Pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar tidak bersifat keilmuan melainkan
bersifat “pengetahuan”. Ini bermakna bahwa yang diajarkan bukanlah teori-teori
sosial atau ilmu sosial melainkan hal-hal praktis yang berguna bagi diri dan
kehidupannya kini maupun kelak di kemudian hari dalam berbagai lingkungan serta
aspek kehidupan.
Mata
pelajaran IPS bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :
a.
mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya
b.
memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis,
rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan
sosial
c.
memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai
sosial dan kemanusiaan
d.
memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional dan
global (Depdiknas, 2006)
Menurut
Djahiri (1998:6), pembelajaran IPS lebih bersifat perbekalan (pengetahuan,
sikap, dan kemampuan) mengenai “seni berkehidupan” dalam pelbagai gatra dan
kurun waktu.
Landasan
pengkajian berbagai aspek/gatra kehidupan ini diambil dari berbagai sumber ilmu
sosial yakni : sosial budaya, geografi, politik, hukum, ekonomi, sosiologi,
antropologi dan sejarah (Djahiri, 1998:6).
Adapun
perbedaan sajian yang bersifat “keilmuan/ilmiah” dengan yang bersifat
“pengetahuan” adalah sebagai berikut :
- Sajian
pelajaran yang keilmuan secara substansial (materi isi) memuat
konsep/teori, struktural (mengikuti alur dan tata urutan batang tubuh
ilmunya) serta dengan menggunakan pola analisis dan metoda sesuai dengan
disiplin ilmunya. Kebenaran teori mutlak menjadi landasan dan prinsip
serta tidak berkompromi dengan tuntutan keadaan kehidupan nyata.
- Sajian
pelajaran bersifat pengetahuan apabila hal-hal keilmuan yang teoritik
ilmiah tadi disederhanakan menjadi pengertian serta lebih diarahkan kepada
kebermaknaannya bagi peserta didik dan kehidupannya. Secara substansial
maupun pola pembelajarannya bersifat pragmatis.
Dalam
sajian ini para siswa bukan dibekali teori-teori ilmiah melainkan konsep
pengetahuan, yakni label-label (nama/istilah) yang mengarah kepada pemahaman
atau pengertian. Baik sajian keilmuan maupun pengetahuan memerlukan penggunaan
akal pikiran, daya penghayatan, serta berbagai kemampuan teknis psikomotorik.
Pembelajaran
IPS di SD isi sajiannya harus pragmatis-praktis menyangkut dunia diri dan
kehidupan anak sesuai dengan tingkat perkembangan usia dan kemampuan belajarnya
serta lingkungan kehidupannya (masa lampau, masa kini dan proyeksi masa depan).
Pembelajaran IPS benar-benar harus bersifat ekologis dan komunikatif
(terjangkau dan dapat dicerna oleh siswa).
Proses
pembelajaran IPS di SD dilakukan dengan beberapa pendekatan. Pendekatan atau
“approach” adalah “cara menyikapi” sesuatu atau cara pandang seseorang terhadap
sesuatu yang menjadi landasan untuk tindakan selanjutnya. Pendekatan dalam
proses pembelajaran IPS bermakna cara guru menyikapi atau memandang dan
menindaklanjuti program pengajaran yang tercantum dalam kurikulum.
Proses pendekatan yang dapat dilakukan
meliputi :
a.
Pendekatan lingkungan
Pendekatan lingkungan
ialah pendekatan yang berwawasan pada keadaan lingkungan sekitar (fisik dan non
fisik).
b.
Pendekatan inkuiri
Jenis pendekatan ini
adalah pendekatan pengajaran yang berpolakan kegiatan pencarian untuk menemukan
sesuatu.
c.
Pendekatan konsep
Pendekatan konsep yaitu
pola pengajaran yang mengarah pada kejelasan dan suatu konsep dan berupaya agar
pada akhirnya siswa memiliki konsep sendiri.
d.
Pendekatan keterampilan proses
Pendekatan keterampilan
proses adalah pendekatan yang tidak hanya mengutamakan ketercapaian tujuan,
melainkan juga proses pembelajarannya yang layak dan pembinaan potensi
manusia/siswa secara utuh.
e.
Pendekatan pemecahan masalah
Pendekatan pemecahan
masalah adalah pola pengajaran yang bertemakan masalah atau kasus yang
selanjutnya diproses dalam kegiatan pembelajaran alternatif pemecahannya
lengkap dengan argumentasi dan pertimbangan baik-buruk setiap alternatif
tersebut.
f.
Pendekatan induktif-deduktif
Pendekatan induktif
berawal dari realita, data dan fakta lalu dikaitkan membentuk konsep/pernyataan
sedangkan deduktif adalah sebaliknya dari konsep atau pernyataan baru dicari
data dan fakta atau contoh riil dalam kenyataannya.
g.
Pendekatan sejarah
Pendekatan sejarah adalah
pendekatan kesejarahan tentang kehidupan dan perkembangan iptek di Indonesia
khususnya atau dunia pada umumnya.
h.
Pendekatan nilai
Pendekatan ini menuntut
agar isi pengajaran memperdulikan masalah “nilai moral” yang tersurat dan
tersirat dalam Pokok Bahasan.
i.
Pendekatan komunikatif
Kata komunikatif pada
pendekatan ini tersirat makna sebagai berikut :
-
Komunikatif
dalam makna edukatif (didaktik metodik) yakni pengajaran (ketiga komponen
pokoknya) harus komunikatif, terjangkau dan dapat dicerna serta sesuai dengan
usia perkembangan anak.
-
Komunikatif
dalam makna kebahasaan, yakni kemahiran berbahasa dan berhubungan dengan orang
lain secara baik dan benar. Dan tentunya berkomunikasi kebahasaan nasional
disamping bahasa dan budaya daerah.
j.
Pendekatan tematik
Pembelajaran IPS selalu
bersifat “tematis” dalam makna arah, sasaran, dan lingkup liputannya sudah
terarah. Tema pembelajaran IPS adalah ajeg dengan bidang kajian utamanya yakni
kemasyarakatan dan meluas.
No comments:
Post a Comment