Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Wednesday, November 25, 2020

Sifat – sifat Minyak Pelumas Mesin Kapal Laut

 


                        Menurut Maleev (1991), menjelaskan bahwa sifat minyak lumas baik fisik maupun kimia, ditentukan dengan penyajian yang sama dengan yang digunakan untuk menguji bahan bakar. Pembahasannya akan diurutkan menurut pentingnya:

1.     Viskositas adalah sifat yang paling penting yang menunjukkan kefluidaan relatif dari minyak tertentu. Jadi merupakan ukuran dari gesekan fluida, atau tahannya, yang diberikan oleh partikel atau molekul minyak satu sama lain kalau badan utama dari minyak sedang bergerak, misalnya dalam sistem peredaran makin berat atau makin malas geraknya, berarti viskositas lebih tinggi.

            Titik ruang adalah suhu pada saat minyak tidak mau mengalir ketika tabung diuji diletakkan 45 derajat dari horizontal. Titik ruang yang relatif tinggi mempengaruhi kemampuan untuk memompa minyak melalui sistem pelumasan mesin dengan sejumlah tabung dan orifis yang berukuran kecil.

2.     Residu karbon adalah jumlah karbon yang tertinggal setelah zat yang dapat menguap telah diuapkan dan terbakar dengan pemanasan minyak. Ini  akan menunjukkan jumlah karbon yang dapat diendapkan dalam mesin yang akan mengganggu operasi.

3.     Titik nyala adalah saat pada saat uap minyak di atas minyak akan menyala kalau dikenai api kecil. Titik nyala dari minyak lumas ditentukan dengan metode yang sama seperti yang digunakan untuk minyak bahan bakar. Titik nyala dari berbagai minyak lumas diesel  bervariasi dari 340 sampai 430 F.

4.     Air endapan adalah minyak diuji dengan penyulingan dan harus bebas dari air dan endapan. Tentu saja tidak boleh ada kotoran dalam penyedian minyak lumas. Sebagian besar dari wadah minyak terbuka pada instalasi diesel yang ada, tetap dalam keadaan terbuka. Kotoran akan terikat dan masuk ke dalam minyak kemudian tinggal di dalam saluran minyak.

5.     Keasaman adalah minyak lumas harus menunjukkan reaksi netral kalau diuji dengan kertas litmut. Minyak yang asam cenderung mengkorosi atau melubangi bagian mesin dan membentuk emulsi dengan air serta membentuk lumour dengan karbon.

6.     Emulsi adalah campuran minyak dengan air yang tidak terpisah menjadi komponennya, yaitu minyak dan air disebut emulsi. Minyak lumas tidak boleh membentuk emulsi dengan air. Kalau dikocok dengan air harus segera terpisah darinya. Kemampuan untuk memisah ini terutama penting setelah minyak digunakan untuk beberapa  waktu.

7.     Oksidasi adalah minyak tidak boleh memiliki kecenderungan kuat untuk teroksidasi, karena oksidasi menyebabkan pembentukan lumpur. Oksidasi dan pembentukan lumpur dalam carter atau dimana saja dalam pelumasan mesin diesel tidak dikehendaki, karena kemungkinannya untuk menggangu ukuran minyak dan melemahkan pelumasan dalam bagian yang penumpukan lumpur.

8.     (ASH) dalam minyak adalah ukuran benda yang dapat menyebabkan pengikisan atau kemacetan dari bagian bergerak yang bersinggungan.

9.     Belerang adalah belerang bebas atau campuran korosi dari belerang tidak diperbolehkan dalam minyak lumas karena mereka mempunyai kecenderungan untuk membentuk asam dengan uap air campuran bukan korosi diperbolehkan sampai batas tertentu.

10.  Warna minyak lumas tidak ada hubungannya dengan mutu pelumasannya.

11.  Gravitasi adalah pada umumnya minyak yang viskositasnya tinggi maka gravitasinya tinggi, tetapi tidak ada hubungannya antara kedua karakteristik minyak ini.

               Viskositas adalah sifat yang menentukan besar daya tahan fluida terhadap gaya gesek. Hal ini terutama diakibatkan oleh saling pengaruh antar molekul-molekul fluida. Viskositas zat cair menyebabkan terbentuknya gaya geser antara elemen-elemennya. Bila suatu fluida mengalami geseran, ia mulai bergerak dengan laju renggang dengan berbanding terbalik dengan suatu besaran yang disebut koefisien viskositas, viskositas dinamis.

               Viskositas berkurang dengan naiknya suhu dan ditentukan viskosimeter saybolt dengan orifis universal. Viskositas minyak diesel dari berbagai bervariasi dari 100 sampai 500 SSU pada 130 F. Gesekan, keausan mesin, dan penggunaan minyak pada dasarnya tergantung pada viskositas minyak.

               Menurut Jackson dan Morton (2003), bisa diidentifikasikan sebagai tahanan fluida yang berubah bentuk. Yang mana seharusnya gesekan molekular dalam dan molekul fluida menghasilkan fluida oleh pengaruh tahanan gesekan. Tingginya viskositas maka akan cenderung ke arah pelumasan ke arah hydrodynamic. Tentunya tipe minyak pelumas, air atau grease dan temperatur itu sangat penting. Temperatur bisa naik melalui sirkulasi pelumas yang tidak cukup untuk menghilangkan panas disebabkan dalam bearing, ini bisa disebabkan oleh celah yang terlalu kecil atau penyuplaian oli yang tidak cukup.

               Viskositas diukur dengan mengukur laju aliran cair yang melalui tabung berbentuk silinder, cara ini dapat digunakan untuk cairan maupun gas. Harga kekentalan mutlak sukar untuk ditentukan, pada prakteknya yang dicari adalah kekentalan relatif yaitu perbandingan antara kekentalan zat itu dengan kekentalan zat cair lainnya (biasanya sebagai pembanding digunakan air).

Besaran-besaran yang terkandung dalam hukum stokes merupakan besaran-besaran yang secara teknis sudah ditentukan besarannya. Kecuali harga (koefisien viskositas) dan V (kecepatan benda). Oleh karena itu, terbuka kemungkinan untuk memanfaatkan hubungan ini untuk menentukan viskositas fluida, apabila dengan suatu harga V dapat ditentukan maka harga dapat dihitung dari persamaan.

               Menurut Maleev (1991), suatu pelumasan mesin yang ideal harus memenuhi persayaratan sebagai berikut :

1.     Memelihara film minyak lumas yang baik pada dinding silinder sehingga mencegah keausan berlebihan pada landasan silinder, torak, dan cincin torak.

2.     Mencegah pelekatan cincin torak.

3.     Merapatkan kompersi dalam silinder.

4.     Tidak meninggalkan endapan karbon pada mahkota dan bagian atas dari torak dan dalam lubang buang, lubang bilas.

5.     Tidak melapiskan cat pada permukaan torak suatu silinder.

6.     Mencegah keausan bantalan.

7.     Mencuci bagian dalam mesin.

8.     Tidak membentuk lumpur, penyumbatan saluran minyak, lapisan dan saringan atau meninggalkan endapan dalam pendingin minyak (Oil Cooler).

9.     Dapat digunakan dengan sembarang jenis saringan.

10.  Penggunaannya hemat.

11.  Kemungkinan selang waktu lama antara penggantian.

12.    Mempunyai sifat baik pada start dingin.

                                    Pada umumnya sistem pelumasan yang sering digunakan pada mesin dibagi atas dua bagian yaitu :

a.      Sistem pelumasan kering

Sistem pelumasan kering yaitu minyak lumas ditampung di tempat yang lain yaitu sump tank. Di kapal sistem pelumasan yang digunakan adalah sistem pelumasan kering yaitu sistem pelumasan tekanan penuh yaitu minyak berasal dari tempat penampung (sump tank) yang disirkulasikan dengan pompa dengan tekanan tertentu ke bagian-bagian mesin yang memerlukan pelumasan kemudian minyak kembali ke tangki penampungan (sump tank).

Pada sistem pelumasan kapal yang digunakan kapal sebelum menghidupkan mesin maka harus melakukan pelumasan awal engkol, torak, mahkota torak (piston crown), bantalan utama connecting rod, silinder komponen penggerak katup, turbo charge.

Sirkulasi minyak mulai diserap oleh pompa roda gigi dari tanki penampungan (sump tank) kemudian disaring oleh saringan minyak lumas (Oil Filter) kemudian minyak lumas itu didinginkan oleh pendingin minyak (LO Cooler) kemudian minyak lumas tersebut melumasi bagian-bagian yang memerlukan pelumasan itu, minyak lumas kembali ke tangki penampungan (sump tank).

b.     Sistem pelumasan basah

Sistem pelumasan ini pada umumnya dipergunakan pada mesin kapal yang berdaya rendah. Ini disebabkan konstruksinya yang masih relatif sederhana. Pada sistem pelumasan basah pompa minyak lumas memompa minyak lumas dari bak minyak  pelumas dalam mangkok minyak pelumas pada setiap pangkal batang engkol bergerak mencebur ke dalam mangkok tersebut dan memercikan minyak pelumas dari dalam mangkok membasahi bagian-bagian yang harus dilumasi.

               L.O. Cooler merupakan sebuah alat pendingin dimana  minyak pelumas yang mempunyai kenaikan temperatur akibat adanya gesekan dan panas jenis lainnya dalam sebuah alat yaitu L.O. Cooler akan didinginkan oleh air laut dengan cara bersinggungan, yang mana temperatur minyak lumas akan diserap panasnya oleh air laut yang berada dalam pipa-pipa kapiler yang selanjutnya temperatur minyak pelumas akan mengalami penurunan akibat penyerapan oleh air laut.

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts