Menurut Sujiono (2009:7) pendidikan
pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang
dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan, dan
pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat
mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui
dan memahami pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan, melalui cara
mengamati, meniru dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan
melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak. Pendidikan anak usia dini pada
dasarnya harus meliputi aspek keilmuan yang menunjang kehidupan anak dan
terkait dengan perkembangan anak.
Pada masa ini, anak sudah
memiliki dasar tentang sikap moralitas terhadap kelompok sosialnya (orang tua,
saudara dan teman sebaya). Melalui pengalaman berinteraksi dengan orang lain
anak belajar memahami tentang kegiatan mana yang baik/boleh/diterima/disetujui
atau buruk/tidak boleh/ditolak/tidak disetujui. (Yusuf, 2005:175).
Karakteristik anak usia dini dapat dilihat dari perkembangan yang terjadi
pada anak tersebut. Salah satu aspek perkembangan yang cukup signifikan dalam
kehidupan anak usia dini adalah perkembangan fisik. Hurlock (dalam Wahyudin dan
Agustin, 2009:7) menjelaskan bahwa secara umum perkembangan fisik anak usia TK
mencakup empat aspek (1) sistem syaraf, yang sangat berkaitan erat dengan
perkembangan kecerdasan dan emosi; (2) otot-otot yang mempengaruhi perkembangan
kekuatan dna kemampuan motorik; (3) kelenjar endokrin yang menyebabkan munculnya
pola-pola tingkah laku baru dan (4) struktur fisik/tubuh yang meliputi tinggi,
berat dan proporsi tubuh.
Setiap anak berkembang melalui tahapan perkembangan yang
umum tetapi pada saat yang sama setiap anak juga adalah makhluk individu yang
unik. Pembelajaran yang sesuai adalah pembelajaran yang sesuai dengan minat,
tingkat perkembangan kognitif serta kematangan sosial dan emosional (Sujiono
dan Sujiono, 2010:21).
Aspek yang tidak kalah penting dalam
keseluruhan perkembangan anak usia dini adalah Perkembangan Intelektual.
Kognisi merupakan bagian intelek yang merujuk pada penerimaan, penafsiran,
pemikiran, pengingatan, pengkhayalan, pengambilan keputusan dan penalaran.
Dengan kemampuan kognisi inilah individu mampu memberikan respon terhadap
kejadian yang terjadi secara interal dan eksternal (Cavanagh dalam Wahyudin dan
Agustin, 2009:12).
Anak adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses
perkembangan sangat pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Ia
memiliki dunia dan karakteristik sendiri yang jauh berbeda dari dunia dan
karakteristik orang dewasa. Ia sangat aktif, dinamis, antusias, dan hampir
selalu ingin tahu terhadap apa yang dilihat dan didengarkannya, serta
seolah-olah tak pernah berhenti belajar.
Banyak teori perkembangan yang
dihasilkan oleh para ahli; suatu teori mempunyai perbedaan dan persamaan dengan
teori lainnya serta terjadinya perubahan dari waktu ke waktu. Oleh karena
itu, Aisyah,dkk (2010: 1.4-1.9) mengidentifikasikan sejumlah
karakteristik anak usia dini antara lain; a) memiliki rasa ingin
tahu yang besar, b) merupakan pribadi yang unik, c) suka berfantasi dan berimajinasi,
d) masa paling potensial untuk belajar, e) menunjukkan sikap egosentris, f)
memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek, g) sebagai bagian dari makhluk
sosial
Menurut Aulia (2011:62) hal penting mengenai karakteristik anak usia dini
adalah:
a. Anak
di bawah usia 5 tahun bisa dengan mudah menyerap informasi dalam jumlah yang
luar biasa banyaknya. Pada anak yang berusia kurang dari 4 tahun akan lebih
mudah dan lebih efektif. Di bawah 3 tahun bahkan jauh lebih mudah lagi dan jauh
lebih efektif. Dan di bawah 2 tahun merupakan usia yang paling mudah menyerap
dan paling efektif untuk menyerap informasi.
b. Anak
di bawah usia 5 tahun bisa menangkap informasi dengan kecepatan yang luar
biasa.
c. Semakin
banyak informasi yang diserap seorang anak di bawah usia 5 tahun, makin banyak
pula yang diingatnya.
d. Anak
di bawah usia 5 tahun mempunyai energi yang sangat besar.
e. Anak
di bawah usia 5 tahun mempunyai keinginan belajar yang sangat besar.
f. Anak di bawah usia 5 tahun dapat belajar
membaca dan ingin belajar membaca.
g. Anak
di bawah usia 5 tahun bisa mempelajari suatu bahasa secara utuh dan dapat
belajar bahasa apapun yang diperkenalkan kepadanya. Dia bisa diajari membaca
satu atau beberapa bahasa sama mudahnya dengan kemampuannya untuk mengerti
bahasa lisan.
No comments:
Post a Comment