Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Tuesday, September 24, 2019

Disiplin Ilmu Antropologi Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V di Sekolah Dasar



Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar sebagai salah satu program pendidikan sekolah yang diharapkan memberdayakan siswa dari segi pengetahuan, nilai-nilai, sikap serta keterampilan-keterampilan sosial kemasyarakatan juga tidak dapat lepas dari konteks masyarakat yang melingkupinya. Berbagai konteks kemasyarakatan tersebut memberikan pengalaman sosial budaya kepada seluruh sivitas sekolah.
Proses pembelajaran IPS yang dilakukan dengan menggunakan teknik dan metode yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi belajar, yang meliputi siswa, lingkungan sekolah, sarana prasarana dan lingkungan masyarakat setempat.
Sesuai dengan perubahan paradigma pendidikan di Indonesia yang berorientasi pada pendidikan berbasis masyarakat luas, maka pembelajaran IPS juga harus mengikuti perubahan tersebut. Apalagi materi pembelajaran IPS sangat berkaitan dan berhubungan erat dengan kondisi sosial budaya masyarakat.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai proses enkulturasi, dan akulturasi budaya menunjukkan adanya pengaruh konteks sosial, budaya dan ideologi masyarakatnya yang tercermin dalam persepsi dan orientasi nlai para pendidik dan siswa. Visi dan misi Pembelajaran IPS yang diwujudkan melalui berbagai kebijakan untuk memfasilitasi siswa dapat secara partisipatif dalam pembelajaran terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat lokal, kehidupan berbangsa dan bernegara dan kehidupan masyarakat global juga dipengaruhi oleh agen-agen perubahan sosial budaya yang ada.
Agen-agen sosial tersebut antara lain baik yang dijalankan oleh birokrasi pemerintahan, khususnya Departemen Pendidikan Nasional beserta kepanjangan tangannya di daerah, maupun agen-agen perubahan sosial yang ada di masyarakat. Dengan peranan unik yang diberikan masing-masing agen sosial kepada sekolah dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara partisipatif tentang kehidupan sosial budaya masyarakatnya secara utuh baik pada tingkat lokal, nasional, maupun global.
Seiring dengan perkembangan kebutuhan masyarakat yang terakomodasi dalam pengembangan visi sekolah dalam pengembangan SDM bermutu, beriman dan berbudaya, maka upaya memasukkan budaya lokal dalam pembelajaran IPS perlu dilakukan di sekolah. Untuk ini perkembangan kepentingan masyarakat lokal dalam mempertahankan budaya lokal, kepentingan nasional dan kepentingan masyarakat global dicoba diakomodasi. Untuk ini pendekatan keselarasan dan pendekatan konflik digunakan untuk menjelaskan pengembangan paradigma pendidikan sosial yang berorientasi pada pengembangan kemampuan dan nilai-nilai seperti adagium “think globally, act locally, commit nationality”.
Konsep kebudayaan, kemasyarakatan, adat istiadat merupakan bagian dari konsep dasar dalam ilmu Antropologi. Secara tersirat dan tersurat konsep dasar Antropologi telah dipelajari siswa SD yang tertuang dalam materi pembelajaran IPS.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menerangkan bahwa ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
  1. Manusia, tempat dan lingkungan
  2. Waktu, keberlanjutan dan perubahan
  3. Sistem Sosial dan Budaya
  4. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan
Keempat aspek tersebut pada dasarnya merupakan bagian dari konsep Antropologi sesuai dengan definisi Antropologi itu sendiri. Berdasarkan definisi menurut Koentjaraningrat bahwa Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
Dari definisi tersebut jelas bahwa aspek-aspek dalam pembelajaran IPS di SD hampir seluruhnya merupakan bagian dari ilmu Antropologi. Akan tetapi dengan semakin berkembangnya cabang-cabang ilmu sosial lainnya selain ilmu Antropologi, ada beberapa aspek dari materi pembelajaran IPS tersebut yang masuk ke dalam cabang ilmu sosial lain. Misalnya ilmu ekonomi, sejarah, geografi, demografi, sosiologi dan lain sebagainya.
Ilmu Antropologi dalam pengertian yang lebih sempit lebih mengarah pada ilmu yang mempelajari kebudayaan manusia. Pengertian kebudayaan di sini juga lebih dipersempit lagi. Menurut Koentjaraningrat (1982:1), kebudayaan dalam arti sempit adalah pikiran, karya dan hasil karya manusia yang memenuhi hasratnya akan keindahan. Dengan singkat kebudayaan adalah kesenian.
Sedangkan kebudayaan dalam arti luas adalah seluruh total dari pikiran, karya, dan hasil karya manusia yang tidak berakar kepada nalurinya, dan yang karena itu hanya bisa dicetuskan oleh manusia sesudah suatu proses belajar. Konsep tersebut adalah amat luas karena meliputi hampir seluruh aktivitas manusia dalam kehidupannya.
Kebudayaan merupakan hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat itu menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah yang diperlukan manusia untuk menguasai alam sekitarnya. Sedangkan rasa masyarakat itu mencakup jiwa manusia, mewujudkan segala kaidah-kaidah nilai-nilai sosial yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakatan dalam arti luas seperti ideologi, kebatinan, kesenian dan semua unsur sebagai hasil ekspresi jiwa manusia yang hidup sebagai anggota masyarakat. Cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan berfikir orang-orang yang hidup bermasyarakat. (Hermana, 2006:11).
Kebudayaan semakin berkembang seiring dengan semakin berkembangnya peradaban manusia dari masa ke masa. Mulai dari masa prasejarah, masa berburu, masa bercocok tanam sampai masa sekarang dimana dikenal dengan masa teknologi komunikasi dan informasi.
Perkembangan kebudayaan tersebut amat cepat dinamikanya. Sehingga perlu adanya usaha untuk mempelajari dinamika tersebut. Untuk itu dimasukkanlah materi kebudayaan tersebut dalam pembelajaran di SD khususnya mata pelajaran IPS.
Materi Antropologi khususnya kebudayaan  dalam pembelajaran IPS di SD sangat penting untuk dipelajari oleh siswa. Karena selain sebagai pengetahuan juga sebagai bekal bagi siswa dalam menjalani kehidupannya di masyarakat. Seorang siswa berperan sebagai makhluk individu sekaligus juga sebagai makhluk sosial yang hidup bermasyarakat.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai makhluk individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Manusia juga dikatakan sebagai makhluk sosial karena pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain. Ada kebutuhan sosial (social need) untuk hidup berkelompok dengan orang lain (Effendi, 2006:37).
Berdasarkan dengan adanya kebutuhan sosial tersebut, maka seorang siswa SD dalam kehidupannya selalu berhubungan dengan orang lain mulai dari lingkungan keluarga yaitu orang tua, kakak, adik, kakek, nenek sampai lingkungan masyarakat teman sekolah, tetangga. Untuk memahami peranan ini perlu adanya pengetahuan tentang hal tersebut.

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts