Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Tuesday, September 24, 2019

Penerapan Metode Penemuan di Sekolah Dasar



1.     Pengertian Metode Penemuan
Istilah metode penemuan didefinisikan sebagai suatu prosedur yang menekankan belajar secara individu, memanipulasi objek atau pengeluaran/pengkondisian objek dan eksperimentasi lain oleh siswa sebelum generalisasi atau penarikan kesimpulan dibuat. Metode ini membutuhkan penundaan penjelasan tentang temuan-temuan penting sampai siswa menyadari sebuah konsep (Gilstrap dalam Dimyati, 1992/1993 : 86).
Metode penemuan adalah cara mengajar guru dengan tidak memberitahukan terlebih daulu dan tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk berdialog agar ia menemukan sendiri (Ruseffendi, 1991 : 328).
Richard menyatakan bahwa metode penemuan adalah suatu cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan melalui tukar pendapat, diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri (Rustiyah 2001 : 20)
Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode penemuan adalah suatu strategi atau cara-cara yang dilakukan oleh guru di dalam menyelidiki dan menyelesaikan masalah dengan cara siswa menemukan sendiri.




2.     Tujuan Penerapan Metode Penemuan
Dimyati (1992 : 87) mengemukakan bahwa metode penemuan dalam kegiatan belajar mengajar bertujuan :
a.      Meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam memperoleh memproses perolehan belajar.
b.     Mengarahkan para siswa sebagai pelajar seumur hidup.
c.      Mengurangi ketergantuangan kepada guru sebagai satu-satunya sumber informasi yang diperlukan oleh siswa.
d.     Melatih para siswa mengeksplorasi atau memanfaatkan lingkungannya sebagai sumber informasi yang tidak akan pernah tuntas digali.


Dengan kata lain, tujuan dari metode penemuan adalah melatih para siswa agar aktif di dalam pembelajaran dengan tidak tergantung kepada guru atau buku, tetapi siswa menggali potensi yang ada pada dirinya dengan cara menemukan sendiri konsep, dalil, atau rumus.

3.     Manfaat Penerapan Metode Penemuan
Dengan diterapkan metode penemuan dalam pembelajaran matematika dapat memberikan manfaat bagi siswa diantaranya :
a.      Terciptanya situasi pembelajaran yang aktif, kreatif, dan inovatif
b.     Siswa memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahui seperti menemukan dalil-dalil, konsep, atau rumus.
c.      Menambah atau memperkaya pengalaman peserta didik.
d.     Agar anak berfikir analisis dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi.


4.     Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Penemuan
Gilstrap dalam Moejiono (1991 : 89) mengemukakan langkah-langkah yang harus ditempuh seorang guru dalam melaksanakan metode penemuan, yaitu :
a.      Mengidentifikasi kebutuhan siswa.
b.     Memilih pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian, konsep, dan generalisasi yang akan dipelajari.
c.      Pemilihan bahan dan masalah atau tugas-tugas yang akan dipelajari.
d.     Membantu memperjelas tugas atau masalah yang akan dipelajari dan peranan masing-masing siswa.
e.      Mempersiapkan tempat dan alat-alat untuk penemuan.
f.      Mengecek pemahaman siswa tentang masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugasnya dalam pelaksanaan penemuan.
g.     Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan penemuan dengan melakukan kegiatan pengumpulan dan pengolahan data.
h.     Membantu siswa dengan informasi atau data yang diperlukan oleh siswa untuk kelangsungan kerja mereka, bila siswa menghendakinya.
i.       Membimbing para siswa menganalisis dengan pertanyaan mengarahkan dan mengidentifikasi proses yang digunakan.
j.       Membesarkan hati dan memuji siswa yang ikut serta dalam proses penemuan.
k.     Membantu siswa merumuskan kaidah, prinsip, ide, generalisasi, atau konsep berdasarkan hasil penemuannya.
                         
5.     Cara Melaksanakan Metode Penemuan
Di dalam penerapannya, metode penemuan dapat dilaksanakan dengan dua cara, yaitu :
a.     Secara Terpimpin
Dalam melaksanakan metode penemuan secara terpimpin, pengajaran dapat dimulai dengan mengajukan pertanyaan, dengan memberikan informasi secara singkat, diluruskan agar tidak tersesat, dan sebagainya.

Contoh :
Bentuk bimbingannya berupa petunjuk, arahan, pertanyaan, atau dialog sehingga diharapkan siswa sampai pada kesimpulan atau generalisasi sesuai dengan yang dirancang dan diinginkan guru, sampai siswa dapat menemukan sesuatu misalnya :
Seutas tali dengan berukuran 40 cm
                         40 cm
Dapat dibentuk menjadi beberapa bentuk dengan menghasilkan ukuran luas yang berbeda.
a.                                                                     b.
10 cm
 
12 cm
 
10 cm
 
3 cm
 





c.                                                                     d.
5 cm
 
4 cm
 
16 cm
 
15 cm
 
            Jawablah :
1.     Berapakah luas bangunan A ?
2.     Berapakah luas bangunan B ?
3.     Berapakah luas bangunan C ?
4.     Berapakah luas bangunan D ?
b.     Secara Tidak Terpimpin
Dalam pelaksanaan metode penemuan secara tidak terpimpin, siswa dilepas begitu saja bekerja untuk menemukan sesuatu.
Contoh :
Siswa telah mengetahui bahwa luas persegi panjang adalah panjang dikali lebar. Dengan menggunakan rumus, siswa diminta atau diharapkan untuk dapat menemukan rumus luas jajaran genjang yang alas dan tingginya berturut-turut adalah a dan t satuan.
Guru menyajikan gambar seperti di bawah ini :
               t                                               t             

                  a                                                 a
6.     Keunggulan dan Kekurangan Metode Penemuan
Gilstrap dkk dalam Moeldjono dan Dimyati (1991:87) mengemukakan keunggulan-keunggulan dan kekurangan-kekurangan metode penemuan yang seringkali dibicarakan adalah :
a.      Keunggulan-keunggulan metode penemuan antara lain :
1)     Metode ini memiliki kemungkinan yang besar untuk membantu memperbaiki dan atau memperluas persediaan dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif para siswa, seandainya siswa dilibatkan secara konsisten dalam penemuan terbimbing.
Kekuatan atau keunggulan yang lebih besar dari proses penemuan timbul dari adanya usaha untuk menemukan, di mana sebagai hasilnya seseorang belajar tentang bagaimana belajar.
2)     Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi sifatnya dan memungkinkan sebagai pengetahuan yang melekat erat pada diri siswa.
3)     Metode penemuan dapat menimbulkan gairah belajar pada diri siswa, karena siswa merasakan jerih payah penemuannya membuahkan hasil.
4)     Metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk maju berkelanjutan sesuai dengan kemampuannya sendiri.
5)     Metode ini menyebabkan siswa mengarahkan belajarnya sendiri, sehingga ia lebih merasa terlibat dan termotivasi dengan sendirinya untuk belajar, sedikitnya pada suatu proyek penemuan khusus.
6)     Metode ini berpusat pada siswa. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pengadministrator dari penemuan.
7)     Metode ini membantu perkembangan siswa menuju skeptisme (perasaan meragukan atau tidak percaya pada suatu hal) yang sehat untuk mencapai kebenaran yang akhir dan mutlak. Hal ini dapat terjadi karena dalam penemuan setiap siswa harus mulai dari rasa tidak percaya terhadap apa yang diketahuinya dari orang lain, dan bila siswa menemukan kebenarannya sendiri maka kebenaran itu merupakan kebenaran yang benar-benar baginya.

b.     Kekurangan-kekurangan metode penemuan antara lain :
1)     Metode ini mempersyaratkan suatu persiapan kemampuan berpikir yang dapat dipercaya.
2)     Metode ini kurang berhasil untuk mengajar pada kelas yang besar jumlah siswanya.
3)     Harapan yang ditimbulkan oleh metode ini mungkin mengecewakan bila diterapkan untuk guru dan siswa yang sudah terbiasa dengan perencanaan dan pengajaran yang tradisional.
4)     Mengajar dengan penemuan mungkin akan dipandang sebagai metode yang terlalu menekankan pada penguasaan pengetahuan dan kurang memperhatikan perolehan sikap dan keterampilan. Padahal sikap dan keterampilan barangkali diperlukan untuk penguasaan pengetahuan dan atau mengembangkan sosio-emosional siswa.
5)     Dalam beberapa disiplin ilmu mungkin dibutuhkan fasilitas tertentu untuk menguji gagasan dari disiplin ilmu tersebut yang tidak tersedia di sekolah.
6)     Metode ini tidak memberi kesempatan untuk berpikir kreatif, apabila sejak awal konsep-konsep yang akan ditemukan telah dipilih oleh guru dan proses penemuannya juga dibawah bimbingan guru.




No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts