Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Friday, April 23, 2021

Pengaruh Covid-19 terhadap Industri di Indonesia


 

Tidak terasa pandemi akibat Covid-19 sudah berlangsung 1 tahun. Virus yang menyebabkan terjadinya berbagai dampak pada manusia menjadi faktor yang mengakibatkan terjadi perubahan yang cukup besar dalam berbagai aspek kehidupan. Baik itu kehidupan sosial, kehidupan ekonomi, kehidupan politik, kehidupan budaya dan aspek kehidupan lainnya.

Infeksi coronavirus merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus corona dan menimbulkan gejala utama berupa gangguan pernapasan. Penyakit ini menjadi sorotan karena kemunculannya di akhir tahun 2019 pertama kali di Wuhan, China. Lokasi kemunculannya pertama kali ini, membuat coronavirus juga dikenal dengan sebutan Wuhan virus.  

Selain China, coronavirus juga menyebar secara cepat ke berbagai negara lain, termasuk Jepang, Thailand, Jepang, Korea Selatan, bahkan hingga ke Amerika Serikat.

Penyebab Corona virus merupakan virus single stranded RNA yang berasal dari kelompok Coronaviridae. Dinamakan coronavirus karena permukaannya yang berbentuk seperti mahkota (crown/corona).

Virus lain yang termasuk dalam kelompok yang serupa adalah virus yang menyebabkan Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV) beberapa tahun silam.

Namun, virus corona dari Wuhan ini merupakan virus baru yang belum pernah teridentifikasi pada manusia sebelumnya. Karena itu, virus ini juga disebut sebagai 2019 Novel Coronavirus atau 2019-nCoV.

Virus corona umumnya ditemukan pada hewan –seperti unta, ular, hewan ternak, kucing, dan kelelawar. Manusia dapat tertular virus apabila terdapat riwayat kontak dengan hewan tersebut, misalnya pada peternak atau pedagang di pasar hewan.

Namun, adanya ledakan jumlah kasus di Wuhan, China menunjukkan bahwa corona virus dapat ditularkan dari manusia ke manusia. Virus bisa ditularkan lewat droplet, yaitu partikel air yang berukuran sangat kecil dan biasanya keluar saat batuk atau bersin. Apabila droplet tersebut terhirup atau mengenai lapisan kornea mata, seseorang berisiko untuk tertular penyakit ini.

Meski semua orang dapat terinfeksi virus corona, mereka yang lanjut usia, memiliki penyakit kronis, dan memiliki daya tahan tubuh rendah lebih rentan mengalami infeksi ini serta komplikasinya.

Hingga saat ini, belum ada terapi anti-virus yang terbukti efektif untuk mengatasi infeksi 2019-novel coronavirus. Beberapa anti-virus yang telah berhasil menangani infeksi MERS-CoV dan SARS-CoV sebelumnya, belum menunjukkan hasil memuaskan untuk mengatasi infeksi coronavirus yang baru ini.

Penderita yang terinfeksi virus corona akan menerima terapi yang bersifat suportif untuk mengurangi gejala. Misalnya anti-piretik untuk menurunkan suhu tubuh dan cairan untuk mencegah dehidrasi, serta terapi oksigen pada pasien yang mengalami sesak napas. Pada kondisi yang berat, bantuan napas melalui mesin ventilator dapat diberikan pada pasien untuk menyokong fungsi organ vital lainnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) telah menetapkan status gawat darurat global untuk wabah virus corona. Dunia menjadi waspada akan wabah virus ini. Tidak hanya waspada terhadap penyebaran penyakitnya saja akan tetapi juga waspada terhadap dampak yang mungkin terjadi terhadap perekonomian dunia. Menurut Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, dengan adanya wabah virus corona, diperkirakan dalam jangka pendek akan terjadi perlambatan ekonomi global (katadata.co.id, 5 Februari 2020).

Kurang dari 30 hari kita akan memasuki bulan Ramadan dan momen menjelang bulan tersebut biasanya dimaksimalkan oleh para perusahaan di Indonesia untuk melakukan produksi yang lebih banyak dibandingkan bulan biasanya. Namun, semua itu berubah karena munculnya wabah COVID-19 atau Virus Corona yang menjangkit seluruh dunia tidak terkecuali di Indonesia.

Penyebaran virus ini memang memperlambat pertumbuhan ekonomi baik itu secara nasional maupun dunia. Akhirnya juga berdampak ke berbagai sektor industri di tanah air mulai dari manufaktur hingga finansial. Jadi, sebenarnya siapa sih yang paling terasa dampak corona?

Menurut riset dari Moody’s industri yang paling terkena dampaknya terbagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama yang paling terkena dampak cukup tinggi yaitu industri seperti garment, otomotif, supplier otomotif, konsumer, pariwisata, maskapai penerbangan, hingga pengiriman. 

Pada bagian kedua yang terkena dampak secara moderat adalah industri minuman, kimia, manufaktur, media, logam dan tambang, minyak dan gas, properti, agrikultur hingga perusahaan teknologi hardware. 

Pada bagian ketiga yang terkena dampak agak minim adalah industri-industri seperti konstruksi, pertahanan, peralatan, transportasi, farmasi, pengemasan, ritel makanan hingga telekomunikasi.

Industri adalah salah satu penyumbang terbesar dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di tahun lalu. Kontribusi yang diberikan dari industri ini pada PDB 2019 tercatat 19,62%. Kontribusi tersebut jauh di atas Perdagangan, Pertanian, Konstruksi hingga Pertambangan. 

Menurut data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS) selama Februari 2020 nilai impor dari semua golongan barang turun dibanding Januari 2020. Mulai dari impor bahan konsumsi yang menurun 39,91%, lalu impor bahan baku/penolong turun 15,89% hingga barang modal turun 18,03%. Hal tersebut juga membuktikan bahwa penurunan impor bahan baku tersebut dalam negeri tengah lesu. 

Penurunan ini juga memang akan muncul dikarenakan memang adanya pembatasan terhadap segala bentuk aktivitas di luar rumah demi mencegah penyebaran COVID-19 yang akhirnya berdampak pada aktivitas ekonomi serta membuat perputaran uang semakin melambat. Tetapi, pemerintah memberikan keyakinan bahwa walaupun virus ini merebak, segala bentuk kebutuhan harian seperti sembako tetap terjaga.

Selaku regulator yang mengawasi lembaga keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menyebutkan bahwa munculnya virus ini tentu berdampak kepada kinerja pada setiap lembaga jasa keuangan, tak terkecuali juga pada industri non-bank yang termasuk asuransi di dalamnya.

Seperti yang diketahui bahwa virus ini membuat banyak investor asing maupun domestik mulai mencari sebuah aset yang aman dan keluar dari pasar modal negara berkembang. Sesuai dari data pasar modal Indonesia sepanjang merebaknya COVID-19 para investor asing mencatat nett sell atau jual bersih sebesar Rp2,7 triliun. Ini juga langsung berdampak pada investasi di berbagai bidang seperti manufaktur, perhotelan, consumer goods, hingga komoditas perkebunan yang menjadi korban utama dari COVID-19.

Jadi, apa yang harus dilakukan untuk mengelola keuangan dengan lebih baik saat ini? Pilih instrumen pengembangan dana yang prosesnya mudah, aman serta tetap memberikan kelebihan.

Peer-to-Peer (P2P) Lending bisa jadi solusinya, di sini proses melakukan pengembangan dana sangat mudah karena segala prosesnya bisa dilakukan secara online tanpa harus bertatap muka, ditengah munculnya wabah ini kamu dapat meminimalisir kontak dengan orang lain sehingga P2P Lending ini bisa menjadi solusinya. Selain itu, instrumen ini juga relatif lebih aman karena kamu dapat menyesuaikannya sesuai dengan preferensi pilihanmu. Kelebihan melakukan pengembangan dana di sini juga cukup menjanjikan, mulai dari 15% hingga 21% per tahun. Jadi, bagaimana lumayan bukan?

Karena itu untuk menjaga keuanganmu tetap berjalan baik, pastikan untuk mengelola terus keuangan pribadimu agar dana yang kamu miliki tetap dapat dioptimalkan dengan baik. Walaupun munculnya wabah COVID-19 yang serba mempersulit semua keadaan, kamu tetap dapat membuat keuanganmu berjalan dengan lancar terkendali.

Dengan adanya pandemi covid-19 menyebabkan dunia industri mengalami kesulitan dalam berusaha dan mengembangakn usahanya. Apalagi dengan adanya pemberlakuan Pembatasan Bersakala Mikro di berbagai daerah juga mengakibatkan aktifitas industri mengalami hambatan. Suplay bahan baku serta suplay produk jadi dari industri mengalami gangguan.

Situasi ini menuntut para pengusaha untuk mengambil tindakan-tindakan taktis dan komprehensif dalam mempertahankan usahanya agar tidak mengalami kebangkrutan. Apabila mengalami kebangkrutan maka akan berdampak sosial bagi para karyawannya. Tindakan taktis dan komprehensif yang dilakukan pengusaha disesuaikan dengan jenis bidang usaha dari industri tersebut. Industri pariwisata misalnya dapat melakukan aktifitasnya dengan mengedepankan dan menjalankan protokol kesehatan seefisien mungkin.

Industri jasa juga dapat menjalankan usahanya dengan melakukan berbagai inovasi dan kreasi yang lebih efektif sehingga usahanya dapat tetap bertahan. Industri otomotif di tengah kelesuan ekonomi global, sudah mendapat stimulus dari pemerintah berupa keringan pajak PPn BM. Hal ini dapat mendorong industri otomotif dalam menjalankan usahanya.

Akan tetapi dari semua usaha dan iktiar dari manusia tidak terlepas dari kehendak Allah SWT. Setelah berbagai usaha dan ikhtiar dilakukan maka hendaknya bertawakal kepada Allah SWT. Sesuai dengan firmanNya

وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

“Dan hanya kepada Allah-lah kalian betawakal, jika kalian benar-benar orang yang beriman” (QS. Al-Maidah : 23).

Dan firman-Nya:

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, maka Dialah Yang Mencukupinya” (QS. Ath-Thalaq: 3). 

Hadist Nabi, artinya:

...لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُوْنَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ ، تَغْدُوْ خِمَاصًا وَتَرُوْحُ بِطَانًا (رواه الترمذي)

Artinya: “Jikalau kamu tawakal kepada Allah dan berserah diri sepenuhnya, maka kamu akan mendapat rizki seperti rizki burung-burung yang diwaktu pagi berada dalam keadaan lapar dan kembali sore dengan perut kenyang.”(HR.Turmuzi).

Wallahualam Bissawab.

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts