a. Pengertian Metode Demonstrasi
Menurut Gunarti (2008: 9.3) metode demonstrasi adalah strategi
pengembangan dengan cara memberikan pengalaman belajar melalui perbuatan
melihat dan mendengarkan yang diikuti dengan meniru pekerjaan yang
didemonstrasikan.
Sedangkan Djamarah (2010: 90) mengatakan metode demonstrasi adalah
Cara penyajian
pelajaran dengan memeragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau
benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan yang
sering disertai dengan penjelasan lisan. Dengan metode demonstrasi proses
penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam,
sehingga membentuk perhatian dengan baik dan sempurna.
Demonstrasi adalah salah satu cara yang memberikan pengalaman belajar
secara langsung kepada anak agar lebih menguasai kemampuan yang diharapkan
dengan lebih baik. Melalui kegiatan demonstrasi anak diajak untuk menggunakan
mata, tangan dan pendengaran secara terpadu sehingga dengan pemanfaatan ketiga
indera tersebut dapat menambah penguasaan materi pelajaran yang diberikan.
Penggunaan ketiga indera tersebut akan saling melengkapi pemahaman anak
tentang segala hal yang ditunjukkan, dikerjakan dan dijelaskan dalam kegiatan
demonstrasi tersebut.
Moeslichatoen (2004: 108) mengatakan metode demonstrasi adalah suatu
materi pelajaran yang tidak cukup hanya menjelaskan melalui lisan, terutama
dalam mengajarkan penguasaan keterampilan anak yang lebih mudah mempelajarinya
dengan cara menirukan seperti apa yang dilakukan oleh gurunya.
Usman (2002: 45) mengungkapkan
metode demonstrasi adalah salah satu teknik mengajar yang
dilakukan oleh seorang guru atau orang lain yang dengan sengaja diminta atau
siswa sendiri ditunjuk untuk memperlihatkan kepada kelas tertentu suatu proses
atau cara melakukan sesuatu.
Metode demonstrasi adalah cara
penyajian pelajaran dengan mempertunjukkan kepada anak satu benda tertentu yang
sedang dipelajari, baik sebenarnya maupun tiruan, yang sering dengan penjelasan
lisan. “Kata lain dari metode demonstrasi adalah memberikan variasi dalam
cara-cara guru mengajar dengan menunjukkan bahan yang diajarkan secara nyata
baik dalam bentuk benda asli maupun tiruan sehingga anak dapat mengamati dengan
jelas dan pelajaran lebih tertuju untuk mencapai hasil yang diinginkan” (Yamin,
2012: 100).
Sadiman (2000:84) menerangkan bahwa
“metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang,
kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung
maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan
atau materi yang sedang disajikan.”
Berdasarkan beberapa teori tentang metode demonstrasi, dapat ditarik
kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan metode demonstrasi adalah salah satu
strategi pembelajaran yang membutuhkan konsentrasi penuh dari pelaku atau siswa
mengenai proses terjadinya sesuatu atau situasi tertentu untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang dalam prosesnya akan disertai dengan penjelasan secara lisan.
Teknik penyajian pembelajaran adalah
suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau
instruktur. Untuk itu guru harus menguasai teknik penyajian untuk mengajar atau
menyajikan bahan pelajaran kepada anak di dalam kelas, agar pelajaran tersebut
dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh anak dengan baik. Salah satu
teknik penyajian pelajaran yang digunakan dalam penelitian adalah teknik
penyajian pelajaran eksperimen atau disebut juga dengan metode demonstrasi.
Secara
rinci dapat peneliti jelaskan bahwa dalam proses belajar mengajar dengan metode
demonstrasi, anak diberi pengalaman untuk mengalami sendiri tentang suatu
objek, menganalisis, membuktikan, dan menarik kesimpulan tentang suatu objek
keadaan, dengan demikian anak dituntut untuk mengalami sendiri, mencari suatu
kebenaran, mencari suatu data baru yang diperlukannya, mengolah sendiri,
membuktikan suatu dalil atau hukum dan menarik kesimpulan atas proses yang
dialaminya itu.
b. Tujuan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran
Tujuan metode demonstrasi adalah agar anak lebih
mudah memahami tujuan pembelajaran dan anak dapat lebih aktif dalam proses
pembelajaran. Metode demonstrasi mengajak anak untuk dapat lebih mudah memahami
sebab akibat terjadinya sesuatu, melalui ilustrasi yang akan disampaikan anak
dapat membandingkan pengalaman mereka sebelum dan sesudah melaksanakan
pembelajaran dan dapat diketahui letak persamaan dan perbedaannya.
Penggunaan teknik ini
mempunyai tujuan agar anak mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban
atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri.
Dengan demonstrasi anak menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang
sedang dipelajarinya.
Djamarah (2002: 60)
mengemukakan bahwa
Tujuan sebuah demonstrasi untuk menguji suatu masalah dan kemudian
menarik kesimpulan. Dengan menggunakan metode demonstrasi anak dapat: (1) ikut
aktif mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan belajar untuk dirinya. (2)
belajar menguji dan tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan, berlatih berpikir
ilmiah dan (3) mengenal berbagai alat untuk melakukan demonstrasi dan memiliki
keterampulan menggunakan alat-alat tersebut”. Dari paparan di atas, dapat
peneliti simpulkan bahwa penggunaan metode demonstrasi bertujuan untuk
memberikan stimulasi kepada anak, agar anak aktif dalam kegiatan pembelajarna
yang dilakukan, sehingga membuat anak paham atas kegiatan yang dilakukan
tersebut.
Metode demonstrasi sama dengan
metode-metode lainnya memiliki kelebihan dan kekurangan dalam proses
penerapannya. Roestiyah (1992: 76) menyebutkan bahwa keuntungan menggunakan
metode demonstrasi adalah: (1) Membentuk siswa untuk memahami dengan jelas
suatu proses dengan penuh perhatian, (2) Memudahkan berbagai jenis penjelasan
sebagai penggunaan bahasa dapat lebih terbatas, (3) Menghindari verbalisme, (4)
Memberi keterampilan tertentu.
Adapun kekurangan-kekurangan metode
demonstrasi adalah:
(1)
Demonstrasi
menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang didemonstrasikan tersebut
tidak dapat diamati dengan seksama oleh siswa karena alat tersebut terlalu
kecil atau penjelasan dari guru kurang jelas sehingga sulit dipahami,
(2)
Demonstrasi
kurang efektif bila tidak diikuti dengan sebuah aktifitas dimana siswa sendiri
dapat ikut serta dan menjadikan pengalaman yang berharga,
(3)
Tidak semua
hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas,
(4)
Kadang-kadang
bila sesuatu alat dibawa ke dalam kelas kemudian didemonstrasikan siswa melihat
suatu proses berlainan dengan proses jika benda-benda dalam situasi sebenarnya
(Amanah: 2011: 10-11).
Tidak hanya guru yang dapat melakukan
demonstrasi, anak juga dapat melakukannya sendiri dengan pengawasan dan arahan
dari guru. Percobaan yang mudah dan tidak memerlukan keterampilan yang tinggi
dan khusus. Seperti contohnya mendemonstrasikan cara membuat teh manis. Apabila
percobaan tersebut memerlukan pengamatan data atau pengukuran-pengukuran, maka
dapat dilakukan secara bergantian antar anak. Guru yang menuliskan hasil
pengamatan di papan tulis dan anak beserta kelompoknya mengambil satu
kesimpulan dari pengamatan tersebut.
Menurut Nadirah (2013) langkah-langkah
menggunakan metode demonstrasi:
a.
Tahap Persiapan
Tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu
(1)
Rumuskan
tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir,
(2)
Persiapkan
garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan,
(3)
Lakukan uji
coba demonstrasi.
b.
Tahap Pelaksanaan
1) Langkah
pembukaan, sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus dilakukan,
diantaranya:
(a)
Aturlah tempat
duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang
didemonstrasikan,
(b)
Kemukakan
tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa,
(c)
Kemukakan
tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa.
2) Langkah pelaksanaan demonstrasi yaitu :
(a)
Mulailah
demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berfikir,
misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka teki sehingga
mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi,
(b)
Ciptakan
suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan,
(c)
Yakinkan bahwa
semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memperhatikan reaksi seluruh
siswa,
(d)
Berikan
kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memilikirkan lebih lanjut sesuai
dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.
3) Langkah
mengakhiri demonstrasi, apa bila demonstrasi selesai dilakukan proses
pembelajaran perlu dilakukan. Proses pembelajaran perlu diakhiri dengan
memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan
demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini perlu dilakukan
untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak.
Selain memberikan tugas yang relevan ada baiknya guru dan siswa melakukan
evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan
selanjutnya (http://dhyrahcahayacinta.wordpress.com/2013/06/04/
metode-demonstrasi/)
No comments:
Post a Comment