Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Wednesday, October 23, 2024

Literasi Digital

 


1.    Pengertian Literasi Digital

Istilah literasi digital telah digunakan sejak tahun 1990-an untuk merujuk pada kemampuan berhubungan dengan informasi. Dengan berkembangnya teknologi, muncul konsep kompetensi digital. Paul Gilster, tokoh yang menulis buku berjudul Digital Literacy, sederhananya. Dalam bukunya Digital Literacy, literasi digital didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber yang diakses melalui perangkat komputer (Sulianta, 2020).

Kemendikbud mendefinisikan literasi digital anak usia dini sebagai sikap, pengetahuan dan keterampilan anak usia dini dalam menggunakan media digital di sekitarnya untuk mencari dan menggunakan informasi, belajar, bermain atau bersenang-senang dengan bantuan orang dewasa. Peranan ibu dapat mendamping anak dalam proses pengenalan literasi digital sangat penting agar anak mengetahui mengenai literasi digital, dengan sikap pengetahuan dan keterampilan anak.

Pengenalan literasi digital sangat baik bila digunakan pada pendidikan anak usia dini karena merupakan sarana pembelajaran, misalnya menggunakan laptop, komputer, handphone, kamera berperan sebagai materi pendidikan, misalnya mengajak anak untuk mencari informasi, mendengarkan lagu, menonton video pendidikan atau bermain game untuk belajar tentang bentuk geometris; sebagai sarana komunikasi, misalnya pada pembelajaran jarak jauh dengan menelepon atau video conferenc.

Pentingnya kompetensi digital dalam konteks pendidikan berperan sangat penting dalam pengembangan (kognitif) pengetahuan pada anak usia dini dengan merangsang rasa ingin tahu dan kreativitas anak. Anak dikenalkan dengan digital skill, yaitu kemampuan menggunakan teknologi digital dengan cara yang sederhana. Misalnya mengenalkan cara mengakses situs teknologi digital dengan baik. Selain itu mengajarkan mengoprasikan perangkat teknologi digital sesuai dengan ketentuannya.

Literasi adalah kemampuan membaca dan menulis yang dikenalkan pada anak sejak usia dini literasi dijelaskan bahwa komponen literasi, terdiri dari: Kesadaran fonem, pengetahuan bentuk huruf, pengetahuan dan pemahaman buku.

Komputer berkembang pada 1980-an ketika komputer mikro digunakan secara luas tidak hanya dalam bisnis tetapi juga dalam masyarakat. Namun, literasi informasi baru menyebar pada tahun 1990-an, ketika teknologi informasi di Internet mempermudah pengumpulan, pengambilan, dan penyebaran informasi demikian, merujuk pada pandangan Bawden, literasi digital lebih kepada keterampilan teknis untuk mengakses, merangkai, memahami, dan menyebarluaskan informasi (Kemendikbud, 2017).

Literasi Media pendidikan merupakan alat untuk menyimpan atau menyampaikan informasi. Media dalam arti yang lebih luas adalah televisi, komputer, cetak atau gambar, media visual, suara, film, multimedia dan lain-lain (Ginting, dkk, 2021).

Literasi digital merupakan gabungan dari berbagai bentuk literasi, yaitu literasi komputer, informasi, teknologi, desain grafis, media dan komunikasi. Dengan menggunakan kelima keterampilan dasar tersebut, Martin merumuskan dimensi keterampilan digital sebagai berikut, mengkaji enam keterampilan dasar yaitu keterampilan membaca, menulis, berhitung, informasi, teknologi, media, komunikasi, dan visual. Martin merumuskan dimensi kompetensi digital berikut ini.

a.      Literasi digital mencakup kemampuan untuk terlibat dalam aktivitas digital yang berkaitan dengan pekerjaan, belajar, bersenang-senang, dan aspek kehidupan sehari-hari lainnya.

b.      Literasi digital individu bervariasi sesuai dengan situasi kesehariannya dan juga proses seumur hidup seperti situasi kehidupan seorang individu.

c.      Literasi digital mirip dengan literasi TIK, tetapi lebih luas.

d.     Literasi digital mencakup keahlian agar mengumpulkan serta menggunakan informasi, teknik, sikap dan karakteristik pribadi, serta kemampuan untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi aktivitas digital sebagai bagian dari pemecahan masalah dari tugas kehidupan.

e.      Literasi digital juga meliputi kesadaran seseorang terhadap tingkat literasi digital dan perkembangan literasi digital (Hasbi, 2020)

2.    Mengenalkan Literasi Digital dalam Pembelajaran Anak Usia Dini di Usia.

Anak-anak perlu bermain dengan berbagai benda yang menarik perhatian mereka. Perangkat yang menawarkan fungsi berbeda pasti sangat menarik bagi anak-anak.

a.         Pada usia 0-2 tahun tidak boleh dikenalkan dengan media digital karena dikhawatirkan cahaya dari layar smartphone akan membahayakan mata anak dan radiasinya akan mempengaruhi otak anak.

b.        Pada usia 2-4 tahun diperbolehkan menggunakan perangkat untuk bermain game sederhana maksimal 1 jam per hari.

c.         Pada usia 4 hingga 7 tahun, anak-anak dapat datang berkunjung dengan bantuan orang tua atau orang dewasa. Anak-anak harus memiliki aturan dan batasan waktu untuk menggunakan media digital, maksimal 2 jam per hari.

Perlunya pengawasan dari ibu dalam mengakses konten- konten yang dilihat oleh anak. Ibu perlu mendampingi atau mengawasi anak pada saat anak memegang gadgetnya. Dengan duduk berdampingan sembari memberikan arahan kepada anak mengenai kegiatan mengakses konten-konten digital oleh anak tersebut.

3.    Mengenalkan Literasi Digital dalam Pembelajaran Anak Usia Dini Sangat Penting.

a.         Mengenali Kebutuhan Anak

Setiap anak memiliki kecenderungan yang berbeda terhadap produk teknis. Itu semua tergantung pada usia anak dan faktor lingkungan. Tergantung pada kebutuhan anak anda, usia anak adalah faktor yang paling penting untuk dipertimbangkan. Kelompok usia yang berbeda, pilihan yang berbeda dan kebutuhan mereka akan akses ke teknologi. Misalnya, anak di bawah usia lima tahun masih membutuhkan permainan aktif yang membutuhkan banyak aktivitas fisik. Oleh karena itu, ketersediaan sumber daya teknis harus dibatasi..

b.        Memasang Aplikasi Pendukung

Langkah selanjutnya dapat menginstal aplikasi yang mendukung tumbuh kembang anak. Contohnya adalah ensiklopedia berikut; permainan yang dapat sesuai dengan usia anak, aplikasi khusus ini digunakan untuk mendukung keterampilan dan minat anak, agar anak memperoleh pengetahuan dan informasi dalam pengembangannya

c.         Melakukan Edukasi dan Asistensi.

Ketika ibu menjauhkan anak atau melarang anak menggunakan teknologi, maka itu dapat membuat rasa ingin tahu anak lebih tinggi. Hal ini mendorong anak untuk menggunakan teknologi di luar pengawasan orang dewasa. Cara cerdas adalah menggunakan aplikasi dengan kontrol atau fitur orang tua untuk membatasi akses anak-anak ke konten yang ditujukan untuk orang di luar usia mereka. Para ibu harus mendampingi anaknya saat menggunakan internet. Selain itu, orang tua memberikan tips atau langkah berkomunikasi di dunia maya.

d.        Mengajarkan Cara Menggunakan Teknologi

Jadilah kreatif Sama pentingnya bagi anak-anak untuk memahami bahwa teknologi bukan hanya tentang menemukan konten, tetapi juga tentang membuatnya. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Anak-anak dapat membuat dokumen dan presentasi dengan Google Apps for Education. 2. Anak-anak dapat menggunakan perangkat seluler untuk membuat podcast, film pendek, musik untuk membuat cerita, animasi, dan e-book. 3. Anak-anak dapat mengirimkan karyanya ke teman atau orang di seluruh dunia melalui aplikasi berbagi seperti YouTube untuk Anak (Hasbi, 2020).

4.    Peran Literasi Digital dalam Pendidikan

Literasi digital memegang peranan penting dalam kebutuhan pendidikan saat ini. Literasi digital memungkinkan siswa untuk belajar kalistung (membaca, menulis, berhitung) sejak usia dini dan bahkan di daerah lain sebagai landasan pendidikan siswa. Peran literasi digital dalam dunia pendidikan membantu siswa mengembangkan potensi yang dimiliki setiap individu siswa. Kehadiran literasi digital memberikan kesan bahwa tidak ada perbedaan antara sumber informasi dan pencari. Semua sumber informasi tersedia kapanpun dan dimanapun dengan mudah dan cepat. Literasi digital dalam pendidikan dapat meningkatkan kapasitas pembelajaran untuk kompetensi dan kerjasama dalam persaingan global.

Namun untuk memilih informasi yang akurat dan tepat sesuai dengan kebutuhan peserta didik sesuai dengan tingkatan usianya, diperlukan bimbingan dan arahan dari ibu, agar anak tersebut tidak menyalah gunakan informasi yang diterima melalui media digital. Anak harus mampu berpikir kritis dan bijaksana untuk menemukan informasi yang mendukung pembelajaran dan menghindari efek negatif (Silalahi, 2022).

Literasi digital pada anak usia dini didefinisikan sebagai sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menggunakan media digital di sekitar mereka, untuk mencari dan menggunakan informasi, untuk belajar, bermain atau berinteraksi secara sehat dengan bantuan hiburan oleh orang dewasa di sekitar mereka. Sikap, pengetahuan, dan keterampilan digital ini juga merupakan pelopor perkembangan digital di masa depan.

Karena itu pengenalan keterampilan digital perlu dilakukan sejak dini karena anak-anak sangat ingin tahu, terutama tentang gadget. Gadget memiliki fitur yang menantang dan menyenangkan anak-anak. Gambar, lagu, game, dan film dengan suara dan warna menarik menawarkan pengalaman bermain yang berbeda bagi anak. Selain itu, melarang atau menjauhkan anak dari media digital dikhawatirkan justru akan membuat rasa penasaran anak semakin tinggi (Kemendikbud, 2020). Pada saat yang sama, mengajari anak-anak kapan dan bagaimana menggunakan perangkat media, membantu anak-anak menggunakannya dengan aman. Para ibu perlu diikutsertakan dalam literasi digital sehat anaknya melalui bimbingan belajar, sehingga perangkat digital yang digunakan secara tepat menjadi alat yang membantu anak belajar dan mendukung perkembangannya.

5.    Jenis-jenis Literasi Digital

Dapat dijelaskan ada beberapa jenis-jenis literasi digital diantaranya yaitu:

a.         Internet merupakan jaringan yang sangat luas dan saling berhubungan satu dengan yang lain dimana setiap pengguna dapat mengakses berbagai dunia.

b.        Media sosial merupakan sebuah media yang digunakan untuk bersosialisasi serta berinteraksi secara online tanpa dibatasi ruang dan waktu.

c.         Buku berbicara elektronik (ETB) merupakan buku cerita digital yang bunyi suaranya berasal dari komputer dengan perangkat elektronik disambungkan dengan internet.

d.        E-Book merupakan jenis  buku yang dicetak dalam bentuk digital.

Jenis perangkat ini memungkinkan pengguna untuk men-download, download dan menyimpan ribuan majalah, surat kabar, atau buku dalam bentuk digital.

e.         Blog atau weblog merupakan buku harian yang bisa ditulis oleh siapa saja dan ditampilkan disuatu halaman web.

f.         Iphone dan smart-phone bisa juga disebut dengan handphone pintar

yang dapat digunakan oleh pengguna dalam berbagai hal untuk dapat

berkomunikasi, dan mendapatkan informasi termasuk secara online.

g.        CD dan DVD adalah media optik dan populer untuk menyimpan video dan data yang dapat diputar sesuai permintaan (Nisriani, 2022).

Animasi pendidikan dalam memperkenalkan keterampilan digital kepada anak-anak mereka; komputer, laptop, kamera digital, mesin faks, ponsel, tablet, game, cerita interaktif, game ter program, perangkat lunak komunikasi dan kreativitas, peralatan konferensi video, televisi, proyektor, dan papan tulis.

 

6.    Penyebab dari Literasi Digital

Teknologi sebagai sarana untuk hiburan pada saat anak tidak bermain diluar bersama teman temanya diluar. Maka digunakan sebagai alat sebagai teman untuk anak bermain. Ketika peranan ibu tidak mendampingi anak. Hasil penggunaan teknologi ini menyebabkan diantaranya:

a.         Anak menjadi agresif (memukul atau menendang apa yang ditiru anak dari youtube).

b.        Sulit memanggil anak yang sedang menggunakan media digital (anak mengabaikan panggilan ibu karena lebih fokus ke media digitalnya)

c.         Komunikasi antara anak dan ibu berkurang saat terfokus pada media digital (Munawar, 2019).

 

7.      Langkah-langkah Membangun Literasi Digital

Menurut Hasugian (2018), langkah-langkah membangun literasi digital adalah:

a.         Lebih banyak informasi dan wawasan tentang peran ibu dalam mengetahui situs mana yang bermanfaat bagi keluarga.

b.        Dengan berkomitmen pada teknologi digital yang sehat, para ibu dapat menggunakan teknologi digital untuk membuat peraturan bagi anggota keluarga. Seperti semua anggota keluarga, jangan menggunakan media digital saat makan atau membuka situs web yang tidak berguna dan membatasi jam penggunaan nya saat belajar.

c.         Para ibu bisa memberikan atau menawarkan berbagai aktivitas hiburan, sehingga teknologi digital bukan lagi satu-satunya pilihan.

d.        Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap segala standar dan etika yang diterapkan di dunia nyata seharusnya juga diterapkan di dunia digital. Seperti yang disampaikan oleh Hasugian, hal tersebut juga dibenarkan oleh Palupi, Y dan Wates, P.P.I.P. Pengasuhan digital mencakup program yang memberi anak batasan yang jelas tentang apa yang bisa dan tidak bisa mereka lakukan saat menggunakan perangkat digital (Hasugian, 2009).

Adapun yang harus dilakukan peranan ibu terhadap anak atau dalam pengasuhan digital atau digital parenting adalah sebagai berikut: (1) meningkatkan dan memperbaharui wawasan tentang internet dan gadget, (2) jika dirumah terdapat internet posisikan pada ruang keluarga dan siapa yang dapat melihat apa yang dilakukan anak dalam mengakses internet, (3) membatasi waktu anak memakai gadget pada anak saat menggunakan gadget, (4) menyampaikan pemahaman serta kesadaran beserta akibat negatif yang berasal dari internet atau gadget . 5) secara tegas melarang jika terdapat yang tidak pantas ditonton, (6) menjalin komunikasi terbuka dengan anak-anak.

 

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts