Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Thursday, July 23, 2020

Macam-macam Metode Bermain Peran



Metode pendidikan Taman Kanak-kanak dikenal dengan enam macam permainan drama (Dramatisasi = bermain peran) antara lain sebagai berikut :
a. Drama Spontan atau Bebas
Bermain spontan adalah permainan drama yang dilakukan anak atas kemauannya sendiri, dengan cara-cara sendiri, berupa dialog atau perbuatan yang timbul dari pengalaman anak sendiri serta tidak membutuhkan peranan pemimpin atau kontrol dari guru.
Manfaat bermain peran spontan ini adalah :
1)     Mengembangkan bahasa anak
Dengan bermain peran secara spontan, anak menggunakan kata-kata yang telah dikuasainya dan mendapat kata-kata baru yang diperoleh dari temannya ketika melakukan kegiatan bermain peran.
2)     Mengembangkan perasaan sosial
Dalam bermain peran, anak secara tidak langsung melakukan hubungan sosial dengan temannya sehingga akan timbul perasaan sosialnya terutama peran yang dimainkannya berhubungan dengan kegiatan sosial.
3)     Mengembangkan daya cipta
Anak yang secara spontan melakukan kegiatan bermain peran akan tercipta hal-hal yang baru ditemuinya baik berupa kata-kata baru maupun pengalamannya. 
4)     Mengembangkan spontanitas anak
Dengan melakukan kegiatan bermain peran spontan akan dapat mengembangkan spontanitas anak dalam melakukan sesuatu.
5)     Mengembangkan ekspresi anak
Dalam bermain peran, anak secara tidak langsung akan mengeluarkan ekspresi-ekspresi sesuai dengan peran yang dimainkannya. Seperti ekspresi marah, sedih, gembira dan lain sebagainya.
6)     Terapi psikologi anak
Kegiatan bermain peran spontan juga dapat bermanfaat sebagai terapi psikologi anak seperti menumbuhkan rasa berani untuk tampil di depan umum.
b. Drama Terpimpin
Permainan drama terpimpin yakni guru membimbing anak dalam memilih perannya, tanpa mengurangi kebebasan anak dalam berbicara dan menjalankan perannya. Berikut ini adalah peranan guru dalam permainan drama terpimpin :
1)  Mempersiapkan adegan-adegan yang sudah dikenal anak
2)  Mempersiapkan naskah sederhana untuk anak (anak tidak disuruh membaca)
3)  Guru bercakap-cakap sekitar pengalaman kesehatan anak
4)  Guru berbagi peran diantara mereka
5)  Mengulangi permainan
6)  Guru mengulang dialog untuk dihapalkana anak, jika anak tidak bisa membaca
7)  Guru menyediakan peralatan-peralatan drama
8)  Drama terpimpin biasa dilakukan anak sekitar 15 menit

c. Sandiwara Boneka
Sandiwara boneka berguna membantu siswa untuk mengekspresikan isi jiwa dan mengembangkan daya fantasinya. Guru dapat menyediakan alat peraga yang sangat menarik bagi anak-anak berupa sandiwara boneka dengan menyediakan alat-alat yaitu:
1) Boneka-boneka tangan
2) Panggung boneka sehingga boneka ini bisa dijalankan guru atau oleh anak-anak menurut fantasinya.
d. Pantomim
Jenis bermain peran ini adalah sandiwara bisu untuk memberi pelajaran melalui visualisasi seperti adegan-adegan tanpa bicara, tetapi hanya melakukan gerakan mimik. Istilah pantomim berasal dari bahasa Yunani yang artinya: “Serba isyarat” berarti secara etomologis pertunjukan pantomim yang dikenal sampai sekarang itu adalah sebuah pertunjukan yang bahkan biasa sepenuhnya tanpa apa-apa. Jelasnya pantomim adalah suatu pertunjukan bisu (Bakdi, 1992:85)
Dalam pelaksanaan kegiatan pantomim, guru harus melakukan hal-hal berikut:
1)  Mengingat gerakan-gerakan yang dilakukan sehari-hari
2)  Menyusun gerakan-gerakan tersebut agar menjadi adegan-adegan untuk ditirukan
3)  Guru membimbing sambil menirukan gerakan pantomim bersama-sama dengan siswa
4)  Tampilkan siswa seorang-seorang
e. Charade
Charade adalah sebuah permainan dimana beberapa anak memainkan peran-peran dari sebuah buku cerita dan anak-anak lain mencoba menerka apa yang diperankan. Anak-anak harus didorong agar memerankan peran dari buku cerita kesukaannya, lengkap dengan pakaian-pakaian pembantunya. Coba hentikan di puncak acaranya agar anak-anak bisa melanjutkan tanpa mengikutsertakan narasinya.
f. Mimetik (permainan meniru)
Latihan mimetik (meniru) adalah gerakan fisik yang meniru kegiatan-kegiatan yang sudah terkenal, tanpa peralatan yang biasa dibutuhkan, melalui mimetik anak-anak bisa meniru gerakan yang biasanya dilakukan orang lain, hewan atau mesin. Anak-anak harus menggunakan imajinasinya guna menyediakan bantuan yang dibutuhkan. Mimetik dapat dilatih melalui beberapa latihan antara lain : menangkap kupu-kupu, melompat seperti kuda, memetik bunga, menaiki sepeda, berenang seperti bebek dan mencuci pakaian.


No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts