjadi
pertimbangan bahwa peta sebagai media pembelajaran yang tepat dalam upaya
peningkatan pemahaman materi kenampakan alam, antara lain : a) objektivitas
artinya pemilihan media peta ini tidak didasarkan karena kesukaan pribadi atau
sekedar hiburan sehingga menghiraukan kegunaan dan relevansinya dengan bahan
dan karaktersitik peserta didik, b) program pengajaran, memilih media peta ini
disesuaikan dengan program pengajaran karena tidak semua media dapat digunakan
untuk program pengajaran kenampakan alam, c) situasi dan kondisi pemilihan
media peta sesuai dengan situasi belajar mengajar artinya sesuai dengan metode
mengajar, materi pelajaran, serta lingkungan sekolah dan kelas, d) kualitas
teknik, yaitu kesiapan operasional media sebelum digunakan yakni media peta ini
dalam keadaan baik, e) keefektifan dan efisiensi penggunaan artinya penggunaan
media peta bukan semata-mata karena melaksanakan salah satu komponen pengajaran
tetapi media ini betul-betul berguna untuk memudahkan penguasaan peserta didik
dalam memahami kenampakan alam.
Media peta senantiasa
memperhatikan tujuan instruksional yang ingin dicapai, keadaan lingkungan, guru
sebagai pengguna, dan perkembangan anak didik sebagai subyek pembelajaran.
Berdasarkan
ungkapan-ungkapan di atas, penggunaan media peta dalam pembelajaran IPS di SD
dapat meningkatkan pemahaman materi kenampakan alam, karena : a) sangat menarik
minat siswa dalam belajar, b) mendorong siswa untuk bertanya dan berdiskusi
karena ia ingin mengetahui lebih banyak, c) menghemat waktu belajar.
No comments:
Post a Comment