Asesmen pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus merupakan
satu prosessistematik dengan menggunakan instrumen yang relevan untuk
mengetahui perilaku belajar anak bertujuan penempatan dan pembelajaran
(Wallace & Mc Loughlin,1979). Segala informasi yang berkaitan dengan
individu anak harus dikumpulkan dan karenanya, asesmen pendidikan khusus
merupakan upaya interdisipliner melibatkan berbagai profesi, seperti
dokter, fisioterapis, ahli bina wicara, psikolog, psikiater, dan profesi
lain.
Ada beberapa istilah lain yang berkaitan dengan asesmen,
yaitu pengujian (testing) dan diagnosa. Kedua istilah ini memang berhubungan
erat dengan istilah asesmen, tetapi bukan sinonim. Testing adalah pemberian
seperangkat pertanyaankepada peserta dalam kondisi sangat terstruktur. Respon
yang diperoleh dari tessedapat mungkin berupa data kuantitatif, mungkin berupa
angka, daftar keterampilanyang telah dikuasai, dan sebagainya. Testing hanya
merupakan salah satu strategidalam asesmen pendidikan untuk mengumpulkan
informasi tentang ALB. Diagnosis adalah proses penentuan penyebab penyakit atau
kelainan dan mendiskripsikan penyembuhan yang cocok. Jenis penyakit atau
kelainan dinyatakan dalam satu label,misalnya schizoid dan label tersebut sudah
menunjukkan implikasi penyembuhan.
Asesmen merupakan kegiatan penyaringan terhadap anak-anak
yang telah teridentifikasi sebagai anak berkebutuhan khusus . Kegiatan asesmen
dapat dilakukan oleh guru (untuk beberapa hal), dan tenaga profesional lain yang
tersedia sesuai dengan kompetensinya. Kegiatan asesmen yang cocok untuk anak yang memiliki hambatan
emosi dan perilaku yaitu sebagai berikut:
1. Asesemen Psikologik, Emosi dan Sosial.
Asesmen psikologik dapat digunakan untuk
mengetahui potensi intelektual dan kepribadian anak, Juga dapat diperluas dengan tingkat emosi dan
sosial anak. Oleh sebab itu
asesmen ini sangat cocok untuk untuk anak penyandang tunalaras agar seorang
guru dapat mengetahui, mengontrol dan mengawasi penyandang tunalaras terhadap
hasil akademik untuk perkembangan intelektual serta perkembangan terhadap
gangguan emosi dan peilaku.
2. Asesemen lain yang dianggap perlu
Misalnya aspek kesehatan, status gizi
dan perkembangan fisik anak. Informasi ini sangat penting karena aspek kesehatan
sangat berpengaruh terhadap kinerja belajar anak.
Ada bagian-bagian
tertentu yang dalam pelaksanaan asesmen mebutuhkan tenaga profesional sesuai
dengan kewenangannya. Guru dapat membantu dan memfasilitasi terselenggaranya
asesmen tersebut sesuai dengan kemampuan orang tua dan sekolah.
No comments:
Post a Comment