Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Saturday, May 27, 2017

Pengakuan Pendapatan


Defenisi pendapatan sebagai produk perusahaan kelihatannya cukup jelas, tetapi beberapa usaha untuk menerangkan pendapatan atas sifat dan makna laba tidak sepakat mengenai apa yang seharusnya termasuk dalam konsep pendapatan itu. Konsep dasar akuntansi adalah penetapan pendapatan berdasarkan akrual (Accrual basis). Dengan demikian pendapatan telah direaliasir bukan berarti jumlah uang yang diterima dengan tunai. Konsep ini melaporkan pendapatan waktu penyelesaian kegiatan utama ekonomik. Pendekatan transaksi memunculkan definisi yang jelas mengenai bilamana elemen laba harus diakui, atau dicatat di dalam laporan keuangan. Sesuai prinsip akuntansi akrual yang sudah diterima umum, pengakuan tidak harus terjadi pada saat uang kas diterima.
Menurut Kieso, Warfield dan Weygant (2011:955) menjelaskan prinsip pengakuan pendapatan adalah sebagai berikut:
“The revenue recognitions principle indicates that revenue is recognized when it is probable that the economic benefits will flow to the company and the benefits can be measured reliably.”
Pengakuan pendapatan adalah suatu masalah penting dalam perekonomian saat ini. Financial Accounting Standard Board (FASB) juga telah melakukan pemeriksaan secara menyeluruh atas standar akuntansi yang berkaitan dengan pengakuan pendapatan. Laporan keuangan yang dapat diandalkan dalam hal ini pengakuan pendapatan adalah sangat penting.
Hal yang berkaitan erat dengan masalah pengakuan adalah masalah pengukuran, menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2007:20) mengartikan pengakuan sebagai berikut : ”Pengakuan merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi unsur serta criteria pengakuan dalam neraca atau laporan laba-rugi.”
 Pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh kondisi berikut dipenuhi:
1.      Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan kepada pembeli;
2.      Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual;
3.      Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal;
4.      Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut akan mengalir kepada entitas tersebut; dan
5.      Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan tersebut dapat diukur dengan andal.
Jika entitas tersebut menahan risiko signifikan dari kepemilikan, transaksi tersebut bukanlah penjualan dan pendapatan tidak diakui. Entitas dapat menahan risiko kepemilikan yang signifikan dengan berbagai cara. Contoh situasi dimana entitas menahan risiko dan manfaat kepemilikan secara signifikan adalah:
1.      Jika entitas menahan kewajiban untuk kinerja tidak memuaskan yang tidak dijamin oleh ketentuan jaminan normal;
2.      Jika penerimaan pendapatan dari penjualan bergantung pada pendapatan pembeli dari penjualan barang yang bersangkutan;
3.      Jika pengiriman barang bergantung pada instalasinya, dan instalasi tersebut merupakan bagian signifikan dari kontrak yang belum diselesaikan oleh entitas; dan
4.      Jika pembeli berhak membatalkan pembelian berdasarkan alasan yang ditentukan dalam kontrak dan entitas tidak dapat memastikan apakah akan terjadi retur.
Jika hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat diestimasi dengan andal, pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut harus diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca. Hasil transaksi dapat diestimasi dengan andal jika seluruh kondisi berikut ini dipenuhi:
1.      Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal;
2.      Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut dapat diperoleh entitas;
3.      Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur dengan andal; dan
4.      Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal.
Pengakuan pendapatan dengan mengacu pada tingkat penyelesaian dari suatu transaksi sering disebut sebagai metode persentase penyelesaian.Dengan metode ini, pendapatan diakui dalam periode akuntansi pada saat jasa ditunaikan. Pengakuan pendapatan atas dasar ini memberikan informasi yang berguna mengenai tingkat kegiatan jasa dan kinerja entitas dalam suatu periode. PSAK 34: Akuntansi Kontrak Kontruksi juga mensyaratkan pengakuan pendapatan berdasarkan hal ini. Persyaratan pada Pernyataan tersebut berlaku secara umum untuk pengakuan pendapatan dan beban terkait untuk transaksi yang melibatkan pemberian jasa.
Pendapatan diakui hanya jika kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh entitas. Namun, jika ketidakpastian timbul dari kolektibilitas jumlah yang telah masuk dalam pendapatan, jumlah yang tidak tertagih, atau jumlah yang kemungkinan pemulihannya tidak lagi besar, diakui sebagai beban bukan sebagai penyesuaian terhadap jumlah pendapatan yang diakui semula.
Entitas pada umumnya dapat membuat estimasi yang andal setelah entitas mencapai persetujuan mengenai hal-hal berikut dengan pihak lain dalam transaksi:
1.      Hak yang dapat dipaksakan dari masing-masing pihak terkait dengan jasa yang disediakan dan diterima para pihak;
2.      Imbalan yang dipertukarkan; dan
3.      Cara dan persyaratan penyelesaian.
Biasanya, entitas juga perlu mempunyai sistem anggaran dan pelaporan keuangan internal yang efektif. Entitas tersebut menelaah dan jika perlu merevisi estimasi pendapatan sewaktu jasa diberikan. Kebutuhan atas revisi tersebut tidak berarti mengindikasikan bahwa hasil dari transaksi tersebut tidak dapat diestimasi dengan andal.
Pendapatan yang timbul dari penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan dividen diakui atas dasar yang dijelaskan dalam paragraf 30, jika:
1.      Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh entitas; dan
2.      Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.
Pendapatan diakui dengan dasar sebagai berikut:
1.      Bunga diakui menggunakan metode suku bunga efektif seperti yang dijelaskan di PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen keuangan: Pengakuan dan Pengukuran paragraf 8 dan PA 17-20;
2.      Royalti diakui atas dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan; dan
3.      Dividen diakui jika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran ditetapkan.
Prinsip pengakuan pendapatan umumnya terjadi ketika
1.      Pendapatan direalisasi apabila barang dan jasa ditukar dengan kas atau klaim atas kas
2.      Pendapatan dapat direalisasi apabila aset yang diterima dalam pertukaran segera dapat dikonversi menjadi kas atau klaim atas kas dengan jumlah yang diketahui
3.      Pendapatan dihasilkan apabila entitas yang bersangkutan pada hakikatnya telah menyelesaikan apa yang seharusnya dilakukan untuk mendapat ha katas manfaat yang dimiliki oleh pendapatan itu, yaitu apabila proses menghasilkan laba telah selesai
Ada empat dasar dalam penilaian pendapatan antara lain sebagai berikut:
1.      Biaya Historis
Aset dicatat sebesar pengeluaran kas yang dibayar sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan.

2.      Biaya Kini
Aset dinilai dalam wujud kas atau setara kas yang seharusnya dibayar bila aset yang sama atau setara aset yang diperoleh sekarang.
3.      Nilai Realisasi atau Penyelesaian
Aset dinyatakan dalam jumlah kas atau setara kas yang sama atau setara aset yang sekarang dengan menjual pelepasan normal.
4.      Nilai Sekarang
Aset dinyatakan sebesar kas masuk berih dimasa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal
Menurut PSAK 23 (revisi 2010), pengakuan pendapatan atas penjualan barang yang baru dapat diakui apabila entitas memenuhi beberapa kondisi:
1.      Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan kepada pembeli. Dalam praktiknya, perpindahan risiko dan manfaat kepemilikan dapat diartikan berbeda-beda oleh setiap perusahaan. Contohnya, perusahaan dapat mengakui pendapatan pada saat barang keluar dari gudang dan perusahaan dapat juga mengakui pendapatan pada saat barang telah sampai kepada konsumen.
2.      Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual.
3.      Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal. Maksudnya adalah pendapatan dapat diketahui berapa nilainya sehingga nilai tersebut dapat dijadikan sebagai nilai pendapatan.
4.      Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut akan mengalir kepada entitas tersebut; dan
5.      Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan tersebut dapat diukur secara andal.
Kemudian, pengakuan pendapatan atas penjualan jasa diakui berdasarkan tingkat penyelesaian apabila hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat diestimasi secara andal. Hasil transaksi dapat diestimasi dengan andal jika seluruh kondisi berikut ini terpenuhi:
1.      Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.
2.      Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut dapat diperoleh entitas.
3.      Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur dengan andal; dan
4.      Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal.
Sesuai dengan PSAK 23 (revisi 2010), tingkat penyelesaian transaksi dapat ditentukan dengan berbagai metode yang meliputi:
1.      Survei pekerjaan yang telah dilaksanakan
2.      Jasa yang telah dilakukan hingga tanggal tertentu sebagai persentase dari total jasa yang harus dilakuan; atau
3.      Proporsi biaya yang timbul hingga tertentu dibagi estimasi total biaya transaksi tersebut.
Kemudian, menurut Kieso, et al (2009:1067), pengakuan pendapatan terjadi ketika pendapatan itu sudah terealisasi (realized), cukup pasti akan segera terealisasi (realizable) atau pendapatan tersebut sudah dapat diperoleh (earned).
1.      Pendapatan telah terealisasi (realized) ketika telah terjadi transaksi pertukaran produk atau jasa hasil kegiatan perusahaan dengan kas atau klaim untuk menerima kas.
2.      Pendapatan dapat dikatakan cukup pasti akan segera terealisasi (realizable) ketika barang penukar yang diterima dapat dengan mudah dikonversi menjadi sejumlah kas atau setara kas yang cukup pasti.
3.      Pendapatan dapat dikatakan telah diperoleh ketika kegiatan menghasilkan pendapatan tersebut telah berjalan dan secara substansial telah selesai sehingga entitas berhak untuk mengakui pendapatannya.


No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts