BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam pola
dasar pembangunan Nasional negara kita telah dinyatakan bahwa pembangunan
Nasional pada hakikatnya adalah Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan masyarakat Indonesia.
Dari pernyataan ini kita dapat
mengetahui bahwa di dalam pembangunan yang tengah digalakkan pemerintah kita
dewasa ini terkandung dua makna yang sangat penting.
Makna pertama berkaitan dengan peran
masyarakat Indonesia sebagai subjek pembangunan, artinya pelaksana yang
melaksanakan pembangunan itu secara bertanggung jawab.
Sementara makna yang kedua bahwa
masyarakat itu menjadi objek pembangunan yang tengah dilaksanakan dewasa ini,
artinya masyarakat itu merupakan orang yang menikmati atau merasakan
hasil-hasil pembangunan.
Kita telah mengetahui bahwa di dalam
pembangunan, masyarakat itu menjadi atau merupakan subjek sekaligus objek
pembangunan tersebut.
Masyarakat sebagai objek pembangunan
yang menikmati hasil-hasil pembangunan tidak akan dapat atau tidak akan berhasil
merasakan hasil pembangunan tersebut apabila tidak dapat melaksanakan fungsinya
dengan baik sebagai subjek pelaksana pembangunan itu.
Dengan kata lain, masyarakat akan
dapat merasakan hasil pembangunan itu bilamana dapat melaksanakan fungsinya. Sebagai subjek pelaksana yang baik di
dalam pembangunan tersebut. Di dalam melaksanakan pembangunan nasional kita
tidak hanya mengandalkan sumber daya alam yang melimpah seperti yang dimiliki
negara kita.
Keberhasilan itu ternyata perlu pula
didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas, bahkan tidak sedikit kita
temui suatu negara dengan sumber daya alamnya yang minim mampu melaksanakan
pemnbangunan dengan berhasil.
Hal ini tidak lain karena
pembangunannya didukung oleh faktor sumber daya manusia yang berkualitas, yang
menjadi tenaga kerja berkualitas melaksanakan pembangunan.
Pada uraian di atas ini baru saja
kita bicarakan soal sumber daya manusia, khususnya yang menyangkut sumber daya
manusia yang berkualitas.
Seperti sudah disinggung juga dalam
uraian di atas itu, bahwa sumber daya manusia yang berkualitas tergantung
kepada pendidikan, sektor pendidikan mempunyai peranan penting.
Pendidikan pada hakekatnya adalah
perubahan pribadi manusia yang meliputi pengetahuan, sikap dan perilaku.
Di Indonesia, pendidikan yang baik
merupakan persyaratan mutlak bagi tercapainya tujuan pembangunan nasional dan
perjuangan bangsa.
Olahraga atau pendidikan jasmani
merupakan salah satu dari kebutuhan manusia yang menuntut kodratnya bersumber
atas kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, yang hakekatnya merupakan salah satu aspek
dan unsur penting dalam tercapainya pembangunan dan terwujudnya manusia
Indonesia yang berkualitas.
Pendidikan
Jasmani merupakan salah satu aspek atau alat untuk mencapai tujuan pendidikan
dan mewujudkan pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas dan bermental
tinggi. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan
secara keseluruhan yang memberi kontribusi kepada perkembangan individu melalui
media alamiah yaitu aktivitas fisik dan gerak termasuk olahraga. Tujuan
pendidikan jasmani adalah untuk mengembangkan individu secara keseluruhan,
maksudnya bukan hanya mengembangkan aspek jasmani, namun juga mengembangkan
aspek mental, intelektual, sosial, serta moral, spiritual dan estetika.
Proses pembelajaran pendidikan jasmani wajib
diikuti oleh semua siswa/siswi dari tingkat taman kanak-kanak sampai dengan
tingkat sekolah menengah umum. Pendidikan jasmani juga dapat dikatakan sabagai
proses belajar gerak dan belajar melalui aktifitas gerak. Artinya bahwa
pendidikan jasmani dituangkan dalam bentuk aktifitas fisik baik itu permainan
ataupun olahraga. Dengan sering mengikuti aktifitas diharapkan siswa mampu
belajar dan mengembangkan semua aspek yang terdapat dalam dirinya. Tujuan ideal
dari program pendidikan jasmani itu bersifat menyeluruh, sebab bukan hanya
mencangkup aspek fisik saja tetapi meliputi aspek lainnya yang mencakup aspek
intelektual, emosional, sosial, dan moral. Dengan memperhatikan pengertian
serta tujuan pendidikan jasmani yang hendak dicapai, maka melihat fungsi dan
faedahnya pendidikan jasmani memiliki banyak manfaat bagi perkembangan
kemampuan siswa, diantaranya siswa menjadi seorang anak yang percaya diri,
disiplin, sehat dan bugar.
Beranjak
dari permasalahan di atas penulis merasa tertarik untuk membuat makalah dengan
judul “Pengaruh Pendidikan Jasmani terhadapa Keseimbangan mental”.
Karena
penulis beranggapan bahwa dengan mental yang baik pembangunan akan terwujud
pula dengan baik.
B. Rumusan Masalah
Dengan acuan pada uraian latar
belakang di atas sebagai permasalahan pokok pada makalah ini adalah sebagai
berikut :
Sampai sejauh mana
pengaruh olahraga terhadap keseimbangan mental.
C. Tujuan
Sesuai dengan masalah yang
diungkapkan pada makalah ini, tentunya memiliki tujuan yang hendak dicapai.
Adapun tujuan tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Untuk memberikan informasi bagi pihak-pihak yang
berkepentingan dalam melaksankan pembangunan nasional melalui pendidikan
jasmani.
2.
Untuk menetahui sejauh mana peranan olahraga atau pendidikan
jasmani terhadap keseimbangan mental dalam upaya ikut serta dalam pembanguan
nasional.
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
A. Pengertian Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani adalah suatu
poses pendidikan seseorang sebagai perorangan maupun anggota masyarakat yang
dilakukan secara sadar dan sistematik, melalui berbagai kegiatan jasmani dalam
rangka memperoleh penigkatan kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan
kecerdasan dan pertumbuhan watak.
B. Hubungan Pendidikan Jasmani dengan
Keseimbangan Mental
Sebelum menguraikan tentang hubungan
pendidikan jasmani dengan keseimbangan mental, terlebih dahulu perlu diketahui
apa yang dimaksud dengan kesiembangan mental itu.
Yang dimaksud dengan keseimbangan
mental adalah keseimbangan jiwa atau keseimbangan rohani. Jadi seseorang dapat
dikatakan memiliki keseimbangan mental yang baik apabila pada diri orang itu
tidak terdapat hal-hal yang berat sebelah.
Keadaan ini hanya dapat dicapai
apabila semua kegiatan atau kebutuhan dapat terpenuhi secara memuaskan.
Telah sama-sama kita ketahui pula
bahwa kebutuhan manusia itu tidak terhingga banyaknya dan macamnya.
|
Kita semua menyadari bahwa kebutuhan
jasmaniah saja sudah sekian banyaknya, belum lagi kebutuhan-kebutuhan yang
lainnya.
Jadi untuk dapat memenuhi seluruh
kebutuhan itu secara memuaskan tentunya tidak mungkin karena keadaan kita
selalu berubah-ubah.
Misalnya kita akan selalu tumbuh dan
berkembang yang juga diikuti oleh kebutuhan-kebutuhan yang baru sehingga kita
dihadapkan kepada masalah-masalah yang menuntut pemecahannya.
Bila hal ini tidak dapat dipecahkan
akan timbul gangguan terhadap keseimbangan, akan tetapi bila seseorang
mempunyai kesadaran untuk menyesuaikan diri dengan keadaan akan mudah untuk
menanggulangi gangguan keseimbangan mental tersebut.
Keberhasilan untuk dapat
mempertahankan keseimbangan mental itu sangat bergantung kepada diri kita
sendiri.
Oleh karena itu perlu juga adanya
kestabilan emosi yang tinggi yang harus dimiliki oleh setiap orang sehingga
tidak mudah tergoyahkan oleh keadaan yang selalu berubah-ubah itu. Jadi
jelasnya bahwa kestabilan emosi itu memegang peranan yang sangat penting dalam
memelihara keseimbangan mental.
Keseimbangan mental itu dapat
diusahakan dengan melalui peningkatan kestabilan emosi.
Untuk hal ini dapat dilaksanakan
dengan jalan melalui kegiatan-kegiatan yang terarah. Berdasarkan uraian
tersebut di atas, sekarang bagaimanakah peranan pendidikan jasmani terhadap
kestabilan emosi.
Pendidikan jasmani dengan melalui
program kegiatannya sangat baik untuk dapat dimanfaatkan kegunaannya sebagai
sarana dalam memupuk kestabilan emosi dan keseimbangan mental.
Hal ini dapat disebabkan oleh karena
adanya kejadian yang sering terjadi di dalam kegiatan olahraga atau pendidikan
jasmani.
Kejadian-kejadian tersebut
diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Keakraban guru-guru pendidikan jasmani dengan para siswanya
sehingga selalu adanya hubungan baik di lapangan, di kolam renang dan
sebagainya.
2.
Dalam suasana bebas dan terpimpin di tempat-tempat
melaksanakan kegiatan olah raga, segala kekurangan dapat segera diketahui.
3.
Suasana keakraban dalam kegiatan olahraga itu dapat
menyebabkan hubungan guru dengan para siswa akan dapat terjadi secara tidak
formal sehingga memudahkan bagi guru olahraga untuk mengadakan bimbingan ke
arah kepribadiannya secara lebih berdaya guna (efektif).
4.
Di tempat – tempat melakukan kegiatan olahraga tidak akan
ada atau kecil selisih antara emosi dengan tindakan kenyataan karena di
lapangan atau tempat-tempat melakukan kegiatan olahraga tidak ada tempat bagi
para siswa untuk sekedar hanya berfantasi saja disertai dengan tindakan yang
nyata.
Semua
kegiatan olahraga yang dilakukan dapat merupakan sebagai pelindung bagi
bahaya-bahaya yang mungkin terjadi, yang disebabkan oleh emosinya yang
tertekan, misalnya saja kemarahan, ketakutan.
5.
Melalui program kegiatan olahraga pendidikan dapat
diberikan bekal terhadap kepercayaan diri bagi setiap anak
Apabila
kepercayaan terhadap kemampuan diri pada setiap anak telah tertanam dengan baik
dan tumbuh serta berkembang, lama kelamaan sifat ketergantungan kepada orang
lainpun akan berkurang.
Apalagi
dengan dimilikinya kemampuan jasmaniahnya seperti kekuatan, kecepatan,
kelentukan daya tahan koordinasi gerak dan sebagainya dapat menambah keberanian
sehingga berani pula untuk menghadapi hidup dengan segala tantangannya.
6.
Pada waktu melakukan pertandingan ataupun
perlombaan-perlombaan anak-anak akan lebh banyak dilatih untuk mengendalikan
emosi.
Sorakan-sorakan
penonton baik yang memberikan semangat maupun yang bersifat mengejek pada
lawan, atau tindakan-tindakan wasit yang kadang-kadang berat sebelah serta hal
–hal lain yang dapat memancing timbulnya kegelisahan, kemarahan merupakan
sesuatu sarana yang baik untuk melatih pengendalian emosi.
Dari
sinilah anak-anak dengan secara nyata mengadakan pemantapan terhadap dirinya.
Mereka
harus berhasil mengendalikan emosi, mereka harus selalu berusaha agar dapat
berpikir dengan jernih dan terarah daripada harus bertindak yang dikemudikan
oleh emosi saja.
Jadi
dalam hal ini terdapat juga suatu latihan untuk dapat menyesuaikan kemampuan
diri dengan situasi belajar selalu mau mengerti dan mau menerima keadaan yang
bagaimanapun. Hal ini merupakan kejadian-kejadian yang selalu dan banyak
dijumpai dalam pertandingan ataupun perlombaan olahraga yang kesemuanya itu
akan banyak mempengaruhi emosi. Jadi pendidikan mengenai pengendalian emosi
dalam berolahraga benar-benar akan dapat berjalan dengan lancar dan berdaya
guna.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian tersebut di atas
peranan pendidikan jasmani terhadap pengembangan kestabilan emosi dengan
melalui program kegiatannya sangat baik untuk dapat dimanfaatkan kegunaannya
sebagai sarana dalam memupuk kestabilan emosi dan keseimbangan mental. Hal ini
disebabkan oleh adanya kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam kegiatan
olah raga.
Diantaranya adalah terciptanya
suasana keakraban dalam kegiatan olahraga itu dapat menyebabkan hubungan guru
dengan para siswa akan dapat terjadi secara tidak normal sehingga memudahkan
bagi para guru olahraga untuk mengadakan bimbingan ke arah kepribadiannya
secara efektif.
Keberhasilan untuk dapat mempertahankan
keseimbangan mental sangat bergantung kepada diri pribadi individu itu sendiri.
Oleh karena itu diperlukan juga kestabilan emosi sendiri. Oleh karena itu
diperlukan juga kestabilan emosi yang tinggi yang harus dimiliki oleh setiap
orang sehingga tidak mudah tergoyahkan oleh keadaan yang selalu berubah-ubah.
Jadi jelaslah kestabilan emosi itu
memegang peranan yang sangat penting dalam memelihara keseimbangan mental.
Keseimbangan mental itu dapat
diusahakan melalui peningkatan kestabilan emosi, untuk hal ini dapat
dilaksanakan dengan jalan antara lain melalui kegiatan-kegiatan pendidikan
jasmani yang terarah.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulhak, (1998). Pengantar
Pendidikan. Bandung. Program Pengembangan Kurikulum IKIP Bandung.
Lutan, Rusli, (2002). Asas – asas Pendidikan
Jasmani. Jakarta: Depdiknas.
Nadisah, (1991). Pengembangan Kurukulum Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan, Pembinaan Tenaga Kependidikan. Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi. Bandung. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Usman, (1990). Menjadi Guru Profesional.
Bandung: PT. Rosdakarya.
Supardi, (1991). Strategi Belajar Mengajar.
FPOK IKIP. Bandung.
Lutan, Rusli. (1998). Perencanaan dan Strategi
Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta.
Mulyasa, Enco. (2003). Kurikulum Berbasis
Kompentensi. Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Bandung. PT. Remaja
Rosdakarya.
Harsono. (1991). Fungsi dan Profesionalisasi
Pendidikan Jasmani di Sekolah serta Sumbangsihnya dalam Membentuk Manusia
Seutuhnya. IKIP. Bandung.
No comments:
Post a Comment