Menurut
Maleev (1991), menjelaskan
bahwa sifat minyak
lumas baik fisik maupun kimia,
ditentukan
dengan penyajian yang sama dengan yang digunakan untuk menguji bahan bakar.
Pembahasannya akan diurutkan
menurut pentingnya:
1. Viskositas adalah sifat yang paling
penting yang menunjukkan
kefluidaan relatif
dari minyak tertentu. Jadi merupakan ukuran dari gesekan fluida, atau tahannya, yang
diberikan oleh partikel atau molekul minyak satu sama lain kalau badan utama
dari minyak sedang bergerak, misalnya dalam sistem peredaran makin berat atau
makin malas geraknya, berarti
viskositas lebih tinggi.
Titik
ruang adalah suhu pada saat minyak tidak mau mengalir ketika tabung diuji
diletakkan 45 derajat dari
horizontal. Titik ruang yang relatif tinggi mempengaruhi kemampuan untuk
memompa minyak melalui sistem pelumasan mesin dengan sejumlah tabung dan orifis
yang berukuran kecil.
2. Residu karbon adalah jumlah karbon yang
tertinggal setelah
zat yang dapat menguap telah diuapkan dan terbakar dengan pemanasan minyak. Ini akan menunjukkan jumlah karbon yang dapat diendapkan
dalam mesin yang akan mengganggu operasi.
3. Titik nyala adalah saat pada saat uap
minyak di atas minyak akan menyala kalau
dikenai api kecil. Titik nyala dari minyak lumas ditentukan dengan metode yang
sama seperti yang digunakan untuk minyak bahan bakar. Titik nyala dari berbagai
minyak lumas diesel bervariasi dari 340
sampai 430 F.
4. Air endapan adalah minyak diuji dengan
penyulingan dan harus bebas
dari air dan endapan. Tentu saja tidak boleh ada kotoran dalam penyedian minyak
lumas. Sebagian besar dari wadah minyak terbuka pada instalasi diesel yang ada,
tetap dalam keadaan terbuka. Kotoran akan terikat dan masuk ke dalam minyak kemudian
tinggal di dalam
saluran minyak.
5. Keasaman adalah minyak lumas harus menunjukkan
reaksi netral kalau diuji dengan kertas litmut. Minyak yang asam cenderung
mengkorosi atau melubangi bagian mesin dan membentuk emulsi dengan air serta
membentuk lumour dengan karbon.
6. Emulsi adalah campuran minyak dengan air
yang tidak terpisah menjadi komponennya, yaitu minyak dan air disebut emulsi.
Minyak lumas tidak boleh membentuk emulsi dengan air. Kalau dikocok dengan air
harus segera terpisah darinya. Kemampuan untuk memisah ini terutama penting
setelah minyak digunakan untuk beberapa
waktu.
7. Oksidasi adalah minyak tidak boleh memiliki
kecenderungan kuat untuk teroksidasi, karena oksidasi menyebabkan
pembentukan lumpur. Oksidasi dan pembentukan lumpur dalam carter atau dimana
saja dalam pelumasan mesin diesel tidak dikehendaki, karena kemungkinannya
untuk menggangu ukuran minyak dan melemahkan pelumasan dalam bagian yang
penumpukan lumpur.
8. (ASH) dalam minyak adalah ukuran benda
yang dapat menyebabkan pengikisan atau kemacetan dari bagian bergerak yang
bersinggungan.
9. Belerang adalah belerang bebas atau
campuran korosi dari belerang
tidak diperbolehkan dalam minyak lumas karena mereka mempunyai kecenderungan
untuk membentuk asam dengan
uap air campuran bukan korosi diperbolehkan sampai batas tertentu.
10. Warna minyak lumas tidak ada hubungannya
dengan mutu pelumasannya.
11. Gravitasi adalah pada umumnya minyak
yang viskositasnya tinggi maka gravitasinya tinggi, tetapi tidak ada
hubungannya antara kedua karakteristik minyak ini.
Viskositas adalah sifat yang
menentukan besar daya tahan fluida terhadap gaya gesek. Hal ini terutama
diakibatkan oleh saling pengaruh antar molekul-molekul fluida. Viskositas zat
cair menyebabkan terbentuknya gaya geser antara elemen-elemennya. Bila suatu fluida mengalami
geseran, ia mulai bergerak dengan laju renggang dengan berbanding terbalik
dengan suatu besaran yang disebut koefisien viskositas, viskositas dinamis.
Viskositas berkurang dengan naiknya
suhu dan ditentukan viskosimeter saybolt
dengan orifis universal. Viskositas minyak diesel dari berbagai bervariasi dari
100 sampai 500 SSU pada 130 F. Gesekan, keausan mesin, dan
penggunaan minyak pada dasarnya tergantung pada viskositas minyak.
Menurut Jackson dan Morton (2003), bisa diidentifikasikan
sebagai tahanan fluida yang berubah bentuk. Yang mana seharusnya gesekan molekular dalam dan molekul
fluida menghasilkan fluida oleh pengaruh tahanan gesekan. Tingginya viskositas
maka akan cenderung ke arah
pelumasan ke arah hydrodynamic.
Tentunya tipe minyak pelumas,
air
atau grease dan temperatur itu sangat penting. Temperatur bisa naik melalui
sirkulasi pelumas yang tidak cukup untuk menghilangkan panas disebabkan dalam
bearing, ini
bisa disebabkan oleh celah yang terlalu kecil
atau penyuplaian oli yang tidak cukup.
Viskositas diukur dengan mengukur
laju aliran cair yang melalui tabung berbentuk silinder, cara ini dapat
digunakan untuk cairan maupun gas. Harga kekentalan mutlak sukar untuk
ditentukan, pada
prakteknya yang dicari adalah kekentalan relatif yaitu perbandingan antara
kekentalan zat itu dengan kekentalan zat cair lainnya (biasanya sebagai
pembanding digunakan air).
Besaran-besaran yang terkandung dalam hukum stokes merupakan
besaran-besaran yang secara teknis sudah ditentukan besarannya. Kecuali harga (koefisien viskositas)
dan V (kecepatan benda). Oleh karena itu, terbuka kemungkinan untuk memanfaatkan
hubungan ini untuk menentukan viskositas fluida, apabila dengan suatu harga V dapat ditentukan maka
harga dapat dihitung dari persamaan.
Menurut Maleev (1991), suatu
pelumasan mesin yang ideal harus memenuhi persayaratan sebagai berikut :
1.
Memelihara
film minyak lumas yang baik pada dinding silinder sehingga mencegah keausan
berlebihan pada landasan silinder,
torak, dan cincin torak.
2.
Mencegah
pelekatan cincin torak.
3.
Merapatkan
kompersi dalam silinder.
4.
Tidak
meninggalkan endapan karbon pada mahkota dan bagian atas dari torak dan dalam
lubang buang, lubang
bilas.
5.
Tidak
melapiskan cat pada permukaan torak suatu silinder.
6.
Mencegah
keausan bantalan.
7.
Mencuci
bagian dalam mesin.
8.
Tidak
membentuk lumpur, penyumbatan saluran minyak, lapisan dan saringan
atau meninggalkan endapan dalam pendingin minyak (Oil Cooler).
9.
Dapat
digunakan dengan sembarang jenis saringan.
10.
Penggunaannya hemat.
11.
Kemungkinan
selang waktu lama antara penggantian.
12.
Mempunyai
sifat baik pada start dingin.
Pada
umumnya sistem pelumasan
yang sering digunakan pada mesin dibagi atas dua bagian yaitu :
a.
Sistem
pelumasan kering
Sistem pelumasan
kering yaitu minyak lumas ditampung di tempat yang lain yaitu sump tank. Di
kapal sistem pelumasan yang digunakan adalah sistem pelumasan kering yaitu
sistem pelumasan tekanan penuh yaitu minyak berasal dari tempat penampung (sump tank) yang disirkulasikan dengan
pompa dengan tekanan tertentu ke
bagian-bagian
mesin yang memerlukan
pelumasan kemudian minyak kembali ke tangki penampungan (sump tank).
Pada sistem pelumasan kapal yang digunakan
kapal sebelum menghidupkan mesin maka harus melakukan pelumasan awal engkol, torak, mahkota torak (piston crown), bantalan utama connecting rod, silinder komponen
penggerak katup, turbo charge.
Sirkulasi minyak mulai diserap oleh pompa roda
gigi dari tanki penampungan (sump tank)
kemudian disaring oleh saringan minyak lumas (Oil Filter) kemudian minyak lumas itu didinginkan oleh pendingin
minyak (LO Cooler) kemudian minyak lumas tersebut melumasi bagian-bagian yang
memerlukan pelumasan itu,
minyak lumas kembali ke tangki penampungan (sump tank).
b.
Sistem
pelumasan basah
Sistem
pelumasan ini pada umumnya dipergunakan pada mesin kapal yang berdaya rendah.
Ini disebabkan konstruksinya yang masih relatif
sederhana. Pada sistem pelumasan basah pompa minyak lumas memompa minyak lumas
dari bak minyak pelumas dalam mangkok minyak pelumas pada
setiap pangkal
batang engkol bergerak mencebur ke
dalam
mangkok tersebut dan memercikan minyak pelumas dari dalam mangkok membasahi
bagian-bagian yang harus
dilumasi.
L.O. Cooler merupakan sebuah alat
pendingin dimana minyak pelumas yang
mempunyai kenaikan temperatur akibat adanya gesekan dan panas jenis lainnya
dalam sebuah alat yaitu L.O. Cooler akan didinginkan oleh air laut dengan cara
bersinggungan, yang mana temperatur minyak lumas akan diserap panasnya oleh air
laut yang berada dalam pipa-pipa kapiler yang selanjutnya temperatur minyak
pelumas akan mengalami penurunan akibat penyerapan oleh air laut.
No comments:
Post a Comment