Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Wednesday, October 30, 2024

Ciri-ciri anak yang memiliki Hambatan Emosi dan Perilaku

    

Dirjen PLB merumuskan ciri-ciri perilaku anak dengan gangguan emosi dan perilaku dengan tipe externalizing behavior setidak-tidaknya memiliki empat ciri (http://www.ditplb.or.id, 2006), yaitu :

1.      Bersikap membangkang.

2.      Mudah terangsang emosinya/emosional/mudah marah.

3.      Sering melakukan tindakan agresif, merusak, mengganggu.

4.      Sering bertindak melanggar norma sosial/norma susila/hukum.

Hallahan dan Kauffman (2006) dapat dimulai dari tiga ciri khas kondisi emosi dan perilaku, antara lain yaitu :

1.      Tingkah laku yang sangat ekstrim dan bukan hanya berbeda dengan tingkah laku anak lainnya.

2.      Suatu problem emosi dan tingkah perilaku yang kronis, yang tidak muncul secara langsung.

3.      Tingkah laku yang tidak diharapkan oleh lingkungan karena bertentangan dengan harapan sosial dan cultural.

Heward & Orlansky (1988) dalam Sunardi (1996) mengatakan seseorang dikatakan mengalami gangguan perilaku apabila memiliki satu atau lebih dari lima karakteristik berikut dalam kurun waktu yang lama, yaitu:

1.      Ketidakmampuan untuk belajar yang bukan disebabkan oleh faktor intelektualitas, alat indra maupun kesehatan.

2.      Ketidakmampuan untuk membangun atau memelihara kepuasan dalam menjalin hubungan dengan teman sebaya dan pendidik.

3.      Tipe perilaku yang tidak sesuai atau perasaan yang di bawah keadaan normal.

4.      Mudah terbawa suasana hati (emosi labil), ketidakbahagiaan, atau depresi.

5.      Kecenderungan untuk mengembangkan simtom-simtom fisik atau

6.      Ketakutan-ketakutan yang diasosiasikan dengan permasalahan permasalahan pribadi atau sekolah.

Simptom gangguan emosi dan perilaku biasanya dibagi menjadi dua macam, yaitu externalizing behavior dan internalizing behavior. Externalizing behavior memiliki dampak langsung atau tidak langsung terhadap orang lain, contohnya perilaku agresif, membangkang, tidak patuh, berbohong, mencuri, dan kurangnya kendali diri. Internalizing behavior mempengaruhi siswa dengan berbagai macam gangguan seperti kecemasan, depresi, menarik diri dari interaksi sosial, gangguan makan, dan kecenderungan untuk bunuh diri. Kedua tipe tersebut memiliki pengaruh yang sama buruknya terhadap kegagalan dalam belajar di sekolah (Hallahan & Kauffman, 1988; Eggen & Kauchak, 1997).

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts