Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Tuesday, April 18, 2017

Pengertian Berbicara



 
Secara leksikal atau menurut kamus, berbicara adalah “berkata, bercakap; berbahasa atau melahirkan pendapat (dengan perkataan, tulisan dsb) atau berunding” (Moeliono, ed, 1990:144). Dari pengertian tersebut terlihat dengan jelas bahwa hakikat berbicara bersinonim dengan berkata atau bercakap-cakap. Selain itu, secara kontekstual berbicara berarti pula sebagai bentuk ekspresi verbal dalam mengungkapkan sesuatu kepada orang lain atau dirinya sendiri. Pengertian lain lebih ditekankan kepada kemampuan atau keterampilan sebagaimana dikemukakan Djago Tarigan (1995:136) yang berpendapat bahwa :”berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan”. Pendapat yang senada dikemukakan oleh H.G. Tarigan (1981:15) yang juga menitikberatkan pada kemampuan berbicara, yaitu bahwa berbicara merupakan “kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengeksperesikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan”. Selain pengertian tersebut, H.G. Tarigan (1981:15) dengan mengacu pada pendapat Mulgrave mendefinisikan berbicara berdasarkan sudut pandang sistem  tanda dan bentuk perilaku yaitu sebagai berikut:
            Berbicara meruapksn suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot yang dikombinasikan. Berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan linguistik sedemikian eksptensif.

            Dari pengertian di atas jelaslah bahwa berbicara bukan sekedar mengucapkan bunyi-bunyi ujaran tanpa makna, tetapi berbicara sebagai instrumen komunikasi berbahasa, yaitu menyampaikan pikiran, secara bermakna dengan menggunakan bahasa lisan. Karena itu, Mulgrave seperti dikutip H.G. Tarigan (1981:15) mengatakan bahwa “berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun dan dikembangkan sesuai kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak”. Pendapat senada dikemukakan Suhendar dan Supindah (1992:134) yang mengatakan bahwa “berbicara merupakan proses komunikasi, proses perubahan bentuk pikiran atau perasaan menjadi bentuk bunyi bahasa”. Lebih lanjut beliau mengatakan  sebagai berikut:
            Berbicara sebagai aspek keterampilan berbahasa bukan hanya mengujar, bukan hanya keluarnya bunyi bahasa dari alat ucap, bukan hanya mengucap yang tanpa makna, melainkan berbicara sebagai berbahasa yaitu menyampaikan pikiran, dan perasaan kepada orang lain dengan lisan (ibid, 1992:134).


            Berdasarkan uraian di atas perlu kiranya diuraikan prinsip-prinsip dasar berbicara sebagai hakikat keterampuilan berbahasa. Konsep dasar berbicara berkaitan dengan pengertian berbicara sebagai sarana berkomunikasi. Dalam kaitan ini, Logan sebagaimana dikutip Djago Tarigan (1995:149) mengemukakan sembilan prinsip dasar berbicara, yaitu sebagai berikut:
(1) Berbicara dan menyimak adalah dua kegiatan resiprokal, (2) berbicara adalah proses individu berkomunikasi, (3) berbicara adalah ekspresi kreatif, (4) berbicara adalah tingkah laku, (5) berbicara adalah tingkah laku yang dipelajari, (6) berbicara dipengaruhi kekayaan pengalaman, (7) berbicara sarana memperluas cakrawala, (8) kemampuan linguistik dan lingkungan berkaitan erat, (9) berirama adalah pancaran pribadi.


Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa berbicara merupakan keterampilan menyampaikan pesan, pikiran dan perasaan seseorang melalui bahasa lisan. Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata yang bermakna untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan pembicara kepada orang lain. Pembicara menyampaikan pesan melalui artikulasi dan pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada, rekaman dan penempatan persendian. Komunikasi antara pembicara dan penyimak berlangsung secara tatap muka yang dibantu oleh unsur paralinguistik dan kinestik. Dalam proses komunikasi lisan terdapat beberapa aspek yang terlibat yaitu ”pembicara, pembicaraan, penyimak, media, sarana penunjang dan interaksi” (Djago Tarigan, 1995:144).

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts