Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Friday, October 2, 2020

SOCIAL LEARNING THEORY

 


Salah satu konsep yang dikembangkan Bandura yang berkaitan erat dengan teori sosial kognitif yaitu social learning theory. Teori ini menekankan pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluasi. Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam hal interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku, dan faktor lingkungan (Chowdhury, 2006). Belajar terjadi baik sebagai akibat dari respon dari pengalaman sendiri (yaitu, pandangan belajar operan) dan melalui mengamati efek pada lingkungan sosial dari perilaku orang lain. Dalam Slavin (2008) disebutkan bahwa teori pembelajaran sosial dilatarbelakangi dari Bandura yang memandang perilaku individu tidak hanya refleks otomatis (Stimulus – Respon) tetapi juga reaksi yang timbul atas interaksi lingkungan dengan proses mental internal individu tersebut. Prinsip belajar menurut teori ini menunjukkan bagaimana observasi diri terhadap lingkungan sekitarnya mempengaruhi perilaku dan proses kognitif dirinya. Sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku dapat dipelajari secara langsung maupun dari pengalaman orang lain.

Teori belajar sosial menekankan bahwa lingkungan – lingkungan yang dihadapkan pada seseorang secara kebetulan; lingkungan – lingkungan itu kerap kali dipilih dan diubah oleh orang itu melalui perilakunya sendiri. Sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain. Inti dari pembelajaran social adalah pemodelan (modelling), dan pemodelan ini merupakan salah satu langkah paling penting dalam pembelajaran terpadu.

Teori belajar sosial menekankan observational learning sebagai proses pembelajaran, yang mana bentuk pembelajarannya adalah seseorang mempelajari perilaku dengan mengamati secara sistematis imbalan dan hukuman yang diberikan kepada orang lain. Dalam analisis Bandura, 1986 (dalam Woolfolk, 2004) ada beberapa fase tentang observational learning atau modeling yaitu; fase perhatian, fase pengingatan, reproduksi, dan fase motivasi. Yang penjelasan dari fase-fase tersebut adalah sebagai berikut:

1.    Fase Perhatian

Pada fase ini siswa memberikan perhatian pada orang yang ditiru. Pada umumnya, siswa memberikan perhatian pada panutan yang memikat, brehasil, menarik, dan popular. Di ruang kelas, guru mendapatkan perhatian siswa dengan menyajikan isyarat yang jelas dan menarik, dengan menggunakan sesuatu yang baru dan kejutan, dan memotivasi siswa.

2.    Fase Pengingatan

Begitu guru mendapatkan perhatian siswa, kinilah saatnya mencontohkan perilaku yang mereka inginkan dan kemudian member kesempatan kepada siswa untuk mempraktikkan dan berlatih.

3.    Reproduksi

Selama fase ini siswa mencoba untuk mencocokkan perilaku mereka dengan perilaku orang yang ditiru.

4.    Fase Motivasi

Dalam tahap ini siswa akan meniru orang yang akan ditiru karena mereka percaya bahwa tindakan seperti itu akan meningkatkan perluang mereka sendiri dikuatkan

Determinisme resiprokal

Dalam teori sosial kognitif, faktor internal maupun eksternal dianggap penting. Peristiwa di lingkungan, faktor-faktor personal, dan perilaku dilihat saling berinteraksi dalam proses belajar. Faktor-faktor personal (keyakinan, ekspektasi, sikap, dan pengetahuan), lingkungan fisik dan sosial (sumber daya, konskuensi tindakan, orang lain, dan setting fisik) semuanya saling mempengaruhi dan dipengaruhi. Bandura menyebutkan interaksi kekuatan-kekuatan ini dengan reciprocal determinism.

Faktor-faktor sosial seperti model, panutan, strategi instruksional, dan umpan balik (elemen-elemen lingkungan untuk siswa) dapat mempengaruhi faktor-faktor personal siswa, seperti tujuan, sense of efficacy untuk suatu tugas, atribusi dan proses-proses self-regulated seperti merencanakan, memonitor, dan mengontrol distraksi. Pengaruh sosial di lingkungan dan faktor-faktor personal mendorong perilaku untuk menghasilkan pencapaian seperti persistensi dan usaha serta pembelajaran. Akan tetapi, perilaku-perilaku ini juga berdampak secara resiprokal pada faktor-faktor personal.

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts