Sampai sekarang masalah
gizi di Indonesia masih menjadi masalah. Terutama berkaitan dengan gizi kurang dan
gizi buruk baik pada balita maupun pada orang dewasa. Pada orang dewasa, gizi
kurang dan gizi buruk terdapat pada wanita hamil dan menyusui serta yang
berpenghasilan rendah. Kekurangan gizi ini terkait dengan kekurangan : a)
kalori dan protein, b) kekurangan vitamin, c) gondok endemik, dan d) anemia
gizi. (Depkes, 1990)
Pada saat ini, sebagian
besar atau 50% penduduk Indonesia dapat dikatakan tidak sakit akan tetapi juga tidak
sehat, umumnya disebut kekurangan gizi (Atmarita, 2004). Kejadian kekurangan
gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan tetapi
secara perlahan berdampak pada tingginya angka kematian ibu, angka kematian
bayi, angka kematian balita, serta rendahnya umur harapan hidup.
Program yang dilaksanakan
pemerintah terkait dengan gizi ini, diupayakan untuk terus menurunkan angka penyakit
gizi kurang yang umumnya banyak diderta oleh masyarakat berpenghasilan rendah,
terutama balita dan wanita. Upaya tersebut mendukung angka kematian bayi dan
balita serta kematian ibu. Program pemerintah juga berupaya untuk berusaha
memperbaiki gizi masyarakat pada umumnya melalui pola konsumsi pangan yang makin
beraneka ragam, seimbang dan bermutu gizi. Perbaikan tersebut juga diperlukan
oleh kelompok masyarakat yang mempunyai resiko terhadap beberapa penyakit,
misalnya jantung dan pembuluh darah.
Usaha yang digalakan
pemerintah yaitu dengan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) yaitu untuk meningkatkan
gizi dalam tiap keluarga. UPGK ini kegiatannya meliputi kegiatan sebagai
berikut.
a)
Merupakan usaha keluarga
untuk memperbaiki gizi seluruh anggota keluarga.
b)
Dilaksanakan oleh
keluarga/masyarakat dengan kader sebagai penggerak masyarakat dan petugas
berbagai sector.
c)
Merupakan bagian dari
keluarga sehari-hari dan juga meru-pakan bagian integral dari pembangunan nasional
dan kesejahteraan rakyat.
d)
Secara oprasional adalah
rangkaian kegiatan yang saling mendukung untuk melaksanakan alih teknologi sederhana
kepada masyarakat.
Bentuk kegiatannya menurut
Depkes (1990) dapat berupa kegiatan sebagai berikut.
a)
Penyuluhahn gizi
masyarakat, dalam hal ini bertujuan agar terjadi proses perubahan pengertian,
sikap, dan perilaku yang lebih sehat mengenai kegunaan dan pemanfaatan
pelayanan gizi yang tersedia di masyarakat.
b)
Pelayanan gizi melalui
posyandu, kegiatan ini untuk menu-runkan angka kekurangan protein dan kalori, kebutaan
karena kurang vitamin A, serta anmeia untuk ibu hamil.
c)
Pemanfaatan tanaman
pekarangan, kegiatan ini berupa penyuluhan dan bantuan terbatas terhadap pembudidayaan
tanaman pekarangan.
2. Makanan Sehat
Ilmu gizi adalah
pengetahuan tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan atau pengetahuan
tentang cara memberikan makanan dengan benar, agar tubuh berada keadaan sehat
yang sebaik-baiknya. Semua zat gizi dalam badan adalah penting dan harus
terdapat dalam makanan sehari-hari. Tidak satupun bahan makanan yang mengandung
zat gizi secara lengkap dalam jumlah cukup besar untuk memenuhi kebutuhan
badan. Beberapa bahan makanan mengandung banyak protein dan sedikit hidrat
arang, yang disebut sumber protein. Beberapa makanan lain banyak mengandung
vitamin tetapi sedikit mengandung protein, sumber makanan demikian merupakan
makanan sumber vitamin.
3. Kandungan
Zat Gizi
Kebutuhan akan zat gizi
mutlak dibutuhkan tubuh manusia agar dapat melaksanakan fungsi normalnya. Dalam
menentukan besarnya zat gizi harus dimulai dengan menentukan besarnya kebutuhan
energi. Menu yang disusun berdasarkan kecukupan energi dan zat gizi penghasil energi
seimbang serta dibuat dari bahan makanan yang memenuhi kriteria empat sehat
lima sempurna. Pada umumnya mengandung vitamin dan mineral sesuai dengan
kebutuhan.
Energi berguna untuk melaksanakan proses metabolisme,
melakukan aktivitas fisik, menjalankan pencernaan, dan pertumbuhan. Besarnya
kebutuhan energi tergantung pada keadaan faktor yang mempengaruhinya, yaitu :
berat badan, tinggi badan, umur, lamanya kegiatan, dan sebagainya.
Kandungan zat gizi dalam
makanan menurut Rusli Lutan dkk. (2000), yaitu harus mengandung : a) protein, yaitu
kebutuhan untuk tenaga, b) lemak, untuk sumber energi bagi proses katabolisme,
c) karbohidrat, d) vitamin, e) mineral, f) air.
4. Penyakit
dan Gizi
Ada beberapa penyakit yang
terkait langsung dengan kekurangan gizi ini, yaitu : a) gondok endemik, b) diare,
c) kekurangan vitamin (avitaminosis), d) anemia gizi (Depkes, 1990) a) Gondok
endemik, yaitu pem-besaran kelenjar tyroid akibat kekurangan unsur yodium yang
diperlukan untuk pembentukan hormon tyroid dalam waktu lama.
b) Kekurangan vitamin, menderita salah satu penyakit
akibat kekurangan salah satu vitamin. Misalnya kekurangan vitamin A bisa
mengakibatkan buta senja, anemia, atau mudah terkena diare.
c) Anemia gizi adalah keadaan zat merah darah atau Hb
lebih rendah dari normal. Akibat kekurangan zat gizi yang diperlukan.
No comments:
Post a Comment