BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
masalah
Perkembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dewasa ini sangat besar. Seiring dengan
perkembangan IPTEK tersebut sistem pendidkan, dalam kurikulum 2004 atau yang
sering kita sebut Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan sistem yang
sangat berperan untuk menyiapkan siswa supaya dapat menguasai dan mengikuti
perkembangan IPTEK.
Proses
pembelajaran di SD lebih bergantung pada
kondisi sekolah, baik yang menyangkut metode maupun media pembelajarannya. Secara
umum pembelajaran di SD masih disampaikan secara konvensional , dalam arti
masih didominasi ceramah kalaupun ada diskusi durasi masih kecil, hanya sedikit
sekolah yang menetapkan metode pendekatan ilmiah seperti praktekum ataupun
demonstrasi. Semua itu terkendala pada keterbatasan media, apalagi SD di daerah terpencil. Keadaan ini membuat
guru sains mengandalkan sepenuhnya pada buku paket yang bersumber dari Dinas
Pendidikan Nasional atau Departemen Pendidikan, atau buku teks lain.
Salah satu
kesulitan siswa mempelajari ilmu di SD adalah siswa kurang mampu memperhatikan
hubungan antar konsep-konsep saat memecahkan permasalah.
Berdasarkan
uraian di atas yang menggambarkan kondisi pembelajaran di SD perlu kiranya
dilakukan perbaikan-perbaikan dan inovasi-inovasi untuk memperbaiki mutu
pembelajaran sain di SD yaitu dengan mencari media yang baik dalam proses
penyampaian ilmu yang sekiranya dapat membantu siswa dalam memahami suatu
konsep pembelajaran.
1.2
Perumusan
masalah
Secara umum, kendala yang di hadapi oleh
guru dalam menggunakan media yang tepat guna dalam pembelajaran yaitu :
1.
Bagaimana memanfaatkan kemajuan
teknologi untuk dijadikan media pembelajaran.
2.
Menggunakan alam sekitar sebagai media
pembelajaran
3.
memanfaatkan koran/majalah sebagai media
pembelajaran
sekirannya tiga hal tersebutlah yang akan kami bahas dalam
proposal ini, semoga dapat diterapkan dan
juga menjadi bahan
pertimbangan saat nanti praktik
dilapangan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Melemahnya
Pembelajaran Karena Media Yang Tidak Tepat
Salah satu masalah yang utama dalam
pendidikan dewasa ini adalah belum efektifnya pembelajaran pendidikan di
sekolah sekolah dasar, sebagai akibat dari miskonsepsi dalam pencapaian tujuan
pembelajaran pendidikan itu sendiri. Hal ini dapat terlihat pada proses
pembelajaran yang memperlihatkan guru cenderung berorientasi kepada penguasaan
materi tidak melihat aspek penguasaan keterampilan dan pemahaman. Proses
pembelajaran yang di lakukan guru masih bersifat tradisional, berpusat pada guru,
dan hampir tidak pernah dilakukan atas inisiatif siswa sendiri.
Permasalah pendidikan di SD tidak hanya
disebabkan oleh lemahnya pengelolaan pembelajaran oleh guru itu sendiri,
melainkan oleh faktor-faktor lain seperti terbatasnya infrastuktur di sekolah,
alokasi waktu yang di pergunakan oleh guru terbatas, ketiadaan sarana dan
prasarana yang ada di sekolah masih belum memadai, media yang digunakan guru
masih terbilang kuno, dan metode yang masih doniman yang dipergunakan dalam
pembelajaran adalah buku paket, sehingga menjadi pemicu kelemahan sistem
pembelajaran bahasa indonesia di Sekolah Dasar.
Faktor
tersebut merupakan hambatan yang menambah daftar panjang segudang permasalahan
yang harus dihadapi oleh guru pendidikan bahasa indonesia ketika berhadapan dengan
anak didik saat berinteraksi di kelas.
2.2
Menggunakan
kemajuan IPTEK sebagai media pembelajaran
Di sini
akan dijelaskan bagaimana menggunakan kemajuan IPTEK dalam mencapai tujuan
pendidikan bagi siswa di sekolah dasar. Salah satu media pembelajaran yang bisa
dimanfaatkan dari kemujuan IPTEk yaitu komputer dan internet, mungkin bila kita
bicara media ini dikalangan SD yang berada di kota, media ini tak asing lagi
bagi mereka sebab rata-rata anak-anak SD sudah mengetahui apa itu komputer dan
kegunaannya dalam pembelajaran.
Komputer
bukanlah suatu barang yang benar-benar baru saat ini, hampir seluruh manusia
yang ada di muka bumi ini telah menggunakan prangkat ini semaksimal mungkin
untuk mengefesien waktu dan tenaga, sebab dengan hanya duduk kita dapat mengetahui
perkembangan yang ada di seluruh peloksok dunia.
Menggunakan
komputer dalam media pembelajaran tidaklah sulit, sebab barang ini bukan lagi
barang mewah, seorang guru dapat menyajikan pembelajaran dengan menggunakan
media ini dengan cara, mendesain materi pembelajaran dengan sekreatif mungkin
agar siswa dapat fokus dalam menerima pemaparan dan juga dapat berimajinasi
karena guru melihatkan kejadian yang sekiranya ada dalam pembahasan materi
tersebut.
Sebagai
contoh ketika seorang guru ingin menerangkan tentang ekonomi, putar saja film
yang sekirannya sesuai dengan materi yang ada atau guru juga dapat mendesain
foto-foto yang secara otomatis berganti-ganti agar siswa tersebut mendapat
pemahaman yang multy selain dari pemaparan guru mereka juga paham karena
melihat langsung kejadian yang telah digambarkan oleh guru tersebut.
2.3
Menggunakan
Alam sekitar Sebagai Media Pembelajaran
Lingkungan
sangat erat dengan perkembangan kepribadian seseorang, lingkungan disini dapat
berupa lingkungan pergaulan dan lingkungan alam yang ada disekitar siswa.
Lingkungan dapat dijadikan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak,
lingkungan dapat berperan sebagai media pembelajaran dan juga sebagai objek
kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering
membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan
tidak mesti harus keluar kelas, guru dapat nbahanya dapat dicari di internet,
bukankah teknologi kini berkembang dengan sangat pesat, sayang apabila tidak
dipergunakan dengan seefektif mungkin untuk kelangsungan proses belajar
mengajar.
Apa bila
memungkinkan sekali-kali siswa di ajak study tour yang mana akan membuat anak
menjadi tenang dengan suasana disana, dan suasana belajarpun menjadi tidak
membosankan. Namun keseringan tujuan dari study tour tersebut kurang mengenai
target sebab siswa akan lebih cenderung bermain ketimbang belajar lalu
bagaimana guru mensiasati hal itu? Menurut pemikiran saya peribadi sebagai
penulis yaitu dengan menentukan objek apa saja yang diteliti dan tujuan harus
sesuai dengan keadaan dan kenyataan yang ada di lapangan.
2.4
Memanfaatkan
koran/majalah sebagai Media Pembelajaran
Minat baca atau gemar membaca sangat dituntut oleh semua pihak untuk
dikembangkan. Pemerintah Republik Indonesia bahkan menganggapnya sebagai
strategi mendasar yang sangat
penting untuk
membangun bangsa. Ini terbukti dan tertuang dalam tujuan pendidikan nasional
sebagaimana tercantum dalam undang-undang nomor 2 tahun 1989, yaitu untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan untuk mencapai tujuan tersebut kebiasaan
membaca perlu ditanamkan pada setiap warga negara pada umumnya dan pada
anak-anak didik pada khususnya.
Minat dalam kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti kegemaran,
kesukaan atau kecenderungan. Bila minat tersebut dihubungkan dengan membaca,
maka ada semacam usaha secara intensif terhadap penggunaan media tertulis untuk
pemenuhan informasinya.
Proses tersebut berawal dari seseorang mempunyai:Kebutuhan pokok terhadap informasi baik untuk membaca maupun
untuk belajar, Merespon dan mengkomunikasikan makna didalamnya (tersurat,
tersirat atau pemahaman utuh), Membentuk tingkat pengetahuan, dan akhirnya,
Mempunyai sikap positif bahwa bacaan adalah bagian dari kehidupan. Tingkat
minat baca masyarakat Indonesia tergolong rendah dibandingkan dengan tingkat
minat baca masyarakat bangsa lain. Pernyataan negatif pesimistis ini sering
muncul dan diulang-ulang dalam berbagai laporan hasil penelitian dan pendapat
para pakar yang dituangkan dalam berbagai tulisan atau pun disampaikan dalam
beragam pertemuan ilmiah. Bunanta
menyebutkan
bahwa minat baca terutama sangat ditentukan oleh:
1. Faktor lingkungan keluarga dalam hal ini misalnya kebiasaan membaca
keluarga di lingkungan rumah
2. Faktor pendidikan dan kurikulum di sekolah yang kurang kondusif.
3. Faktor infrastruktur dalam masyarakat yang kurang mendukung peningkatan
minat baca masyarakat.
4. Serta faktor keberadaan dan keterjangkauan bahan bacaan.
Koran
mungkin tidak asing lagi terdengar dikalangan umum, koran merupakan sarana atau
media penyampaian informasi yang efektif dipergunakan saat ini. Sudah banyak
surat kabar yang ada di Indonesia dan rata-rata dalam memuat berita setiap
surat kabar berbeda-beda namun tak kalanya ada pula yang sama.
Argumentasi
ekonomi, sosial, dan budaya biasanya dimuat didalam surat kabar hal ini yang
kiranya dapat dipergunakan dalam media pembelajaran di SD. Seorang guru yang
kreatif adalah guru yang mempunyai pemikiran yang luas yang mampu mencari
trik-trik tertentu untuk mencari perubahan dalam suasana pembelajaran.
Seorang
guru yang kreatif diharapkan dapat mengaitkan argumen atau berita yang terbaru
kedalam pembelajaran yang ada di SD, sebab biasanya isu itu lebih cepat
berkembang dikalangan umum bahkan siswa
SD itu sendiri. Siswa mungkin dapat mendengar isu itu dari orang dewasa namun,
siswa itu sendiri belum benar-benar paham dengan apa yang mereka dengar, mereka
hanya menyampaikan argumen dari orang yang mereka dengar.
Penerapan
media koran atau majalah dalam pembelajaran dapat dicontohkan sebagai berikut,
” Demonstrasi yang dilakukan mahasiswa sebagai suatu argumen yang mana tujuan
demonstrasi itu adalah menolak kenaikan harga BBM dan menindak orang-orang yang
menimbun BBM ”.
Isu itu
dapat dikaitkan dengan pembelajaran IPS, yang mana pertanyaan yang diajukan
kepada siswa seperti apakah pengaruh kenaikan BBM itu terhadap perekonomian?
Jawaban yang diharapkan oleh guru adalah harga-harga akan naik karena
pembiayaan distribusi naik.
Isu itu
juga dapat dikaitkan dengan pembelajaran IPA, yang mana pertanyaan yang
diajukan kepada siswa seperti, ” BBM termasuk sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui atau dapat diperbaharui ? ”. Jawaban yang diharapkan oleh guru
adalah bahwa BBM merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, oleh
karenanya apabila habis tidak dapat diperbaharui lagi, jadi sumber daya alam
yang tidak dapat diperbaharui itu dipergunakan seefisien dan sehemat mungkin
agar tidak habis.
Gambar yang
ada disuatu surat kabar juga dapat dijadikan media yang dapat digunakan dalam pembelajaran.
Selain hemat juga menarik karena gambar yang ada biasanya berwarna.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang
saya lakukan dari hasil membaca dan pengalaman dapat diambil kesimpulanya bahwa
media pembelajaran di SD masih perlu ada beberapa perbaiakan yang sekiranya
sesuai dengan kebutuhan saat ini dikarenakan dalam proses pembelajaran seorang
guru harus dapat mencari trik atau metode yang bisa membuat suasana yang efektif,
menyenangkan dan mengembangkan kreatifitas siswa SD.
Pengembangan media
pembelajaran sangat diperlukan sebagai suatu jalan alternatif dalam mencapai
tujuan pendidikan yang efektif.
3.2
Saran
Guru yang profesianal adalah
guru yang mempunyai kemampuan berfikir yang luas, sebagai salah satu kewajiban
profesinya yaitu mendidik dan mengembangkan kemampuan yang ada pada diri orang
yang dididik. Seorang guru disarankan minimal menguasai IPTEK sebagai dasar
pengetahuan yang kuat.
DAFTAR PUSTAKA
A’yun, Q. 2008. Peningkatan Minat Baca
Siswa Kelas IV MI Muawanah Banjaranyar melalui Program Jam Baca. Online.
“http://karya-ilmiah.um.ac.id/. Diakses pada tanggal 26 Januari 2011.
Administrator. Perpustakaan Sekolah dan
Perpustakaan Lingkungan. Online. http://pendidikan.net/. Diakses pada tanggal
26 Januari 2011.
Arixs, 2006. Enam Penyebab Rendahnya
Minat Baca. Online. http://www.cybertokoh.com/. Diakses pada tanggal 26 Januari
2011.
Baderi, A. 2005. Meningkatkan Minat Baca
Masyarakat melalui Suatu Kelembagaan Nasional.
Orasi Ilmiah dan Pengukuhan Pustakawan
Utama. Online. http://pustakawan.pnri.go.id/. Diakses pada tanggal 26 Januari
2011.
MODEL PEMBELAJARAN TERPADU DI SEKOLAH
DASAR
file:///G:/sd/MODEL-PEMBELAJARAN-TERPADU-DI-SEKOLAH-DASAR.html.
Diakses pada tanggal 26 Januari 2011.
No comments:
Post a Comment