1.
Pengertian
Matematika merupakan disiplin ilmu logika menguasai
bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu sama lainnya
dengan jumlah yang banyaknya terbagi ke dalam tiga bidang pokok, yakni aljabar,
analisis, geometri.
Geometri mempunyai arti harfiah yaitu pengukuran bumi;
geometri merupakan perhitungan kalender, geometri akan dipelajari secara
informal dan intuisi.
Marks, dkk (1988 : 12) mengungkapkan bahwa pengenalan
geometri di sekolah dasar mempunyai tujuan dasar untuk memberikan suatu
kesempatan kepada murid untuk menganalisis lebih mantap tentang dunia tempat
hidupnya serta memberikan aspek dari landasan berupa konsep-konsep dasar dan
peristilahan yang diperlukan untuk studi lebih lanjut. Sekaligus, mempelajari
geometri dapat membangkitkan dan mengembangkan kesenangan-kesenangan
intelektual yang sesungguhnya terhadap matematika.
Geometri adalah suatu sistem aksiomatik karena terdiri
dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, postulat (aksioma, atau asumsi) dan
teori-teori atau dalil-dalil yang dibuat berdasarkan kepada unsur-unsur yang
tidak didefinisikan, unsur-unsur yang didefinisikan dan aksioma-aksioma itu;
suatu dalil itu dikatakan benar bila dapat dibuktikan secara matematika atau deduktif.
(Ruseffendi, 1990 : 2).
Geometri adalah bagian dari matematika yang membahas
mengenai titik garis, bidang, dan ruang. Ruang adalah himpunan titik-titik yang
dapat membentuk bangun-bangun geometri, garis adalah himpunan bagan dari ruang
yang merupakan himpunan titik-titik yang mempunyai sifat khusus. Bidang adalah
himpunan-himpunan titik-titik yang terletak pada permukaan datar. ((Negoro,
2003 : 18).
Dari definisi –definisi di atas dapat disimpulkan
bahwa pelajaran geometri di sekolah dasar pada umumnya tidak mencakup
aspek-aspek formal seperti yang diperuntukkan bagi sekolah menengah, melainkan
memfokuskan diri pada lingkungan fisik peserta didik. Peserta didik diberi
kesempatan untuk meneliti, menyelidiki, mencoba dan menemukan sebuah gagasan
atau ide di bawah bimbingan guru. Seorang guru seyogianya memiliki tanggung
jawab untuk mendorong para peserta didik di dalam menganalisis sebuah ide.
2.
Tahap-tahap Geometri
Tahap pertama anak belajar geometri adalah topologi.
Mereka belum mengenal jarak, kelurusan, dan lainnya. Karena itu mulai belajar
geometri supaya mulai dengan lurus-lurus, tetapi lengkungan,
lengkungan-lengkungan tertutup, lengkungan-lengkungan terbuka, daerah dalam
lengkungan, lengkungan sederhana dan lainnya.
Hiele dan Ruseffendi (1991 : 161-163) berpendapat
bahwa ada lima tahapan anak belajar geometri, yaitu :
a.
Tahap Pengenalan
Pada tahap
ini, siswa sudah mengenal bentuk-bentuk geometri seperti segitiga, kubus, bola,
lingkungan, dan lain-lain. Tetapi ia belum memahami sifat-sifatnya.
b.
Tahap Analisis
Pada tahap
ini, siswa sudah dapat memahami sifat-sifat konsep atau bentuk geometri.
Misalnya: siswa mengetahui dan mengenal bahwa sisi persegi panjang yang
berhadapan itu sama panjang, bahwa panjang kedua diagonalnya sama panjang dan
memotong satu sama lain sama panjang dan lain-lain.
c.
Tahap Pengurutan
Pada tahap
ini, selain siswa sudah mengenal bentuk-bentuk geometri dan memahami
sifat-sifatnya, ia sudah dapat mengurutkan bentuk-bentuk geometri yang satu
dengan yang lain berhubungan.
d.
Tahap deduksi
Pada tahap
ini, berfikir deduktifnya sudah mulai tumbuh tetapi belum berkembang dengan
baik. Matematika adalah ilmu deduktif, karena pengambilan kesimpulan,
pengambilan dalil harus dilakukan secara deduktif. Pada tahap ini, siswa sudah
dapat memahami pentingnya pengambilan kesimpulan secara deduktif itu. Misalnya
ia dapat melihat bahwa kesimpulan yang diambil secara induktif itu mungkin bisa
keliru.
e.
Tahap keakuratan
Pada tahap
ini, siswa sudah dapat memahami bahwa adanya ketepatan dari yang mendasar itu penting.
Lebih lanjut Hiele dalam Ruseffendi (1991 : 163-164)
berpendapat mengenai tiga dalil pengajaran Matematika, yaitu :
- Kombinasi yang baik antara waktu, materi pelajaran
dan metode mengajar yang dipergunakan untuk tahap tertentu dapat
meningkatkan kemampuan berfikir siswa kepada tahap yang lebih tinggi.
- Dua orang yang tahap berfikirnya berbeda-beda dan
bertukaran pikiran satu sama lain tidak akan mengerti.
- Kegiatan belajar siswa harus memahami dengan
pengertian untuk memperluas pengalaman dan berfikir siswa, untuk
meningkatkan berfikir ke tahap yang lebih baik.
No comments:
Post a Comment