Metode pendidikan Taman
Kanak-kanak dikenal dengan enam macam permainan drama (Dramatisasi = bermain
peran) antara lain sebagai berikut :
a. Drama Spontan atau Bebas
Bermain spontan adalah
permainan drama yang dilakukan anak atas kemauannya sendiri, dengan cara-cara
sendiri, berupa dialog atau perbuatan yang timbul dari pengalaman anak sendiri
serta tidak membutuhkan peranan pemimpin atau kontrol dari guru.
Manfaat bermain peran
spontan ini adalah :
1) Mengembangkan bahasa anak
Dengan bermain peran
secara spontan, anak menggunakan kata-kata yang telah dikuasainya dan mendapat
kata-kata baru yang diperoleh dari temannya ketika melakukan kegiatan bermain
peran.
2) Mengembangkan perasaan sosial
Dalam bermain peran, anak
secara tidak langsung melakukan hubungan sosial dengan temannya sehingga akan
timbul perasaan sosialnya terutama peran yang dimainkannya berhubungan dengan
kegiatan sosial.
3) Mengembangkan daya cipta
Anak yang secara spontan
melakukan kegiatan bermain peran akan tercipta hal-hal yang baru ditemuinya
baik berupa kata-kata baru maupun pengalamannya.
4) Mengembangkan spontanitas anak
Dengan melakukan kegiatan
bermain peran spontan akan dapat mengembangkan spontanitas anak dalam melakukan
sesuatu.
5) Mengembangkan ekspresi anak
Dalam bermain peran, anak
secara tidak langsung akan mengeluarkan ekspresi-ekspresi sesuai dengan peran
yang dimainkannya. Seperti ekspresi marah, sedih, gembira dan lain sebagainya.
6) Terapi psikologi anak
Kegiatan bermain peran
spontan juga dapat bermanfaat sebagai terapi psikologi anak seperti menumbuhkan
rasa berani untuk tampil di depan umum.
b. Drama Terpimpin
Permainan drama terpimpin
yakni guru membimbing anak dalam memilih perannya, tanpa mengurangi kebebasan
anak dalam berbicara dan menjalankan perannya. Berikut ini adalah peranan guru
dalam permainan drama terpimpin :
1) Mempersiapkan adegan-adegan yang sudah dikenal anak
2) Mempersiapkan naskah sederhana untuk anak (anak tidak disuruh
membaca)
3) Guru bercakap-cakap sekitar pengalaman kesehatan anak
4) Guru berbagi peran diantara mereka
5) Mengulangi permainan
6) Guru mengulang dialog untuk dihapalkana anak, jika anak tidak
bisa membaca
7) Guru menyediakan peralatan-peralatan drama
8) Drama terpimpin biasa dilakukan anak sekitar 15 menit
c. Sandiwara Boneka
Sandiwara boneka berguna
membantu siswa untuk mengekspresikan isi jiwa dan mengembangkan daya
fantasinya. Guru dapat menyediakan alat peraga yang sangat menarik bagi
anak-anak berupa sandiwara boneka dengan menyediakan alat-alat yaitu:
1) Boneka-boneka tangan
2) Panggung boneka sehingga boneka ini bisa
dijalankan guru atau oleh anak-anak menurut fantasinya.
d. Pantomim
Jenis bermain peran ini
adalah sandiwara bisu untuk memberi pelajaran melalui visualisasi seperti
adegan-adegan tanpa bicara, tetapi hanya melakukan gerakan mimik. Istilah
pantomim berasal dari bahasa Yunani yang artinya: “Serba isyarat” berarti
secara etomologis pertunjukan pantomim yang dikenal sampai sekarang itu adalah
sebuah pertunjukan yang bahkan biasa sepenuhnya tanpa apa-apa. Jelasnya
pantomim adalah suatu pertunjukan bisu (Bakdi, 1992:85)
Dalam pelaksanaan kegiatan
pantomim, guru harus melakukan hal-hal berikut:
1) Mengingat gerakan-gerakan yang dilakukan sehari-hari
2) Menyusun gerakan-gerakan tersebut agar menjadi adegan-adegan
untuk ditirukan
3) Guru membimbing sambil menirukan gerakan pantomim bersama-sama dengan
siswa
4) Tampilkan siswa seorang-seorang
e. Charade
Charade adalah sebuah
permainan dimana beberapa anak memainkan peran-peran dari sebuah buku cerita
dan anak-anak lain mencoba menerka apa yang diperankan. Anak-anak harus
didorong agar memerankan peran dari buku cerita kesukaannya, lengkap dengan
pakaian-pakaian pembantunya. Coba hentikan di puncak acaranya agar anak-anak
bisa melanjutkan tanpa mengikutsertakan narasinya.
f. Mimetik (permainan meniru)
Latihan mimetik (meniru)
adalah gerakan fisik yang meniru kegiatan-kegiatan yang sudah terkenal, tanpa
peralatan yang biasa dibutuhkan, melalui mimetik anak-anak bisa meniru gerakan
yang biasanya dilakukan orang lain, hewan atau mesin. Anak-anak harus
menggunakan imajinasinya guna menyediakan bantuan yang dibutuhkan. Mimetik
dapat dilatih melalui beberapa latihan antara lain : menangkap kupu-kupu,
melompat seperti kuda, memetik bunga, menaiki sepeda, berenang seperti bebek
dan mencuci pakaian.
No comments:
Post a Comment