Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Wednesday, August 1, 2018

Penerapan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar


Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan peserta didik terhadap suatu bahan pelajaran dengan cara memperhatikan, menceritakan, dan memperagakan bahan belajar itu. Untuk itu diperlukan penggunaan alat peraga yang dilandasi dan dilaksanakan dengan pikiran sistematik agar alat peraga tersebut dapat berperan dalam proses kegiatan pembelajaran dan disesuaikan dengan materi pelajaran dan tujuan pelajaran yang telah ditentukan. Dengan demikian alat peraga matematika harus sesuai dengan tujuan pelajaran matematika.
Tujuan pelajaran matematika menurut Adzi (2006) adalah sebagai berikut :
1.      Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukan kesamaan, perbedaan, konsisten, dan inkonsistasi.
2.      Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi dan penemuan dengan pengembangan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi, dan dugaan serta mencoba-coba.
3.      Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
4.      Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaran lisan, catatan grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.
Dari keempat tujuan tersebut diantaranya mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi hal ini tehnik menggunakan model menurut Adzi (2006) adalah sebagai berikut :
1.      Sangat menarik minat siswa, karena semua siswa melihat dengan mengamati model.
2.      Model mengurangi kerumitan konsep
3.      Tehnik ini dapat digunakan secara luas, apabila mengenalkan konsep bilangan, operasi hitung, penyelesaian masalah, geometri, dan pengukuran.
Dalam menggunakan model, harus hati-hati sehingga suatu atribut suatu model yang tidak berhubungan dengan konsep yang dikembangkan tidak akan membawa siswa kearah kesalahan konsep terhadap konsep yang dikembangkan. Misalnya dalam menjelaskan konsep bilangan kita selalu menggunakan satu jenis benda saja atau selalu menggunakan satu warna saja, hal tersebut akan menimbulkan kesan pada siswa bilangan tertentu akan menunjukkan pada benda tertentu atau warna tertentu.
Metode demonstrasi pada pembelajaran matematika adalah suatu metode pengajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan bersama. (Felder, 1994:2).
Wahyuni (2001:8) menyebutkan bahwa metode demonstrasi merupakan strategi pembelajaran dengan cara menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki kemampuan berbeda.
Sependapat dengan pernyataan tersebut, Setyaningsih (2001:8) mengemukakan bahwa metode demonstrasi pada pembelajaran matematika memusatkan aktivitas di kelas pada siswa dengan cara pengelompokkan siswa untuk bekerjasama dalam proses pembelajaran.
Dari tiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah suatu metode pembelajaran dengan cara mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk bekerja sama dalam memecahkan masalah. Kemampuan siswa dalam setiap kelompok adalah heterogen.
Dalam metode demonstrasi siswa tidak hanya sebagai objek belajar tetapi menjadi subjek belajar karena mereka dapat berkreasi secara maksimal dalam proses pembelajaran. Hal ini terjadi karena pembelajaran matematika merupakan metode alternatif dalam mendekati permasalahan, mampu mengerjakan tugas besar, meningkatkan keterampilan komunikasi dan sosial, serta perolehan kepercayaan diri.
Dalam pembelajaran ini siswa saling mendorong untuk belajar, saling memperkuat upaya-upaya akademik dan menerapkan norma yang menunjang pencapaian hasil belajar yang tinggi. (Nur, 1996:4). Dalam metode demonstrasi lebih mengutamakan sikap sosial untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu dengan cara kerjasama.
Metode demonstrasi pada pembelajaran matematika mempunyai unsur-unsur yang perlu diperhatikan. Unsur-unsur tersebut sebagai berikut :
1.      Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama”.
2.      Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam kelompoknya, di samping tanggung jawab terhadap dirinya sendiri, dalam mempelajari materi yang dihadapi.
3.      Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan yang sama.
4.      Para siswa harus membagi tugas dan berbagi tanggung jawab sama besarnya diantara para anggota kelompok.
5.      Para siswa akan diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.
6.      Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar.
7.      Para siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok demonstrasi.

Johnson, dan Smit dalam Felder (1994 : 2) menambahkan unsur-unsur dalam metode demonstrasi pada pembelajaran matematika sebagai berikut :
1.      Ketergantungan Positif
Anggota kelompok harus saling tergantung untuk mencapai tujuan. Jika ada anggota yang gagal mengerjakan tugasnya maka setiap anggota harus menerima konsekuensinya.
2.      Kemampuan Individual
Seluruh siswa dalam satu kelompok memiliki tanggung jawab melakukan pekerjaannya dan menguasai seluruh bahan untuk dipelajari.
3.      Promosi tatap muka interaktif
Meskipun beberapa kelompok kerja dibagi-bagikan dan dilakukan tiap individu, beberapa diantaranya harus dilakukan secara interaktif, anggota kelompok saling memberikan timbal balik.
4.      Manfaat dari Penggabungan keahlian yang tepat
Siswa didorong dan dibantu untuk mengembangkan dan mempraktekkan pembangunan kepercayaan, kepemimpinan, pembuatan keputusan, komunikasi dan konflik manajemen keahlian.
5.      Kelompok Proses
Anggota kelompok mengatur kelompok, secara periodik menilai apa yang mereka lakukan dengan baik sebagai sebuah kelompok dan mengidentifikasi perubahan yang akan mereka lakukan agar fungsi mereka lebih efektif di waktu selanjutnya.
Berdasarkan unsur-unsur dalam metode demonstrasi, Johnson dalam Wahyuni (2001:10) menyebutkan peranan guru dalam pembelajaran matematika sebagai berikut :
1.      Menentukan objek pembelajaran
2.      Membuat keputusan menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar sebelum pembelajaran dimulai.
3.      Menerangkan tugas dan tujuan akhir pada siswa
4.      Menguasai kelompok belajar dan menyediakan keperluan tugas
5.      Mengevaluasi prestasi siswa dan membantu siswa dengan cara mendiskusikan cara bekerja sama.
Berdasarkan temuan di lapangan diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode demonstrasi adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah metode demonstrasi dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul diantaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan pembelajaran, menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana persentase untuk aktivitas diatas cukup besar.
Pembelajaran matematika dengan menggunakan metode demonstrasi dapat melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsisten, dan inkonsistensi.
Metode demonstrasi yang digunakan dapat mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi dan penemuan dengan pengembangan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan serta mencoba-coba. Siswa akan tertantang untuk mencari tahu setelah mempelajari materi yang disampaikan gurunya.
Selain itu penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran matematika dapat pula mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.

Metode ini memiliki kelebihan yaitu dapat menimbulkan semangat minat belajar siswa yang tinggi, sehingga hasil belajar akan bertahan lama, guru mudah mengendalikan kelas, jika kegiatan-kegiatan siswa sudah terarah dan siswa akan mengerti akan tugas yang harus dilakukannya, dapat dijadikan guru untuk mendiagnosa kesulitan-kesulitan dalam belajar siswa. Sedangkan kelemahannya seringkali melakukan kegaduhan, misalnya dalam keterlibatan lisan atau guru kurang kontrol terhadap aktivitas siswa.            

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts