Tingkat disiplin
seseorang berbeda dengan orang lain. Tingkat disiplin yang berbeda ini akan
terlihat ketika seseorang bekerja.
Perbedaan-perbedaan
ini diakibatkan oleh banyak hal. Steers (1985), Harris (2001), dan Nitisemito
(1982) (Sunarsih, 2001) secara umum membedakannya menjadi 2 (dua) faktor
yaitu:
a.
Berasal
dari dalam diri individu (internal) yang meliputi:
1) Kepribadian.
Kepribadian
karyawan menentukan perilaku disiplin kerja mereka. Penelitian Yuspratiwi
(1990) menemukan bahwa individu yang memiliki kecenderungan locus of control internal lebih
mampu mengontrol waktunya, lebih bersungguh-sungguh dalam bekerja, serta lebih
menunjukkan perfomansi kerja yang lebih baik pada situasi yang kompleks. Faktor
kepribadian juga akan berpengaruh pada cara pandang seseorang. Cara pandang
inilah yang menentukan persepsi karyawan terhadap kepemimpinan atasan serta
dukungan organisasi terhadap dirinya, sehingga akan berpengaruh pada perfomasi
kerja yang dalam hal ini adalah disiplin kerja karyawan (Spriegel dalam
Yuspratiwi, 1990).
2) Semangat kerja.
Disiplin kerja
dapat terbentuk apabila karyawan memiliki semangat kerja yang tinggi. Tingginya
semangat kerja akan membuat karyawan menyelesaikan tugas dengan cepat dan baik.
Ketika seseorang bersemangat dalam bekerja, maka ia akan merasa gembira, setia,
kooperatif, dan taat pada peraturan-peraturan perusahaan.
3) Motivasi kerja intrinsik.
Motivasi kerja
intrinsik pada karyawan adalah perasaan bangga dalam dirinya terhadap
lingkungan kerja serta organisasi tempat dia bekerja. Perasaan bangga ini akan
membangun kepercayaan dalam diri karyawan yang membuatnya melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya dengan sukarela.
4) Kepuasan kerja intrinsik.
Kepuasan kerja intrinsik merupakan
makna pekerjaan tersebut bagi diri karyawan. Bagaimana seorang karyawan
memaknai pentingnya pekerjaan dan jabatannya bagi perusahaan dan bagi dirinya
sendiri terutama untuk mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang ia miliki.
Dengan adanya kepuasan dari dalam diri karyawan, maka karyawan akan lebih giat
bekerja secara suka rela.
b.
Berasal
dari luar individu (eksternal) yang meliputi:
1) Motivasi kerja ekstrinsik.
Yaitu adanya
pujian dan penghargaan dari atasan atas kinerja seorang karyawan. Pujian dan
penghargaan ini akan menjadi pendorong bagi karyawan untuk bekerja secara
maksimal dengan tetap memperhatikan peraturan-peraturan dalam perusahaan.
(Soejono dan Djono dalam Sunarsih, 2001).
2) Kepuasan kerja ekstrinsik.
Kepuasan kerja
yang berasal dari luar individu adalah berupa jumlah kompensasi atau gaji yang
diberikan perusahaan terhadap hasil kerja karyawan. Apabila karyawan merasa
gaji yang diterimanya sudah cukup maka hal ini akan mendorong karyawan untuk
bekerja lebih maksimal sesuai dengan peraturan yang berlaku. (Wexley & Yukl
dan Davis & Newstrom, 2001; Sunarsih, 2001).
3) Kepemimpinan.
Keteladanan
pemimpin dalam menegakkan disiplin sangat berpengaruh bagi disiplin kerja
karyawan. Ketika karyawan dituntut untuk menaati peraturan maka pemimpin harus
terlebih dahulu menunjukkan ketaatannya pada peraturan tersebut sehingga
menjadi contoh bagi karyawan (Nitisemito, 1982). Selain itu konsistensi
pemimpin dalam memberikan tindakan indisipliner bagi karyawan yang melanggar
peraturan akan mempertahankan disiplin kerja karyawan.
4) Lingkungan kerja.
Lingkungan kerja
akan memberikan rangsangan terhadap karyawan untuk berperilaku dalam
organisasi. Selain itu lingkungan kerja juga bisa memberikan tekanan kerja bagi
karyawan, seperti tuntutan tugas yang terlalu berlebihan yang mengakibatkan
munculnya perilaku-perilaku penyimpangan terhadap peraturan perusahaan (Steers,
1985).
5) Tindakan indisipliner yang diberikan.
Tindakan indisipliner yang
konsisten dibutuhkan untuk membentuk disiplin kerja pada karyawan dan mencegah
karyawan lain melanggar peraturan dalam perusahaan. Tindakan indisipliner dapat
berupa positif dan negatif. Tindakan indisipliner positif adalah dengan
memberikan nasihat yang membangun demi kebaikan diri karyawan dimasa yang akan
datang, sedangkan tindakan indisipliner negatif berupa peringatan lisan,
peringatan tertulis, dihilangkan sebagian haknya, didenda, dirumahkan
sementara, diturunkan pangkatnya, dipecat. Urutan-urutan tindakan indisipliner
negatif ini disusun berdasarkan tingkat yang paling ringan hingga yang paling
berat (Ranupandojo & Husnan, 2002).
Berdasarkan
pendapat-pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa secara garis besar
ada dua faktor utama yang mempengaruhi disiplin, yaitu:
1)
Faktor
Internal, yang meliputi kepribadian, semangat kerja, motivasi kerja intrinsik,
rasa aman di masa depan, serta kepuasan kerja.
2)
Faktor
Eksternal, yang meliputi motivasi kerja ekstrinsik, kepemimpinan, lingkungan
kerja, tindakan indisipliner yang diberikan, jumlah dan komposisi kompensasi,
posisi kerja, mutasi, serta promosi.
No comments:
Post a Comment