2. Faktor internal, yakni : Adanya
penderitaan rakyat yang berkepanjangan akibat penjajahan. Adanya kenangan
kejayaan masa lalu seperti zaman Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Lahirnya
kaum-kaum intelektual atau terpelajar yang menjadi pemimpin pergerakan. Adanya
diskriminasi rasial. Faktor ekternal, yakni: Timbulnya paham-paham baru di
Eropa dan Amerika yang masuk ke Indonesia. Seperti nasionalisme, demokrasi,
liberalisme dan sosialisme Munculnya gerakan Turki muda atau All Indian
National Congres 1885, dan Gandhisme. Itu tidak lepas kebangkitan nasional di
Asian dan Afrika. Adanya kemenangan Jepang atas Rusia pada 1905 yang
menyadarkan dan membangkitkan bangsa-bangsa Asia untuk melawan bangsa barat.
3.
- Periode awal perkembangan
Gerakan nasionalisme di Indonesia diwarnai
dengan perjuangan untuk memperbaiki situasi sosial dan budaya. Sifat gerakannya
moderat dan kooperatif dengan perintah kolonial Belanda. Beberapa organisasi
dan gerakan muncul yaitu budi utomo, sarejat islam, dan muhammadiyah.
- Periode Nadionalisme Politik
Gerakan nasionalisme di Indonesia mulai bergerak
dalam bidang politik untuk mencapai kemerdekaan indonesia organisasi yang
muncul dalam periode ini adalah Indische Partij dan gerakan pemuda.
- Periode radikal
Masa dimana organisasi-organisasi pergerakan
bekerjasama dengan pemerintah kolonial Belanda dan secara tegas nenuntut
kemerdekaan. Sifat radikal terutama pada organisasi-organisasi pergerakan pada
periode ini yang menolak bekerja sama dengan pemerintah Hindia. Belanda Organisasi
yang bergerak secara nonkooperatif diantaranya penghimpunan Indonesia, PKI, PNI
- Periode bertahan
Adalah periode dimana gerakan nasionalisme di
Indonesia berupaya lebih moderat dan menahan diri, sikap moderat berarti
kembali bekerja sama dengan Pemerintahan Belanda . Parah tokohnya tidak
ditangkap ataupun diasingkan. Sehingga kelangsungan hidup organisasi tetap
berlangsung. Organisasi yang berkembang saat itu adalah GAPI, Gerindo, Perinda
mereka memaksimalkan volteraad sebagai wadah perjuangan mencapai kemerdekaan.
4. Faktor-faktor
penyebab pergerakan nasional bersifat radikal, antara lain:
1) Timbulnya krisis ekonomi pada tahun 1921 dan krisis perusahaan gula sejak
tahun 1918 setelah perang dunia I.
2) Pergantian kepala
pemerintahan Hindia Belanda kepada Gubernur Jenderal Fock yang bersifat
reaksioner.
Organisasi pergerakan
nasional Indonesia pada masa radikal, antara lain dilakukan oleh Sarekat Islam,
Perhimpunan Indonesia, Partai Nasional Indonesia, Partai Komunis Indonesia,
Partai Indonesia (Partindo), PNI Baru, Persatuan Muslimin Indonesia (Permi),
dan Partai Sarikat Islam.
5. Bahkan Perhimpuan Indonesia memiliki pengaruh cukup besar
di Indonesia. Banyak organisasi-organisasi pergerakan nasional berdiri karena
terinspirasi dari Perhimpunan Indonesia. Organisasi tersebut, yakni Perhimpunan
Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI), Partai Nasional Indonesia (PNI), dan Jong
Indonesia (Pemuda Indonesia). Walaupun perjuangan yang dilakukan bersifat
internasional, dampaknya juga dirasakan dalam lingkup nasional.
6.Lahirnya PNI
dilatarbelakangi oleh situasi sosio-politik yang kompleks, yang mau tidak mau
organisasi baru itu harus menyesuaikan dengan situasi baru.
Pemberontakan-pemberontakan PKI tahun 1926 menimbulkan gerakan nasionalis.
Pertama, pemberontakan dengan kekerasan itu tidak ada gunanya karena akan mudah
ditekan Belanda. Kedua, pembubaran PKI membuat para pemimpin-pemimpin di buang
ke Boven Digul untuk menyingkirkan komunis dari area politik. Ketiga, kegagalan
PKI akan menyadarkan untuk membentuk organisasi nasionalis. Keempat, dengan
tidak adanya PKI akan tercipta kekosongan gerakan nasionalis akan memerlukan
arahan partai-partai nasionalis.
Asas PNI adalah
sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi yang didasarkan pada marhaenisme.
Program PNI disusun sederhana. Dalam anggaran dasarnya dicantumkan tujuan
perserikatan, yaitu mengusahakan kemerdekaan Indonesia.
7. Indonesia Menggugat
Indonesia Menggugat adalah pidato pembelaan yang dibacakan oleh Soekarno
pada persidangan di Landraad, Bandung pada tahun 1930
Naskah pledoi Indonesia
Menggugat menunjukkan karakter manusia pergerakan bernama Sukarno: tidak
subjektif, ilmiah, berwawasan luas, kata-katanya tajam, dan berapi-api.
Pertama, Indonesia
Menggugat tidak diperuntukkan sebagai pembelaan Sukarno, melainkan
sebagai pembelaan terhadap pergerakan nasional Indonesia. Yang digugat pun
bukan sekedar kolonialisme Belanda, tetapi imperialisme secara umum. Itulah
yang membuat naskah pledoi itu selalu relevan sepanjang imperialisme masih
bercokol di muka bumi ini.
Kedua, kendati sedang dikurung di dalam
penjara, dengan bahan bacaan yang terbatas, Indonesia Menggugat ternyata tidak
kekurangan referensi dan data.
8. PNI dan PNIP
Kelahiran Pendidikan Nasional Indonesia (PNI P)
yang diinisiasi Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir, misalnya, bukan hanya sebagai
jawaban atas Partai Nasional Indonesia (dan kemudian Partindo), melainkan juga
dapat diletakkan dalam konteks perdebatan tentang model-model kepartaian. PNIP
tidak mengutamakan kepentingan partai sedangkan PNI lebih mengedepankan fungsi
sebagia Partai politik dalam menyalurkan aspirasi politiknya
No comments:
Post a Comment