BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Keluarga merupakan kumpulan beberapa
orang yang karena terikat oleh satu keturunan atau peristiwa khusus, misalnya :
adopsi. Keluarga memiliki fungsi yaitu sebagai penyedia, sosialisasi/
pendidikan, keanggotaan, dan penggunaan sumberdaya. Oleh karena itu, di dalam
keluarga diperlukan penerapan pendidikan terutama terhadap anak agar anak dapat
mengeluarkan potensinya agar berkembang secara optimal.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa itu
pendidikan?
2.
Siapa yang
harus mendidik anak di dalam sebuah keluarga?
3.
Kenapa anak
memerlukan pendidikan?
4.
Bagaimana cara
mendidik anak di dalam keluarga?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk memenuhi tugas
pengganti UAS
2.
Untuk
mengetahui pengertian dari pendidikan terhadap anak di dalam sebuah keluarga.
3.
Untuk mengetahui
hal apa saja yang diperlukan dalam mendidik anak.
4.
Untuk
mengetahui fungsi keluarga dalam memberikan pendidikan anak dalam keluarga
secara umum.
BAB II
PENGERTIAN PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA
A.
Pengertian
Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Proses pembelajaran menurut PP No.
09 Tahun 2005 yaitu proses pembelajaran diselenggarakan sedemikian rupa
sehingga terasa hidup, memotivasi, interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian peserta didik sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik
serta psikologisnya.
Pendidikan yang sukses adalah
pendidikan yang mampu mengantarkan anak menjadi :
1.
Bertakwa
2.
Berkepribadian
matang
3.
Berilmu
mutakhir dan berprestasi
4.
Mempunyai rasa
kebanggaan
5.
Berwawasan
global
Dalam proses
pembelajaran, pendidik memberikan keteladanan terutama pada anak usia dini,
karena anak pada usia dini masih belajar dengan cara meniru orang-orang
disekitarnya. Beberapa karakter yang diharapkan dalam pendidikan adalah yakin
akan adanya Allah, anak semangat untuk bekerja keras, berpikir luas dan
terbuka, berusaha bertanggung jawab, bersih, tertib, dan rapi serta berani
untuk jujur.
B.
Pengertian
Keluarga
Keluarga merupakan kumpulan beberapa
orang yang terikat satu keturunan atau peristiwa khusus, misalnya : adopsi.
Keluarga inti terdiri dari ibu, ayah, dan anak. Sedangkan anggota keluarga lain
adalah keluarga yang memiliki hubungan darah.
Keluarga memiliki fungsi yaitu
sebagai penyedia, sosialisasi/ pendidikan. Di dalam keluarga pendidikan anak
sangat perlukan, karena keluarga yang memegang peranan yang sangat dominan
terhadap sebagian besar waktu anak.
Keluarga merupakan lembaga pertama
dalam kehidupan anak, tempat anak belajar dan menyatakan dirinya sebagai
makhluk sosial. Keluarga juga memberikan dasar pembentukan tingkah laku, watak,
moral, dan pendidikan terhadap anak. Maka dari itu sukses tidaknya seorang anak
tergantung dari pola pendidikan yang diberikan orang tua dan orang-orang
disekitarnya. Oleh karena itu, orang tua diharapkan untuk tidak memberikan
pendidikan dengan pola yang salah terhadap anak.
C.
Pendidikan Anak
dalam Keluarga
Pola asuh orang tua adalah suatu
bentuk yang diberikan orang tua atau orang dewasa kepada anak dalam hal
membimbing serta mendidik anak sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Ada tiga jenis pola asuh yang diterapkan orang tua kepada anak :
-
Pola asuh
koersif : Pola
asuh yang dibentuk dengan hukuman dan pujian.
-
Pola asuh
permisif : Pola asuh yang
membebaskan anak melakukan/ mencoba
segala sesuatu sehingga tipe pola asuh ini biasanya menghendaki anak-anak
tumbuh dengan mandiri.
-
Pola asuh
dialogis : merupakan pola asuh
yang menyumbangkan kebebasan dan keteraturan.
Pola asuh yang
benar atau sehat yang diterapkan orang tua kepada anak akan memberikan dampak
positif dalam tumbuh kembang anak, terutama dalam perkembangan mental dan
karakter anak. Diharapkan anak terbentuk karakter anak sesuai yang diharapkan.
Diantaranya :
-
Yakin adanya
Allah SWT
-
Semangat /
Kerja keras
-
Berpikiran luas
-
Bertanggung
jawab
-
Berani untuk
bertanggung jawab
-
Penolong
-
Kreatif
-
Berikhtiar dan
tawakan kepada Allah SWT
-
Dan lain-lain
Orang tua harus
memberikan pola asuh yang positif kepada anak dan tidak memberikan pola negatif
dan mengubah pola mendidik lama menjadi pola yang baru. Orang tua harus
menerapkan pola didik yang positif dan menghindari dari pola didik yang
menggunakan kekerasan dengan alasan untuk mendidik anak agar tidak menjadi anak
yang manja dan bergantung kepada orang lain. Orang tua juga harus mulai
menanamkan kata-kata bijak dan menghindari untuk berkata kasar kepada anak
karena anak dapat meniru nya.
BAB III
PEMBAHASAN PENDIDIKAN ANAK DALAM
KELUARGA
A.
Pentingnya
Pendidikan kepada Anak
Pendidikan informal merupakan
pendidikan yang diberikan oleh keluarga, dan lingkungan sekitar. Di dalam Pasal
1 ayat 13 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem, pendidikan nasional
telah dituliskan secara jelas mengenai apa yang dimaksud dengan pendidikan
informal. Penyelenggaraan kegiatan pendidikan informal telah tertuang pada
Pasal 27 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, dan Pasal 116 Peraturan Pemerintah
No. 17 Tahun 2010, yang menjelaskan bahwa pendidikan informal dilakukan oleh
keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Dimana
pendidikan ini berkaitan dengan pembentukan watak, kebiasaan dan perilaku anak,
yang mana ketiganya adalah faktor jembatan bagi mereka untuk memasuki dunia di
masa yang akan datang.
Pendidikan merupakan kata kunci
untuk setiap manusia agar ia mendapat ilmu. Pendidikan dikeluarga bertujuan
agar anak mampu berkembang secara maksimal yang meliputi seluruh aspek
perkembangan anaknya, yaitu jasmani, akal dan rohani. Yang bertindak sebagai
pendidik dalam pendidikan dalam keluarga ialah ayah dan ibu serta semua orang
yang merasa bertanggung jawab terhadap perkembangan anak itu seperti nenek,
kakek, paman, bibi dan kakak.
Perhatian orang tua begitu penting
dalam membentuk watak. Kepribadian anak nantinya. Pada keluarga terletak
kewajiban pertama untuk mendidik seseorang menjadi sehat, mempunyai sifat-sifat
yang baik dan menjadi anggota masyarakat yang cakap dan berguna.
B.
Komunikasi
dalam Keluarga
Dalam pembentukan karakter anak
tidak lepas dari komunikasi yang efektif dan benar dalam keluarga. Komunikasi
merupakan kegiatan yang sangat penting dalam proses pengasuhan. Cara
berkomunikasi kepada anak menggunakan bahasa verbal dan bahasa tubuh yang
dikembangkan oleh orang tua atau orang dewasa disekitar anak melalui modeling
dalam setiap kegiatan. Intinya anak selalu mengimitasi apa yang ada
disekitarnya termasuk orang tua nya. Jadi diharapkan orang tua tidak melakukan
kekeliruan dalam berkomunikasi dengan anak. Salah satu cara orang tua dalam
berkomunikasi dengan anak. Salah satu cara orang tua dalam berkomunikasi
positif adalah dengan cara berperan sebagai pendengar aktif. Tujuannya adalah
membangun hubungan sosial yang hangat antara anak dan orang tua sehingga
meningkatkan kecerdasan emosi anak.
Cara yang dilakukan oleh orang tua
adalah :
- Membangun
kepercayaan diri anak
- Menatap
langsung mata anak/ sejajar dengan mata
- Orang
tua menjadi cermin yang memantulkan dengan mata anak dengan menggunakan
kata-kata seperti : terus.. bagaimana... oh.. begitu..
- Orang
tua mempunyai waktu yang cukup dan sedang bebas masalah.
Sebaiknya orang tua menghindari gaya
komunikasi yang negatif seperti :
- Memerintah
- Meremehkan
- Membandingkan
- Mencap/
melabel
- Mengancam
- Menyindir
- Menyalahkan
- Menasehati
- Membohongi
- Menghibur
- Mengkritik
- Menganalisa
C.
Akibat dari
Salah Menerapkan Pola Asuh Kepada Anak
Pola asuh orang tua merupakan
perlakuan orang tua dalam interaksi yang meliputi orang tua menunjukkan
kekuasaan dan cara orang tua memperhatikan keinginan anak. Orang tua harus
mampu untuk memberikan pendidikan kepada anak dengan pola asuh yang baik. Orang
tua harus menghindari menggunakan kekerasan baik secara verbal maupun non
verbal kepada anak dikarenakan akan berdampak negatif pada anak. Contohnya
adalah dampak dari pola asuh orang tua yang otoriter/ mengontrol anak nya.
Menurut Dariyo (2007) anak yang dididik dengan pola asuh otoriter cenderung
tumbuh berkembang menjadi pribadi yang suka membantah, memberontak, dan berani
melawan arus terhadap lingkungan sosial.
Orang tua yang selalu menerapkan
pendidikan dengan cara menggunakan kekerasan seperti memukul dan berbicara
kasar kepada anak dapat berpengaruh terhadp mental anak. Anak yang cenderung
mendapat kekerasan dirumahnya akan mencari tempat untuk melampiaskan kekerasan
yang didapatkannya. Anak akan bertingkah kasar dan suka memerintah kepada
teman-temannya dan cenderung menjadi seorang pelaku bullying atau anak
akan menjadi seorang yang pendiam dan menarik diri dari lingkungan dan
teman-temannya. Ia akan tumbuh menjadi anak yang kesepian dan merasa bahwa
dengan sendirian akan menjadi hal yang terbaik untuknnya.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Keluarga adalah faktor utama dalam
tumbuh kembang seorang anak. Anak tumbuh dan berkembang dibawah asuhan orang tua.
Setiap orang tua memiliki pola asuh yang berbeda, namun ada baiknya orang tua
menggunakan pola asuh yang baik kepada anak. Orang tua juga harus dapat
mengenali watak anaknya dan menerapkan pola asuh yang positif yang dapat
mengeluarkan potensi sang anak dengan optimal. Pola asuh yang baik dan benar
akan membentuk anak menjadi anak yang mandiri, tangguh, beriman dan berjiwa
sosial.
B.
Saran
Diharapkan orang tua dapat
memberikan perhatian dan kasih sayang sepenuhnya kepada anak. Komunikasi antara
orang tua dan anak harus berjalan dengan baik agar dapat membangun keutuhan
hubungan orang tua dan anak. Orang tua juga harus menghindari berbicara kasar.
Orang tua harus mampu berbicara dengan baik dan berperilaku baik karena anak
cenderung berperilaku dengan meniru apa yang dilihat dan didengarnya.
No comments:
Post a Comment