Disekitar kita banyak terdapat macam-macam gerakan
sosial. Seperti halnya gerakan buruh, gerakan petani, gerakan mahasiswa,
gerakan religius, gerakan sosial, gerakan radikal, gerakan ideologi, dan kalau
kita menganalisis secara terperinci maka sangat banyak macam-macam gerakan
sosial yang tumbuh di dalam tataran masyarakat.
Karena keragaman gerakan sosial sangat besar, maka
berbagai ahli sosiologi mencoba menklarifikasikan dengan menggunakan kriteria
tertentu. David Aberle, misalnya, dengan menggunakan kriteria tipe perubahan
yang dikehendaki (perubahan perorangan dan perubahan sosial) dan besar
pengaruhnya yang diingginkan ( perubahan untuk sebagain dan perubahan
menyeluruh). Membedakan empat tipe gerakan sosial, tipologi Aberle adalah
sebagai berikut:
a.
Alterative Movement
Ini merupakan gerakan yang bertujuan untuk merubah
sebagian perilaku perorangan. Dalam kategori ini dapat kita masukan berbagai
kampanye untuk merubah perilaku tertentu, seperti misalnya kampanye agar orang
tidak minum-minuman keras. Dengan semakin menyebarnya penyakit AIDS kini pun
banyak dilancarkan kampanye agar dalam melakukan perbuatan sek dengan
bertanggung jawab.
b.
Rodemptive Movement
Gerakan ini lebih luas dibandingkan dengan
alterative movement, karena yang hendak dicapai ialah perubahan menyeluruh pada
perilaku perorangan. Gerakan ini kebanyakan terdapat di bidang agama. Melalui
gerakan ini , misalnya, perorangan diharap untuk bertobat dan mengubah cara
hidupnya sesuai dengan ajaran agama.
c.
Reformative Movement
Gerakan ini yang hendak diubah bukan perorangan
melainkan masyarakat namun lingkup yang hendak diubah hanya segi-segi tertentu
masyarakat, misalnya gerakan kaum homoseks untuk memperoleh perlakuan terhadap
gaya hidup mereka atau gerakan kaum perempuan yang memperjuangkan persamaan hak
dengan laki-laki. Gerakan people power di Filipina atau gerakan menentang
pedana mentri Suchinda di Thailand pun dapat dikategorikan dalam tipe ini
karena tujuannya terbatas, yaitu pergantian pemerintah.
d.
Transformative Movement
Gerakan ini merupakan gerakan untuk mengubah
masyarakat secara menyeluruh. Gerakan kaum Khamer Merah untuk menciptakan
masyarakat komunis di Cambidia. Suatu proses dalam mana seluruh penduduk kota
dipindahkan ke desa dan lebih dari satu juta orang Cambodia kehilangan nyawa
mereka karena di bunuh kaum Khamer Merah, menderita kelaparan atau sakit
merupakan contoh ekstrim gerakan sosial semacam ini. Gerakan transformasi yang
dilancarkan oleh rezim komunis di Uni Soviet pada tahun 30-an serta di Tiongkok
sejak akhir 40-an untuk mengubah masyarakat mereka menjadi masyarakat komunis
pun mengakaibatkan menentang diskriminasi oleh orang kasta-kasta bawah,
menengah dan atasmu mendapat di kategotikan dalam ini karena keberhasilan
gerakan mereka akan berarti pula perombakan mendasar pada masyarakat India.
Kornblum pun membuat klarifikasi tentang gerakan
sosial, tetapi berbeda dengan Aberle, maka yang dijadikan kriteria klarifikasi
adalah tujuan yang hendak di capai.[9] Atas dasar kriteria ini kornblum
membedakan antara revolutionary movenment, reformist movement, convervative
movement, dan reactionary movement. Apabila gerakan sosial nbertujuan mengubah
institusi dan strafikasi masyarakat, maka gerakan tersebut merupakan gerakan
revolusioner (revolutionary movenment). Revolusi sosial merupakan satu
transformasi menyeluruh tatanan sosial, termasuk didalamnya institusi
pemerintah dan sistem strafikasi. Revolusi di Rusia pada tahun 1917 dan
revolusi di Tiongkok pada tahun 1949 dapat dimasukan dalam kategori ini, karena
di kedua masyarakat tersebut sistem budaya, sosial, politik dan ekonomi lama
dirombak menyeluruh diganti sistem komunis. Apa yang membedakan revolusi dengan
gerakan sosial lain? Menurut Giddens, suatu revolusi harus memenuhi tiga
kriteria, antara lain:
a) Melibatkan
gerakan sosial massal
b) Menghasilkan
proses reformasi dan perubahan
c) Melibatkan
ancaman atau penggunaan kekerasan
Dengan demikian menurut Giddens, revolusi perlu
dibedakan dengan kudeta dan pembrontakan, karena menurutnya kudeta hanya
melibatkan penggantian pemimpin dan tidak mengubah institusi politik sedangkan
pembrontakan tidak membawa perubahan nyata meskipun melibatkan ancaman atau
penggunaan kekerasan.Jika gerakan hanya bertujuan untuk mengubah senagian
institusi dan nilai, maka nama yang diberikan Kornblum ialah gerakan reformis
(reformist movement). Atas dasar kriteria ini gerakan Boedi Oetomo yang
didirikan pada tahun 1908 di Jakarta merupaskan gerakan reformis, karena tujuan
utama mereka adalah memberikan pendidikan Barat formal kiepada putra-putri
pribumi.
Gerakan yang berupa mempertahankan nilai dan
institusi masyarakat disebut Kornblum gerakan konsevatif (conservative
movement). Di Amerika Serikat, misalnya usaha kaum feminis ditahun 1980-anj
untuk melakukan perubahan pada konstitusi demi menjamin persamaan hak lebih
besar antara laki-laki dan perempuan (ERA atau Equal Rights Amandment)
ditentang dan akhirnya digagalkan oleh gerakan konsevatif perempuan STOP-ERA
“suatu gerakan anti feminis yang melihat sebagai ancaman terhadap peranan
perempuan dalam keluarga sebagai istri dan ibu.Suatu gerakan yang disebut
reaksioner (reactionary movement) manakala tujuannya ialah untuk kembali ke
institusi dan nilai di masa lampau dan meninggalkan institusi dan nilai masa
kini. Contoh yang di berikan Kornblum ialah gerakan Ku Klux Klan di Amerika
Serikat. Organisasi rahasia ni berusaha mengembalikan keadaan di Amerika
Serikat ke masa lampau di kala instituisi sosial mendukung asas keunggulan
orang kulit putih di atas orang kulit hitam (White Supermacy).
No comments:
Post a Comment