Sebagai salah satu keterampilan
berbahasa, keterampilan membaca tidak terlepas kaitannya dengan pengetahuan
tentang kata. Rangkaian kata yang dibaca
agar dipahami kata-kata yang diketahui artinya oleh pembaca. Semakin kaya
pembendaharaan kata yang dimilikinya maka semakin tinggi pula pemahaman pembaca
akan isi bacaannya. Pembaca yang kurang mengetahui arti atau makna kata-kata sulit memahami isi bacaan yang
dibacanya.
Sebagai contoh, bila seseorang kurang memahami
arti kata-kata bahasa Inggris, maka akan sulit dipahami isi bacaan bahasa Inggris
tersebut.
Jangankan memahami, mengetahui maksud
isi bacaan itu saja mungkin sulit sekali, sehingga kita tidak akan mendapatkan
suatu informasi dari bacaan itu. Begitu pula dalam suatu bacaan kita menemukan
banyak istilah yang tidak kita ketahui, artinya selain kita kesulitan dalam
mencernanya, kita juga akan malas membacanya. Jadi, bisa kita simpulkan bahwa
pengetahuan akan arti kata-kata memegang peranan penting dalam memahami
keseluruhan isi bacaan.
Uraian tersebut sesuai dengan pendapat
yang dikemukakan Burhan (1971:92) sebagai berikut.
Yang paling penting dalam perbuatan
membaca adalah keterampilan mamahami dan menggunakan kata-kata. Pada dasarnya orang-orang tidak akan dapat
membaca suatu bacaan yang jumlah
kata-katanya yang terdapat dalam bacaan itu lebih banyak dari jumlah kata-kata
yang dapat dipahaminya. Kata-kata adalah alat berfikir. Ketidak mampuan
menggunakan kata-kata dengan baik dan
tepat akan menyebabkan timbulnya kesukaran-kesukaran dan kesalahan-kesalahan
dalam berfikir. Pengetahuan tentang arti kata, pemilihan kata yang tepat dalam
hubungan pemakaiannya dalam usaha memahami isi keseluruhan bacaan itu.
Dengan demikian, jelaslah bahwa salah satu kunci untuk memahami
suatu bacaan adalah penguasaan arti kata-kata yang baik dan yang tepat yang
disesuaikan dengan isi bacaan.
Membaca adalah mengeja huruf-huruf yang
telah dirangkaikan dalam suatu kata, kalimat, paragraf, dan lebih luas lagi
dalam suatu wacana, atau buku, tujuannya adalah untuk menggali, memahami dan
memperoleh informasi, ilmu pengetahuan, gagasan atau segala sesuatu yang
terdapat dalam bacaan tersebut.
Pengertian membaca menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (988:62)
sebagai berikut :
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta
digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikannya oleh
penulis melalui media kata-kata atau tulisan. Suatu proses yang menuntut agar
kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan supaya membentuk suatu pandangan
agar makna kata-kata membentuk suatu kesatuan, maka pesan yang tersurat dan
tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik
apabila kelompok kata tersebut tidak membentuk suatu kesatuan (koheren).
Agar makna yang tersirat dan tersurat
itu dapat dipahami, maka kita harus mengetahui makna kata-kata dalam seluruh
bacaan. Kemampuan yang diperlukan dalam membaca bukan saja kemampuan motorik
berupa gerakan mata, tetapi juga melibatkan pikiran, penalaran dan ingatan
pembaca. Selain itu, pembaca juga harus mampu memahami bagaimana cara-cara
pengarang menyajikan pikiran dan
gagasan. Hal itu sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Tampubolon (1997:6)
sebagai berikut.
Kegiatan membaca adalah
kegiatan-kegiatan fikiran atau penalaran termasuk ingatan. Dengan kegiatan
memahami informasi yang dikomunikasikan pengarang melalui karangan yang
bersangkutan. Dalam proses memahami
informasi dimaksud, mempelajari cara-cara pengarang menyajikan pikiran-pikirannya. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa dalam membaca, pembaca dapat memperoleh dua
jenis pengetahuan, yaitu informasi baru dari bacaan dan cara-cara penyajian
pikiran dalam karangan. Tampubolon (1999:6).
Burhan (1971:90) berpendapat bahwa
membaca adalah perbutan yang berdasarkan kerjasama yang berupa keterampilan,
yaitu : mengamati, memahami, dan memikirkan.
Mengamati berarti melihat, memperhatikan
dengan teliti kata demi kata, kalimat demi kalimat, seterusnya sampai akhir
sebuah bacaan. Kegiatan mengamati dilakuakn dan ditentukan oleh kemampuan kata.
Memahami berarti mengerti dan mengetahui
benar-benar terhadap ide-ide atau gagasan yang terdapat dalam bacaan. Proses
pemahaman ini ditentukan oleh kemampuan intelektualitas pembaca.
Memikirkan berarti mencari upaya untuk
menyelesaikan sesuatu dengan menggunakan intelektualitas tentang segala sesuatu
yang terdapat dalam bacaan.
Disamping pengertian atau bantuan yang
telah diutarakan di atas, maka membaca dapat pula diartikan sebagai suatu
metode yang kita gunakan untuk berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan
kadang-kadang dengan orang lain, yaitu mengkomunikasikan makna yang terkandung
atau tersirat pada lambang-lambang tertulis.
Bahkan ada pula berpendapat penulis yang
seolah-olah beranggapan bahwa “membaca adalah suatu kemampuan untuk melihat
lambang-lambang tertulis serta mengubah lambang tertulis tersebut melalui suatu
metode pengajaran membaca, ucapan, ejaan berdasarkan interprestasi fonetik
terhadap ejaan biasa menjadi atau menuju bahasa lisan” Tarigan (1985:8).
Membaca dapat pula dianggap sebagai
suatu proses untuk memahami yang tersirat, melihat pikiran yang terkandung di
dalam kata-kata yang tertulis, tingkatan hubungan antara makna yang hendak dikemukakan
oleh dan penafsiran atau interprestasi pembaca turut menentukan ketepatan
membaca, makna bacaan tidak terletak pada halaman tertulis tetapi berada pada
pikiran pembaca. Demikian makna itu akan berubah, karena setiap pembaca
memiliki pengalaman yang berbeda-beda yang dipergunakan sebagai alat untuk
menginterprestasikan kata-kata tersebut. Tarigan (1985:8).
Demikian jelas bagi kita bahwa bacaan
adalah suatu proses yang bersangkut paut dengan bahasa. Oleh karena itu para
pelajar haruslah dibantu untuk menanggapi atau memberi respon terhadap
lambang-lambang visual yang mengembangkan tanda-tanda yang telah mereka
tanggapi sebelum itu.
Menyimak dan berbicara haruslah selalu
mendahului kegiatan membaca. Ketika membaca kita membuat bunyi dalam kerongkongan kita. Selain itu
ketika kita membaca lebih cepat, kita
tahu bagaimana cara menyatakan serta mengelompokan bunyi-bunyi tersebut dan
apabila kita tidak tertegun-tegun
melakukannya. Maka sangat penting sekali di ingat agar setiap kesulitan yang
berkenaan dengan bunyi, urutan bunyi, intonasi atau ejaan haruslah dijelaskan
sebelum para pelajar disuruh membaca dalam hati ataupun membaca lisan. Jadi
kesimpilan dari pembicaraan diatas bahwa membaca adalah memahami pola-pola
bahasa dari gambaran tertulisnya. Tarigan (1985:8-9).
No comments:
Post a Comment