Bercerita sangat penting sebagai upaya menunjang keterampilan berbicara dan berbahasa. Tujuan bercerita
dapat dikaitkan dengan tujuan berbicara
pada umumnya. Bercerita bertujuan untuk menyampaikan kisah bagi pendengar sehingga merasa terhibur dan memperoleh kenikmatan atau kesenangan estetis,
artistik, dan imajinatif. Selain itu, bercerita bertujuan untuk meningkatkan
wawasan dan kemampuan berbahasa lisan.
Bercerita dapat difungsikan sebagai sarana
menyampaikan pesan seperti menjelaskan sesuatu hal,
kejadian, peristiwa, dan sebagainya kepada pendengar. Kegiatan ini secara langsung dapat
menunjang keterampilan berbahasa. Hal ini sejalan dengan pendapat Djago
Tarigan, dkk (1998:68) yang menyatakan
demikian.
Kegiatan bercerita dapat meningkatkan kemampuan berbahasa.
Sebelum kegiatan bercerita dimulai, si pembicara sudah mempersiapkan bahan yang
akan diceritakan melalui kegiatan
menyimak atau membaca sumber bahan dan menyusunnya kembali.
Ini berarti kegiatan bercerita ini jelas-jelas dapat
meningkatkan kemampuan berbicara, menyimak, menulis dan membaca.
Karena itu keterampilan bercerita sebagai bagian dari berbicara
menjadi salah satu aspek kompetensi dasar yang perlu disampikan kepada siswa SMP. Bagi siswa,
kemampuan yang baik dalam bercerita akan membantu memperlancar interaksi dan komunikasi dalam
mengekspresikan ide, pikian, perasaan, kehendak, keinginan, imajinasi, informasi dan sebagainya. Dalam konteks ini,
Mulyati, dkk (1999:122) mengatakan
sebagai berikut.
Bercerita
dapat menuntut siswa menjadi pembicara yang baik dan kreatif. Dengan bercerita, siswa
dilatih untuk berbicara jelas dengan intonasi yang tepat, mengusai pendengar,
dan untuk berperilaku menarik. Namun, kegiatan bercerita harus dirancang dengan baik. Sebelum kegiatan bercerita dilaksanakan siswa bisa
memilih cerita atau menghafalkan jalannya cerita
agar nanti pada pelaksanaannya tidak mengalami kesulitan.
No comments:
Post a Comment