2.1.
Karakteristik Sosial Emosional Anak Usia Taman Kanak-kanak
Ada yang
memandang anak sebagai makhluk yang sudah terbentuk oleh bawaannya, atau
memandang anak sebagai makhluk yang dibentuk oleh lingkungannya. Ada ahli lain
yang menganggap anak sebagai miniatur orang dewasa, dan ada pula yang memandang
anak sebagai individu yang berbeda total dari orang dewasa. Beberapa ahli dalam
bidang pendidikan dan psikologi memandang periode usia dini merupakan periode
yang penting yang perlu mendapat penanganan sedini mungkin.
Emosi pada
masa awal kanak-kanak sangat kuat. Menurut Hurlock (1978 : 13) perkembangan
emosi ini mencolok pada anak usia 2,5-3,5 tahun dan 5,5-6,5 tahun. Perkembangan
emosi dipengaruhi oleh kematangan dan belajar.
A.
Ciri utama reaksi emosi pada anak
1.
Reaksi emosi anak sangat kuat
2.
Reaksi emosi sering kali muncul pada setiap
peristiwa dengan cara yang diinginkannya
3.
Reaksi emosi anak mudah berubah dari satu
kondisi ke kondisi lainnya
4.
Reaksi emosi bersifat individual
5.
Keadaan emosi anak dapat dikenali melalui gejala
tingkah laku yang ditampilkan
B.
Bentuk reaksi emosi pada anak
1.
Amarah yang terdiri dari amarah yang impulsif
dan marah yang terhambat.
2.
Takut
Menurut Hurlock
reaksi emosi yang berdekatan dengan teori takut ada 4 yaitu :
a.
Syhness / malu
b.
Embamosment
c.
Khawatir
d.
Cemas/anxiety
3.
Cemburu
4.
Ingin tahu
5.
Iri hati
6.
Senang/gembira
7.
Sedih
8.
Kasih sayang
2.2 Karakteristik
Perkembangan Sosial Anak Usia Taman Kanak-kanak
A. Karakteristik dan Ciri Tingkah Laku Sosial
Ciri-ciri tingkah laku sosial :
1.
Periode Bayi
1-6 bulan : anak sudah mampu membedakan dan
mengikuti suara, membedakan objek dan benda, memperlihatkan tingkah laku, mulai
bereaksi dengan suara yang ramah
6 bln – 1 thn : memegang benda, mengikuti suara-suara, bisa
bermain, mengenal larangan
13 – 18 bln : memperlihatkan minat kepada orang dewasa
2 tahun : bermain bersama
sebagai alat untuk hubungan sosial
2.
Periode pra sekolah
a.
Membuat kontak sosial dengan orang di luar rumah
b.
Mulai belajar menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekolah
c.
Hubungan dengan orang dewasa
d.
Hubungan dengan teman sebaya
e.
Mulai bermain bersama, memilih teman untuk
bermain
3.
Periode usia sekolah
Pola perilaku dalam situasi sosial pada
awal masa kanak-kanak
a.
kerja sama
b.
persaingan
c.
kemurahan hati
d.
hasrat akan penerimaan sosial
e.
simpati
f.
empati
g.
ketergantungan
h.
sikap ramah
i.
meniru
j.
perilaku kelekatan
B. Tahapan Penerimaan Sosial
Menurut
Hurlock mengemukakan tahapan penerimaan sosial :
1. A reward – cost stage
2. A normative stage
3. An emphatic stage
2.3. Karakteristik
Perkembangan Karakter Anak Usia Taman Kanak-kanak
a. Fase usia 0-2 tahun
Erickson
mengungkapkan (Santrock, 2005) bahwa usia 0-2 tahun merupakan masa krisis
pertama yaitu fase trust mistrust.
Fase usia 0-2 fase menyerap kasih dan perhatian dari lingkungan yang akan
mendasari kepercayaan diri, kepedulian dan kepercayaan terhadap lingkungan.
b. Fase Usia 3 tahun
Pada masa ini anak mengalami
egosentris. Ciri perkembangannya :
1.
Anak senang melanggar aturan
2.
Anak tidak mau diatur
3.
Anak senang memantaskan diri
4.
Anak sering kali memaksakan keinginannya
5.
Anak mengharapkan hadiah (pujian) dan
menghindari hukuman
c. fase pertama (umur 4,5 – 6 tahun)
1.
Anak-anak lebih penurut
2.
Anak sudah bisa diajak kerja sama agar terhindar
dari hukuman orang tua
3.
Anak sudah dapat menerima pandangan orang lain
terutama orang dewasa
4.
Bisa menghormati otoritas orang tua/guru
5.
Menganggap orang dewasa maha tahu
6.
Senang mengadukan teman-temannya yang nakal
7.
Anak-anak pada fase ini sangat mempercayai orang
tua/guru
8.
Anak mampu memahami alasan-alasan
d. Fase kedua (Usia 6,5 – 8 tahun)
1.
Anak merasakan hak sebagai orang dewasa
2.
Tidak lagi berpikir bahwa orang dewasa bisa
memerintah anak-anak
3.
Mempunyai potensi bertindak kasar akibat
menurunnya otoritas orang tua/guru dalam pikiran mereka
4.
Mempunyai konsep keadilan yang kaku, yaitu
balas-membalas
5.
Memahami perlunya berperilaku baik agar
disenangi orang lain.
6.
Sering membanding-bandingkan dan minta perlakuan
adil
7.
Mengerti betapa pentingnya “Cinta dalam
melakukan sesuatu”
No comments:
Post a Comment